Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh :
KELAS C
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa sebelum Islam, khususnya kawasan jazirah Arab, disebut masa jahiliyyah.
Julukan semacam ini terlahir disebabkan oleh terbelakangnya moral masyarakat Arab
khususnya Arab pedalaman (badui) yang hidup menyatu dengan padang pasir dan area
tanah yang gersang. Mereka pada umumnya hidup berkabilah. Mereka berada dalam
lingkungan miskin pengetahuan. Situasi yang penuh dengan kegelapan dan kebodohan
tersebut, mengakibatkan mereka sesat jalan, tidak menemukan nilai-nilai kemanusiaan,
membunuh anak dengan dalih kemuliaan, memusnahkan kekayaan dengan perjudian,
membangkitkan peperangan dengan alasan harga diri dan kepahlawanan. Suasana
semacam ini terus berlangsung hingga datang Islam di tengah-tengah mereka.
Namun demikian, bukan berarti masyarakat Arab pada waktu itu sama sekali tidak
memiliki peradaban. Bangsa Arab sebelum lahirnya Islam dikenal sebagai bangsa yang
sudah memiliki kemajuan ekonomi. Makkah misalnya pada waktu itu merupakan kota
dagang bertaraf internasional. Hal ini diuntungkan oleh posisinya yang sangat strategis
karena terletak di persimpangan jalan penghubung jalur perdagangan dan jaringan bisnis
dari Yaman ke Syiria.
Dilihat dari silsilah keturunan dan cikal bakalnya, para sejarawan membagi kaum-
kaum Bangsa Arab menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Arab Ba’idah, yaitu kaum-kaum Arab terdahulu yang sejarahnya tidak bisa
dilacak secara rinci dan komplit, seperti Ad, Tsamud, Thasn, Judais, Amlaq
dan lain-lainnya.
2. Arab Aribah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Ya’rub bin
Yasyjub bin Qahthan, atau disebut pula Arab Qahthaniyah.
3. Arab Musta’ribah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan
Isma’il, yang disebut pula Arab Adnaniyah.
Rentetan peristiwa yang melatar belakangi lahirnya Islam merupakan hal yang
sangat penting untuk dikaji. Hal demikian karena tidak ada satu pun peristiwa di dunia
yang terlepas dari konteks historis dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya. Artinya,
antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya terdapat hubungan yang erat dalam
berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan Islam dengan situasi dan kondisi Arab
pra-Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem politik dan kemasyarakatan bangsa Arab pra-Islam?
2. Bagaimana sistem kepercayaan dan kebudayaan bangsa Arab pra-Islam?
C. Tujuan
1. Menjelaskan bagaimana sistem politik dan kemasyarakatan bangsa Arab pra-
Islam.
2. Menjelaskan bagaimana sistem kepercayaan dan kebudayaan bangsa Arab pra-
Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
Kesimpulan
Secara sosiologis, bangsa Arab sebelum Islam merupakan bangsa yang hidup secara
kesukuan. Mereka hidup berpindah-pindah. Hal ini disebabkan kondisi geografis yang tidak
mendukung, seperti model tanah yang tandus, berbatu, padang pasir luas serta beriklim panas
dan jarang turun hujan. Dalam keadaan semacam ini, wajar jika mereka memiliki watak
keras, suka berperang, merampok, berjudi, berzina, sehingga terkesan jauh dari nilai-nilai
moral kemanusiaan. Demikian ini seakan-akan menjadi tradisi masyarakat Arab sebelum
Islam. Keadaan semacam inilah yang menjadikan zaman tersebut disebut zaman jahiliyyah.
Dunia politik Arab pra-Islam lebih didominasi oleh model kesukuan. Pimpinan tertinggi
dari suku dinamakan Shaikh. Fungsi pemerintahan Shaikh ini lebih banyak bersifat penengah
(arbitrasi) dari pada memberi komando. Shaikh tidak berwenang memaksa, serta tidak dapat
membebankan tugas-tugas atau mengenakan hukuman-hukuman.
Sementara jika ditinjau dari sisi keagamaan, masyarakat Arab pra-Islam memeluk
berbagai macam agama, di antaranya Paganisme, Yahudi, Kristen dan Hanifiyah. Agama-
agama ini merupakan agama warisan dari pendahu-pendahulunya. Keadaan tersebut masih
terus berlangsung sampai datangnya Islam sebagai agama yang hak, serta penyempurna dari
agama-agama sebelumnya.
Sebagian masyarakat Arab pra-Islam sudah mempercayai bahwa Allah adalah Tuhan
Sang Pencipta, lantaran dakwah yang samapai pada mereka sebelum Nabi Muhammad Saw.
yaitu oleh Nabi Ibrahim dan Ismail. Namun beberapa puluh tahun kemudian kepercayaan
mereka diputarbalikan, direka, diubah, ditambah dan dikurangi oleh masyarakat pengikutnya.
DAFTAR PUSTAKA