Anda di halaman 1dari 13

ANALISSIS KASUS PENDIDIKAN

EDUCATIONAL PROFESSION
EustaliaWigunaWati, S.psi., M.A.

Disusun oleh:
Monalisa Aritonang
1712150018
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………. i

Daftar
Isi……………………………………………………………………….ii

BAB I Kasus Pendidikan……………………………………………...1

BAB II Teori yang Relevan dengan Kasus…………………………...2


1.1 Karakteristik profesi kependidikan…………….………………………. 2
1.2 Tujuan Kode Etik Keguruan…………………….……………………....2
1.3 Sanksi Pelanggaran Kode Etik Guru……………………….…………....3
1.4 Pengertian Profesional…………………….……………………...……..5

BAB III Mengaplikasikan Teori Dengan Kasus …………………….6


A. Professional………………………..……………………………………..6
B. Tujuan Kode Etik Keguruan……………………………..………………6
C. Sanksi Pelanggaran Kode Etik Guru………………………………….…7

Kesimpulan..............................................................................................8

Saran……………………………………………………………………8

ii
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karuniaNya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul kasus pendidikan guna
memenuhi tugas dari Ibu Eustalia Wigunawati.

Terima kasih sebelumnya dan sesudahnya saya ucapkan kepada dosen serta teman-
teman yang telah membantu, baik bantuan berupa moral maupun material sehingga
makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.

Saya menyadari didalam penyusunan makalah ini masih ada kekurangan, baik dari
segi tata bahasa maupun penjelasannya. untuk itu besar harapan saya ada kritik dan
saran yang dapat membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang saya susun dapat bermanfaat baik untuk saya maupun untuk teman-teman.

i
BAB I

KASUS PENDIDIKAN

Tak Kerjakan PR, Paha SiswaSD Ini Membiru Dipukul Guru

Gara-gara tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR), Muhammad Haril (9), siswa SD
Negeri 004 Gunung Kijang, Desa Kawal, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten
Bintan, Kepulauan Riau, dipukul gurunya di bagian paha hingga membiru, Selasa 5
September 2017. Orang tuanya pun langsung melaporkan perlakuan oknum guru itu
kepada pihak sekolah.

Heri, orang tua Haril mengatakan, tidak terima dengan perlakuan oknum guru
berinisial N yang melakukan kekerasan kepada anaknya. Dia meminta agar pihak
sekolah memberikan sanksi kepada oknum guru tersebut atau memindahkan ke
sekolah lain karena dikhawatirkan akan kembali berulah.

“Kejadiannya semalam (Selasa, 5 September 2017), katanya sih karena tidak buat PR.
Tapi jangan main pukul begitu sampai paha anak saya lebam membiru. Saya minta
supaya guru ini dipindahkan,” kata Heri di Gunung Kijang, Rabu (6/9/2017).

Permintaan ini menurutnya beralasan. Sebab, informasi yang dia terima dari teman-
teman anaknya, oknum guru tersebut sering melakukan kekerasan kepada muridnya.
“Guru itu harus segera ditindak supaya tidak ada lagi korban-korban berikutnya,”
pintanya.

Warga Kawal ini mengaku sudah melaporkan kejadian ini kepada pihak sekolah serta
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelayanan Administrasi Umum Sekolah (PAUS) dan
Tim Penanganan Perlindungan Perempuan dan Anak (TP2PA) Kecamatan Gunung
Kijang. Dia berharap permintaannya bisa segera diwujudkan demi kebaikan nama
sekolah.

“Saya memang tak berniat melaporkan dia ke polisi, saya cuma minta ia dipindahkan
saja. Takutnya sekarang anak saya, bisa saja nanti anak-anak yang lain menjadi
korban juga,” sebutnya.

Sementara Kepala UPT PAUS Kecamatan Gunung Kijang, Rachmadi mengakui


kasus pemukulan yang dilakukan oknum guru terhadap muridnya sudah dia terima
dari orang tua murid. Dia akan menindaklanjutinya dengan menemui guru
bersangkutan beserta kepala sekolahnya. “Orang tua korban sudah melaporkannya ke

1
saya tadi pagi. Saat itu juga saya langsung meminta kepala sekolah dan ketua komite
sekolah datang,” katanya.

Ia menyayangkan ternyata masih ada oknum guru di wilayah kerjanya melakukan


tindak kekerasan. Ia pun berharap kejadian ini terakhir kalinya. “Akan segera kami
proses,” ujarnya.

BAB II

TEORI YANG RELEVAN DENGAN KASUS

1.1 Karakteristik profesi kependidikan

1. Bidang garapannya adalah individu yang unik (berbeda-beda)

2. Bahan dasarnya bukan lagi material tetapi immaterial, yaitu bersumber dari ilmu
dan pengetahuan

3. Menggunakan suatu teknik atau metode tertentu, karenanya pekerjaan ini lebih
menekankan operasi intelektual dari pada motorik

4. Dibutuhkan pendidikan khusus kependidikan dan memerlukan waktu yang relatif


lama, yakni di perguruan tinggi yang terakreditasi

5. Memerlukan otonomi dan tanggung jawab

6. Memiliki kode etik yang jelas dan sanksi profesional yang tegas

7. Serta pembinaan yang efektif dari organisasi profesi yang otonom.

1.2 Tujuan Kode Etik Keguruan

Secara umum tujuan kode etik guru yaitu :

1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.

Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak luar atau
masyarakat, agar mereka jangan sampai memandang rendah atau remeh terhadap
profesi yang bersangkutan.

2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan.

2
3

larangan kepada para anggotanya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang


merugikan kesejahteraan para anggotanya. Kode etik juga sering mengandung
peraturan-peraturan yang bertujuan rekan anggota profesi.

3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.

Tujuan lain kode etik dapat juga berkaitan dengan peningkatan kegiatan pengabdian
profesi, sehingga bagi para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas
dan tanggung jawab pengabdiannya dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu,
kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan para anggota
profesi dalam menjalankan tugasnya.

4. Untuk meningkatkan mutu profesi.

Untuk meningkatkan mutu profesi kode etik juga memuat norma-norma dan anjuran
agar para anggota profesi selalu berusaha meningkatkan mutu pengabdian para
anggotanya.

5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.

Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi, maka diwajibkan kepada setiap


anggota untuk secara aktif berpartisipasi dalam membina organisasi profesi dan
kegiatan-kegiatan yang dirancang organisasi.

1.3 Sanksi Pelanggaran Kode Etik Guru

Adapun sanksi-sanksi yang di kenakan untuk pelanggaran Kode Etik tersebut:

 Guru dapat di berhentikan tidak dengan hormat dari jabatan sebagai guru
Karena :

1. Melaggar sumpah dan janji jabatan

2. Melanggar perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama

3. Melalaikan kewajiban dalam melaksanakan tugas selama 1 bulan atau lebih secara
terus menerus

 Sanksi moral yang berupa celaan dari rekan-rekannya.

 Sanksi di keluarkan dari organisasi merupakan sanksi yang dianggap terberat.

Sanksi terhadap guru dapat juga berupa :


4

 Teguran

 Peringatan tertulis

 Penundaan pemberiaan hak guru

 Penurunan pangkat

 Pemberhentian dengan hormat

 Pemberhentian tidak dengan hormat.

Juga terdapat dalam UU no.14 tahun 2015 pasal 77 mengenai sanksi


pelanggaran kode etik SANKSI

Pasal 77

(1) Guru yang diangkat oleh Pemerintah atau pemerintah daerah yang tidak
menjalankan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dikenai sanksi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:


a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. penundaan pemberian hak guru;
d. penurunan pangkat;
e. pemberhentian dengan hormat; atau
f. pemberhentian tidak dengan hormat.

(3) Guru yang berstatus ikatan dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
yang tidak melaksanakan tugas sesuai dengan perjanjian kerja atau
kesepakatan kerja bersama diberi sanksi sesuai dengan perjanjian ikatan dinas.

(4) Guru yang diangkat oleh penyelenggara pendidikan atau satuan


pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat, yang tidak menjalankan
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dikenai sanksi sesuai
dengan perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama.

(5) Guru yang melakukan pelanggaran kode etik dikenai sanksi oleh
organisasi profesi.
5

(6) Guru yang dikenai sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),
ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) mempunyai hak membela diri.

1.4 Pengertian Profesional

Profesional adalah orang yang menjalankan suatu profesi sesuai dengan


keahlianya secara bertanggung jawab penuh, disiplin dan bertindak objektif.

Ciri- ciri profesional :

 Memilki kemampuan dan pengetahuan yang tinggi

 Memiliki kode etik

 Memiliki tanggung jawab profesi

 Memiliki jiwa pengabdian kepada masyarakat

 Memiliki kemampuan yang baik dalam perencanaan program kerja

 Menjadi anggota organisasi dari profesinya

Hal pokok yang harus dimiliki seorang profesional:

1. Skill, dimana orang tersebut harus memiliki kemampuan di bidang tertentu

2. Pengetahuan, dimana orang tersebut harus memiliki wawasan yang luas

3. Beretika, artinya seseorang tersebut harus memiliki perilaku yang baik


BAB III

MENGAPLIKASIKAN TEORI DENGAN KASUS

A. Professional

Profesional adalah orang yang menjalankan suatu profesi sesuai dengan


keahlianya secara bertanggung jawab penuh, disiplin dan bertindak
objektif.
Ciri- ciri profesional :
 Memilki kemampuan dan pengetahuan yang tinggi
 Memiliki kode etik
 Memiliki tanggung jawab profesi
 Memiliki jiwa pengabdian kepada masyarakat
 Memiliki kemampuan yang baik dalam perencanaan program kerja
 Menjadi anggota organisasi dari profesinya
Hal pokok yang harus dimiliki seorang profesional:
1. Skill, dimana orang tersebut harus memiliki kemampuan di bidang tertentu
2. Pengetahuan, dimana orang tersebut harus memiliki wawasan yang luas
3. Beretika, artinya seseorang tersebut harus memiliki perilaku yang baik

Dalam kasus ini guru tersebut bukanlah termasuk guru yang profesional
karena guru tersebut tidak bertanggung jawab terhadap profesi nya. Guru
tersebut juga tidak memiliki perilaku yang baik terhadap murid didiknya.
Dia sering melakukan kekerasan terhadap murid-muridnya.

B. Tujuan Kode Etik Keguruan


Guru tersebut juga sudah melanggar tujuan kode etik guru yang bertujuan
,yaitu:
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.

Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak luar atau
masyarakat, agar mereka jangan sampai memandang rendah atau remeh terhadap
profesi yang bersangkutan.

6
7

2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan.

larangan kepada para anggotanya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang


merugikan kesejahteraan para anggotanya. Kode etik juga sering mengandung
peraturan-peraturan yang bertujuan rekan anggota profesi.

3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.

Tujuan lain kode etik dapat juga berkaitan dengan peningkatan kegiatan pengabdian
profesi, sehingga bagi para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas
dan tanggung jawab pengabdiannya dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu,
kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan para anggota
profesi dalam menjalankan tugasnya.

4. Untuk meningkatkan mutu profesi.

Untuk meningkatkan mutu profesi kode etik juga memuat norma-norma dan anjuran
agar para anggota profesi selalu berusaha meningkatkan mutu pengabdian para
anggotanya.

5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.

Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi, maka diwajibkan kepada setiap


anggota untuk secara aktif berpartisipasi dalam membina organisasi profesi dan
kegiatan-kegiatan yang dirancang organisasi.

Dengan demikian guru tersebut juga sudah tidak menjaga dan memelihara
kesejahteraan kepada muridnya.Mutu guru tersebut pun menjadi tercap jelek akibat
perbuatan yang telah dilakukan nya.

C. Sanksi Pelanggaran Kode Etik Guru

Adapun sanksi-sanksi yang di kenakan untuk pelanggaran Kode Etik tersebut


:

 Guru dapat di berhentikan tidak dengan hormat dari jabatan sebagai guru
Karena :

1. Melaggar sumpah dan janji jabatan

2. Melanggar perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama


8

3. Melalaikan kewajiban dalam melaksanakan tugas selama 1 bulan atau lebih secara
terus menerus

 Sanksi moral yang berupa celaan dari rekan-rekannya.

 Sanksi di keluarkan dari organisasi merupakan sanksi yang dianggap terberat.

Sanksi terhadap guru dapat juga berupa :

 Teguran

 Peringatan tertulis

 Penundaan pemberiaan hak guru

 Penurunan pangkat

 Pemberhentian dengan hormat

 Pemberhentian tidak dengan hormat.

Akibat perbuatan nya,guru tersebut pun mendapatkan sanksi berupa


peringatan agar guru tersebut dipindahkan dari sekolah tersebut. Agar tidak
ada lagi murid yang menjadi korban kekerasan yang di perbuat nya. Dan bisa
saja guru tersebut di berhentikan dari jabatan nya karena dia bukan hanya
melakukan kekerasan terhadap satu orang murid,tetapi kepada murid-murid
yang lain juga.
KESIMPULAN

Dari kasus tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa seorang guru yang
profesional itu harus bertanggung jawab kepada profesinya dengan cara tidak
melakukan kekerasan terhadap anak didiknya. Dalam profesinya seorang guru
juga memiliki kode etik yang tidak dapat di langgar dan jika guru tersebut
melakukan kekerasan terhadap anak didik nya,maka dia pun akan
mendapatkan sanksi karena telah melanggar kode etik seorang guru.

SARAN

a. Guru sebagai tenaga pendidik seharusnya menunjukkan sikap yang baik


kepada anak didiknya karena guru itu sebagai panutan.
b. Guru tersebut seharusnya menunjukkan citra profesionalitasnya kepada
anak didik nya.
c. Guru seharusnya bersabar dalam menghadapi murid-muridnya.

9
Daftar Pustaka

Sindonews(2017). Tak Kerjakan PR, Paha Siswa SD Ini Membiru Dipukul Guru M.
Rofik.

Diunduh 13 November 2017,dari


https://daerah.sindonews.com/read/1237277/194/tak-kerjakan-pr-paha-siswa-sd-ini-
membiru-dipukul-guru-1504706347

Hadi,S.(2015).Bimbingan dan Konseling: Kode Etik Guru Indonesia.


Diunduh 15 September 2017,dari www.maribelajarbk.web.id
Pendidikan > PKG > PPG > PTK > UKG

Ahyadi.(2016).Ini Rumah Pintar :Sanksi Pelanggaran Kode Guru.


Diunduh 15 September 2017,dari www.inirumahpintar.com

Diba,E.F.(2011).Dibalue : Kode Etik dan Sanksi Profesi Guru.


Diunduh 15 September 2017, www.dibalue.blogspot.co.id

10

Anda mungkin juga menyukai