Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH KADAR PATI SUKUN (Artocarpus altilis) SEBAGAI BAHAN

PENGIKAT TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK TABLET KUNYAH ANTASIDA


DENGAN METODE GRANULASI BASAH

Fika Ardiani, Anasthasia Pujiastuti


Akademi Farmasi Theresiana
akfar_theresiana@yahoo.co.id

ABSTRACT

Breadfruit (Artocarpus altilis) has large amount of carbohydrate and known as an food
alternative. Means to increase utilising breadfruit and economical value of it can do with
using breadfruit's starch. Breadfruit's starch using as consipient in porpoise to create tablet.
The ones is using breadfruit's starch as binding agent for chewable tablet. The research is
experimental which is used breadfruit's starch as binding agent for antacid-chewable-tablet
used wet granulation. The research design is Completely Randomized Design (CRD) in line.
The concentration of breadfruit's starch which used is 3%, 5%, and 7%. The result of
characteristics test has done. The data obtained were compared with the literatur and
analyzed statistically byone way Anova and Kruskall-Wallis method. The results showed that
breadfruit's starch effect on hardness, friability, and disintegration time but had no effect on
organoleptic, dimension, and weight uniformity of antacid-chewable-tablet. Tablet with
concentration 7% of breadfruit's strach showed the best results of characteristics.

Keywords: breadfruit's starch, binding agent, physically characteristics, chewable tablet.

PENDAHULUAN dirancang dengan kekerasan yang lebih


Tablet kunyah merupakan tablet yang rendah dari tablet konvensional untuk
akan segera hancur ketika dikunyah menjamin dalam mengunyah tablet. Bahan
(Chaerunissa, dkk., 2009). Tablet kunyah tambahan yang berpengaruh terhadap
antasida merupakan segmen yang paling kekerasan tablet kunyah adalah bahan
besar dalam pemasaran sediaan tablet pengikat (Agoes, 2008).
kunyah (Agoes, 2012). Antasida Salah satu bahan yang dapat
merupakan basa lemah seperti aluminium digunakan sebagai pengikat tablet yaitu
hidroksida dan magnesium hidroksida yang pati. Pati dapat ditemukan pada bagian
digunakan untuk menetralkan asam tanaman yang memiliki kadar karbohidrat
lambung berlebihan (Tjay dan Kirana, cukup tinggi seperti buah sukun
2007). Tablet kunyah dapat dibuat dengan (Artocarpus altilis). Berdasarkan latar
berbagai metode, salah satunya yaitu belakang tersebut perlu dilakukan
metode granulasi basah. Tablet kunyah penelitian tentang pengaruh kadar pati

1
sukun sebagai bahan pengikat terhadap Tata Cara Penelitian
karakteristik fisik tablet kunyah antasida Pembuatan Pati Sukun
dengan metode granulasi basah. Buah sukun yang digunakan
merupakan buah sukun yang sudah tua
METODOLOGI PENELITIAN tetapi belum masak dengan ciri keras bila
Jenis dan Rancangan Penelitian ditekan. Pembuatan pati sukun dilakukan
Penelitian yang dilakukan adalah dengan menghaluskan 1,5 kg sukun dengan
penelitian eksperimental. Rancangan 2500 mL air menggunakan blender,
penelitian yang digunakan yaitu Rancangan kemudian disaring dan didiamkan selama
Acak Lengkap (RAL) pola searah, dengan 24 jam hingga terbentuk endapan. Endapan
perlakuan kadar pati sukun sebagai bahan pati disaring dan dilakukan pengeringan di
pengikat yaitu 3%, 5%, dan 7%, setiap bawah sinar matahari, setelah kering diayak
kadar dilakukan pengulangan 3 kali. hingga diperoleh pati sukun yang berupa
Alat dan Bahan serbuk halus.
Alat yang digunakan yaitu baskom, Pembuatan Tablet Kunyah Antasida
beakerglass (Pyrex), gelas ukur (Pyrex), Tablet kunyah antasida dibuat dengan
ayakan no 16 dan 18, loyang, moisture formula yang disajikan pada Tabel I.
analyzer (Ohous), oven (Binder), neraca Tabel I. Formula Tablet Kunyah Antasida
dengan Bahan Pengikat Pati Sukun
digital (Kern), stopwatch (Kenko), corong
Jumlah Bahan (%)
kaca, alat pencetak tablet single punch, Bahan Formula Formula Formula
I II III
hardness tester, friability tester (Analog), Aluminium
28,57 28,57 28,57
disintegration tester (BJ 2), jangka sorong Hidroksida
Magnesium
28,57 28,57 28,57
(Mitutoyo). Hidroksida
Pati sukun 3 5 7
Bahan yang digunakan yaitu buah Na Benzoat 0,2 0,2 0,2
sukun yang diperoleh dari daerah Talkum 1 1 1
Magnesium
Bandungan kabupaten Semarang, 0,5 0,5 0,5
Stearat
Apple Green 0,05 0,05 0,05
aluminium hidroksida, magnesium
Perasa mint 0,1 0,1 0,1
hidroksida, dextrose, magnesium stearat, Dextrosa 38,01 36,01 34,01
talkum, natrium benzoat, perasa mint, apple Proses pembuatan tablet diawali
green, dan aquadest yang diperoleh dari dengan melarutkan natrium benzoat dan
laboratorium Akademi Farmasi Theresiana apple green dalam aquadest sebanyak 10
Semarang. mL, kemudian ditambahkan pati sukun dan
dipanaskan diatas penangas air sampai

2
membentuk mucilago, selanjutnya berasa. Pati sukun tidak larut dalam air
ditambahkan ke dalam campuran dingin dan etanol. Uji kualitatif
aluminium hidroksida, magnesium menunjukkan munculnya warna ungu pada
hidroksida, dan dextrosa. Penambahan air larutan pati yang ditambah iodium. Uji
dilakukan kembali sampai diperoleh massa mikroskopik menunjukkan butir pati
granul yang baik, kemudian diayak dengan memiliki hilus dibagian tengah.
ayakan mesh 16 dan dikeringkan dalam Karakteristik Fisik Granul
oven pada suhu 35°C hingga kering. Granul Hasil karakteristik fisik granul
kering dilakukan uji Lost On Drying (LOD) antasida dapat dilihat pada Tabel II.
kemudian diayak dengan ayakan mesh 18. Tabel II. Karakteristik Fisik Granul Antasida
dengan Bahan Pengikat Pati Sukun
Granul kering ditambahkan perasa mint,
Waktu
Kecepatan Sudut
talkum dan magnesium stearat, selanjutnya Formula
LOD (%) alir
alir (g/s) diam (°)
± SD (detik)
± SD ± SD
ditimbang dan dilakukan uji waktu alir dan ± SD
1,98 3,69 17,62 12,04
I
sudut diam. Granul kering dicetak dan diuji ± 0,04 ± 0,01 ± 0,05 ± 0,83
2,20 3,81 17,04 13,14
II
karakteristik fisiknya meliputi organoleptis, ± 0,08 ± 0,02 ± 0,07 ± 0,60
2,45 3,92 16,60 14,03
III
dimensi, keseragaman bobot, kekerasan, ± 0,07 ± 0,02 ± 0,07 ± 0,54
<6 ≥ 10
1-100 (Siregar (Siregar < 40
kerapuhan, dan waktu hancur tablet. Syarat (Sulaiman, & & (Priyambodo
2007) Wikarsa, Wikarsa, , 2007)
Analisis Hasil 2010) 2010)

Data dibandingkan dengan pustaka


Berdasarkan Tabel II dapat diketahui
dan dianalisis statistik dengan melakukan
bahwa granul memiliki karakteristik fisik
uji normalitas dan homogenitas. Jika
yang memenuhi persyaratan. Hal ini berarti
sebaran data menunjukkan normal dan
granul memiliki sifat alir yang baik
homogen, maka uji beda yang digunakan
sehingga dapat mengisi ruang cetakan
adalah uji one way Anova. Jika data tidak
dengan seragam dan menghasilkan tablet
memenuhi syarat normalitas dan
dengan variasi bobot yang lebih kecil.
homogenitas dilakukan uji Kruskall-Wallis
Karakteristik Fisik Tablet
dengan taraf kepercayaan 95%.
Berdasarkan hasil pemeriksaan
organoleptis diperoleh hasil yang sama
HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk setiap formula yaitu tablet berbentuk
Organoleptis, Kelarutan, Kualitatif dan
bulat, berwarna hijau, berbau dan berasa
Mikroskopis Pati Sukun
mint. Pengujian dimensi tablet semua
Hasil pengujian organoleptis, pati
formula menghasilkan ketebalan 4 mm dan
sukun memiliki bentuk serbuk halus,
diameter 12 mm. Karakteristik tablet
berwarna putih, tidak berbau, dan tidak

3
kunyah antasida dapat dilihat pada Tabel dihasilkan semakin rendah dan waktu
III. hancur yang diperlukan akan semakin lama.
Tabel III. Karakteristik Fisik Tablet Kunyah Hasil pengujian kekerasan tablet memenuhi
Antasida dengan Bahan Pengikat
Pati Sukun syarat kekerasan tablet kunyah yaitu 4-7 kg
Hasil uji fisik tablet antasida (Agoes, 2008). Nilai signifikansi pada
Sifat fisik ± SD Nilai
tablet Formula Formula Formula signifikansi oneway anova adalah 0,000 < 0,05, hal ini
I II III
Keseragaman 698,50 699,50 699,33 menunjukkan terdapat perbedaan bermakna
p = 0,272
bobot (mg) ± 0,50 ± 0,50 ± 1,04
4,08 5,19 6,22
Kekerasan (kg)
± 0,08 ± 0,17 ± 0,13
p = 0,000 dan untuk mengetahui perbedaannya
0,74 0,59 0,48
Kerapuhan (%) p = 0,027 dilanjutkan dengan uji post hoc. Hasil uji
± 0,01 ± 0,05 ± 0,04
Waktu hancur 7,42 10,38 13,44
p = 0,000
(menit) ± 0,08 ± 0,14 ± 0,03 pos hoc menunjukkan bahwa ada
Pengujian keseragaman bobot tablet perbedaan yang bermakna antar formula
menunjukkan hasil yang memenuhi syarat karena dihasilkan nilai signifikansi < 0,05.
yaitu tidak lebih dari 2 tablet yang Berdasarkan hasil analisis statistik maka
menyimpang dari bobot rata-rata kolom A dapat disimpulkan bahwa perbedaan kadar
± 5% dan tidak satu tablet pun yang pati sukun sebagai bahan pengikat
menyimpang dari bobot rata-rata kolom B berpengaruh terhadap kekerasan tablet
± 10% (Depkes RI, 1979). Berdasarkan kunyah.
analisis statistik didapatkan bahwa data Berdasarkan Tabel III didapat bahwa
normalitas dan homogenitas memiliki nilai ketiga formula memenuhi syarat kerapuhan
signifikansi > 0,05, sehingga diuji dengan tablet kunyah yaitu hingga 4% (Siregar dan
oneway anova. Nilai signifikansi pada Wikarsa, 2010). Berdasarkan analisis
oneway anova adalah 0,272 > 0,05, statistik kerapuhan tablet didapatkan bahwa
menunjukkan terdapat perbedaan tetapi data terdistribusi normal dan tidak
tidak bermakna dari keseragaman bobot homogen, sehingga diuji dengan Kruskal-
tablet. Hal ini berarti perbedaan kadar pati Wallis. Nilai signifikansi pada Kruskal-
sukun sebagai bahan pengikat tidak Wallis 0,027 < 0,05 yang berarti memiliki
berpengaruh terhadap keseragaman bobot perbedaan kerapuhan yang bermakna dan
tablet kunyah. dapat disimpulkan bahwa perbedaan kadar
Berdasarkan hasil pengujian tablet pati sukun sebagai bahan pengikat
kunyah antasida dapat diketahui bahwa berpengaruh terhadap kerapuhan tablet
semakin tinggi bahan pengikat, maka kunyah.
semakin tinggi kekerasan tablet yang Hasil pengujian waktu hancur tablet
dihasilkan, sehingga kerapuhan yang pada ketiga formula memenuhi syarat

4
waktu hancur tablet kunyah yaitu tidak DAFTAR PUSTAKA
boleh lebih dari 15 menit (Depkes RI, Agoes, G., 2008. Pengembangan Sediaan
Farmasi (Edisi Revisi dan Perluasan).
1979). Nilai signifikansi pada oneway
Penerbit ITB, Bandung.
anova adalah 0,000 < 0,05, dilanjutkan
_________, 2012. Sediaan Farmasi Padat.
dengan uji post hoc. Hasil uji pos hoc
Penerbit ITB, Bandung.
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
Chaerunissa, A.Y., Emma S., Sri S., 2009.
bermakna antar formula karena dihasilkan
Farmasetika Dasar, Konsep Teoritis dan
nilai signifikansi < 0,05. Hal ini berarti Aplikasi Pembuatan Obat, Edisi I.
Widya Padjadjaran, Bandung.
perbedaan kadar pati sukun sebagai bahan
pengikat berpengaruh terhadap waktu Depkes RI, 1979. Farmakope Indonesia
Edisi III. Departemen Kesehatan
hancur tablet kunyah.
Republik Indonesia, Jakarta.

Priyambodo, B., 2007. Manajemen


KESIMPULAN
Farmasi Industri, Edisi I. Global
Berdasarkan hasil penelitian dapat Pustaka Utama, Yogyakarta.
disimpulkan bahwa kadar pati sukun
Siregar, C., dan Wikarsa, S., 2010.
(Artocarpus altilis) berpengaruh terhadap Teknologi Farmasi Sediaan Tablet.
EGC, Jakarta.
karakteristik fisik tablet kunyah antasida
yaitu kekerasan, kerapuhan, dan waktu Sulaiman, T.N.S., 2007. Teknologi dan
Formulasi Sediaan Tablet.
hancur, tetapi tidak berpengaruh terhadap
Laboratorium Teknologi Farmasi
organoleptis, dimensi, dan keseragaman Fakultas Farmasi Universitas Gajah
Mada, Yogyakarta.
bobot tablet kunyah.Pati sukun dengan
kadar 7% menghasilkan tablet kunyah Tjay, T.H. dan Kirana, R., 2007. Obat-obat
Penting Khasiat, Penggunaan, dan Efek-
antasida yang paling baik.
efek Sampingnya. Elex Media
Komputindo, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai