Puji dan syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan YME karena atas rahmat dan karuniaNya
kami dapat menyelesaikan karya ilmiah tentang gas mulia ini. Penulisan karya ilmiah tentang gas
mulia ini betujuan tidak lain adalah untuk memenuhi tugas kimia kelas xi semester 3 tentang
kimia unsur. Selain itu, karya ilmiah ini juga dibuat untuk meningkatkan rasa ingin tahu pembaca
dan masyarakat mengenai gas-gas golongan 8A yang jarang ditemui dan langka.
Kesulitan yang penulis hadapi dalam membuat karya ilmiah ini adalah kurangnya sumber
informasi dalam bahasa Indonesia mengingat gas mulia merupakan suatu hal yang langka, dan
koordinasi tim yang kurang menjadi penghambat dalam penulisan kaya tulis ini. Namun,
kesalahan adanya memang di manusia dan kesempurnaan adanya di tangan Tuhan.
Ucapan terima kasih kami ucapkan ke segenap kalangan yang telah membantu kami
dalam penulisan karya tulis ini. Jasa-jasa kalian tak akan terlupakan seumur hidup. Penulis juga
menerima segala kritik dan saran atas penulisan karya ilmiah ini, mengingat segala keterbatasan
dan kekurangan yang penulis miliki.
Penulis
DATAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertiaan gas mulia
B. Sejarah gas mulia
C. Sifat gas mulia
D. Pembuatan gas mulia
E. Pembentukan senyawa kimia pada gas mulia
F. Kegunaan gas mulia
G. Prosses extrasi gas mulia
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
. Latar Belakang
Gas mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA dalam tabel periodik. Disebut mulia karena
unsur-unsur ini sangat stabil (sangat sukar bereaksi). Gas ini mempunyai sifat lengai, tidak
reaktif, dan susah bereaksi dengan bahan kimia lain. Gas mulia juga merupakan golongan kimia
yang unsur-unsurnya memiliki elektron valensi luar penuh. Unsur-unsurnya adalah He (Helium),
Ne(Neon), Ar (Argon), Kr (Kripton), Xe (Xenon), dan Rn (Radon) yang bersifat radioaktif.
Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki
kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik karena
sifat stabilnya. Unsur-unsur yang terdapat dalam gas mulia yaitu Helium (He), Neon (Ne),
Argon(Ar), Kripton(Kr), Xenon (Xe), Radon (Rn). Gas-gas ini pun sangat sedikit kandungannya
di bumi.
Gas Mulia terdapat dalam atmosfer bumi, untuk Helium terdapat di luar atmosfer. Helium
dapat terbentuk dari peluruhan zat radioaktif uranium dan thorium. Semua unsur - unsur gas
mulia terdiri dari atom -atom yang berdiri sendiri. Unsur gas mulia yang terbanyak di alam
semesta adalah Helium (banyak terdapat di bintang) yang merupakan bahan bakar dari
matahari. Radon amat sedikit jumlahnya di atmosfer atau udara. Dan sekalipun ditemukan akan
cepat berubah menjadi unsur lain, karena radon bersifat radio aktif. Dan karena jumlahnya yang
sangat sedikit pula radon disebut juga sebagi gas jarang.
. Rumusan masalah
Masalah yang kami bahas dalam makalah gas mulia ini adalah :
1. Definisi gas mulia.
2. Sejarah gas mulia
3. Sifat-sifat gas mulia
4. Pembuatan gas mulia.
5. Senyawa pada gas mulia
6. Kegunanan Gas mulia
. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Definisi gas mulia.
2. Untuk mengetahui Sejarah gas mulia
3. Untuk mengetahui Sifat-sifat gas mulia
4. Untuk mengetahui Pembuatan gas mulia.
5. Untuk mengetahui Senyawa pada gas mulia
6. Untuk mengetahui Kegunanan Gas mulia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi gas mulia.
Gas mulia adalah grup elemen kimia dengan sifat-sifat yang sama: di kondisi
standar, they semua tidak berbau, tidak berwarna, dan monoatomik dengan reaktivitas yang
sangat rendah. Mereka ditempatkan di grup 18 (8A) dari tebel periodike (sebelumnya dikenal
dengan grup 0). 6 gas mulia tersebut terdapat di alam dengan bentuk helium (He), neon (Ne),
argon (Ar), krypton (Kr), xenon (Xe), dan radon yang bersifat radioaktif (Rn). sejauh ini, 3
atom dari grup selanjutnya, ununoctium (Uuo) telah berhasil disintesis di supercollider, tapi
sangat sedikit yang diketahui mengenai elemen ini karena jumlah yang dihasilkan sangat
sedikit dan memiliki waktu paruh hidup yang sangat pendek .
Sifat-sifat gas mulia bisa dijelaskan dengan baik dengan teori modern tentang struktur
atom: valensi elektron kulit luar mereka dianggap "penuh", memberi mereka sedikit sekali
kesempatan untuk berpartisipasi dalam reaksi kimia, dan hanya beberapa ratus senyawa yang
telah disiapkan. Titik didih dan titik leleh gas mulia mempunyai nilai yang dekat, berbeda
kurang dari 10 °C (18 °F); yang mengakibatkan mereka berbentuk cairan dalam jangkauan
suhu yang pendek.
Neon, argon, krypton, dan xenon are didapatkan dari udara mengunakan metode
mencairkan/mengembunkan gas dan penyulingan bagian. Helium biasanya terpisah dari gas
alami, dan radon biasanya diisolasi dari penguraian radioaktif dari elemen radium yang
terurai. Gas mulia mempunyai beberapa aplikasi penting di industri seperti penerangan,
pengelasan, dan perjalanan angkasa luar. Gas prnapasan Helium-oksigen biasanya digunakan
oleh penyelam laut dalam yang biasanya lebih dari 180 kaki (55 m) untuk menjaga penyelam
dari oksigen toxemia, efek berbahaya dari oksigen dalam tekanan tinggi, dan nitrogen
narcosis, efek narkotik yang membingungkan dari nitrogen di udara melebihi tekanan biasa.
After setelah bahaya yang ditimbulkan hidrogen atas mudah meledaknya elemen tersebut,
gas tersebut diganti dengan helium.
2
3. Argon à αργός (argós) = Malas
Nama-nama di atas diambil dari bahasa Yunani. Pada awalnya, Gas Mulia dinyatakan
sebagai gas yang inert tetapi julukan ini disanggah ketika ditemukan senyawa Gas Mulia.
1. Tidak Berwarna, tidak berbau, tidak berasa, sedikit larut dalam air.
2. Mempunyai elektron valensi 8, dan khusus untuk Helium elektron valensinya 2
3. Molekul-molekulnya terdiri atas satu atom (monoatom).
Gas mulia merupakan unsur gas pada suhu kamar dan mendidih hanya beberapa derajat
di atas titik cairnya. Jari-jari, titik leleh serta titik didih gasnya bertambah seiring bertambahnya
nomor atom. Sedangkan energi pengionnya berkurang.
Berikut merupakan beberapa sifat dari gas mulia.
Tabel 1. Sifat-sifat Gas Mulia
Gas Mulia Nomor Titik Leleh (˚C) Titik Didih (˚C) Energi Ionisasi Jari-jari Atom
Atom (kJ/mol) (Angstrom)
He 2 -272,2 -268,9 2738 0,50
Ne 10 -248,7 -245,9 2088 0,65
Ar 18 -189,2 -185,7 1520 0,95
Kr 36 -156,6 -152,3 1356 1,10
Xe 54 -111,9 -107,1 1170 1,30
Rn 86 -71 -62 1040 1,45
Dari tabel diatas dapat dilihat jari – jari atom yang kecil (dalam satu golongan, semakin
keatas semakin kecil) mempunyai energi ionisasi besar artinya elektronnya sangat sukar
dilepaskan, elektron terluar relatif lebih tertarik ke inti atom. Oleh sebab itu, atom-atom gas
mulia sangat sukar untuk bereaksi. Dari atas ke bawah jari – jari atom makin besar, energi
ionisasinya makin kecil atau makin mudah melepaskan elektron, sehingga gas mulia dari atas ke
bawah makin reaktif.
Kestabilan unsur-unsur golongan gas mulia dan semakin besarnya harga energi ionisasi
suatu atom menyebabkan unsur-unsur gas mulia sukar membentuk ion (terionisasi), artinya
sukar untuk melepas elektron agar berubah jadi ion positif. Selain itu makin besar ukuran sebuah
atom, makin mudah melepas elektron kulit terluarnya, karena jaraknya makin jauh dari intinya
yang bermuatan positif.
Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya, jadi kereaktifan gas
mulia akan bertambah dari He ke Rn hal ini disebabkan pertambahan jari-jari atom yang
mengakibatkan gaya tarik inti atom terhadap elektron kulit terluar berkurang, sehingga lebih
mudah melepaskan diri dan ditarik oleh atom lain. Tetapi gas mulia adalah unsur yang tidak
reaktif karena memiliki konfigurasi elektron yang sudah stabil, hal ini didukung kenyataan
bahwa gas mulia di alam selalu berada sebagai atom tunggal atau monoatomik. Tetapi bukan
berarti gas mulia tidak dapat bereaksi, hingga sekarang gas mulia periode 3 ke atas (Ar, Kr, Xe,
Rn) sudah dapat berreaksi dengan unsur yang sangat elektronegatif seperti Flourin dan Oksigen.
Sampai saat ini, senyawa gas mulia yang sudah dapat bereaksi dengan zat lain adalah xenon dan
kripton, sedangkan helium, neon, dan argon masih sangat stabil.
Titik didih dan titik leleh unsur-unsur gas mulia lebih kecil dari pada suhu kamar (25 0C
atau 298 K) sehinga seluruh unsur gas mulia berwujud gas. Karena kestabilan unsur-unsur gas
mulia, maka di alam berada dalam bentuk monoatomik. Titik leleh dan titik didih unsur – unsur
gas mulia perbedaannya sangat sedikit misalnya Neon meleleh pada suhu -2490C dan mendidih
pada suhu -2460C karena gaya tarik atom – atom gas mulia sangat kecil.
Adapula hal penting yang menyebabkan gas mulia amat stabil yaitu konfigurasi
elektronnya. Elektron valensi gas mulia sudah memenuhi kaidah Duplet untuk He dan kaidah
Oktet untuk Ne, Ar, Kr, Xe dan Rn. Konfigurasi elektron gas mulia (kecuali He) berakhir pada
ns2 np6. Konfigurasi tersebut merupakan konfigurasi elektron yang stabil, sebab semua elektron
pada kulitnya sudah berpasangan. Oleh sebab itu, tidak memungkinkan terbentuknya ikatan
kovalen dengan atom lain. Energi ionisasi yang tinggi menyebabkan gas mulia sukar menjadi ion
positif dan berarti sukar membentuk senyawa secara ionik.
Berikut adalah konfigurasi elektron gas mulia
Tabel 2. Konfigurasi elektron gas mulia
Nomor
Unsur Konfigurasi Elektron
Atom
He 2 1s2
Ne 10 [He] 2s2 2p6
Ar 18 [Ne] 3s2 3p6
Kr 36 [Ar] 4s2 3d10 4p6
Xe 54 [Kr] 5s2 4d10 5p6
Rn 86 [Xe] 6s2 5d10 6p6
Karena konfigurasi elektronnya yang stabil gas mulia juga biasa digunakan untuk
penyingkatan konfigurasi elektron bagi unsur lain.
contoh :
Br = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5
menjadi
Br = [Ar] 4s2 3d10 4p5
Dua elektron dari He membuat subkulit s menjadi penuh dan unsur-unsur gas mulia yang
lain pada kulit terluarnya terdapat 8 elektron karena kulit terluarnya telah penuh maka gas mulia
bersifat stabil dan tidak reaktif. Jadi afinitas elektronnya mendekati nol.
2. Neon
Neon biasanya digunakan untuk pengisi bola lampu neon. Selain itu juga neon dapat
digunakan untuk berbagi macam hal seperti indicator tegangan tinggi, zat pendingin,
penangkal petir, dan mengisi tabung televisi.
3. Argon
Argon digunakan dalam las titanium pada pembuatan pesawat terbang atau roket.
Argon juga digunakan dalam las stainless steel dan sebagai pengisi bola lampu pijar karena
argon tidak bereaksi dengan wolfram (tungsten) yang panas.
4. Kripton
Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen bertekanan
rendah. Krypton juga digunakan dalam lampu kilat untuk fotografi kecepatan tinggi.
5. Xenon
Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk bakterisida (pembunuh
bakteri) dan pembuatan tabung elektron.
6. Radon
Radon dapat digunakan dalam terapi kanker karena bersifat radioaktif. Namun
demikian, jika radon terhisap dalam jumlah banyak, malah akan menimbulkan kanker paru-
paru. Radon juga dapat berperan sebagai sistem peringatan gempa, karena bila lempengan
bumi bergerak kadar radon akan berubah sehingga bisa diketahui bila adanya gempa dari
perubahan kadar radon.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki
kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik karena
sifatnya yang stabil. Yang tergolong ke dalam gas kimia yaitu helium (He), neon (Ne), argon
(Ar), krypton (Kr), xenon (Xe), dan radon yang bersifat radioaktif (Rn).
Sifat – sifat dari gas mulia yaitu Jari-jari atom unsur-unsur Gas Mulia dari atas ke bawah
(He ke Rn) semakin besar karena bertambahnya kulit yang terisi elektron. Energi Ionisasi dari
atas ke bawah semakin kecil karena gaya tarik inti atom terhadap elektron terluar semakin lemah.
Afinitas Elektron unsur-unsur Gas Mulia sangat kecil sehingga hampir mendekati nol. Titik didih
unsur-unsur Gas Mulia berbanding lurus dengan kenaikan massa atom.
Gas mulia memiliki banyak kegunaan, seperti helium yang dapat digunakan untuk mengisi
balon udara dan radon yang digunakan sebagai terapi kanker karena bersifat radioaktif.
Di alam, gas mulia berada dalam bentuk monoatomik karena bersifat tidak reaktif. Oleh
karena itu, ekstraksi gas mulia umumnya menggunakan pemisahan secara fisis. Pengecualian
adalah radon yang diperoleh dari peluruhan unsure radioaktif.
DAFTAR PUSTAKA
http://ilmu-pertama.blogspot.co.id/2014/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html