Permasalahan yang timbul itu baik berupa pelannggaran terhadap tata krama
kehidupan bermasyarakat maupun aturan-aturan hukum yang bertendensi untuk
menciptakan suatu fenomena yang bertentangan dengan kaidah moral dan kaidah
susila serta aturan-aturan hukum.
Kejahatan yang terjadi itu adalah merupakan realitas diri pada keberadaan
manusia yang tidak bisa menerima aturan-aturan itu secara keseluruhan. Kalau hal
semacam itu terus dibiarkan berlarut-larut dan kurang mmendapat perhatian, maka
akan dapat menimbulkan keresahan dalam masyarakat sehingga dapat mengganggu
ketertiban umum seperti yang telah kami jelaskan diatas. Salah satu jenis kejahatan
yang biasa terjadi dalam masyarakat baik yang bertentangan dengan kaidah moral,
etika dan agama terlebih lagi terhadap peraturan hukum yang tertuang dalam KUHP
adalah delik penadahan. Dalam KUHP Indonesia, penadahan berdasarkan pasal 480
KUHP digabung antara delik sengaja (mengetahui) barang itu berasal dari
kejahatan dan delik kelalaian (culpa) ditandai dengan kata-kata “patut dapat
mengetahui” barang itu berasal dari kejahatan.
Dalam Pasal 480 KUHP disebutkan bahwa akan diancam dengan pidana
penjara paling lama 4 tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 900.000-.
Asas-asas berlakunya KUHP
Subyek Hukum
Oleh karena itu, dalam delik kasus pencurian diatas dapat digunakan pasal :
Pasal 363 ayat 1 butir ke-4 jo 53 KUHP dengan ancaman pidana maksimum
pidana pokok pencurian (diatur dalam pasal 362 KUHP) yaitu 5 tahun, dikurang
sepertiga dari ancaman maksimum pidana pokok (5 tahun) tersebut, sehingga
menjadi :
http://www.antarakaltim.com/berita/17334/satgas-pamtas-amankan-425-kilogram-
sabu-sabu-di-sebatik
Definisi Narkotika
Narkotika merupakan zat atau obat yang sangat bermanfaat dan diperlukan
untuk pengobatan penyakit tertentu. Namun, jika disalahgunakan atau digunakan
tidak sesuai dengan standar pengobatan dapat menimbulkan akibat yang sangat
merugikan bagi perseorangan atau masyarakat khususnya generasi muda. Hal ini
akan lebih merugikan jika disertai dengan penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkotika yang dapat mengakibatkan bahaya yang lebih besar bagi kehidupan dan
nilai-nilai budaya bangsa yang pada akhirnya akan dapat melemahkan ketahanan
nasional.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1997
tentang Narkotika terdapat pada Pasal 1 yaitu narkotika adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan, yang dibedakanke dalam golongan-golongan sebagaimana
terlampir dalam Undang-undang ini atau yang kemudian ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Kesehatan.
Faktor-faktor kejahatan:
Kedua pelaku tersebut mengaku bahwa sabu-sabu yang diperolehnya itu dari
Sabah Malaysia dan akan dibawa ke Sulawesi Selatan melalui Pelabuhan Parepare
menggunakan KM Thalia yang akan berangkat dari Pelabuhan Tunon Taka
Nunukan pada Rabu 23 Oktober 2013 mendatang.
Menurut kami, banyak alasan yang mengakibatkan seseorang masuk kedalam
dunia obat-obatan terlarang. Namun untuk kasus yang kami ambil diatas mengenai
anggota pos penjagaan perbatasan di Bukit Keramat, Sebatik yang berhasil
menangkap narkotika jenis sabu-sabu seberat 4,25 kg yang dibungkus dengan
karung beras. Alasannya adalah perilaku menyimpang ini tumbuh di kalangan
masyarakat akibat kurang seimbangnya masalah ekonomi. Dan dikarenakan gaya
hidup yang tinggi menjadi faktor signifikan, tujuannya agar tidak keliatan miskin,
ketinggalan zaman dan tetap tampil bergaya.
Dari kasus di atas dan banyaknya kasus narkoba lainnya yang terjadi di Sebatik
mengungkapkan bahwa narkoba dari Malaysia itu menunjukkan kalau wilayah
perbatasan menjadi salah satu surga pintu masuk peredaran narkoba internasional.
Subjek hukum adalah segala sesuatu yang pada dasarnya memiliki hak dan
kewajiban dalam lalu lintas hukum. Pada kasus tersebut subyek hukum yang
dimaksud adalah Prajurit TNI AD dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan
(Satgas Pamtas) Batalion Infanteri 141/Aneka Yudha Jaya Prakosa.
Obyek Hukum
Kualifikasi Hukum
Oleh karena itu, dalam delik kasus pencurian diatas dapat digunakan pasal :