Kelompok 7
Kelompok 7
Kelompok 7
PEMBAHASAN
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling
memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial
antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya.
Konflik memiliki beberapa pengertian menurut para ahli antaranya
yang diungkapkan Putman & Pool (sujak, 1987: 150), konflik
didefenisikan sebagai interaksi antara individu, kelompok dan organisasi
yang membuat tujuan atau arti yang berlawanan, dan merasa bahwa orang
lain sebagai penganggu yang potensial terhadap pencapaian tujuan
mereka.
Selanjutnya Mullins (1993, hlm.658) mendefenisikan bahwa
konflik merupakan kondisi terjadinya ketidaksesuaian tujuan dan
munculnya berbagai pertentangan perilaku, baik yang ada dalam diri
individu, kelompok maupun organisasi.
Kondisi yang telah dikemukakan tersebut dapat mengganggu
bahkan menghambat tercapainya tujuan organasasi. Selain itu, juga dapat
menimbulkan ketegangan emosi sehingga memengaruhi efisiensi dan
produktivitas kerjanya.
1
dalam persaingan beberapa pihak menginginkan hal yang sama tetapi
hanya satu yang mungkin mendapatkannya. Persaingan tidak sama dengan
konflik namun mudah menjurus ke arah konflik, terutuma bila ada
persaingan yang menggunakan cara-cara yang bertentengan dengan aturan
yang disepakati. Permusuhan bukanlah konflik karena orang yang terlibat
konflik bisa saja tidak memiliki rasa permusuhan. Sebaliknya orang yang
saling bermusuhan bisa saja tidak berada dalam keadaan konflik. Konflik
sendiri tidak selalu harus dihindari karena tidak selalu negatif akibatnya.
Berbagai konflik yang ringan dan dapat dikendalikan (dikenal dan
ditanggulangi) dapat berakibat positif bagi mereka yang terlibat maupun
bagi organisasi.
Apabila dua individu mengalami konflik, sedangkan mereka
merupakan anggota kelompok yang berbeda, maka konflik tidak hanya
terbatas pada individu-individu. Konflik akan ditarik ke atas sehingga
konflik dialami pula oleh kelompok satu dengan kelompok lainnya. Hal
demikian penting dari segi konteks sosial, yaitu menyangkut identitas
sosial, A dan B adalah anggota kelompok dengan kategori sosial berbeda
serta sifat berbeda pula, sehingga di sini akan terjadiingroup dan
outgroup. Dengan demikian, konflik antara A dan B tidak hanya
dipandang sebagai konflik antarpribadi, melainkan pula konflik antar
kelompok.
2
individu. Dan konteks sosial juga menentukan kekuatan yang dimiliki oleh
individu serta kemampuannya dalam suatu konflik.
Masyarakat menentukan konteks sosial melaui proses-
proses budaya serta tradisiyang melekat sebagai budayasuatu masyarakat
tertentu. Seperti dalam keluarga, laki-laki dianggap lebih dominan dari
perempuan. Orang kaya dan status sosial ekonomi tinggi memiliki
kemampuan besar dalam menyelesaikan konflik daripada orang miskin.
Sehingga perempuan dan orang miskin dianggap sebagai korban.
Di sisi lain, perjuangan tampaknya menjadi faktor situasional lain
yang mempengaruhi konflik serta proses-proses yang berhubungan dengan
konflik.semakin kuat perjuangan ikut serta menentukan kekuatan individu
lain dalam suatu konflik tertentu. Semakin kuat perjuangan yang
dilakukan, semakin besar kekuatan serta potensi yang muncul dalam
individu. Bagi Aureli dan de Waal, perjuangan atau kerja keras memiliki
implikassi besar, yaitu kemampuan untuk meredakan eskalasi tersebut.
Perjuangan juga menjadi semangat dari invidu untuk bergerak dan
memahami seberapa besar kekuata dan usaha yang dibutuhkan untuk
memulai konflik, meningkatkan eskalasi, memenangkan konflik atau
bahkan menurunkan eskalasi konflik.
B. Jenis-jenis Konflik
a. Konflik Intrapersonal
Konflik interpersonal adalah konflik yang ada pada diri seseorang.
Setiap manusia memiliki konflik yang berasal dari dalam diri manusia itu
sendiri. Konflik tersebut sangat berpengaruh besar bagi dirinya maupun
orang lain. Biasanya penyebab dari konflik dalam diri tersebut yaitu
bagaimana kita menangani dan mewujudkan keinginan, harapan dan
tujuan dalam diri. Misalnya, seseorang mengalami konflik membeli motor,
apakah Honda atau Suzuki.
3
Konflik intrapersonal memiliki 3 macam bentuk :
1. Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang
dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama menarik. ·
2. Konflik pendekatan-penghindaran, contohnya orang yang
dihadapkan pada dua pilihan yang sama menyulitkan. ·
3. Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang
dihadapkan pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif
sekaligus.
b. Konflik Interpersonal
Konflik interpersonal adalah konflik antarpribadi. Konflik
demikian timbul antara dua orang atau lebih dan saling bertentangan satu
dengan lainnya. Apabila mereka termasuk dalam suatu kelompok, maka
konflik dapat berkembang ke arah konflik intragroup (antar kelompok).
c. Konflik Intragroup
Konflik intragroup merupakan konflik yang ada dalam kelompok
antara anggota satu dengan yang lain, sehingga kelompok dapat
mengalami perpecahan.
d. Konflik Intergroup
Konflik inter group adalah konflik yang timbul antara kelompok
satu dengan kelompok lain dan dapat terjadi antara kelompok-kelompok
dalam masyarakat. Misalnya, kelompok A konflik dengan klompok B, di
mana kita dapat mengetahuinya melalui berita-berita dalam media masa.
Dalam masyarakat yang pluralistik, konflik antarkelompok kiranya sulit
dihindari.
e. Konflik Antarorganisasi
4
Konflik antar organisasi adalah konflik yng timbul antara
organisasi satu dengan yang lain. Misalnya, konflik yang timbul antara
perusahaan satu dengan perusahan yang lain.
Konflik antar negara adalah konflik yang timbul antara negara satu
dengan negara lain.
Untuk mengetahui konflik yang ada kita perlu mengetahui tentang apa
yang diinginkan, apa yang dibutuhkan, dan apa yang ingin ditujui.
Keinginan merupakan sesuatu yang kurang mendasar, sedangkan
kebutuhan adalah sesuatu yang ingin dicapai dan bersifat lebih mendasar.
Makan merupakan kebutuhan mendasar, tetapi makan apa dapat
bermacam-macam; ada yang ingin makan nasi, sedangkan yang lain ingin
makan roti, dan sebagainya. Keinginan dan kebutuhan akan tercermin
dalam tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, agar dapat mengetahui
konflik yang terjadi kita perlu mengetahui tentag hal-hal di atas,
khususnya mengenai tujuan yang akan dicapai. Misalnya konflik terjadi
antara dua orang, maka akan perlu mengetahui tujuan yang akan dicapai
oleh keduanya. Tujuan yang berbeda akan menimbulkan konflik antara
keduanya.
C. Confllict Management
5
pihak ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang
situasi konflik.
6
Mengelola konflik berarti mengatur setiap perselisihan,
percekcokan ataupun pertengkaran yang terjadi antar individu atau
kelompok. Tujuannya adalah agar tercipta situasi yang menguntungkan
(fungsional) bagi pencapaian tujuan organisasi. Mengelola konflik yang
sedang terjadi, dapat diterapkan model manajemen konflik yang sesuai
dengan jenis konflik dan penyebabnya.