Struma Nic Noc
Struma Nic Noc
A. Pengertian Struma
Kelenjar tiroid terletak tepat dibawah laring pada kedua sisi dan sebelah anterior
trakea.Tiroid menyekresikan dua hormon utama, tiroksin (T4), dan triiodotironin (T3),
serta hormon kalsitonin yang mengatur metabolisme kalsium bersama dengan
parathormon yang dihasilkan oleh kelenjar paratiroid (Guyton and Hall, 2007).
Struma adalah suatu pembengkakan pada leher oleh karena pembesaran kelenjar
tiroid.Pembesaran kelenjar tiroid dapat disebabkan oleh kurangnya diet iodium yang
dibutuhkan untuk produksi hormon tiroid.Terjadinya pembesaran kelenjar tiroid
dikarenakan sebagai usaha meningkatkan hormon yang dihasilkan.
B. Etiologi Struma
Adanya struma atau pembesaran kelenjar tiroid dapat oleh karena ukuran sel-selnya
bertambah besar atau oleh karena volume jaringan kelenjar dan sekitarnya yang
bertambah dengan pembentukan struktur morfologi baru. Yang mendasari proses itu ada
4 hal utama.
2. Proses radang atau gangguan autoimun seperti penyakit Graves dan penyakit
tiroiditis Hashimoto.
4. Pembesaran yang didasari oleh suatu tumor atau neoplasia meliputi adenoma –
sejenis tumor jinak – dan adenokarsinoma, suatu tumor ganas.
5. Defisiensi iodium
6. Konsumsi goitrogenik glikosida agent secara berlebihan (memakan sekresi hormon
tiroid).
8. Anomali
Jika struma cukup besar, akan menekan area trakea yang dapat mengakibatkan gangguan
pada respirasi dan juga esofhagus tertekan sehingga terjadi gangguan menelan.
Peningkatan simaptis seperti; jantung menjadi berdebar-debar, gelisah, berkeringat, tidak
tahan cuaca dingin, diare, gemetar, dan kelelahan.
D. Klasifikasi Struma
1. Berdasarkan fisiologisnya :
2. Berdasarkan klinisnya :
b. Nodusa : neoplasma
3. Berdasarkan morfologinya :
Ini disebabkan karena involusi vesikel tiroid. Bila kebutuhan excessive akan tiroksin oleh
karena kebutuhan yang fisiologis (misal, pubertas, laktasi, kehamilan, stress, dsb.) atau
defisiensi iodine telah terbantu melalui hiperplasi, kelenjar akan kembali normal dengan
mengalami involusi. Sebagai hasil vesikel distensi dengan koloid dan ukuran kelenjar
membesar.
Biasanya terjadi pada usia 30 tahun atau lebih yang merupakan sequelae dari struma
colloides. Struma noduler dimungkinkan sebagai akibat kebutuhan excessive yang lama
dari tiroksin.Ada gangguan berulang dari hiperplasi tiroid dan involusi pada masing-
masing periode kehamilan, laktasi, dan emosional (fase kebutuhan).Sehingga terdapat
daerah hiperinvolusi, daerah hiperplasi dan daerah kelenjar normal.Ada daerah nodul
hiperplasi dan juga pembentukan nodul dari jaringan tiroid yang hiperinvolusi.
Tiap folikel normal melalui suatu siklus sekresi dan istirahat untuk memberikan
kebutuhan akan tiroksin tubuh. Saat satu golongan sekresi, golongan lain istirahat untuk
aktif kemudian. Pada struma nodular, kebanyakan folikel berhenti ambil bagian dalam
sekresi sehingga hanya sebagian kecil yang mengalami hiperplasi, yang lainnya
mengalami hiperinvolusi (involusi yang berlebihan/mengecil).
E. Patofisiologi
Berdasarkan kejadian atau penyebarannya ada yang disebut Struma Endemis dan
Sporadis.secara sporadis dimana kasus-kasus struma ini dijumpai menyebar diberbagai
tempat atau daerah. Bila dihubungkan dengan penyebab, maka struma sporadis banyak
disebabkan oleh faktor goitrogenik, anomali dan penggunaan obat-obatan anti tiroid,
peradangan dan neoplasma.Secara endemis dimana kasus-kasus ini struma ini dijumpai
pada sekelompok orang di suatu daerah tertentu, dihubungkan dengan penyebab
defisiensi iodium.Bahan dasar pembentukan hormon-hormon kelenjar tiroid adalah
iodium yang diperoleh dari makanan dan minuman yang mengandung iodium. Ion
iodium (iodida) darah masuk kedalam kelenjar tiroid secara transport aktif dengan ATP
sebagain sumber energi. selanjutnya sel-sel folikel kelenjar tiroid akan mensintesis
Tiroglobulin (sejenis glikoprotein) dan selanjutnya mengalami iodinisasi sehingga akan
terbentuk iodotironin (DIT) dan mono iodotironin (MIT). Proses ini memerlukan enzim
peroksida sebagai katalisator. Proses akhir adalah berupa reaksi penggabungan.
Penggabungan dua molekul DIT akan membentuk tetra iodotironin tiroxin (T4) dan
molekul DIT bergabung dengan MIT menjadi tri iodotironin (T3) untuk selanjutnya
masuk kedalam plasma dan berikatan dengan protein binding iodine. Reaksi
penggabungan ini dirangsang oleh hormon TSH dan dihambat oleh tiourasil, Tiourea,
sulfonamid dan metilkaptoimidazol.
Melihat proses singkat terbentuknya hormon tiroid maka pemasukan iodium yang
berkurang, gangguan berbagai enzim dalam tubuh, hiposekresi TSH, bahan atau zat yang
mengandung tiourea, tiourasil, sulfonamid, dan metilkaptoimidazol, glukosil goitrogenik,
gangguan pada kelenjar tiroid sendiri serta faktor pengikat dalam plasma sangat
menentukan adekuat tidaknya sekresi hormon tiroid. bila kadar hormon-hormon tiroid
kurang makan akan terjadi mekanisme umpan balik terhadap kelenjar tiroid sehingga
aktivitas kelenjar meningkat dan terjadi pembesaran (hipertropi). Dengan kompensasi ini
kadar hormon seimbang kembali.
Dampak struma thdp tubuh terletak pada pembesaran kelenjar tiroid yang dapat
mempengaruhi kedudukan organ-organ disekitarya.Dibagian posterior medial kelenjar
tiroid terdapat trakea dan esofagus. Struma dapat mengarah kedalam sehingga
mendorong trakea, esofagus dan pita suara sehingga terjadi kesulitan bernapas dan
disfagia yang akan berdampak thdp gangguan pemenuhan oksigen, nutrisi serta cairan
dan elektrolit. penekanan pada pitasuara akan menyebabkan suara menjadi serak atau
parau. Bila pembesaran keluar, maka akan memberi bentuk leher yang besar dapat
simetris atau tidak, jarang disertai kesulitan bernapas dan disfagia. tentu dampaknya lebih
ke arah estetika atau kecantikan. perubahan bentuk leher dapat mempengaruhi rasa aman
dan konsep diri klien.
F. Manifestasi Klinis Struma
Berdebar-debar dan terasa berat pada bagian jantung akibat kerja perangsangan jantung,
sehingga curah jantung dan tekanan darah sistolik akan meningkat. Bila akhirnya
penyakit ini menghebat, bias timbul fibrilasi atrial dan akhirnya gagal jantung
kongestif.Tekanan nadi hampir selalu dijumpai meningkat (pulsus celer) Pulsus celer
biasanya terdapat pada peyakit 3A, 3B dan IN (anemia gravis, arterioveneus shunt, aorta
insufficiency, botali persisten, beri-beri, basedow dan nervositas. Pembuluh darah di
perifer akan mengalami dilatasi. Laju filtrasi glomerulus, aliran plasma ginjal, serta
traspor tubulus akan meningkat di ginjal, sedangkan di hati pemecahan hormone steroid
dan obat akan dipercepat.
2. Keringat
3. Konstipasi
Karena pada penderita kurang asupan nutrisi dan cairan, yang mengakibat kurangnya atau
tidak adanya nutrisi dan cairan yang bisa diserap oleh usus.Maka dari itu system
eliminasi pada penderita struma terganggung.
4. Gemetar
5. Gelisah
Lipolisis (proses pemecahan lemak yang tersimpan dalam sel lemak tubuh) menyebabkan
berat badan menurun, asam lemak bebas dihasilkan menuju aliran darah dan bersirkulasi
ke tubuh.Lipolisis juga menyebabkan hiperlipidasidemia dan meningkatnya enzim
proteolitik sehingga menyebabkan proteolisis yang berlebihan dengan peningkatan
pembentukan dan ekresi urea.
7. Mata membesar
Gejala mata terdapat pada tirotoksikosis primer, pada tirotoksikosis yang sekunder, gejala
mata tidak selalu ada dan kalaupun ada tidak seberapa jelas.Pada hipertiroidisme
imunogenik (morbus Graves) eksoftalmus dapat ditambahkan terjadi akibat retensi cairan
abnormal di belakang bola mata; penonjolan mata dengan diplopia, aliran air mata yang
berlebihan, dan peningkatan fotofobia. Penyebabnya terletak pada reaksi imun terhadap
antigen retrobulbar yang tampaknya sama dengan reseptor TSH. Akibatnya, terjadi
inflamasi retrobulbar dengan pembengkakan bola mata, infiltrasi limfosit, akumulasi
asam mukopolisakarida, dan peningkatan jaringan ikat retrobulbar.
Dibagian posterior medial kelenjar tiroid terdapat trachea dan eshopagus, jika struma
mendorong trachea sehingga terjadi kesulitan bernapas yang akan berdampak pada
gangguan pemenuhan oksigen.
Struma dapat mengarah kedalam sehingga mendorong pita suara, sehingga terdapat
penekanan pada pita suara yang menyebabkan suara menjadi serak atau parau.
G. Komplikasi
Struma dapat mengarah kedalam sehingga mendorong pita suara, sehingga terdapat
penekanan pada pita suara yang menyebabkan suara menjadi serak atau parau.
Jika terjadi pembesaran keluar maka akan memberi bentuk leher yang besar dapat
simetris atau tidak.
3. Disfagia
Dibagian posterior medial kelenjar tiroid terdapat trachea dan eshopagus, jika struma
mendorong eshopagus sehingga terjadi disfagia yang akan berdampak pada gangguan
pemenuhan nutrisi, cairan, dan elektrolit.
4. Sulit bernapas
Dibagian posterior medial kelenjar tiroid terdapat trachea dan eshopagus, jika struma
mendorong trachea sehingga terjadi kesulitan bernapas yang akan berdampak pada
gangguan pemenuhan oksigen.
Gangguan pada jantung terjadi akibat dari perangsangan berlebihan pada jantung oleh
hormon tiroid dan menyebabkan kontratilitas jantung meningkat dan terjadi takikardi
sampai dengan fibrilasi atrium jika menghebat. Pada pasien yang berumur di atas 50
tahun, akan lebih cenderung mendapat komplikasi payah jantung.
6. Oftalmopati Graves
Oftalmopati Graves seperti eksoftalmus, penonjolan mata dengan diplopia, aliran air mata
yang berlebihan, dan peningkatan fotofobia dapat mengganggu kualitas hidup pasien
sehinggakan aktivitas rutin pasien terganggu.
7. Dermopati Graves
Dermopati tiroid terdiri dari penebalan kulit terutama kulit di bagian atas tibia bagian
bawah (miksedema pretibia), yang disebabkan penumpukan glikosaminoglikans.Kulit
sangat menebal dan tidak dapat dicubit.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Palpasi, teraba batas yang jelas, bernodul satu atau lebih, konsistensinya kenyal.
Jika di auskultasi terdengar bunyi seperti pluit.
Description: C:\Users\Acer\Downloads\gondok-2.jpg
2. Termografi
Termografi adalah suatu metode pemeriksaan berdasarkan pengukuran suhu kulit pada
suatu tempat.Alatnya adalah Dynamic Tele-Thermography. Hasilnya disebut n panas
apabila perbedaan panas dengan sekitarnya > 0,9°C dan dingin apabila <0,9°C. Pada
penelitian Alves didapatkan bahwa yang ganas semua hasilnya panas. Dibandingkan
dengan cara pemeriksaan yang lain ternyata termografi ini adalah paling sensitif dan
spesifik.
Nilai normal :
4.1 Kista; kurang lebih bulat, seluruhnya hipoekoik sonolusen, dindingnya tipis.
4.2 Adenoma/ nodul padat; iso atau hiperekoik, kadang-kadang disertai hal yaitu suatu
lingkaran hipoekoik disekelilingnya.
4.4 Dapat mendeteksi adanya jaringan kanker tiroid residif yang tidak menangkap
iodium, yang tidak terlihat dengan sidik tiroid.
4.5 Pada kehamilan di mana pemeriksaan sidik tiroid tidak dapat dilakukan, pemeriksaan
USG sangat membantu mengetahui adanya pembesaran tiroid.
4.6 Untuk mengetahui lokasi dengan tepat benjolan tiroid yang akan dilakukan biopsi
terarah.
Hasil pemeriksaan dengan radioisotope adalah teraan ukuran, bentuk lokasi, dan yang
utama ialah fungsi bagian-bagian tiroid. Pada pemeriksaan ini pasien diberi Na peroral
dan setelah 24 jam secara foto grafik ditentukan konsentrasi yadium radioaktif yang
ditangkap oleh tiroid.
5.1 Nodul dingin bila penangkapan yodium nihil atau kurang dibandingkan
sekitarnya.Hal ini menunjukkan fungsi yang rendah.
5.2 Nodul panas bila penangkapan yodium lebih banyak dari pada sekitarnya. Keadaan
ini memperlihatkan aktivitas yang berlebih.
5.3 Nodul hangat bila penangkapan yodium sama dengan sekitarnya. Ini berarti fungsi
nodul sama dengan bagian tiroid yang lain.Pemeriksaan ini tidak dapat membedakan
apakah nodul itu ganas atau jinak.
Memperjelas adanya deviasi trakea, atau pembesaran struma retrosternal, untuk evaluasi
kondisi jalan nafas.
Description: http://2.bp.blogspot.com/-
kqpPl_4Uk20/TrPudstey0I/AAAAAAAAATI/YQ2qBKH87kQ/s320/pa.png
7. Foto polos leher antero posterior dan lateral dengan metode soft tissu technig.
A. Jarum yang diletakan ke spuid dan ditahan dalam penahan dimasukan ke dalam
pembengkakan tiroid yang akan menjalani biopsy.
Pemeriksaan sitologi nodul tiroid diperoleh dengan biopsy aspirasi jarum halus ( fine
needle aspioration biopsy, FNA ). Cara pemeriksaan ini cukup akurat untuk
mendiagnosis karsinoma tiroid, tiroiditis, atau limfoma.Biopsy aspirasi tidak mempunyai
batasan dalam hal ukuran tumor, asalkan lesi ini dapat dipalpasi.Saat dilakukan
penusukan tidak perlu dilakukan anastesi lokal.
D. Penghisap spuid didorong lembut ke bawah, yang mengeluarkan sel ke atas gelas
objek mikroskop
I. Penatalaksanaan
Indikasi :
1. Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap, pada
pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirotoksikosis.
2. Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan, atau sesudah
pengobatan pada pasien yang mendapat yodium aktif.
3. Persiapan tiroidektomi
Indikasi :
Iodium radioaktif diberikan melalui mulut, dalam bentuk cairan 1-2 ml, tidak berasa dan
berbau, dan dengan cepat diserap melalui saluran cerna. Iodium radioaktif ini akan masuk
ke kelenjar tiroid melalui aliran darah dan merusak kelenjar tiroid. Walaupun
radioaktivitas ini menetap selama beberapa waktu dalam kelenjar tiroid, iodium
radioaktif ini akan dikeluarkan melalui bagian tubuh dalam beberapa hari.
Efek pada kelenjar tiroid akan terjadi dalam 1-3 bulan dan efek maksimal terjadi antara 3-
6 bulan. Pada sebagian kasus pengobatan iodium radioaktif cukup satu kali saja, akan
tetapi pada keadaan dengan kelenjar gondok yang besar, diperlukan dosis iodium
radioaktif yang kedua untuk mengablasi/mematikan kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid yang
diablasi lama kelamaan produksi hormon tiroid akan berkurang bahkan tidak ada sama
sekali dan dalam jangka panjang dapat terjadi hipotiroid (kebalikan dari hipertiroid).
Oleh karena itu setelah mendapat pengobatan iodium radioaktif secara berkala setiap 6-
12 bulan diperiksa fungsi tiroid dan bila terjadi hipotiroid, harus diberikan
pengganti/substitusi hormon tiroid yang diberikan seumur hidup (karena kelenjar tiroid
sudah tidak berfungsi lagi) dengan dosis sesuai kebutuhan. Pasien cukup minum tablet
hormon tiroid secara teratur seperti halnya minum vitamin.
1.3 Operasi
Indikasi :
a. Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespons terhadap obat
antitiroid.
b. Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat antitiroid dosis besar
c. Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima yodium radioaktif
e. Pada penyakit Graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul
TIROIDEKTOMI
Tiroidektomi adalah sebuah operasi yang melibatkan operasi pemindahan semua atau
sebagian dari kelenjar tiroid. Klasifikasi dari tiroidektomi adalah total tiroidektomi dan
nyaris total tiroidektomi. Indikasi dilakukan tiroidektomi adalah gondok, kanker tiroid,
hipertiroidisme, gejala obstruksi, kosmetik.
A. Tiroidektomi parsial atau total dapat dilaksanakan sebagai terapi primer terhadap
karsinoma tiroid, hipertiroidisme, dan hiperparatiroidisme
Terapi dengan pengobatan antitiroid atau beta bloker dapt mengurangi gejala tetapi
biasanya kurang efektif dari pada penderita penyakit Graves. Radioterapi tidak efektif
seperti penyakit Graves karena pengambilan yang rendah dan karena penderita ini
membutuhkan dosis radiasi yang besar. Untuk nodul yang soliter, nodulektomi atau
lobektomi tiroid adalah terapi pilihan karena kanker jarang terjadi. Untuk struma
multinodular toksik, lobektomi pada satu sisi dan subtotal lobektomi pada sisi yang lain
adalah dianjurkan (Sadler et al, 1999)
Terapi dengan pengobatan antitiroid atau beta bloker dapt mengurangi gejala tetapi
biasanya kurang efektif dari pada penderita penyakit Graves. Radioterapi tidak efektif
seperti penyakit Graves karena pengambilan yang rendah dan karena penderita ini
membutuhkan dosis radiasi yang besar. Untuk nodul yang soliter, nodulektomi atau
lobektomi tiroid adalah terapi pilihan karena kanker jarang terjadi. Untuk struma
multinodular toksik, lobektomi pada satu sisi dan subtotal lobektomi pada sisi yang lain
adalah dianjurkan (Sadler et al, 1999)
3.1 Keganasan
3.2 Penekanan
3.3 Kosmetik
Tindakan operasi yang dikerjakan tergantung jumlah lobus tiroid yang terkena.Bila hanya
satu sisi saja dilakukan subtotal lobektomi, sedangkan kedua lobus terkena dilakukan
subtotal tiroidektomi.Bila terdapat pembesaran kelenjar getah bening leher maka
dikerjakan juga deseksi kelenjar leher fungsional atau deseksi kelenjar leher
radikal/modifikasi tergantung ada tidaknya ekstensi dan luasnya ekstensi di luar kelenjar
getah bening.
a. Inoperabel
b. Kontraindikasi operasi
Hormonal terapi dengan ekstrak tiroid diberikan selain untuk suplemen juga sebagai
supresif untuk mencegah terjadinya kekambuhan pada pasca bedah karsinoma tiroid
diferensiasi baik (TSH dependence).Terapai supresif ini juga ditujukan terhadap
metastase jauh yang tidak resektabel dan terapi adjuvan pada karsinoma tiroid
diferensiasi baik yang inoperabel.
Preparat : Thyrax tablet
A. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
b. Eliminasi
c. Integritas ego
d. Makanan/cairan
Gejala : kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat, makan
banyak, makannya sering, kehausan, mual dan muntah.
e. Rasa nyeri/kenyamanan
f. Pernafasan
Data subyektif : frekuensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea, edema paru (pada
krisis tirotoksikosis).
g. Keamanan
Gejala : tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, alergi terhadap iodium
(mungkin digunakan pada pemeriksaan).
Tanda : suhu meningkat di atas 37,40C, diaforesis, kulit halus, hangat dan kemerahan,
rambut tipis, mengkilat dan lurus, eksoptamus : retraksi, iritasi pada konjungtiva dan
berair, pruritus, lesi eritema (sering terjadi pada pretibial) yang menjadi sangat parah.
h. Seksualitas
Tanda : libido menurun, perdarahan sedikit atau tidak sama sekali, impotensi.
atau tetap pada satu focus uensi dan tanda nyeri) - Control lingkungan yang dapat
Sikap melindungi area nyeri setelah nyeri berkurang ruangan,pencahayaan dan kebisingan
- Kurangi faktor presipitasi nyeri
Focus menyempit (misal
- Pilih dan lakukan penanganan
gangguan persepsi
nyeri(farmakologi,non farmakologi
nyeri,hambatan proses
dan interpersonal)
berfikir,penurunan interaksi
- Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
dengan orang dan lingkungan)
menentukan intervensi
Indikasi nyeri yang dapat diamati
- Ajarkan tentang teknik non
Perubahan posisi untuk
farmakologi
menghindari nyeri
- Berikan analgetik untuk mengurangi
Sikap tubuh melindungi
nyeri
Dilatasi pupil
- Evaluasi keefektifan control nyeri
Melaporkan nyeri secara verbal
- Tingkatkan istirahat
Gangguan tidur - Kolaborasikan dengan dkter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri yang tidak
Faktor yang berhubungan : berhasil
- Monitor penerimaan pasien tentang
Agen cedera (misal biologis,zat
manajemen nyeri
kimia,fisik,psikologis)
Analgesik Administration
- Tentukan lokasi,karakteristik,kualitas
Gangguan rasa nyaman
dan derajat nyeri sebelum pemberian
Definisi : merasa kurang obat
senang,lega,dan sempurna dalam - Cek intruksi dokter tentang jenis
dimensi fisik,psikospiritual,lingkungan obat,dosis dan frekuensi
dan social - Cek riwayat alergi
- Pilih analgesic yang diperlukan atau
Batasan karakteristik kombinasi dari analgesic ketika
pemberian lebih dari satu
Ansietas
- Tentukan pilihan analgesic tergantung
Menangis
tipe dan beratnya nyeri
Gangguan pola tidur
- Tentukan analgesic pilihan,rute
Takut
pemberian dan dosis optimal
Ketidaknyaman untuk rileks
- Pilih rute pemberian secara IV,IM
Iritabilitas untuk pengobatan nyeri secara teratur
Merintih - Monitor vital sign sebelum dan
Melaporkan merasa dingin sesudah pemberian analgesic pertama
Melaporkan merasa panas kali
Melaporkan perasaan tidak - Berikan analgesic tepat waktu
nyaman terutama saat nyeri hebat
Melaporkan gejala distress - Evaluasi efektifitas analgesic,tanda
4 Melaporkan rasa lapar dan gejala.
Melaporkan rasa gatal
Melaporkan kurang puas dengan
keadaan NOC
NIC
Melaporkan kurang senang
Ansiety
dengan situasi tersebut Anxiety Reduction (penurunan kecemasa)
Fear Leavel
Gelisah
Sleep Deprivation - Gunakan pendekatan yang
Berkeluh kesah
Comport, readiness for menenangkan
5
Hambatan komunikasi verbal
Batasan karakteristik :
NOC
Immune status
Knowledge : Infecsion NIC
control
Risk control Infecsion control (control infeksi)
Pengetahuan yang tidak cukup untuk mencegah - Cuci tangan setiap sebelum dan