Anda di halaman 1dari 10

KASUS PERTAMA

“Tiga Pencuri yang Resahkan Warga Pulau Sebatik Dicokok Polisi,


Termasuk Penadahnya”

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru


TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN
Jajaran Polsek Sungai Nyamuk, Sabtu (9/5/2015) sekitar pukul 23.30 Wita,
mengamankan tiga pencuri yang selama ini meresehkan warga di Pulau Sebatik,
Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Kapolres Nunukan AKBP Christian Tory menjelaskan, ketiga pencuri yang
diamankan itu masing-masing, Wahyu, warga Desa Tanjung Harapan, Kecamatan
Sebatik Timur, Gondrong, warga Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Sebatik
Timur dan Ari, warga Desa Sungai Nyamuk, Kecamatan Sebatik Timur.
Kapolres menjelaskan, penangkapan ketiganya bermula saat polisi mengamankan
Wahyu. Saat diperiksa, dari pelaku polisi menemukan satu unit telepon seluler.
Wahyu mengakui jika telepon seluler tersebut merupakan hasil pencurian.
“Setelah dilakukan pengembangan, pelaku mengakui melakukan aksi
pencurian bersama dengan Gondrong,” ujarnya, Minggu (10/5/2015). Dari
pengakuan itu, polisi mengamankan Gondrong. Keduanya lalu mengakui, hasil
pencurian barang selama ini dijual kepada Ari sebagai penadah. Polisi lalu bergerak
mengamankan Ari.
Saat ini, ketiga pelaku telah diamankan di Mako Polsek Sungai Nyamuk
untuk proses penyidikan lebih lanjut. “Polisi telah mengamankan sejumlah barang
bukti hasil kejahatan mereka selama ini,” ujarnya.
Sumber :
http://www.tribunnews.com/regional/2015/05/10/tiga-pencuri-yang-resahkan-
warga-pulau-sebatik-dicokok-polisi-termasuk-penadahnya
Diakses pada tanggal 20 Februari 2017 Pukul 21:41 WITA
ANALISIS KASUS
Definisi Hukum Pidana
Hukum pidana adalah hukum yang mengatur tentang pelanggaran-
pelanggaran dan kejahatan-kejahatan terhadap kepentingan umum serta bagi
pelanggarnya diancam dengan hukum yang berupa suatu penderitaan atau siksaan.
Dari definisi tersebut diatas dapat kita menggolongkan kasus tersebut di atas
sebagai kasus pidana karena perbuatan yang dilakukan oleh ketiga pencuri yakni
Wahyu, warga Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Sebatik Timur, Gondrong,
warga Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Sebatik Timur dan Ari, warga Desa
Sungai Nyamuk, Kecamatan Sebatik Timur itu telah meresahkan warga Pulau
Sebatik dan sekaligus mengganggu kepentingan umum.
Setiap orang didunia ini pasti tidak ingin hidup dalam kesusahan atau
kemiskinan. Setiap orang menginginkan hidup yang sejahtera dan makmur. Namun
realita berkata lain, kemiskinan tetap melanda hingga saat ini. Sehingga
menimbulkan faktor kejahatan didalam kehidupan masyarakat. Hal ini sesuai
dengan contoh diatas.
Definisi Kasus Pencurian
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, arti dari kata “curi” adalah
mengambil milik orang lain tanpa izin atau dengan tidak sah, biasanya dengan
sembunyi-sembunyi. Sedangkan arti “pencurian” proses, cara, perbuatan.
Pengertian pencurian menurut hukum beserta unsur-unsurnya dirumuskan
dalam Pasal 362 KUHP, adalah berupa rumusan pencurian dalam bentuk pokoknya
yang berbunyi : “Barang siapa mengambil suatu benda yang seluruhnya atau
sebagian milik orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum,
diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama 5 Tahun atau denda
paling banyak Rp.900,00-.”
Mengenai Penadah

Adanya penadah sebagai penampung kejahatan pencurian memberikan


kemudahan bagi si pelaku untuk memperoleh keuntungan, jadi pelaku pencurian
tidak harus menjual sendiri hasil curiannya ke konsumen, tetapi dapat ia salurkan
melalui penadah.

Permasalahan yang timbul itu baik berupa pelannggaran terhadap tata krama
kehidupan bermasyarakat maupun aturan-aturan hukum yang bertendensi untuk
menciptakan suatu fenomena yang bertentangan dengan kaidah moral dan kaidah
susila serta aturan-aturan hukum.

Kejahatan yang terjadi itu adalah merupakan realitas diri pada keberadaan
manusia yang tidak bisa menerima aturan-aturan itu secara keseluruhan. Kalau hal
semacam itu terus dibiarkan berlarut-larut dan kurang mmendapat perhatian, maka
akan dapat menimbulkan keresahan dalam masyarakat sehingga dapat mengganggu
ketertiban umum seperti yang telah kami jelaskan diatas. Salah satu jenis kejahatan
yang biasa terjadi dalam masyarakat baik yang bertentangan dengan kaidah moral,
etika dan agama terlebih lagi terhadap peraturan hukum yang tertuang dalam KUHP
adalah delik penadahan. Dalam KUHP Indonesia, penadahan berdasarkan pasal 480
KUHP digabung antara delik sengaja (mengetahui) barang itu berasal dari
kejahatan dan delik kelalaian (culpa) ditandai dengan kata-kata “patut dapat
mengetahui” barang itu berasal dari kejahatan.

Kualifikasi Hukum bagi Penadah

Penadahan termasuk delik pemudahan, karena dengan adanya penadah,


memudahkan orang melakukan kejahatan, mislanya pencurian. Jika ada yang
menadah tentu memudahkan orang mencuri karena ada tempat penyaluran hasil
curian.

Dalam Pasal 480 KUHP disebutkan bahwa akan diancam dengan pidana
penjara paling lama 4 tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 900.000-.
Asas-asas berlakunya KUHP

Menurut pasal 2 KUHP aturan pidana dalam perundang-undangan


Indonesia berlaku bagi setiap orang yang melakukan perbuatan pidana di dalam
Indonesia. Pasal ini menganut asas teritorial, karena dalam kasus diatas pelaku
melakukan tindak pidana di wilayah Indonesia (Sebatik, Kalimantan Utara).
Dengan demekian, ketentuan hukum pidana yang ada di Indonesia (KUHP) dapat
berlaku bagi pelaku pencurian yang terdapat dalam kasus diatas.

Subyek Hukum

Subyek hukum yang terdapat dalam kasus diatas adalah manusia


(Natuurlijk Persoon) yang terdiri dari 3 orang yaitu Wahyu, warga Desa Tanjung
Harapan, Kecamatan Sebatik Timur, Gondrong, warga Desa Tanjung Harapan,
Kecamatan Sebatik Timur dan Ari, warga Desa Sungai Nyamuk, Kecamatan
Sebatik Timur. Pertanggungjawaban pidana disandarkan terhadap kesalahan yang
hanya dapat dilakukan oleh manusia.

Kualifikasi Hukum bagi Kedua Pencuri

Tindakan kedua pencuri diatas termasuk “pencurian dengan kualifikasi”


menurut prof Wirdjono meneterjemahkan dengan “pencurian khusus” dikarenakan
pencurian tersebut dilakukan dengan cara-cara tertentu.

Oleh karena itu, dalam delik kasus pencurian diatas dapat digunakan pasal :

Pasal 363 ayat 1 butir ke-4 jo 53 KUHP dengan ancaman pidana maksimum
pidana pokok pencurian (diatur dalam pasal 362 KUHP) yaitu 5 tahun, dikurang
sepertiga dari ancaman maksimum pidana pokok (5 tahun) tersebut, sehingga
menjadi :

5 – (5 x 1/3) = 5 – 1,67 = 3,33 tahun


Kasus Kedua

Satgas Pamtas Amankan 4,25 Kilogram Sabu-Sabu di Sebatik

Komandan Satgas Pamtas, Letkol Inf Feksi D Angi (M Rusman/ANTARA)


Senin, 21 Oktober 2013 16:33 WIB

Nunukan (ANTARA Kaltim)


Prajurit TNI AD dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas
Pamtas) Batalion Infanteri 141/Aneka Yudha Jaya Prakosa, berhasil mengamankan
4,25 kilogram narkotika jenis sabu-sabu di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan,
Kalimantan Utara.
Komandan Satgas Pamtas Yonif 141/AYJP, Letkol Inf Feksi D Angi di
Sebatik, Senin membenarkan diamankannya narkotika jenis sabu-sabu seberat 4,25
kilogram oleh prajuritnya yang sedang bertugas menjaga pos perbatasan di Bukti
Keramat, Pulau Sebatik.
Penangkapan tersebut sekitar pukul 11.00 Wita terhadap dua orang warga
di pulau yang berbatasan langsung dengan Negeri Bagian Sabah yang sedang
melintas di pos tersebut mengendarai sepeda motor, ujarnya melalui sambungan
telepon.
"Iya benar, anggota kami berhasil menangkap narkotika jenis sabu-sabu
seberat 4,25 kilogram di pos penjagaan perbatasan di Bukit Keramat (Pulau
Sebatik)," ungkap dia.
Sementara itu, Perwira Seksi Intel Satgas Pamtas Yonif 141/AYJP, Lettu
Inf Rolip yang dihubungi menjelaskan, sabu-sabu tersebut ditangkap oleh dua
prajurit yang sedang menjalankan penjagaan pos di Bukit Keramat Pulau Sebatik
atas nama Sertu Heri S dan Praka Joni F.
Kronologis penangkapan itu, Rolip menceritakan, kedua orang yang sedang
mengendarai sepeda motor jenis Jupiter melintas di depan pos penjagaan diperiksa
oleh kedua prajurit yang sedang jaga pos perbatasan.
Pada saat pemeriksaan, ditemukan sabu-sabu yang dibungkus dengan
karung beras, ujar dia.
"Waktu dilakukan pemeriksaan keduanya (pelaku) hendak melarikan diri.
Ketika barang yang dibungkus menggunakan karung beras diperiksa ternyata berisi
sabu-sabu," terang Rolip.
Atas temuan narkotika itu, kedua warga diperiksa dan diketahui bernama
Hermansyah (30) dan Irwansyah (21) warga Desa Aji Kuning Kecamatan Sebatik
Tengah Pulau Sebatik.
"Saat ini kedua pelaku masih diamankan di Pos Bukit Keramat," katanya.
Dari pemeriksaan awal, diketahui bahwa kedua pelaku memperoleh sabu-sabu itu
dari Sabah Malaysia dan akan dibawa ke Sulawesi Selatan melalui Pelabuhan
Parepare menggunakan KM Thalia yang akan berangkat dari Pelabuhan Tunon
Taka Nunukan pada Rabu (23/10) mendatang. (*)
Sumber :

http://www.antarakaltim.com/berita/17334/satgas-pamtas-amankan-425-kilogram-
sabu-sabu-di-sebatik

Diakses pada tanggal 21 Februari 2017 Pukul 21:07 WITA


Analisis Kasus

Definisi Narkotika

Narkotika merupakan zat atau obat yang sangat bermanfaat dan diperlukan
untuk pengobatan penyakit tertentu. Namun, jika disalahgunakan atau digunakan
tidak sesuai dengan standar pengobatan dapat menimbulkan akibat yang sangat
merugikan bagi perseorangan atau masyarakat khususnya generasi muda. Hal ini
akan lebih merugikan jika disertai dengan penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkotika yang dapat mengakibatkan bahaya yang lebih besar bagi kehidupan dan
nilai-nilai budaya bangsa yang pada akhirnya akan dapat melemahkan ketahanan
nasional.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1997
tentang Narkotika terdapat pada Pasal 1 yaitu narkotika adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan, yang dibedakanke dalam golongan-golongan sebagaimana
terlampir dalam Undang-undang ini atau yang kemudian ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Kesehatan.
Faktor-faktor kejahatan:
Kedua pelaku tersebut mengaku bahwa sabu-sabu yang diperolehnya itu dari
Sabah Malaysia dan akan dibawa ke Sulawesi Selatan melalui Pelabuhan Parepare
menggunakan KM Thalia yang akan berangkat dari Pelabuhan Tunon Taka
Nunukan pada Rabu 23 Oktober 2013 mendatang.
Menurut kami, banyak alasan yang mengakibatkan seseorang masuk kedalam
dunia obat-obatan terlarang. Namun untuk kasus yang kami ambil diatas mengenai
anggota pos penjagaan perbatasan di Bukit Keramat, Sebatik yang berhasil
menangkap narkotika jenis sabu-sabu seberat 4,25 kg yang dibungkus dengan
karung beras. Alasannya adalah perilaku menyimpang ini tumbuh di kalangan
masyarakat akibat kurang seimbangnya masalah ekonomi. Dan dikarenakan gaya
hidup yang tinggi menjadi faktor signifikan, tujuannya agar tidak keliatan miskin,
ketinggalan zaman dan tetap tampil bergaya.

Penyebab Penyelundupan Narkoba

Penyebab banyaknya penyelundupan narkoba di Sebatik dikarenakan


minimnya infrastruktur menurut pengamat Hukum dan Politik Universitas
Mulawarman Samarinda, Kalimantan Timur, Herdiansyah Hamzah, SH. LL.M,
menjadi penyebab rawannya penyelundupan narkoba di wilayah perbatasan
Indonesia dengan Malaysia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

“Kurangnya perhatian pemerintah terhadap wilayah perbatasan menjadi salah


satu penyebab rawannya penyelundupan narkoba dari Malaysia ke Indonesia,”
ungkap Herdiansyah Hamzah, kepada Antara.

Dari kasus di atas dan banyaknya kasus narkoba lainnya yang terjadi di Sebatik
mengungkapkan bahwa narkoba dari Malaysia itu menunjukkan kalau wilayah
perbatasan menjadi salah satu surga pintu masuk peredaran narkoba internasional.

Penanganan berbagai kasus yang melibatkan dua negara (Indonesia-Malaysia)


hanya bersifat monumental. Ketika ada kasus baru ribut tetapi saat tidak terjadi apa-
apa pemerintah terkesan hanya diam, seperti yang terjadi i daerah perbatasan ini
dengan masalah kasus narkoba,

Mestinya, Pemerintah harus lebih memperhatikan infrastruktur perbatasan


untuk meminimalisir wilayah itu dijadikan sebagai pintu masuk perdagangan
narkoba. Kesejahteraan personel, baik TNI maupun Polri harus menjadi perhatian
pemerintah.

Intinya, jika ingin meminimalisir jalur perbatasan dijadikan pintu masuk


narkoba, pemerintah harus serius membangun wilayah perbatasan serta
meningkatkan kesejahteraan personel, baik TNI maupun Polri.
Subyek Hukum

Subjek hukum adalah segala sesuatu yang pada dasarnya memiliki hak dan
kewajiban dalam lalu lintas hukum. Pada kasus tersebut subyek hukum yang
dimaksud adalah Prajurit TNI AD dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan
(Satgas Pamtas) Batalion Infanteri 141/Aneka Yudha Jaya Prakosa.

Obyek Hukum

Obyek hukum adalah segala sesuatu yang berada di dalam pengaturan


hukum dan dapat dimanfaatkan oleh subyek hukum berdasarkan hak atau
kewajiban yang dimilikinya atas obyek hukum yang bersangkutan. Pada kasus
tersebut obyek hukum yang dimaksud adalah barang narkotika berupa sabu-sabu
yang diselundupkan dengan menyamarkan dengan beras

Kualifikasi Hukum

Pemuatan ancaman hukuman yang telah ditetapkan berdasarkanpeundangan


negara Republik Indonesia, sekaligus bagi setiap pihak yang bertekat memerangi
narkoba ataupun pihak yang mendapat ancamanserangan narkoba benar-benar
mengetahui apa saja ancaman hukuman yang diberlakukan di negara ini bagi
pengguna maupun pengedar narkoba. Adapun Undang-undang yang diberlakukan
yakni undang-undang No.22 tahun 1997 tentang Narkotika.

Oleh karena itu, dalam delik kasus pencurian diatas dapat digunakan pasal :

Tanpa hak membawa atau mengirimkan narkotika (pasal 81 ayat (1) a, b, c,


UU no. 22/1997 tentang Narkotika), diancam hukuman 7 tahun sampai 15 tahun +
denda Rp. 250.000.000 sampai Rp. 750.000.000.
Kasus Kedua

Anda mungkin juga menyukai