Anda di halaman 1dari 13

Bab 5

Kewajiban Hukum

Bab ini akan membahas kewajiban hukum dan menyajikan pandangan sekilas tentang
pentingnya melindungi reputasi profesi yang mempunyai standar etika yang tinggi, dan
konsekuensi yang mereka hadi jika gagal memenuhi standar etika tersebut dan dapat dituntut
secara hukum menyangkut jasa profesional yang mereka berikan.

1 Lingkungan Hukum Akuntan Publik


Para profesional selalu diminta untuk cermat ketika menjalankan tugas melayani klien.
Menurut common law, para orofesional audit bertanggung jawab untuk memenuhi apa yang
telah dinyatakan dalam kontrak dengan klien. Apabi!a auditor gagal memberlkan jasa atau
tidak cermat dalam pelaksanaannya, mereka secara hukum bertanggung jawab kepada klien
atas kelalaian dan/atau pelanggaran kontrak, dan dalam situasi tertentu, kepada pihak selain
klien mereka. Meskipun kriteria bagi tindakan hukum terhadap auditor oleh pihak ketiga
bervarlasi di setiap negara bagnn, umumnya auditor berkewajiban memperhatikan pihak
ketiga yang merupakan bagian dari kelompok orang yang terbatas yang bergantung pada
"peramalan" auditor.
Selain kewajiban menurut common law, auditor juga bertanggung jawab kepada pihak
ketiga menurut undang-undang statuter. Securities Act tahun 1933 dan Securities Exchange
Act tahun 1934 berisi ketentuan yang berlaku sebagai dasar tindakan hukum terhadap
auditor. Namun jarang sekali auditor dituntut atas tindakan kriminal. Tuntutan kriminal
terhadap auditor dapat terjadi apabila pihak penggugat membuktikan bahwa auditor tersebut
bermaksud menyakiti atau melukai pihak lain.
Meskipun profesi telah melakukan berbagai upaya untuk membahas kewajiban hukum
akuntan publik, jumlah tuntutan dan besar ganti-rugi bagi para penuntut tetap tinggi,
termasuk tuntutan yang melibatkan pihak ketiga menurut common law Inaupun UU sekuritas
federal.

Tidak ada alasan sederhana yang menjelaskan tren ini, tetapi faktor-faktor berikut merupakan
penyebab utamanya:
 Kesadaran para pemakai laporan keuangan yang semakin meningkat akan tanggung
jawab akuntan publik.
 Kesadaran yang meningkat di pihak SEC
 Kerumitan fungsi-fungsi akuntansi dan auditing yang disebabkan oleh meningkatnya
ukuran bisnis , globalisasi bisnis, dan kerumitan operasi bisnis.
 Kecenderungan masyarakat untuk menerima tuntutan hukum dari pihak yang dirugikan
terhadap siapa saja yang dapat memberikan kompensasi, tanpa melihat siapa yang salah.
 Keputusan pengadilan menyangkut ganti rugi yang besar pada beberapa kasus melawan
akuntan publik telah mendorong para pengacara untuk memberikan pelayanan hukum
atas dasar fee kontinjen.
 Banyak kantor akuntan publik lebih memilih menyelesaikan masalah hukum di luar
pengadilan untuk menghindari biaya pengadilan yang mahal dan publisitas yang
merugikan.
 Kesulitan yang dihadapi hakim dan juri dalam memahami serta menginterpretasikan
masalah teknis akuntansi dan auditing.

2 Kegagalan Bisnis, Kegagalan Audit, dan Resiko Audit

Kegagalan bisnis, bisnis tidak mampu mengembalikan pinjaman atau memenuhi harapan para
investor karena keadaan ekonomi atau bisnis.
Kegagalan audit, auditor mengeluarkan pendapat audit yang tidak benar karena gagal
memenuhi persyaratan standar audit.
Resiko audit, kemungkinan bahwa auditor akan menyimpulkan bahwa laporan keuangan telah
dinyatakan secara wajar, sedangkan kenyataanya mengandung salah saji yang material. Mungkin
saja auditor telah melaksanakan prosedur audit namun masih gagal mengungkapkan salah saji
yang material akibat kecurangan.

Contohnya adalah kantor yang menugaskan asisten yang tidak memenuhi syarat untuk
melaksanakan tugas audit di mana mereka gagal menemukan salah saji yang material dalam
catatan klien yang seharusnya dapat ditemukan oleh auditor yang memenuhi syarat. Risiko audit
merupakan kemungkinan bahwa auditor akan menyimpulkan, setelah melaksanakan audit yang
memadai, bahwa laporan keuangan telah dinyatakan secara wajar, sedangkan dalam
kenyataannya mengandung salah saji yang material. Risiko audit tidak dapat dielakkan, karena
auditor mengumpulkan bukti hanya atas dasar pengujian dan karena kecurangan yang
disembunyikan dengan baik sangat sulit dideteksi. Seorang auditor mungkin saja menaati seluruh
standar auditing namun masih gagal mengungkapkan salah saji yang material akibat kecurangan.

Para profesional akuntansi cenderung setuju bahwa dalam kebanyakan kasus, ketika audit
tidak dapat menemukan salah saji yang material dan pendapat audit yang salah sudah diterbitkan,
maka layak untuk dipertanyakan apakah auditor menggunakan kemahirannya dalam
melaksanakan audit. Dalam kasus kegagalan audit, UU yang berlaku sering memperbolehkan
pihak yang dirugikan menuntut akuntan publik untuk membayar sebagian atau seluruh kerugian
yang disebabkan oleh kegagalan audit. Dalam praktiknya, karena kerumitan auditing, sulit
ditentukan apakah auditor gagal dalam menggunakan kemahirannya. Juga sulit untuk
menentukan siapa yang berhak memperoleh keuntungan dari audit. Meskipun demikian,
kegagalan auditor dalam menggunakan kemahirannya sering kali menimbulkan kewajiban
hukum, bahkan kerugian yang besar bagi kantor akuntan publik.

Sebagai contoh, ketika perusahaan bangkrut dan tidak dapat membayar utang-utangnya,
umumnya para pemakai laporan keuangan akan menyatakan bahwa telah terjadi kegagalan audit,
terutama bila laporan auditor terbaru mengindikasikan bahwa laporan keuangan sudah
dinyatakan secara wajar. Lebih buruk lagi, jika yang terjadi adalah kegagalan bisnis dan ternyata
laporan keuangan tersebut mengandung salah saji, para pemakai laporan keuangan akan
menganggap bahwa auditor ceroboh meskipun audit telah dilaksanakan sesuai dengan standar
auditing yang berlaku umum. Konflik antara pemakai laporan keuangan dan auditor ini sering
muncul karena ada "kesenjangan harapan" di antara keduanya. Kebanyakan auditor yakin bahwa
pelaksanaan audit yang sesuai dengan standar auditing adalah satu-satunya yang dapat
diharapkan auditor- Akan tetapi, banyak pemakai yakin bahwa auditor dapat menjamin
keakuratan laporan keuangan, dan beberapa pemakai bahkan yakin bahwa auditor menjamin
viabilitas bisnis ltu. Untungnya bagi profesi ini, pengadilan terus mendukung pandangan auditor.
Namun, kesenjangan harapan ini sering kali mengakibatkan tuntutan hukum yang tidak terjamin.
Mungkin di masa depan, profesi ini akan memikul tanggung jawab yang lebih besar untuk
mendidik para pemakai laporan keuangan tentang peran auditor dan perbedaan antara kegagalan
bisnis, kegagalan audit, serta risiko audit. Akan tetapi, untuk saat ini auditor harus menerima
bahwa tuntutan atas kegagalan audit sebagian mungkin juga disebabkan oleh harapan mereka
yang mengalami kerugian usaha untuk memperoleh ganti rugi dari sumber mana pun, tanpa
memperhatikan siapa yang salah.

3 Kewajiban Hukum Para Auditor

Seorang akuntan publik bertanggung jawab atas setiap aspek pekerjaan akuntansi publiknya,
termasuk auditing, perpajakan, jasa bantuan manajemen, dan jasa akuntansi serta
pembukuan. Jika seorang akuntan pubiik gagal menyiapkan dan mengisi SPT pajak klien
dengan benar, akuntan publik itu dapat dituntut untuk membayar semua denda dan bunga
yang harus dibayar oleh klien ditambah fee penyiapan SPT pajak. Pada beberapa negara
bagian, pengadilan juga dapat menetapkan jumlah kerugian yang layak dibebankan.
Sebagian besar tuntutan hukum terhadap kantor akuntan publik berkaitan dengan laporan
keuangan yang sudah maupun yang belum diaudit. Pembahasan pada bab ini dibatasi
terutama pada dua aspek dari akuntansi publik tersebut. Pertama, kita telaah beberapa konsep
hukum yang berkenaan dengan tuntutan hukum terhadap akuntan publik. Ada kesepakatan
antara profesi akuntan dan pengadilan bahwa auditor bukan penjamin atau penerbit. laporan
keuangan. Auditor hanya diharapkan untuk melaksanakan audit dengan kemahiran, dan tidak
diharapkan untuk benar 100 persen. Standar kemahiran (due care) ini sering disebut sebagai
konsep orang yang bijak (prudent person concept). Hal ini dikemukakan dalam Cooley on
Torts sebagai berikut:

Setiap orang yang menawarkan jasa kepada orang lain dan yang dipekeryakan memiliki
kewajiban untuk menggunakan keahlian yang dimilikinya dalam melakukan pekerjaan
secara hati-hati dan tekun. Dalam semua pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus
itu, bila seseorang menawarkan jasanya, dia sudah memahami bahwa ia mengumumkan
kepada publik bahwa ia memiliki keahlian yang umumnya dimiliki orang lain yang
menangani pekerjaan tersebut, dan bila ia berpura-pura memiliki keahlian itu dan orang
lain tahu, ia sudah melakukan penipuan terhadap setiap orang yang mempekerjakan ia
menyangkut profesi publiknya. Tetapi tidak seorang pun, baik yang terlatih maupun
tidak, menjalankan tugas yang ia perkirakan bisa berhasil tanpa kesalahan sedikitpun. la
bekerja dengan keyakinan dan integritas yang baik, tetapi bukannya tanpa kesalahan, dan
ia bertanggung jawab kepada pemberi kerja atas kecerobohan, niat buruk, atau
ketidakjujuran, tetapi bukan untuk konsekuensi kerugian yang semata - mata akibat
kekeliruan penilaian.

Biasanya, para partner, atau para pemegang saham korporasi profesional, memiliki tanggung
jawab bersama untuk mengambil tindakan perdata (civil action) terhadap setiap pemilik. Akan
tetapi, situasinya berbeda jika kantor ini beroperasl sebagai persekutuan dengan kewajiban
terbatas (limited liability perseroan dengan kewajiban terbatas (limited liability company =
LLC), korporasi umum, atau korporasi profeslonal dengan tanggung jawab terbatas. Menurut
struktur perusahaan di atas, kewajiban yang timbuh dari tindakan salah satu pemilik tidak
mempengaruhi aktiva pribadi pemilik lain, kecuali pemilik lain terlibat langsung dalam tindakan
yang dilakukan pemilik yang menyebabkan kewajiban ini. Tentu saja, aktiva perusahaan menjadi
jaminan atas kerugian yang mungkin timbul.

Syarat yang berkaitan dengan kelalaian dan penipuan.

1 Kelalaian biasa, tidak ada perhatian yang layak yang dapat diharapkan dari seseorang dalam
suatu situasi
2 Kelalaian besar, tidak ada perhatian sama sekali, setara dengan perilaku ceroboh, yang dapat
diperkirakan dari seseorang.
3 Penipuan konstruktif, adanya kelalaian ekstrem sekalipun tidak ada maksud untuk menipu
atau merugikan
4 Penipuan, terjadi bila suatu salah saji telah dilakukan dan auditor sama-sama mengetahui
adanya kesalahan itu dan juga adanya maksud untuk menipu

Sumber kewajiban hukum auditor:

1 Kewajiban kepada klien


2 Kewajiban kepada pihak ketiga menurut common law
3 Kewajiban sipil menurut UU sekuritas federal
4 Kewajiban kriminal.

4 Tanggung Jawab kepada Klien


Sumber tuntutan hukum yang datang kepada akuntan publik umumnya datang dari
klien.Tuntutan ini dapat terjadi jika akuntan publik lalai dalam melaksanakan tugasnya dan yang
menjadi masalah utama dari kelalaian adalah tingkat kemahiran yang dibutuhkan.

Sekarang kantor akuntan publik dan klien harus menandatangani surat penugasan, yang
disyaratkan untuk audit, untuk memformalkan kesepakatan tentang jasa yang diberikan, fee, dan
waktu penyelesaian. Tetap ada perjanjian tertulis, tetapi surat penugasan dapat mendefinisikan
kontrak lebih jelas.

Kantor akuntan publik biasanya menggunakan empat kombinasi pembelaan bila ada tuntutan
hukum oleh klien : yaitu, tidak ada tugas yang harus dilaksanakan, pelaksanaan kerja tanpa
kelalaian, kelalaian kontribusi, dan ketiadaan hubungan timbal balik.

Tidak ada tugas yang harus dilaksanakan, Bahwa kantor akuntan publik mengklaim bahwa
tidak ada kontrak yang tersirat atau yang dinyatakan secara jelas.
Pelaksanaan kerja tanpa kelalaian, Auditor dapat mengklaim bahwa ia telah melaksanakan
prosedur atau standar auditing dengan benar.

Kelalaian kontribusi, Auditor mengklaim bahwa klien campur tangan dalam kegiatan
pelaksanaan audit yang mengakibatkan kerugian, sehingga auditor tidak dapat menemukan
penyebab kerugian tersebut.
Ketiadaan hubungan sebab-akibat, Agar klien dapat menuntut akuntan publik, klien harus
memiliki dan menunjukkan adanya hubungan sebab-akibat yang jelas antara kelalaian auditor
dalam menaati standar auditing dengan kerugian yang di derita klien.

5 Kewajiban Terhadap Pihak ke-3

Pihak ketiga meliputi pemegang saham aktual dan calon pemegang saham, pemasok, bankir dan
kreditor lainnya, karyawan, serta pelanggan.

Kasus Ultramares, pengadilan menekankan bahwa bila ada kecurangan atau kelalaian besar di
pihak auditor, auditor dapat bertanggung jawab terhadap pihak ketiga secara lebih umum. Dari
kasus Ultramares menghasilkan doktrin ultramares, mengizinkan pemulihan oleh pihak ketiga
dalam banyak situasi dengan memperkenalkan konsep foreseen users, merupakan anggota dari
golongan pemakai terbatas yang mengandalkan laporan keuangan. Tiga pendekatan utama yang
diberlakukan :
Credit Alliance, Pemberi pinjaman menuntut auditor atas nama salah satu peminjam nya, karena
pemberi pinjaman itu mengandalkan laporan keuangan peminjam dalam memberikan pinjaman,
yang ternyata menyesatkan.
Restatement of Torts, Pendekatan yang digunakan adalah menerapkan peraturan yang mengacu
pada seperangkat prinsip hukum otoritatif.
Foreseeable Users, Menurut konsep ini, para pemakai yang sudah harus dapat ditentukan
sebelumnya oleh auditor sebagai pemakai laporan keuangan klien, memiliki hak yang sama
seperti halnya pada privity of contract.

Tiga pembelaan yang tersedia bagi auditor dalam menghadapi tuntutan hukum oleh pihak ke tiga
yaitu :

 tidak ada kewajiban untuk melaksanakan jasa,


 pelaksanaan kerja tanpa kelalaian,
 dan ketiadaan hubungan sebab-akibat.

Pembelaan tidak ada kewajiban dalam menghadapi tuntutan pihak ketiga mencakup tidak hanya
privity of contract. Jika auditor melaksanakan audit sesuai dengan standar auditing, pembelaan
lainnya tidak akan diperlukan.

6 Kewajiban Sipil Akuntan Menurut Sekuritas Federal

Securitas Act tahun 1933, persyaratan bagi pelaporan bagi perusahaan yang menerbitkan
sekuritas baru, termasuk informasi dalam laporan registrasi atau pendaftaran dan propektus.Satu-
satunya pihak yang mendapat ganti rugi dari auditor menurut UU tahun 1933 adalah pembeli
pertama sekuritas pada saat tuntutan diajukan.

Menurut Securitas Exchange Act tahun 1934 sering kali berpusat pada laporan keuangan yang
telah diaudit yang diterbitkan kepada publik dalam laporan tahunan, yang diserahkan kepada
SEC sebagai bagian dari laporan tahunan Form-10K.
Peraturan 10b-5 dari Securitas Exchange Act tahun 1934, sering disebut sebagai anti
kecurangan dari undang-undang 1934, karena menghalangi setiap aktivitas penipuan yang
melibatkan pembelian atau penjualan setiap sekuritas.

Undang-undang Foreign Corrupt Practice Act tahun 1977, melarang pemberian uang suap
kepada pejabat di luar negeri untuk mendapatkan pengaruh dan memperoleh atau
mempertahankan hubungan bisnis. Meskipun undang-undang ini berlaku, ketentuan yang
berkaitan dengan catatan akuntansi dan pengendalian internal sebagian besar diganti oleh
persyaratan yang lebih ketat dari Sarbanes-Oxley Act tahun 2002.Undang-undang ini
mempertebal tanggung jawab perusahaan publik dan para auditornya. Undang-undang ini juga
mensyaratkan CEO dan CFO untuk mengesahkan laporan keuangan tahunan serta kuartalan yang
didaftarkan ke SEC. PCAOB juga mempunyai wewenang untuk menjatuhkan sanksi kepada
kantor akuntan publik yang terdaftar atas setiap pelanggaran terhadap UU ini.

7 Kewajiban Kriminal Bagi Akuntan

Kewajiban kriminal bagi akuntan, Akuntan publik dapat disalahkan karena tindakan kriminal
menurut hukum federal atau hukum di setiap negara bagian masing-masing. Securitas Act tahun
1933 dan 1934 sera Federal Mail Fraud Statue dan Federal False Statement Statue, semua
peraturan ini menetapkan bahwa menipu orang lain, yaitu dengan sadar terlibat dalam laporan
keuangan yang palsu merupakan tindakan kriminal. Sarbanes-Oxley Act 2002 juga menetapkan
bahwa merupakan kejahatan bila merusak atau membuat dokumen untuk menghambat atau
menghalangi penyelidikan federal.

8 Respon Profesi Terhadap Kewajiban Hukum

AICPA dan profesi secara keseluruhan. dapat melakukan sejumlah hal untuk mengurangi risiko
para praktisi terkena tuntutan hukum:
I. Mencari perlindungan dari proses pengadilan atau litigasi yang tidak terpuji.

2. Meningkatkan performa auditing agar dapat memenuhi kebutuhan para pemakai dengan lebih
baik.

3. Mendidik para pemaka; mengenai batas-batas auditing.

Mari kita bahas beberapa aktivitas khusus secara singkat:

 Riset dalam auditing. Riset yang berkesinambungan diperlukan untuk menemukan cara
yang lebih baik guna mengungkapkan salah saji atau kecurangan yang tidak disengaja»
mengomunikasikan hasil audit kepada pemakai laporan, dan memastikan bahwa auditor
bersikap independen. Riset yang penting telah dilakukan oleh AICPA, kantor akuntan
publik, dan universitas.

 Penetapan standar dan peraturan. AICPA dan PCAOB harus secara konstan menetapkan
standar serta merevisinya untuk memenuhi kebutuhan audit yang terus berubah. Sebagai
contoh, perubahan standar auditing menvangkut tanggung jawab auditor untuk
mendeteksi kecurangan telah diterbitkan guna memenuhi kebutuhan dan harapan
pemakai atas kinerja auditor.

 Menetapkan persyaratan untuk melindungi auditor. AICPA dapat membantu melindungi


para anggotanya dengan menetapkan persyaratan tertentu yang telah sukses diikuti
olelvpara praktisi, seperti persyaratan SAS 85 (AU 333) tentang surat representasi tertulis
dari manajemen dalam semua audit. Tentu saja, persyaratan tersebut tidak boleh
bertentangan dengan pemenuhan kebutuhan pemakai.

 Menetapkan persyaratan peer review. Dengan memeriksa secara periodik praktik dan
prosedur kantor akuntan, AICPA dapat mendidik para praktisi serta mengidentifikasi
kantor akuntan yang tidak memenuhi standar profesi.

 Melawan tuntutan hukum. Kantor akuntan publik harus terus melawan tuntutan yang
tidak berdasar meskipun, dalam jangka pendek, biaya untuk memenangkan perkara itu
lebih besar daripada biaya untuk berdamai. AICPA telah membantu para praktisinya
dalam melawan ekspansi kewajiban hukum yang tidak berdasar bagi akuntan dengan
menyerahkan dokumen pengadilan yang dikenal sebagai amicus curiae ("teman
pengadilan").

 Pendidikan bagi pemakai laporan keuangan. AICPA, pimpinan kantor akuntan publik,
dan para pengajar harus mendidik investor serta pihak lain yang membaca laporan
keuangan mengenai arti yang tepat dari pendapat auditor serta ruang lingkup dan sifat
dari pekerjaan auditor. Selain itu, para pemakai laporan juga harus memahami bahwa
auditor tidak menguji 100% semua catatan dan tidak menjamin keakuratan catatan
keuangan atau keberhasilan perusahaan yang diaudit di masa depan. Orang-orang di luar
profesi ini juga perlu memahami bahwa akuntansi dan auditing adalah seni, bukan ilmu
pengetahuan. Kesempurnaan dan ketepatan tidak akan pernah tercapai.

 Memberi sanksi kepada anggota karena perilaku dan kinerja yang tidak pantas. Suatu
profesi harus mengawasi anggotanya sendiri. AICPA telah mencatat kemajuan dalam
manangani masalah kinerja akuntan publik yang kurang memadai, tetapi masih
diperlukan review yang lebih keras terhadap kegagalan yang telah dituduhkan.

 Melobi perubahan UU. Sejak tahun 1990-an, beberapa perubahan pada UU negara bagian
dan federal telah berdampak positif bagi lingkungan hukum profesi. Sebagian besar
negara bagian telah merevisi UU yang mengizinkan kantor akuntan untuk berpraktik
dalam bentuk organisasi yang lain, termasuk organisasi dengan kewajiban terbatas yang
memberikan sejumlah perlindungan dari proses pengadilan. Diberlakukannya Private
Securities Litigation Reform Act Tahun 1995 secara signifikan telah mengurangi
kerugian potensial akibat proses pengadilan yang berhubungan dengan saham dengan
menyediakar-i kewajiban yang proporsional pada sebagian besar contoh. Namum karena
Reform Act hanya diterapkan pada pengadilan federal, para pengacara mulai
memindahkan kasus mereka ke pengadilall negara bagian, di mana Reform Act tidak
berlaku. Akan tetapi, lubang kecil ini ditutup oleh Securities Litigation Uniform Standars
Act tahun 1998, yang mewajibkan bahwa tindakan class actions yang melibatkan
sekuritas diajukan ke pengadilan distrik Federal. Profesi terus mengupayakan reformasi
proses pengadilan pada tingkat negara bagian, termasuk penerapan standar privitas yang
ketat untuk kewajiban terhadap nonklien dan kewajiban proporsional pada semua kasus
yang tidak melibatkan kecurangan/penipuan.
Melindungi Akuntan Publik Individual dari Kewajiban Hukum

Seorang auditor yang berpraktik juga dapat pula mengambil tindakan tertentu

untuk meminimalkan kewajibannya. Beberapa dari tindakan yang umum itu

adalah sebagai berikut:

 Hanya berurusan dengan klien yang tnemiliki integritas. Ada kemungkinan yang semakin
besar bahwa auditor akan menghadapi masalah hukum jika klien kurang memiliki
integritas dalam berurusan dengan para pelanggan, karyawan, instansi pemerintah, dan
pihak lainnya. Sebuah kantor akuntan publik membutuhkan prosedur untuk mengevaluasi
integritas klien dan harus langsung menarlk diri apabila klien tersebut kurang memdiki
integritas-

 Mempekerjakan personil yang kornpeten dan melatih serta mengawasi mereka secara
layak. Bagian yang penting dari sebagian besar audit biasanya dikerjakan oleh
profesionai muda yang belum begitu berpengalaman. Mengingat tingginya risiko yang
dihadapi kantor akuntan publik dalam melakukan audit, profesional muda ini harus
memenuhi syarat dan sangat teriatih. Supervisi atas pekerjaannya oleh profesional yang
berpengalaman dan memenuhi kualifikasi juga sangat penting.

 Mengikuti standar profesi. Sebuah kantor akuntan harus mengimplementasikan prosedur


untuk memastlkan bahwa semua anggota kantor itu memahami dan mengikuti standar
auditing, pendapat FASB, peraturan perilaku, dan pedoman profesional iainnya.

 Mempertahankan independensi. Independensi mempunyai arti yang lebih luas darl


sekadar masalah keuangan. Dalam kenyataannya, independensi membutuhkan sikap
tanggung jawab yang terpisah dari kepentingan klien. Banyak proses pengadilan terjadi
akibat mengalahnya auditor terhadap pernyataan atau tekanan klien. Auditor harus
mempertahankan sikap skeptisme yang sehat.

 Memahami bisnis klien. Kurangnya pengetahuan terhadap praktik industri dan operasi
klien telah menjadi faktor utama kegagalan auditor untuk mengungkapkan salah saji
daiam beberapa kasus. Tim audit harus dididik dalam bidang ini, yang sekarang sudah
diwajibkan menurut standar pekerjaan lapangan yang kedua.

 Melaksanakan audit yang bermutu. Audit yang berrnutu menøharuskan auditor


memperoleh bukti yang memadai dan membuat pertimbangan yang tepat atas bukti
tersebut. Sebagai contoh, penting sekali bahwa auditor memahami pengendalian Internal
klien dan memodifikasi bukti agar mencerminkan temuan-temuan tersebut. Audit yang
baik akan mengurangi kemungkinan salah saji dan tuntutan hukum.

 Mendokumentasikon pekerjaan secara layak. Penyusunan dokumentasi audit yang baik


akan membantu auditor mengorganisasl dan melaksanakan audit yang bermutu.
Dokumentasi audit yang bermutu sangat penting ketlka auditor menghadapi perkara audit
di pengadilan.

 Mendapatkan surat penugasan dan surat representasi. Kedua surat ini sangat diperlukan
dalam mendefinisikan kewajiban klien dan auditor. Kedua dokumen ini terutama
bermanfaat dalam perkara hukum antara klien serta auditor, dan juga dalam tuntutan
hukum pihak ketiga.

 Mempertahankan hubungan yang bersifat rahasia. Auditor menurut standar etis, dan
kadang-kadang kewajiban hukum, tidak boleh mengungkapkan masalah klien kepada
orang luar.

 Mengadakan asuransi yang memadai. Sangat penting bagi kantor akuntan publik (KAP)
untuk memiliki perlindungan asuransi yang memadai dalam peristiwa tuntutan hukum.
Meskipun premi asuransi telah meningkat dalam jumlah besar akibat meningkatnya
litigasi atau proses pengadilan, asuransi kewajiban profesional masih tersedia bagi semua
akuntan publik.

 Mencari bantuan hukum. Jika terjadi masalah yang serius selama proses audit, akuntan
publik sebaiknya menghubungi penasihat hukum yang ber- pengalaman. Jika timbul
tuntutan hukum, auditor harus segera mendapatkan seorang pengacara yang
berpengalaman.
 Memilih bentuk organisasi dengan kewajiban terbatas. Banyak kantor akuntan publik
sekarang beroperasi sebagai korporasi profesional, perusahaan dengan kewajiban
terbatas, atau persekutuan dengan kewajiban terbatas dalam rangka memberikan
perlindungan kewajiban pribadi kepada para pemilik.

 Mengungkapkan skeptisme profesional. Auditor sering dianggap bersalah ketika


dihadapkan dengan informasi yang menunjukkan masalah yang tidak mereka sadari.
Auditor perlu berusaha keras untuk mempertahankan tingkat skeptisme yang sehat, yang
membuatnya waspada terhadap salah saji yang potensial, sehingga mereka dapat
menemukan salah saji ketika hal itu terjadi.

Anda mungkin juga menyukai