Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

TEKNOLOGI INFORMASI DI BIDANG PERBANKAN

NIM : A12.2015.05322
NAMA : FIKA APRILA MANDASARI

Universitas Dian Nuswantoro


BAB I
Pendahuluan

A. Pengertian
Penerapan teknologi komputer dan telekomunikasi di perbankan (selanjutnya
disebut teknologi sistem informasi perbankan dan disingkat TSI Perbankan) merupakan
suatu hal yang berkembang sangat luas dan cepat di perbankan nasional. Istilah ini
mengacu ke ketentuan mengenai penggunaan Teknologi Sistem Informasi (TSI) oleh bank
yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Keberhasilan bank akan sangat ditentukan kualitas
kinerja TSI, yang akan terus dikembangkan secara luas
untuk memenuhi kepentingan bisnis bank dan
nasabahnya. Kecenderungan proses otomatisasi ini
akan terus berlanjut di tahun-tahun mendatang, seiring
dengan perkembangan perbankan nasional sebagai
lembaga kepercayaan masyarakat dalam menjalankan
fungsi sebagai perantara keuangan (financial
intermediary).

B. Landasan Teori
Bank Indonesia sebagai otoritas moneter telah mengeluarkan ketentuan mengenai
penggunaan Teknologi Sistem Informasi (TSI) oleh bank. Melalui Surat Keputusan Direksi
Bank Indonesia No. 27/164/KEP/DIR dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 27/9/UPPB
masing-masing tanggal 31 Maret 1995, diatur prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan
manajemen bank dalam TSI baik yang dilakukan oleh bank itu sendiri maupun oleh pihak
lain.

2
BAB II
Pembahasan

A. Pemanfaatan Teknologi Informasi di Bidang Perbankan

Dalam dunia perbankan Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah diterapkannya


transaksi perbankan lewat internet atau dikenal dengan Internet Banking. Beberapa
transaksi yang dapat dilakukan melalui Internet Banking antara lain transfer uang,
pengecekan saldo, pemindah bukuan, pembayaran tagihan, dan informasi rekening. Di kota-
kota besar, kita dapat memastikan kebanyakan orang telah mempunyai rekening di bank.
Rekening yang bisa berupa
tabungan, rekening koran, giro,
ataupun deposito. Tapi melakukan
transaksi di kantor bank terkadang
memakan waktu cukup lama
terutama harus antri menunggu
giliran. Tidak jarang karena kesal
dan tidak sabar menunggu dilayani
sehingga memanfaatkan cara lain
yaitu seperti menggunakan ATM
(anjungan tunai mandiri) bank yang tersebar di beberapa tempat. Namun terkadang
seseorang bisa bertambah kesal karena di depan ATM ternyata terdapat barisan orang yang
mengantri pula.

Memanfaatkan internet sebagai salah satu jalur transaksi perbankan yang lebih
mudah diakses dimanapun seperti di rumah atau kantor dan juga kapanpun selama 24 jam
satu minggu penuh. Internet banking yang juga dikenal dengan istilah online banking ini
menurut situs wikipedia adalah melakukan transaksi, pembayaran, dan transaksi lainnya
melalui internet dengan website milik bank yang dilengkapi sistem keamanan.

Bagi sebagian orang, internet banking sangat membantu karena bisa melakukan
transaksi perbankan di luar jam kerja bank yang sering pendek. Hanya membutuhkan
koneksi internet dan web browser seperti Internet Explorer. Sama sekali tidak memerlukan
perangkat lunak atau perangkat keras secara khusus. Jumlah konsumen perbankan yang
memilih internet banking sebagai cara yang paling disukai untuk menangani keuangannya
dewasa ini berkembang dengan sangat cepat. Hal ini disebabkan mereka menyukai berbagai
kemudahan dan fitur yang tersedia dalam internet banking.

3
B. Masalah Teknologi Informasi di Bidang Perbankan

Mungkin ada orang yang ragu menggunakan internet banking lantaran cemas pada
sistem keamanan internet yang sering dibobol oleh hacker atau cracker. Terutama sistem
keamanan dengan otorisasi password yang sudah cukup aman bagi kebanyakan situs
belanja online ternyata belum dianggap aman bagi internet banking di beberapa negara.
Beberapa bank melengkapi sistem keamanan internet banking dengan sistem tambahan
seperti enkripsi dan penggunaan password ganda yang salah satunya selalu berubah-rubah
setiap melakukan transaksi perbankan online.

Setiap perusahaan mempunyai kebijakan tersendiri tentang hal-hal yang akan


dilakukan jika perusahaan mengalami kondisi tertentu yang kritis karena force majuer,
bencana, kebakaran, gempa bumi, system down, listrik padam atau hal lainnya yang
mengganggu operasi perbankan sehingga operasional bank tetap dapat berjalan.

C. Cara Mengantisipasi Masalah Teknologi Informasi di Bidang Perbankan

Beberapa hal ini harus dimiliki dan dikelola oleh bank, antara lain:

1. Help Desk

Fungsi helpdesk harus dimiliki oleh bank agar bank cepat tanggap terhadap
permasalahan yang dihadapi oleh seluruh pengguna (user) di bank dan menanganinya
segera. Bank akan menghadap risiko jika tidak memiliki prosedur helpdesk yang memadai
yaitu tidak dapat dipastikannya bahwa pengguna senantiasa memilki tempat bertanya dan
memperoleh jawaban dan solusi atas permasalahan-permasalahan yang dihadapi.

Hal yang perlu di perhatikan dalam fungsi helpdesk yaitu tersedianya dokumentasi
permasalahan yang lengkap. Dokumentasi permasalahan harus mencakup data user,
penjelasan masalah, dampak pada sistem (platform, aplikasi atau lainnya) kode prioritas,
status resolusi saat ini, pihak yang bertanggung jawab terhadap resolusi, akar permasalahan
(jika teridentifikasi), target waktu resolusi, dan field komentar untuk mencatat kontak
pengguna dan informasi relevan lainnya.

2. Power User

Penanganan penggunaan power user dimana pemilik user id yang memiliki


kewenangan sangat luas. Dalam rangka penanganan permasalahan, bank wajib menetapkan
prosedur penanganan power user agar penggunaannya tidak disalahgunakan. Prosedur
tersebut, antara lain mengatur tentang hal-hal sebagai berikut:

4
 Penetapan siapa saja yang memiliki hak askes power user termasuk penerapan dual
custody
 Prosedur penyimpanan password power user
 Prosedur break ID power user pada keadaan darurat
 Prosedur penggantian password power user setelah digunakan
 Pendokumentasian penggunaan power user dalam bentuk berita acara

3. Backup

Untuk menjamin kelangsungan proses dan mengantisipasi risiko data transaksi hilang
akibat crash atau kegagalan operasi, setiap periode tertentu system operasi bank
melakukan proses back up data, dan data back up disimpan pada tempat khusus yang aman.

Bank harus meyakini ketersediaan yang efektif dari informasi bisnis yang penting,
perangkat lunak dan dokumentasi terkait sistem dan user untuk setiap proses fungsi bisnis
yang penting (critical). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam dokumentasi, sistem dan data
back up antara lain:

a. Back up dimaksud harus disimpan dilokasi lain dari DC (off site). Setiap perubahan
dan modifikasi harus didokumentasikan dan salinannya juga harus diperbaharui
b. Media back up harus disimpan di lingkungan yang aman di lokasi off site dengan
standar sistem pengamanan yang memadai
c. Full system back up harus dilakukan secara periodik. Jika terjadi perubahan sistem
yang mendasar maka full system backup harus dilakukan sesegera mungkin.
d. Seluruh media backup menggunakan standar labeling/penamaan untuk dapat
mengidentifikasi penggunaan, tanggal dan jadual retensi
e. Media backup harus diuji secara reguler untuk meyakini bahwa dapat digunakan
pada saat diperlukan (keadaan emergency)
f. Bank harus memiliki prosedur untuk disposal media backup

Sistem back up yang dilakukan oleh perusahaan dapat memakai media backup
compact disc/diskette. Isi CD backup ini meliputi data-data adminsitrasi. Data back up harus
disimpan di tempat terpisah dan dilakukan oleh pihak berwenang melakukan back up dan
penyimpanan data transaksi. CD back up yang dibuat dapat digunakan sebagai sarana untuk
memproses kembali jika ada permasalahan atau gangguan pada sistem/aplikasi di bank.

Solusi Meningkatkan Keamanan Transaksi Perbankan

1. Pihak Bank :
a) Melengkapi ATM dengan pengaman tambahan seperti anti-skimmer dan kamera
CCTV.
b) Mengganti teknologi kartu dari magnetic stripe ke chip card.

5
c) Memeriksa mesin ATM secara berkala, terutama adanya pemasangan alat-alat
penyadap PIN.
d) Meningkatkan monitoring terhadap transaksi-transaksi yang mencurigakan.
e) Mengaudit system keamanan secara rutin.
f) Mengedukasi pada nasabah akan pentingnya menjaga keamanan PIN.

2. Pihak Nasabah :
a) Selalu waspada ketika bertransaksi di ATM.
b) Selalu menjaga kerahasiaan nomor PIN.
c) Bertransaksi di ATM yang ada di dalam cabang bank.
d) Secara berkala, misalnya 2-3 bulan sekali, mengganti PIN.
e) Memindahkan cara transaksi ke Internet banking yang menggunakan token, yang
jelas lebih aman.

6
BAB III
Kesimpulan

Teknologi Sistem Informasi (TSI) digunakan bank untuk mengolah data keuangan dan
pelayanan jasa perbankan secara elektronis dengan menggunakan sarana komputer,
telekomunikasi, dan sarana elektronik lainnya. Hal ini sangat membantu kinerja dalam bank
untuk mencapai hasil yang maksimal bagi pihak nasabah maupun pihak bank.

Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dalam penggunaan teknologi


internet banking sebaiknya para nasabah diharuskan untuk lebih berhati - hati lagi ketika
menggunakan fasilitas internet banking ini terutama jika penggunaan di tempat - tempat
umum. Sebaiknya dari pihak bank pun agar lebih meningkatkan pelayanan keamanaan dari
segi teknologi karena jika para nasabah sudah berhati - hati tetapi dari segi pelayanan
keamanan bank masih kurang maka para hacker pun masih dapat dengan mudah mencuri
atau mengakses data - data pribadi nasabah dan bahkan melakukan transaksi. Selain itu,
pihak bank harus menjamin keselamatan data-data para nasabah dengan cara help desk,
power user, maupun back up.

Anda mungkin juga menyukai