Term Odin A Mika
Term Odin A Mika
NIM : 60500109019
Tugas : Termodinamika
Buatah ringkasan materi dan buatlah minimal 2 contoh soal masing-masing dari topik berikut
ini:
JAWAB
Pondasi hukum ini pertama kali diletakkan oleh James Prescott Joule yang
melalui eksperimen-eksperimennya berhasil menyimpulkan bahwa panas dan
kerja saling dapat dikonversikan. Pernyataan eksplisit pertama diberikan oleh
Rudolf Clausius pada 1850: "Terdapat suatu fungsi keadaan E, yang disebut
'energi', yang diferensialnya sama dengan jumlah kerja yang dipertukarkan
dengan lingkungannya pada suatu proses adiabatik."
Secara matematis. hukum termodinamika I pada sistem tertutup, dinyatakan
sebagai:
dU = dq + dw
s U = q + w
Dengan kata lain, perubahan energi dalam sistem (U) setara dengan panas
yang diberikan pada sistem (q) dan kerja yang dilakukan terhadap sistem (w)
Jika hanya diberikan panas, berlaku:
U = q
Jika hanya dilakukan kerja berlaku:
U = w
b. Contoh soal
1. Panas yang ditambahkan ke sistem sebesar 2500 J, dan kerja 1800 J dikerjakan
pada sistem. Tentukan perubahan energi dalam sistem!
Jawab:
ΔU = 2500 –(–1800 J) = 4300 J
Penyelesaian
Diketahui: Sebuah sistim silinder-torak berisi gas yang mengalami ekspansi berdasarkan
kosntan
Keterangan :
Q = kalor
W = Usaha
Apabila sistem menyerap kalor, maka Q bernilai positif, begitu pula sebailknya apabila
Q membebaskan kalor maka Q bernilai negatif. Apabila W menerima kerja dari
lingkungan, maka W bernilai positif dan apabila W melakukan kerja pada lingkungan
maka W bernilai negatif.
karena usaha (W) merupakan perkalian dari tekanan dan perubahan volume, maka
rumus tersebut dapat juga ditulis :
keterangan :
P = tekanan
V = perubahan volume
b. contoh soal
1. Jika kalor sebanyak 2000 Joule ditambahkan pada sistem dan kerja 1000 Joule
dilakukan pada sistem, berapakah perubahan energi dalam sistem ?
Panduan jawaban :
Sistem mendapat tambahan kalor (sistem menerima energi) sebanyak 2000 Joule dan
kerja dilakukan pada sistem (sistem menerima energi) 1000 Joule. Dengan demikian,
energi dalam sistem bertambah sebanyak = 3000 Joule.
Pada pembakaran 1 mol C dibebaskan panas 93,414 Kkal. Jadi ΔH = - 93,414 Kkal
7. Kesetimbangan energi
8. Ketergantungan pada variabel T dan V, T-P, P-V
a. Teori
Pada tahun 1661, Boyle menyimpulkan bahwa pada temperatur konstan T :
PV = kosn tan
dengan P = tekanan, V= volume udara (jumlah dalam mol N).
Satu abad berikutnya, pada percobaan yang terpisah Charles dan Gay-
Lussac,merumuskan hubungan :
(1 ) 0 V =V +αt
dengan :
V = volume N moles gas pada temperatur τ pada skala sembarang
V0 = volume pada temperatur 0 pada skala τ
α = koeffisien muai volume
Dengan keterbatasan percobaan mereka menemukan bahwa untuk beberapa gas, α
berhargasama. Apabila temperatur T dinyatakan sebagai :
T =τ +α −1
Dan (dengan eliminasi τ) diperoleh
TV = kons tan
selanjutnya dapat diturunkan bahwsa :
PV = kons tan
Nilai konstanta ditemukan sebagai N R dengan R = kb Na adalah konstanta gas dalam
Joule/mol K, kb = konstanta Boltzman dan Na = bilangan Avogadro. Maka dapat
dituliskan bahwa untuk gas :
PV = N RT
Ketika T = 0 diperoleh τ = − α−1 hal ini berarti kontraksi / pemampatan gas ke volume
V0 sehingga dapat dikatakan, bahwa tidak ada temperatur yang lebih rendah dari T
dan dapat dinyatakan bahwa ini adalah temperatur nol absolut. Pada keadaan ini
tekanan dan volume mendekati nol.
Di awal abad 19 Regnault melakukan percobaan dan dibuktikan bahwa persamaan
PV =T kons tan
adalah rumus pendekatan, karena gas yang berbeda mempunyai α yang berbeda pula.
Dikatakannya bahwa rumus tersebut berlaku untuk gas pada tekanan rendah dan
jumlah mol N kecil, yang disebut dengan gas ideal. Skala yang sesuai untuk
mendefinisikan temperatur Tadalah skala temperatur absolut atau skala temperatur
gas ideal.
9. Percobaan gay-lussac-joule-thompsom
a. Teori
1. Eksperimen Gay-Lussac dan Joule
usaha pencarian hubungan energi dalam dengan volume. Suhu air dicatat sebelum
dan sesudah proses ekspansi bebas. Hasil eksperimen: Perubahan suhu pada air
terlalu kecil untuk dideteksi. (Pada percobaan modern, terdapat perubahan suhu
meskipun sangat kecil) Untuk gas ideal, tidak ada perubahan suhu pada ekspansi
bebas. Sehingga apabila energi dalam konstan maka: gas ideal =0
2. Koefisien Joule-Thomson:dibuktikan:
cP − cv = R (untuk gas ideal)