Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa angka kematian bayi dan balita di


Indonesia adalah tertinggi di negara ASEAN. Menurut data riset kesehatan dasar
(Riskesdes) tahun 2007, terdapat beberapa penyakit utama yang menjadi penyebab
kematian bayi dan balita tersebut. Pada kelompok bayi (0-12 bulan), penyebab
kematian bayi terbanyak adalah penyakit diare sebesar 42% dan pneumonia sebesar
24%. Sedangkan pada kelompok balita, penyebab kematian balita terbanyak adalah
akibat penyakit diare sebesar 25,2% pneumonia sebesar 15,5% demam berdarah
dangue (DBD) 6,8% dan campak 5,8% serta kejadian gizi pada balita sebesar 5,4 %
dan gizi kurang 13%. Apabila angka kematian bayi dan balita ditelusuri sejak dahulu,
penyakit penyait yang menyerang bayi dan balita Indonesia masih berkisar penyakit –
penyakit tersebut yaitu penyakit – penyakit infeksi dan masalah kekurangan gizi.

Penyaki – penyakit penyebab kematian seperti : diare, pneumonia, demam


berdarah dan lain- lainnya tersebut pada umumnya dapat di tangani di tingkat rumah
sakit, namun masih sulit untuk tingkat puskesmas. Hal ini di sebabkan antara lain
karna masih minimnya sarana atau peralatan diagnostik dan obat- obatan ditigkat
puskesmas terutama Puskesmas di daerah terpencil yang tidak ada fasilitas perawatan.
Selain itu, seringkali terdapat puskesmas yang tidak memiliki tenaga dokater yang
siap di tempat setiap saat. Yang ada biasnya tenaga bidan dan perawat. Padahal,
puskesmas merupakan ujung tombak fasilitas kesehatan yang paling di andalkan bagi
masyarakat umum di Indonesia., terutama dalam pertolongan pertama balita yang
sakit. Untuk itu diperlukan suatu pendekatan yang sesuai untuk puskesmas dalam
upaya menurunkan kematian, kesakitan pada dan kecaatan pada bayi dan balita. Suatu
pendekatan yang saat ini di terapkan pada sebagian besar peuskesmas di Indonesia
tersebut dikenal dengan istilah Menejemen Terpadu Balita Sakit ( MTBS).
(Maryunani Anik, 2013 : 361 )

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Pengertian MTBS ?
b. Apa saja Komponen MTBS ?
c. Apa tujuan dari MTBS ?
d. Bagaimana Penilaian dan Klasifikasi Sakit pada MTBS ?
1
e. Bagaimana Gambaran tatalakasana Balita sakit dengan MTBS ?
f. Apa kendala pelaksanaan MTBS di Puskesmas ?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian MTBS
b. Untuk mengetahui Komponen dari MTBS
c. Untuk menetahui tujuan dari MTBS
d. Untuk mengetahui bagaimana penilaian dan klasifikasi dari MTBS
e. Untuk mengetahui bagaimana gambaran tatalaksana Balita Sakit dengan MTBS
f. Untuk mengetahui kendala Pelaksanaan MTBS di Puskesmas

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian MTBS
MTBS, adalah singkatan dari menejemen terpadu balita sakit,atau dalam
Bahasa inggris disebut integrated menejement of chihood illness (IMCI) adalah suatu
pendekatan yang terintegrasi /terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan focus
kepada kesehatan anak usia 0-5 tahun (balita) secara menyeluruh. MTBS bukan
merupakan suatu program kesahatan tetapi merupakan suatu pendekatan atau suatu
cra menatalaksana balita sakit. Kegiatan MTBS merupakan upaya yang di tunjukan
untuk menurunkan kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan anak balita di unit rawat jalan kesehatan dasar seperti di
puskesmas, pustu (puskesmas pembantu ), polindes, puskesdes, dan lain-lain. Bila
dijalani dengan baik upaya ini tergolong lengkap untuk megantisipasi penyakit-
penyakit yang sering menyebabkan kematian bayi dan balita. Dikatakan lengkap
2
karna meliputi upaya kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan), perbaikan gizi,
imunisasi dan konseling (prometif). Badan kesehatan Dunia (WHO) telah mengakui
bahwa pendekatan MTBS sangat cocok diterapkan di negara-negara berkembang
dalam upaya menurunkan kematian, kesakitan, dan kecacatan pada bayi dan balita.
(AM Wijaya, 2009).
Menejem terpadu balita sakit MTBS adalah suatu pendekatan yang di gagas
oleh WHO dan UNICEF untuk menyiapkan petugas kesehatan melakukan penilaian,
membuat klasifikasi, serta memberikan tindakan kepada anak terhadap penyakit-
penyakit yang umumnya mengancam jiwa (Pratono,dkk,2008)

B. komponen MTBS
Tiga komponen dalam kegiatan MTBS berikut ini menguntungkan atau sangat
berguna, yaiu :
a. Meningkatkan keterampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita
sakit (dimana selain dokter, petugas kesehatan non-dokter seperti bidan atau
perawat dapat pula memeriksa dan menangani pasien (balita sakit) asalkan sudah
dilatih).
b. Memperbaiki dan memperkuat sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya
banyak program kesehatan dalam satu kali pemeriksaan MTBS)
c. Memperbaiki praktik keluarga dan masyarakat dalam perawatan dirumah dan
upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit (hal ini meningkatakan
pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan).

C. Tujuan pendekatan MTBS


Tujuan dari pendekatan MTBS adalah mengajarkan menejemen kasus kepada
Bidan, Perawat, dokter dan tenaga kesehatan lain yang menangani balita di fasilitas
kesehatan dasar seperti puskesmas, puskesmas pembantu, pondok bersalin, balai
pengobatan, maupun melaui kunjungan rumah, petugas kesehatan akan belajar cara
menangani balita sakit dan bayi muda dengan:
a. Menilai tandat-tanda dan gejala penyakit,status imunisasi, status gizi dan
pemberian vitamin A.
b. Membuat klasifikasi
c. Menentukan tindakan sesuai dengan klasifikasi anak dan menentukan apakah
seorang anak perlu dirujuk
d. Memberi pengobatan pra-rujukan yang penting, seperti dosis pertama antibiotik,
vitamin A dan perawatan anak untuk mencegah menurunnya gula darah dengan
pemberian air gula, mencegah hipotermia serta merujuk anak.
e. Melakukan tindakan di fasilitas kesehatan (kuratif dan preventif) seperti
pemberian oralit, tablet zinc, vitamin A, dan imunisasi.
3
f. Mengajari ibu cara memberi obat dirumah (seperti antibiotic oral) dan asuhan
dasar bayi muda.
g. Memberi konsling pada ibu mengenai pemberian makanan pada anak, pemberian
ASI dan kapan harus kembali ke fasilitas kesehatan.
h. Melakukan penilaian ulang dan memberi perawatan yang lansung pada saat anak
tersebut kembali untuk pelayanan tindak lanjut.

D. Penilaian dan Klasifikasi Anak Sakit pada MTBS


Telah disebutkan sebelumnya bahwa MTBS adalah sustu pendekatan yang di
gagas oleh WHO dan UNICEF untuk menyiapkan petugas kesehatan melakukan
penilaian, membuat klasifikasi, serta memberikan tindakan tindakan kepada anak
terhadap penyakit-penyakit yang umumnya mengancam jiwa. Maka untuk melakukan
penilaian dan klasifikasi, MTBS mengelompokannya dalam 2 kelompok umur, yaitu :
a. Penilaian dan Klasifikasi Anak Sakit umur 1 hari sampai 2 bulan:
Apabila anak belum genap berumur 2 bulan maka ia tergolong bayi muda. Maka
dalam MTBS, digunakan bagan Penilaian Kasifikasi dan Pengobatan Bayi Muda
Umur 1 hari sampai 2 Bulan.
b. Penilaian dan Klasifikasi Anak Sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun
Apabila anak umur 2 bulan sampai 5 tahun, digunakan bagan penilaiaan dan
klasifikasi Anak Sakit Umur 2 bulan sampai 5 tahun . sampai 5 tahu, berarti anak
belum mencapai ulang tahunnya yang kelima. Kelompok umur ini termasuk balita
umur 4 tahu 11 bulan, akan tetapi tidak termasuk anak yang sudah berumur 5
tahun . maka dalam MTBS, proses menejemen kasus disajikan dalam suatu bagan
yang memperlihatkan urutan langkah-langkah dan penjelasan cara pelaksanaanya.
Langkah-langkahnya adalah :
1. Menilai dan membuat klasifikasi anak sakit
2. Menentukan tindakan dan pemberi pengobatan
3. Memberi onseling pada ibu
4. Menejemen terpadu bayi muda
5. Memberi pelayanan tindak lanjut

Untuk memperjelas pengertian langkah-lagkah dalam MTBS tersebut, berikut ini


penjelasan dari beberapa definisi istilah langkah-langkah yang di gunakan dalam
MTBS
1. Menilai anak berarti melakukan penilaian dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik
2. Membuat klasifikasi berarti membuat sebuah keputusan mengenai
kemungkinan penyakit atau masalah serta tingkat keparahannya. Klasifikasi
merupakan suatu kategori untuk melakukan tindakan, bukan sebagai diagnosis
spesifik penyakit.
4
3. Menentukan tindakan dan pemberian pengobatan berarti menentukan tindakan
dan memberi pengobatan difasilitas kesehatan sesuai dengan setiap klasifikasi,
memberi obat untuk diminum dirumah dan juga mengajari ibu tentang cara
memberikan obat serta tindakan lain yang harus dilakukan di rumah .
4. Memberi konseling bagi ibu juga berarti termasuk juga menilai cara
pemberian makan anak, memberi anjuran pemberian makan yang baik untuk
anak serta kapan harus membawa anaknya kembali ke fasilitas kesehatan.
5. Menejemen terpadu bayi muda meliputi : menilai dan membuat klasifikasi,
menentukan tindakan dan memberi pengobatan, konseling dan tindak lanjut
pada bayi umur 1 sampai 2 bulan baik sehat Maupun sakit.
6. Memberi pelayanan tindak lanjut bearti, menentukan tindakan dan pengobatan
pada saat anak pemeriksaan ulang.

E. Gambaran Singkat Tatalaksana Balita Sakit dengan MTBS


Berikut ini gambaran singkat penanganan balita sakit memakai pendekatan
MTBS. Seorang anak balita sakit yang dibawa berobat ke puskesmas, dapat ditangani
dengan pendekatan MTBS oleh petugas kesehatan (bidan) yang telah terlatih. Bidan
yang telah dilatih MTBS ini memakai tool yang disebut Algoritma MTBS untuk :
a. Melakukan penilaian/pemeriksaan dengan cara menanyakan kepada orang
tua/wali, apa saja keluhan- keluhan atau masalah, kemudian memeriksa dengan
cara “ lihat dan dengar (inspeksi dan auskultasi)” atau lihat dan raba (inspeksi dan
palpasi)”.
b. Setelah itu, perawat akan mengklasifikasikan semua semua gejala berdasarkan
hasil Tanya-jawab dan pemeriksaan.

Berdasarkan hasil klarifikasi. Perawat yang terlatih dapat menentukan jenis


tindakan atau pengobatan, misalnya anak dengan klarifikasi pneumonia Berat atau
penyakit sangat berat akan di rujuk ke dokter puskemas, anak yang imunisasinya
belum lengkap akan dilengkapi, anak dengan masalah gizi akan dirujuk ke ruang
konsultasi gizi, dan seterusnya.
1. Gambaran singkat Tatalaksana Bayi Muda Berusia kurang dari 2 bulan dengan
MTBS atau di sebut juga MTBM (Menejemen Terpadu Bayi Muda) :
a. Menilai dan mengklasifikasikan untuk kemungkinan penyakit sangat berat
atau infeksi bakteri.
b. Menilai dan mengklarifikasikan diare.
c. Memeriksa dan mengklarifikasikan icterus
d. Memriksa dan mengklasifikasikan berat badan rendah atau masalah pemberian
Air Susu Ibu (ASI). Dalam kegiatan ini, diuraikan secara terperinci cara
mengajari ibu tentang cara meningkatkan produksi ASI, cara menyusui yang
5
baik, mengatasi masalah pemberian ASI secara sistematis dan terperinci, cara
merawat tali pusat, menjelaskan kepada ibu tentang jadwal imunisasi pada
bayi kurang dari 2 bulan, menasihati ibu cara memberikan cairan tambahan
pada waktu bayinya sakit, kapan harus kunjungan ulang, dan lain-lain.
e. Memeriksa status penyuntikan vitamin K1 dan imunisasi
f. Memeriksa masalah dan keluhan lain
2. Gambaran Singkat Tatalaksana Balita Sakit dengan MTBS
Penilaian dan klasifikasi balita sakit yaitu anak umur 2 bulan sampai 5 tahun,
secara ringkas adalah sebagi berikut: pada saat anak sakit dating keruang
pemeriksaan, petugas kesehatan, (perawat) terlatih akan menanyakan kepada
orang tua /wali secara berurutan, deimulai dengan memeriksa tanda-tanda bahaya
umum, seperti:
a. Apakah anak bisa minum?
b. Apakah anak selalu memuntahkan semuanya?
c. Apakah anak menderita kejang?
Kemudian petugas kesehatan (pearawat) terlatih alkan melihat/ memeriksa
apakah anak tampak latergis/tidak sadar?
Setelah itu petugas kesehatan (perawat) terlatih akan menanyakan keluhan
utama lain :
a. Apakah anak menderita batuk atau sukar bernafas ?
b. Apakah anak menderita diare?
c. Apakah anak demam?
d. Apakah anak mempunyai masalah telinga?
e. Memeriksa status gizi
f. Memeriksa anemia
g. Memeriksa status imunisasi
h. Memeriksa pemberian vitamin A
i. Menilai masalah/ keluhan-keluhan lain
Berdasarkan hasil penilaian-penilaian tersebut diatas petugas
kesehatan(perawat) terlatih akan mengklasifikasikan keluhan/penyakit
anak, setelah itu melakuakan langkah-langkah tindakan/pengobatanyang
telah ditetapkan dalam penilaian/klasifikasi. Tindakan yang dilakkan
anatara lain:
1. Mengajari ibu cara pemberian obat oral dirumah
2. Mengajari ibu cara mengobati infeksi local dirumah
3. Menjelaskan kepada ibu tentang aturan-aturan perawatan ana
sakit,dirumah, missal aturan penanganan diare di rumah
4. Memberikan konseling bagi ibu, missal: anjuran pemberia makan
selama ana sakit maupun dalam keadaan sehat.
5. Menasehati ibu kapan harus kembali kepada petugas kesehatan.

F. Petunjuk penilaian kunjungan pertama pada MTBS

6
a) Petunjuk Penilaian Kunjungan Pertama pada MTBA 0 – 2 bulan
1) Lakukan penilaian tanda ddan gejala : nilai apakah ada tanda dan gejala
kejang, gangguan pernafasan, hiportemia,kemungkinan infeksi bakteri,
ikterus, gangguan saluran cerna,diare atau kemungkinan berat badanrendah
dan masalah pemberian ASI.
2) Tentukan Klasifikasi dan tingkat kegawata : klaasifikaskan kejang (ada tanda
tremor dan , penurunan kesadaran), gangguan nafas(adanya henti nafas, nafas
cepat), hipotermia (hipotermia sedang atau berat), infeksi bakteri (infeksi
bakteri sistemik, infeksi bakteri lokal berat,infeksi bakteri lokal), ikterus
(ikterus patologi atau ikterus fisiologi), gangguan saluran cerna (muntah
segera setelah minum, berulang, berwarna hijau, dll), diare (diare dehidrasi
berat, diare dehidrasi sedang atau ringan, diare tanpa dehidrasi, diare atau
disentri), berat badan rendah atau masalah pemberian ASI (berat badan sangat
rendah dan masalah pemberian ASI, berat badan rendah dan masalah
pemberian ASI, berat badan tidak rendah dan tidak ada masalah pemberian
ASI).
3) Tentukan tindakan dan pengobatan : kejang, gangguan nafas, hipotermia berat,
hipotermia sedang, infeksi bakteri sistemik, infeksi bakteri lokal berat, infeksi
bakteri lokal, gangguan saluran cerna, diare dehidrasi berat, ringan/sedang,
tanpa dehidrasi, diare persisten, berat badan sangat rendah/rendah dengan
masalah pemberian ASI.
4) Berikan konnseling : konseling tentang cara pemberian obat oral di rumah,
konseling cara mengobati infeksi bakteri lokal dirumah, konseling cara
menyinari bayi dengan cahaya matahari, konsseling tentang cara mengobati
luka atau bercak putih (trush) di mulut,, konselinng tentang cara meningkatkan
ASI, konselinng tentang cara meneteki, dll.
b) Petunjuk Penilaian Kunjungan Pertama pada MTBS Umumr 2 bulan – 5 tahun
1) Memeriksa Tanda –Tanda Bahaya Umum
a) Tanyakan
 Apakah anak bisa minum atau menetek?
 Apakah anak selalu memuntahkan semuanya?
 Apakah anak menderita kejang?
b) Lihat
 Apakah anak tampak letargis atau tidak sadar.

Seorang anak dengan tanda bahaya umum memerlukan penanganan


segera, selesaikan penilaian ini dan lakukan penanganan segera,
sehingga rujukan tidak akan terhambat.
7
2) Tanyakan Keluhan Utama
Apakah anak menderita batuk atau sukar bernafas?
a) Jika ya, tanyakan, berapa lama?
b) Lihat, dengar
 Hitung pernafasan dalam 1 menit
 Perhatikan , adalah tarifan dinding dada kedalam.
 Lihat dan adanya stridor
3) Apakah anak Diare
a) Jika ya , tanyakan
 Sudah berapa lama?
 Apakah beraknya berdarah (apakah ada darah dalam tinja)?
b) Lihat dan raba:
 Lihat keadaan umum anak :
 Apakah anak letargis atau tidak sadar ?
 Gelisah, rewel atau mudah marah?
 Lihat apakah matanya cekung?
 Beri anak minum :
 Apakah anak tidak bisa minum atau malas minu?
 Haus, minum dengan lahap?
 Cubit kulit perut untuk mengetahui turgor, apakah kembalinya
sangat lambat (lebih dari 2 detik) atau lambat?

G. Kendala Pelaksanaan MTBS di Puskesmas


Meskipun MTBS telah diketahui sebagai intervensi yang paling cost effective
dalam memberikan dampak terbesar pada beban penyakit secara global, namun belum
semua puskesmas di indonesia dapat menerapkannya. Hal ini disebabkan adanya
berbagai kendala, antara lain:
a. Terbatasnya jumlah tenaga kesehatan seperti (perawat) yang dapat dilatih MTBS
b. Perpindahan (mutasi) tenaga kesehatan seperti (perawat) yang telah dilatih
c. Kurang lengapnya sarana pendukung, dan sebagainya.

8
BAB II
PENUTUP
A. KESIMPULAN
MTBS, adalah singkatan dari menejemen terpadu balita sakit,atau dalam
Bahasa inggris disebut integrated menejement of chihood illness (IMCI) adalah suatu
pendekatan yang terintegrasi /terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan focus
kepada kesehatan anak usia 0-5 tahun (balita) secara menyeluruh. MTBS bukan
merupakan suatu program kesahatan tetapi merupakan suatu pendekatan atau suatu
cra menatalaksana balita sakit. Kegiatan MTBS merupakan upaya yang di tunjukan
untuk menurunkan kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan anak balita di unit rawat jalan kesehatan dasar seperti di
puskesmas, pustu (puskesmas pembantu ), polindes, puskesdes, dan lain-lain. Bila
dijalani dengan baik upaya ini tergolong lengkap untuk megantisipasi penyakit-
penyakit yang sering menyebabkan kematian bayi dan balita. Dikatakan lengkap
karna meliputi upaya kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan), perbaikan gizi,
imunisasi dan konseling (prometif). Badan kesehatan Dunia (WHO) telah mengakui
bahwa pendekatan MTBS sangat cocok diterapkan di negara-negara berkembang
dalam upaya menurunkan kematian, kesakitan, dan kecacatan pada bayi dan balita.
(AM Wijaya, 2009).

Anda mungkin juga menyukai