Analissis Kasus Pendidikan
Analissis Kasus Pendidikan
EDUCATIONAL PROFESSION
EustaliaWigunaWati, S.psi., M.A.
Disusun oleh:
Monalisa Aritonang
1712150018
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………. i
Daftar
Isi……………………………………………………………………….ii
Kesimpulan..............................................................................................8
Saran……………………………………………………………………8
ii
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karuniaNya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul kasus pendidikan guna
memenuhi tugas dari Ibu Eustalia Wigunawati.
Terima kasih sebelumnya dan sesudahnya saya ucapkan kepada dosen serta teman-
teman yang telah membantu, baik bantuan berupa moral maupun material sehingga
makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Saya menyadari didalam penyusunan makalah ini masih ada kekurangan, baik dari
segi tata bahasa maupun penjelasannya. untuk itu besar harapan saya ada kritik dan
saran yang dapat membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang saya susun dapat bermanfaat baik untuk saya maupun untuk teman-teman.
i
BAB I
KASUS PENDIDIKAN
Gara-gara tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR), Muhammad Haril (9), siswa SD
Negeri 004 Gunung Kijang, Desa Kawal, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten
Bintan, Kepulauan Riau, dipukul gurunya di bagian paha hingga membiru, Selasa 5
September 2017. Orang tuanya pun langsung melaporkan perlakuan oknum guru itu
kepada pihak sekolah.
Heri, orang tua Haril mengatakan, tidak terima dengan perlakuan oknum guru
berinisial N yang melakukan kekerasan kepada anaknya. Dia meminta agar pihak
sekolah memberikan sanksi kepada oknum guru tersebut atau memindahkan ke
sekolah lain karena dikhawatirkan akan kembali berulah.
“Kejadiannya semalam (Selasa, 5 September 2017), katanya sih karena tidak buat PR.
Tapi jangan main pukul begitu sampai paha anak saya lebam membiru. Saya minta
supaya guru ini dipindahkan,” kata Heri di Gunung Kijang, Rabu (6/9/2017).
Permintaan ini menurutnya beralasan. Sebab, informasi yang dia terima dari teman-
teman anaknya, oknum guru tersebut sering melakukan kekerasan kepada muridnya.
“Guru itu harus segera ditindak supaya tidak ada lagi korban-korban berikutnya,”
pintanya.
Warga Kawal ini mengaku sudah melaporkan kejadian ini kepada pihak sekolah serta
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelayanan Administrasi Umum Sekolah (PAUS) dan
Tim Penanganan Perlindungan Perempuan dan Anak (TP2PA) Kecamatan Gunung
Kijang. Dia berharap permintaannya bisa segera diwujudkan demi kebaikan nama
sekolah.
“Saya memang tak berniat melaporkan dia ke polisi, saya cuma minta ia dipindahkan
saja. Takutnya sekarang anak saya, bisa saja nanti anak-anak yang lain menjadi
korban juga,” sebutnya.
1
saya tadi pagi. Saat itu juga saya langsung meminta kepala sekolah dan ketua komite
sekolah datang,” katanya.
BAB II
2. Bahan dasarnya bukan lagi material tetapi immaterial, yaitu bersumber dari ilmu
dan pengetahuan
3. Menggunakan suatu teknik atau metode tertentu, karenanya pekerjaan ini lebih
menekankan operasi intelektual dari pada motorik
6. Memiliki kode etik yang jelas dan sanksi profesional yang tegas
Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak luar atau
masyarakat, agar mereka jangan sampai memandang rendah atau remeh terhadap
profesi yang bersangkutan.
2
3
Tujuan lain kode etik dapat juga berkaitan dengan peningkatan kegiatan pengabdian
profesi, sehingga bagi para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas
dan tanggung jawab pengabdiannya dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu,
kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan para anggota
profesi dalam menjalankan tugasnya.
Untuk meningkatkan mutu profesi kode etik juga memuat norma-norma dan anjuran
agar para anggota profesi selalu berusaha meningkatkan mutu pengabdian para
anggotanya.
Guru dapat di berhentikan tidak dengan hormat dari jabatan sebagai guru
Karena :
3. Melalaikan kewajiban dalam melaksanakan tugas selama 1 bulan atau lebih secara
terus menerus
Teguran
Peringatan tertulis
Penurunan pangkat
Pasal 77
(1) Guru yang diangkat oleh Pemerintah atau pemerintah daerah yang tidak
menjalankan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dikenai sanksi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(3) Guru yang berstatus ikatan dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
yang tidak melaksanakan tugas sesuai dengan perjanjian kerja atau
kesepakatan kerja bersama diberi sanksi sesuai dengan perjanjian ikatan dinas.
(5) Guru yang melakukan pelanggaran kode etik dikenai sanksi oleh
organisasi profesi.
5
(6) Guru yang dikenai sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),
ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) mempunyai hak membela diri.
A. Professional
Dalam kasus ini guru tersebut bukanlah termasuk guru yang profesional
karena guru tersebut tidak bertanggung jawab terhadap profesi nya. Guru
tersebut juga tidak memiliki perilaku yang baik terhadap murid didiknya.
Dia sering melakukan kekerasan terhadap murid-muridnya.
Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak luar atau
masyarakat, agar mereka jangan sampai memandang rendah atau remeh terhadap
profesi yang bersangkutan.
6
7
Tujuan lain kode etik dapat juga berkaitan dengan peningkatan kegiatan pengabdian
profesi, sehingga bagi para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas
dan tanggung jawab pengabdiannya dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu,
kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan para anggota
profesi dalam menjalankan tugasnya.
Untuk meningkatkan mutu profesi kode etik juga memuat norma-norma dan anjuran
agar para anggota profesi selalu berusaha meningkatkan mutu pengabdian para
anggotanya.
Dengan demikian guru tersebut juga sudah tidak menjaga dan memelihara
kesejahteraan kepada muridnya.Mutu guru tersebut pun menjadi tercap jelek akibat
perbuatan yang telah dilakukan nya.
Guru dapat di berhentikan tidak dengan hormat dari jabatan sebagai guru
Karena :
3. Melalaikan kewajiban dalam melaksanakan tugas selama 1 bulan atau lebih secara
terus menerus
Teguran
Peringatan tertulis
Penurunan pangkat
Dari kasus tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa seorang guru yang
profesional itu harus bertanggung jawab kepada profesinya dengan cara tidak
melakukan kekerasan terhadap anak didiknya. Dalam profesinya seorang guru
juga memiliki kode etik yang tidak dapat di langgar dan jika guru tersebut
melakukan kekerasan terhadap anak didik nya,maka dia pun akan
mendapatkan sanksi karena telah melanggar kode etik seorang guru.
SARAN
9
Daftar Pustaka
Sindonews(2017). Tak Kerjakan PR, Paha Siswa SD Ini Membiru Dipukul Guru M.
Rofik.
10