Anda di halaman 1dari 2

B.

PATOFISIOLOGI KONSTIPASI

Konstipasi dapat bersifat primer (terjadi tanpa penyebab yang dapat diidentifikasi) atau
sekunder (akibat obat konstipasi, faktor gaya hidup, atau gangguan medis). Konstipasi atau
sembelit bukan merupakan suatu penyakit tetapi gejala dari penyakit atau masalah yang
mendasarinya. Sembelit umumnya merupakan akibat dari diet rendah serat, asupan cairan yang
tidak memadai, aktivitas fisik menurun, atau dari penggunaan obat-obatan sembelit seperti opiat.
Sembelit terkadang berasal dari psikogenik (DiPiro dkk., 2015). Penyakit atau kondisi yang dapat
menyebabkan konstipasi meliputi :

1. Gangguan gastrointestinal (GI): Irritable Bowel Syndrome (IBS), divertikulitis, penyakit


saluran pencernaan atas dan bawah, wasir, fisura anal, proktitis ulseratif, tumor, hernia,
volvulus dari usus, sifilis, tuberkulosis, limfogranuloma venereum, dan penyakit
Hirschsprung
2. Gangguan metabolisme dan endokrin: diabetes mellitus dengan neuropati, hipotiroidisme,
panhypopituitarism, pheochromocytoma, hiperkalsemia, dan kelebihan glukagon enterik
3. Gangguan jantung (misalnya gagal jantung)
4. Konstipasi neurogenic : trauma kepala, tumor SSP, cedera tulang belakang, kecelakaan
serebrospinal, dan penyakit parkinson
5. Penyebab psikogenik
6. Penyebab sembelit yang diinduksi obat tercantum dalam Tabel 22-1. Semua derivatif opiat
berhubungan dengan konstipasi, tetapi tingkat efek penghambatan usus tampaknya berbeda-
beda antar agen.
Penggunaan obat-obatan yang menghambat fungsi neurologis atau otot pada saluran GI,
terutama usus besar, dapat menyebabkan konstipasi. Sebagian besar kasus sembelit yang diinduksi
obat disebabkan oleh opiat, berbagai agen dengan sifat antikolinergik, dan antasida yang
mengandung aluminium atau kalsium. Kebanyakan obat dengan efek penghambatan pada fungsi
usus tergantung pada dosis. Semakin besar dosis maka risiko konstipasi semakin sering terjadi
(DiPiro dkk., 2015).

Golongan opiat memiliki efek pada semua bagian usus, tetapi efeknya paling berat pada
usus besar. Mekanisme utama yang menyebabkan opiat menyebabkan konstipasi adalah
perpanjangan waktu transit intestin sehingga menyebabkan kontraksi spastik dan nonpropulsif.
Mekanisme lain dapat berupa peningkatan penyerapan elektrolit. Semua turunan opiat dapat
menyebabkan konstipasi, tetapi tingkat efek penghambatan intestin berbeda-beda antar agen. Opiat
yang diberikan secara oral memiliki efek penghambatan yang lebih besar daripada penggunaan
secara parenteral (DiPiro dkk., 2015).

DAFTAR PUSTAKA

DiPiro, J.T., Wells, B.G., Schwinghammer, T.L., DiPiro, C. V, 2015. Pharmacotherapy Handbook
Ninth Edition. Mc Graw Hill.

Anda mungkin juga menyukai