Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBERDAYAAN DALAM KEGIATAN

PEMBANGUNAN PERTANIAN:
Perbandingan Kegiatan P4K, PIDRA, P4MI, dan Primatani

Empowerment Approach in Agricultural Development : Comparing P4K, PIDRA,


P4MI, and Primatani Activities
Syahyuti

Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian


Jl. A. Yani 70, Bogor 16161

ABSTRACT

Ministry of Agriculture has been long time applied various concept and approach in numerous rural and
agricultural development programs. Most of these various concepts were related with popular development
paradigm dynamics at world level, such as poverty approach, food security, regional development, sustainable
development, gender, and empowerment. Review analyses extracted from many documents, like guideline
books and activity reports indicated that empowerment approach has been the main paradigm in P4K, PIDRA,
P4MI and Primatani projects. In many cases, the process has been considered more important rather than its
objectives, efforts to increase accessibility and community control on economic resources, improvement of skills
and knowledge, development of local institutions.

Key words: empowerment, P4K, PIDRA, P4MI, Primatani

ABSTRAK

Departemen Pertanian telah menggunakan berbagai konsep dan pendekatan dalam program
pembangunan pertanian dan pedesaan. Pendekatan yang digunakan umumnya terkait dengan dinamika
konstelasi paradigma pembangunan di tingkat dunia yang sedang populer, misalnya pendekatan kemiskinan,
ketahanan pangan, pembangunan wilayah, pembangunan berkelanjutan, gender, dan juga pemberdayaan.
Analisis review dari berbagai dokumen baik buku petunjuk dan pedoman serta laporan kegiatan, memperlihatkan
bahwa pendekatan pemberdayaan terlihat menjadi paradigma utama dalam kegiatan P4K, PIDRA, P4MI dan
Primatani. Dalam beberapa hal, proses telah ditempatkan sebagai hal yang lebih penting dibandingkan tujuan,
adanya upaya peningkatan akses dan kontrol masyarakat terhadap sumberdaya ekonomi, peningkatan
pengetahuan dan keterampilan, serta pengembangan kelembagaan lokal.

Kata kunci: pemberdayaan, P4K, PIDRA, P4MI, Primatani

PENDAHULUAN Untuk mencapai kesejahteraan petani,


telah difokuskan pula beberapa aktifitas yang
lebih spesifik misalnya upaya untuk memfa-
Visi Departemen Pertanian (Deptan) silitasi peningkatan pendapatan petani melalui
dalam pembangunan pertanian jangka pan- pemberdayaan, peningkatan akses terhadap
jang (2005-2025) adalah berupaya “terwujud- sumberdaya usaha pertanian, pengembangan
nya sistem pertanian industrial berkelanjutan kelembagaan, dan perlindungan terhadap
yang berdaya saing dan mampu menjamin petani. Untuk mencapai tujuan tersebut, di-
ketahanan pangan dan kesejahteraan petani”. jabarkan lebih lanjut beberapa subprogram, di
Berdasarkan visi tersebut, kegiatan pemba- antaranya adalah pemberdayaan petani, pe-
ngunan pertanian tahun 2005-2009 dirumus- ngembangan kelembagaan, peningkatan ak-
kan dalam 3 program utama, yaitu Program ses petani terhadap sumberdaya produktif,
Peningkatan Ketahanan Pangan, Program Pe- pengembangan diversifikasi usaha, pengkajian
ngembangan Agribisnis, dan Program Pening- dan percepatan diseminasi inovasi pertanian,
katan Kesejahteraan Petani (Deptan, 2005). serta penanggulangan kemiskinan.

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI. Volume 25 No. 2, Desember 2007 : 104 - 116

104
Tampak bahwa pendekatan “pember- yang sangat populer sehingga ada yang
dayaan” menjadi salah satu paradigma dalam menyebut abad ke 20 sebagai “The Age of
mengimplementasikan kegiatan-kegiatan ter- Development”. Bahkan “pembangunan” telah
sebut, meskipun kegiatannya berbeda-beda. berkembang jauh dari hanya sekedar konsep,
Tulisan ini merupakan tinjauan ringkas peng- namun telah menjadi visi, teori, dan juga
gunaan pendekatan pemberdayaan dalam proses.
pembangunan pertanian di Deptan, dengan Walaupun demikian, konsep pemba-
menganalisis konsep, metode dan pende- ngunan juga banyak menuai kritik; terutama
katan, serta implementasinya di lapangan. karena pembangunan ternyata hanya mampu
Analisis dilakukan terhadap empat kegiatan mensejahterakan sebagian orang (umumnya
yaitu kegiatan Pembinaan Peningkatan Pen- di negara maju). Sebagian besar penduduk
dapatan Petani-Nelayan Kecil (P4K), Partici- dunia tetap dalam kemiskinan terutama di
patory Integrated Development in rainfed negara berkembang. Menurut berbagai pihak,
Areas (PIDRA), Proyek Peningkatan Penda- permasalahan utama kegagalan teori pem-
patan Petani Melalui Inovasi (P4MI) atau Poor bangunan adalah karena ideologinya yang
farmer’s Income Improvement Through Ino- sempit menjadi sekedar “westernisasi”. Pem-
vation Project (PFI3P), serta Program Rintisan bangunan bias kepada pengembangan eko-
dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Tek- nomi an sich, yaitu produksi barang dan jasa
nologi Pertanian (Primatani). Keempat ke- dari masyarakat, dengan indikator berupa
giatan ini merupakan kegiatan aksi yang pendapatan nasional (GNP) (Sarman, 1998).
langsung diimplementasikan di lapangan de- Semestinya, indikator ini hanya tepat dipan-
ngan mengambil lokasi kegiatan tersendiri dang sebagai salah satu tujuan (“means”)
berdasarakan konsep dan pendekatan kegiat- untuk mewujudkan pembangunan yang sejati.
annya masing-masing. Salah satu konsep yang relatif baru sebagai
Tujuan dari tulisan ini adalah membe- koreksi dari ketidakpuasan terhadap konsep
rikan pemahaman kepada seluruh pihak bah- dan pendekatan “pembangunan” adalah kon-
wa pendekatan pemberdayaan memiliki sisi- sep “pemberdayaan”.
sisi yang berbeda dan ada kalanya tidak Istilah “empowerment”, yang diindone-
sejalan dengan “pendekatan pembangunan” siakan menjadi “pemberdayaan”, berasal dari
yang selama ini dianut. Penggunaan pende- kata dasar “empower” yang berarti: “to invest
katan pemberdayaan dapat dilihat antara lain with power, especially legal power or officially
melalui empat aspek yaitu dengan mengu- authority”, atau “to equip or supply with an
tamakan proses dibandingkan hasil, upaya ability”. Jadi empower adalah tentang hal
peningkatan kontrol dan akses masyarakat, menguasakan, memberi kuasa, atau memberi
ada upaya peningkatan pengetahuan dan wewenang sehingga si objek menjadi kuasa.
ketrampilan masyarakat, dan pengembangan Dari konsep aslinya, “empower” adalah proses
organisasi lokal yang berbasiskan masyarakat dimana orang memperoleh pengetahuan,
setempat. keterampilan, dan keinginan (willingness) un-
tuk mengkritisi dan menganalisis situasi yang
PENDEKATAN “PEMBERDAYAAN” mereka hadapi, lalu mengambil keputusan dan
SEBAGAI KOREKSI TERHADAP tindakan yang tepat untuk merubah kondisi
PENDEKATAN “PEMBANGUNAN” tersebut. Dengan demikian, terjadi proses
dimana orang-orang didorong dan diyakinkan
untuk memperoleh penuh keterampilan, ke-
Konsep “pembangunan” telah berkem- mampuan, dan kreatifitas.
bang menjadi konsep yang banyak diperdebat- Selain kepada individu, pemberdayaan
kan. Sepanjang paruh kedua abad ke 20, juga dapat dilakukan terhadap komunitas.
konsep “pembangunan” terus menerus dimak- Pada langkah awal dalam pemberdayaan,
nai ulang, diukur, dinilai, dikritik, disempurna- perlu dibangun visi personal komunitas ter-
kan, dan dibuatkan konsep tandingannya. hadap greatness (kejayaan dan kebesaran),
Selain didiskusikan di kalangan ahli dan namun harus selalu memperhatikan keseimba-
pemerhati, juga menjadi jiwa seluruh gerak ngan antara kemandirian (authonomy) dengan
pemerintahan di seluruh dunia. Inilah konsep ketergantungan (dependence). Kemandirian

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBERDAYAAN DALAM KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Perbandingan Kegiatan P4K, PIDRA,
P4MI, dan Primatani Syahyuti

105
merupakan komponen pokok yang harus individu agar menggali potensi yang ada pada
ditingkatkan pada diri setiap individu. Di sisi dirinya untuk ditingkatkan kualitasnya, sehing-
lain, dengan memahami dependency, orang ga akhirnya mampu mandiri (Taylor dan Mc
menjadi paham tentang struktur, membantu Kenzie, 1992). Proses pembelajaran dan pen-
untuk merasa terkoneksi dengan orang lain, ciptaan perubahan merupakan kunci utama
serta membantu untuk belajar dari orang lain. dalam pemberadayaan ini.
“Kontrol” merupakan inti dalam pem- Asumsi-asumsi dasar yang melandasi
berdayaan. Ada tiga tahap untuk membang- aksi pemberdayaan adalah (Agusta, 2002): (1)
kitkan pemberdayaan dari sisi ini, yaitu suatu tindakan individu harus dipandang
(Sarman, 1998): (1) kontrol dan pengaruh sebagai upaya untuk memberdayakan dirinya
yang dibatasi dari pihak luar, berupa pem- sendiri, dengan cara mengubah struktur, atau
buatan keputusan-keputusan minor, peme- mencari peluang dari struktur yang ada; (2)
cahan masalah, dan konsultasi terhadap partisipasi diposisikan sebagai tindakan suka-
berbagai keputusan yang akan dibuat; (2) rela, dimana partisipasi merupakan kunci un-
kontrol yang signifikan; serta (3) peningkatan tuk mewujudkan kemandirian dan kemampuan
pemberian otoritas kepada komunitas, dengan dalam mengambil keputusan serta bersedia
semakin sedikitnya kontrol dan adanya duku- menanggung risiko; (3) partisipasi sukarela
ngan untuk membuat keputusan sendiri. akan mengarah kepada tindakan yang rasio-
Menurut Payne (1997), pemberdaya- nal; (4) program atau proyek dukungan dari
an membahas bagaimana individu, kelompok, luar harus dipandang sumber daya yang lang-
atau komunitas berusaha mengontrol kehi- ka; dan (5) kelompok mesti dimaknai sebagai
dupan mereka sendiri dan mengusahakan tindakan individu yang membentuk konsensus.
agar masa depan sesuai dengan keinginan Kelompok diharapkan akan menimbulkan si-
mereka. Intinya adalah “kemandirian”. Pem- nergi yang lebih besar, karena ia bersifat inklu-
berdayaan pada prinsipnya mengarah kepada sif, tanpa hierarkhi, dan menjaga keharmo-
seluruh upaya “… to increasing the political, nisan dengan alam.
social or economic strength of individuals or World Bank (2005b) selama ini telah
groups” (World Bank, 2005a). memberi perhatian besar kepada tiga hal
Namun, empowerment dimaknai oleh untuk meningkatkan hasil-hasil pembangunan,
berbagai pihak dengan bentuk yang berbeda- yaitu “empowerment, social capital, dan
beda. Dari sisi ilmu sosiologi, empowerment community driven development (CDD)”. Ketiga
memberi perhatian kepada upaya mengurangi konsep ini menekankan kepada inklusifitas,
diskriminasi sosial yang dialami sekelompok partisipasi, organisasi, dan kelembagaan.
orang karena perbedaan ras, etnik, religi, dan Empowerment merupakan hasil dari aktifitas
gender. Dari sisi pembangunan ekonomi, pembangunan, social capital dapat diposisikan
pendekatan empowerment memfokuskan ke- sekaligus sebagai proses dan hasil, sedang-
pada upaya untuk memobilisasi kemampuan kan CDD berperan sebagai alat operasional.
sendiri golongan miskin, dibandingkan dengan Pemberdayaan berarti mempersiap-
menyediakan program kesejahteraan sosial kan masyarakat desa untuk memperkuat diri
untuk mereka. Sementara dalam bidang poli- dan kelompok mereka dalam berbagai hal,
tik, pemberdayaan adalah perjuangan untuk mulai dari soal kelembagaan, kepemimpinan,
penegakan hak-hak sipil serta kesetaraan sosial ekonomi, dan politik dengan meng-
jender. gunakan basis kebudayaan mereka sendiri.
Berbeda dengan “pembangunan”, Satu hal yang esensial dalam pemberdayaan
pemberdayaan mengacu kepada pentingnya adalah ketika individu atau masyarakat diberi-
proses sosial selama program berlangsung. kan kesempatan untuk membicarakan apa
Dengan kata lain, pemberdayaan lebih yang penting untuk perubahan yang mereka
berorientasi pada proses, bukan kepada hasil. butuhkan. Ini akan berimplikasi kepada sisi
Untuk itu, partisipasi harus berlangsung supply dan demand tentang pembangunan,
misalnya dengan mengadakan debat terbuka perubahan lingkungan dimana masyarakat
terhadap seluruh tahapan proses. Tujuan miskin hidup, dan membantu mereka mem-
filosofisnya adalah untuk memberikan motivasi bangun dan mengembangkan karakter mereka
atau dorongan kepada masyarakat dan sendiri. Pemberdayaan bergerak mulai dari

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI. Volume 25 No. 2, Desember 2007 : 104 - 116

106
masalah pendidikan dan pelayanan kesehatan Deptan mengadopsi pula “isu gender” yaitu
kepada persoalan politik dan kebijakan eko- tentang perlunya pendekatan yang memper-
nomi. Pemberdayaan berupaya meningkatkan hatikan permasalahan dan kebutuhan perem-
kesempatan-kesempatan pembangunan, men- puan.
dorong hasil-hasil pembangunan, dan mem- Terakhir, mulai dari akhir 1990-an sam-
perbaiki kualitas hidup manusia. pai dengan awal 2000-an, maka isu “pember-
Secara konseptual, tidak ada satu dayaan” mulai mewarnai berbagai kegiatan di
bentuk kelembagaan khusus untuk pember- Deptan. Dalam konteks ini, meskipun belum
dayaan, namun ada elemen-elemen tertentu meninggalkan sama sekali pendekatan berba-
agar upaya pemberdayaan berhasil. Beberapa siskan komoditas, karena struktur organisasi
kunci dalam pengembangan kelembagaan Deptan yang terbagi atas kelompok-kelompok
untuk pemberdayaan adalah: adanya akses komoditas; namun pendekatan pemberdayaan
kepada informasi, sikap inklusif dan partisipasi, menjadi acuan dalam menyusun cara kerja
akuntabilitas, dan pengembangan organisasi dan organisasi pelaksana. Dalam Buku Ren-
lokal. Di sisi lain, setidaknya ada lima bidang cana Pembangunan Pertanian tahun 2005-
yang dapat dijadikan objek dalam kegitan 2009 (Deptan, 2005) yang dikeluarkan Deptan
pemberdayaan, yaitu penyediaan pelayanan terbaca dengan jelas bahwa Progam Pening-
dasar, peningkatan kapasitas pemerintahan katan Kesejahteraan Petani dibagi-bagi atas
lokal, peningkatan kapasitas pemerintahan setidaknya 18 rencana tindak program. Dari
nasional, pengembangan pasar yang pro keseluruhannya, terlihat bahwa peningkatan
kemiskinan, dan pengembangan akses untuk mutu SDM pertanian, penyuluhan dan pe-
bantuan keadilan dan hukum. ngembangan kelembagaan merupakan ben-
tuk-bentuk aktifitas di bawah program ini,
disamping banyak bentuk aktifitas lain.
PENERAPAN PENDEKATAN
PEMBERDAYAAN DI DEPTAN
Kinerja Beberapa Kegiatan di Deptan yang
Menggunakan Pendekatan Pemberdayaan
Penggunaan pendekatan pembangun-
an di Deptan tampaknya mengikuti kecende- Pada bagian ini akan dibahas empat
rungan pemikiran yang sedang berkembang di kegiatan di Deptan, yaitu P4K, PIDRA, P4MI
tingkat dunia. Pada era 1960-an, pendekatan dan Primatani. Dibandingkan tiga yang lain,
pembangunan pertanian lebih banyak berpe- P4K merupakan kegiatan yang paling lama
doman kepada pendekatan wilayah atau pede- dijalankan, karena telah dimulai tahun 1979.
saan. Dalam kondisi keterbatasan infrastruktur Sampai saat ini P4K telah berlangsung selama
yang parah, maka penyediaan berbagai pra- tiga fase, yaitu: fase I (1979/1980-1985/1986);
sarana dan sarana pertanian menjadi fokus fase II (1989/1990-1997/1998), dan fase III
pemerintah. Pada era selanjutnya (1970-an (1998 - 2005). Jika ditelusuri berbagai buku
dan 1980-an), pendekatan pengembangan pedoman dan petunjuk yang dikeluarkan dari
komoditas sangat mendominasi, terutama kegiatan ini, terlihat semakin kentalnya pende-
komoditas padi yang menjadi target utama katan pemberdayaan. Pada tahap awal, caku-
pemerintah. Pengembangan komoditas padi pan kegiatan ini relatif sempit yaitu terbatas
melalui program Bimas lalu berlanjut menjadi sebagai upaya menyediakan permodalan un-
Insus dan Supra Insus sampai akhir 1980-an. tuk masyarakat miskin yang menggunakan
kelompok-kelompok kecil. Namun, pada Fase
Pada awal 1990-an, ketika isu kemis- III misalnya, dikatakan bahwa P4K melaksana-
kinan mulai ramai dibicarakan, maka Deptan kan kegiatan berlandaskan kepada sistem
menggulirkan berbagai kegiatan dengan sa- yang partisipatif dan berkelanjutan.
saran utama petani-petani miskin, meskipun
masih tetap dalam konteks pengembangan Selanjutnya, kegiatan PIDRA mulai
komoditas. Dalam era ini dibentuk berbagai tahun 2001 yang lahir sebagai akibat dampak
kelompok petani miskin berbasis komoditas, kekeringan yang terjadi pada akhir 1990-an
misalnya program P2BR (Petani Peternak Ber- yang kemudian diikuti oleh krisis ekonomi.
pendapatan Rendah) untuk Sub Sektor Peter- PIDRA melibatkan partisipasi masyarakat
nakan. Setelah isu kemiskinan, berikutnya dengan prioritas pada masyarakat penduduk

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBERDAYAAN DALAM KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Perbandingan Kegiatan P4K, PIDRA,
P4MI, dan Primatani Syahyuti

107
miskin, daerah tadah hujan dan kurang men- kan di desa, merupakan alternatif dalam pem-
dapat kesempatan dalam proses pembangun- berdayaan petani untuk meningkatkan kemam-
an, masyarakatnya yang berusahatani secara puan inovasi. Komponen ini dilaksanakan
tradisional, dukungan fasilitas sarana dan melalui tiga subkomponen, yaitu: mobilisasi
prasarana belum memadai, serta kemampuan kelompok tani dan perencanaan desa, pe-
ekonomi dalam hal modal usaha lemah akibat ngembangan kelembagaan, dan investasi fasi-
kemiskinan. Lokasi program PIDRA terdapat di litas umum di tingkat desa.
tiga provinsi yaitu Jawa Timur, NTB dan NTT, Kegiatan P4MI dimulai tahun 2003
mencakup 14 kabupaten dan 500 desa. yang akan berlangsung selama lima tahun,
Tujuan PIDRA adalah meningkatkan meliputi lima kabupaten yaitu Kabupaten
pendapatan petani dan keluarganya, mening- Temanggung dan Blora (Jateng), Kabupaten
katkan kegiatan konservasi dan kelestarian Lombok Timur (NTB), Kabupaten Ende (NTT)
sumberdaya alam serta lingkungan, terwu- dan Kabupaten Donggala (Sulteng). Semula
judnya sistem pertanian yang berkelanjutan target desa yang menjadi lokasi proyek ini
dalam usahatani kelompok dan partisipasi adalah 1000 desa di lima kabupaten, namun
wanita, dan terwujudnya ketahanan pangan di kemudian target desa menjadi 1012 desa
pedesaan. Kegiatan PIDRA yang sumber karena ada desa yang mengalami pemekaran.
pendanaannya dari lembaga International Terakhir, Primatani bertolak dari ke-
Fund for Agricultural Development (IFAD) nyataan bahwa segmen rantai pasok inovasi
memberikan pinjaman selama delapan tahun pada subsistem penyampaian (delivery sub-
yang dilaksanakan dalam dua tahap yakni fase system) dan subsistem penerima (receiving
I (2001-2004) dan fase II (2005-2008). Pada subsystem) merupakan bottleneck yang me-
fase II ada penambahan jumlah dalam pena- nyebabkan lambannya penyampaian informasi
nganan kawasan lahan kering menjadi 14 dan rendahnya tingkat adopsi inovasi yang
kabupaten (Badan Ketahanan Pangan, 2006). dihasilkan Badan Litbang Pertanian. Bertolak
Sementara, kegiatan P4MI bertujuan dari berbagai permasalahan di atas dan
meningkatkan pendapatan petani miskin mela- akumulasi pengalaman selama ini, maka mulai
lui inovasi pertanian mulai dari tahap produksi tahun 2005 diimplementasikan Primatani yang
sampai pemasaran hasil. Untuk itu diperlukan berfungsi ganda, yaitu sebagai modus disemi-
peningkatan akses petani terhadap informasi nasi dan sekaligus sebagai laboratorium la-
pertanian, dukungan pengembangan inovasi pang penelitian dan pengembangan Badan
pertanian, serta upaya pemberdayaan petani. Litbang Pertanian (Simatupang 2004).
Pendekatan partisipatif dalam perencanaan Primatani mulai diimplementasikan ta-
dan pelaksanaan, pengembangan kelembaga- hun 2005 telah diimplementasikan secara
an serta perbaikan infrastruktur yang dibutuh- langsung pada 21 lokasi, lalu tahun 2006 di-

Tabel 1. Perbandingan Karakteristik Utama antara Kegiatan P4K, PIDRA, P4MI, dan Primatani.

Aspek P4K PIDRA P4MI Primatani


Kelompok Keluarga miskin Masyarakat lahan Desa miskin lemah Desa potensial
sasaran kering marjinal infrastruktur pertanian
Tujuan utama Meningkatkan Memberdayakan Meningkakan Memperkuat
permodalan masyarakat di lahan infrastruktur lembaga difusi
keluarga miskin kering akibat krisis pedesaan sebagai teknologi
ekonomi penyebab pertanian
kemiskinan
Tahun mulai 1979 2001 2003 2005
kegiatan
Sumber dana APBN, lalu IFAD ADB APBN
dilanjutkan
perbankan
Cakupan 16 provinsi 14 kabupaten di 3 5 kabupaten di 4 Seluruh provinsi
kegiatan provinsi provinsi
Koordinator Badan SDM Badan Ketahanan Badan Litbang Badan Litbang
kegiatan Pangan Pertanian Pertanian

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI. Volume 25 No. 2, Desember 2007 : 104 - 116

108
perluas sehingga menjadi 32 lokasi, dan pada mengutamakan bantuan permodalan dan ket-
tahun 2007 semakin diperluas lagi sehingga rampilan, sedangkan Primatani pada disemi-
menjadi 201 lokasi yang tersebar di 33 nasi teknologi pertanian dan rekayasa kelem-
provinsi. Pada setiap lokasi kegiatan (desa) bagaan. Dalam skala terbatas, P4MI juga
memiliki jangka waktu 5 tahun secara kon- mengintroduksikan teknologi pertanian dan
tinyu. Pelaksanaan Primatani mencakup agro- bantuan permodalan, demikian pula dengan
ekosistem lahan pasang surut sebanyak 13 PIDRA yang mengajarkan ketrampilan beru-
lokasi, lahan kering dataran rendah iklim saha kepada penduduk miskin baik dalam usa-
basah 60 lokasi, lahan kering dataran rendah ha pertanian maupun di luar usaha pertanian.
iklim kering 22 lokasi, lahan kering dataran Sasaran kepada golongan masyarakat
tinggi iklim basah 28 lokasi, lahan kering miskin sangat tegas dinyatakan dalam pedo-
dataran tinggi iklim kering 6 lokasi, lahan man kegiatan P4K, PIDRA, dan P4MI mes-
sawah irigasi teknis 14 lokasi, dan di lahan kipun kegiatan P4MI pada akhirnya sulit men-
sawah tadah hujan 15 lokasi (Badan Litbang, jadi eksklusif hanya untuk kelompok miskin.
2006). Terlihat bahwa lokasi yang terbanyak Sebagian besar pembangunan infrastruktur
adalah pada lahan kering dataran rendah iklim publik dapat diakses oleh seluruh lapisan
basah, yaitu sebanyak 60 lokasi. Beragamnya masyarakat, misalnya berupa jalan dan jem-
pilihan agroekosistem dilandasi pertimbangan batan. Namun, jika pilihannya adalah kepada
bahwa agroekosistem sangat menentukan irigasi kecil sebagai contoh, maka pemanfaat-
corak pertanian di tingkat lokal. Agroekosistem nya dapat dibatasi secara ekslusif.
lahan kering diberikan perhatian yang lebih,
karena secara nasional keberadaaannya lebih Dari sisi durasi kegiatan, tidak satupun
luas dibandingkan lahan sawah. yang hanya satu tahun atau one year project.
Kegiatan yang hanya 1 tahun selama ini sering
dikritik, karena tidak memberikan kesempatan
IDENTIFIKASI PENERAPAN PENDEKATAN untuk partisipasi dan proses yang lebih ma-
PEMBERDAYAAN tang. Keempat kegiatan dilakukan secara
kontinyu, bahkan P4K dan Primatani tidak
memiliki batas akhir waktu, karena merupakan
Dari keempat kegiatan (P4K, PIDRA, kegiatan yang terus menerus, meskipun
P4MI dan Primatani), penerapan konsep dan penanggung jawab di lapangan bisa berganti.
pendekatan pemberdayaan dilihat dari empat Durasi kegiatan yang bersifat multiyear dan
hal yaitu bagaimana berjalannya proses ke- kontinyu ini merupakan indikator yang menun-
giatan, bagaimana terjadinya peningkatan kon- jukkan dihargainya “proses” di atas “hasil”.
trol dan akses terhadap kegiatan dan sumber Durasi yang cukup merupakan salah satu wa-
daya, peningkatan pengetahuan dan keteram- cana penting yang seringkali dipermasalahkan
pilan, serta penguatan organisasi lokal. Ana- dalam kegiatan pembangunan pedesaan dan
lisis terutama dilakukan terhadap dokumen pertanian, dalam upaya untuk membangkitkan
berupa petunjuk dan pedoman kegiatan, di partisipasi yang sesungguhnya dari penerima
samping beberapa laporan hasil kegiatan. kegiatan (participant ataupun beneficiaries).
Selanjutnya, dari proses penetapan lo-
Penempatan Proses sebagai Prinsip yang kasi dan objek kegiatan, Primatani melakukan
Utama dibandingkan Hasil Kegiatan studi awal secara lebih mendalam di lokasi
Dari tabel berikut terlihat bahwa dari kegiatan, dengan melakukan studi partisipatif
sisi aktifitas utama kegiatan, keempat kegiatan dengan menerapkan metode PRA. Secara
memiliki kesamaan, yaitu peningkatan penda- konseptual, studi PRA akan mampu mem-
patan masyarakat desa. Namun demikian, bangkitkan partisipasi masyarakat nantinya di
keempatnya berbeda dalam hal penekanan dalam pelaksanaan, karena semenjak awal
kepada kegiatan utama sebagai faktor yang mereka telah diikutsertakan memahami dan
diyakini sebagai titik ungkit (critical point) untuk menganalisa persoalannya sendiri, serta me-
mencapai tujuannya. Kegiatan P4K memfokus- mutuskan sendiri apa dan bagaimana solusi
kan pada penyediaan modal (kredit) untuk yang diyakini lebih tepat dan sesuai dengan
rumah tangga miskin, P4MI mengutamakan kemampuannya.
peningkatan infrastruktur desa, PIDRA

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBERDAYAAN DALAM KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Perbandingan Kegiatan P4K, PIDRA,
P4MI, dan Primatani Syahyuti

109
Selanjutnya, dalam tahapan penyusu- kelompok swadaya yang berdasarkan keber-
nan perencanaan, keempat kegiatan sesung- samaan (afinitas) khususnya bagi mereka
guhnya telah menerapkan kebersamaan dari yang hidup di bawah garis kemiskinan. Salah
seluruh pihak terlibat, bahkan termasuk de- satu cara yang ditempuh adalah dengan me-
ngan stakeholders di luarnya. Hal ini cukup ngembangkan usaha-usaha mikro dan usaha
memberi dampak positif dalam tahapan imple- keluarga. Disini disebutkan pula bahwa perlu
mentasi kegiatan, karena terbukti partisipasi ditekankan pada pelembagaan dan penguatan
peserta dan penerima kegiatan cukup mampu kapasitas manajemen.
dibangkitkan, meskipun dengan level kepuas- Demikian pula dalam PIDRA, pende-
an yang bervariasi. katan yang dilakukan dalam program meliputi
Meskipun sepintas kegiatan P4K lebih partisipatif, fleksibel, berperspektif jender,
dominan berupa penyediaan kredit pertanian, pendampingan oleh LSM, keberlanjutan, dan
namun P4K merupakan suatu proyek penyu- desentralisasi (Badan Ketahanan Pangan,
luhan (pendidikan non formal), yang membim- 2005). Implementasi prinsip partisipasi adalah
bing dan memotivasi petani-nelayan kecil agar dengan melakukan pendelegasian penuh da-
mau dan mampu menjangkau sumberdaya lam proses perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan yang tersedia untuk meningkat- program, dari tingkat masyarakat desa sebagai
kan pendapatan dan kesejahteraan keluarga- pelaksana sampai dengan manajemen prog-
nya. Prinsip partisipasipatif sangat kental ram tingkat kabupaten. Dalam stuktur yang
dalam program P4K. Dalam buku panduannya dibangun, pusat sampai provinsi hanya pada
terbaca bahwa, khusus untuk kegiatan di fase posisi manajemen program yaitu dalam bentuk
III (1998-2005), P4K ditujukan untuk: “me- pelaksana koordinasi, pemantauan dan penga-
ngembangkan sistem partisipatif dan berke- wasan.
lanjutan untuk membantu keluarga miskin di Khusus untuk P4MI, di luar manaje-
pedesaan sehingga mampu meningkatkan men proyek, fokus kegiatannya terdiri dari tiga
taraf hidup dan kesejahteraan mereka” (Badan komponen yaitu pemberdayaan petani, pe-
SDM, 2007). Sistem partisipatif diindikasikan ngembangan sumber informasi, dan dukungan
oleh adanya tanggung jawab bersama seluruh pengembangan inovasi pertanian dan disemi-
anggota masyarakat dalam membantu masya- nasi. Komponen pemberdayaan petani bertu-
rakat miskin. Dengan kata lain, pihak yang juan untuk meningkatkan kemampuan petani
berpartisipasi adalah seluruh komponen dalam dalam perencanaan dan implementasi inves-
suatu komunitas yaitu: anggota masyarakat, tasi sarana/prasaran tingkat pedesaan dalam
swasta dan pemerintah, termasuk masyarakat rangka mendukung inovasi pertanian dan
miskin itu sendiri. Pendekatan yang digunakan pemasaran. Dalam prakteknya, keberhasilan
adalah dengam menumbuhkan kelompok-

Tabel 2. Perbandingan Proses antara Kegiatan P4K, PIDRA, P4MI, dan Primatani.

Aspek P4K PIDRA P4MI Primatani


Aktifitas Penyediaan Peningkatan Pembangunan Diseminasi
utama modal untuk pendapatan infrastruktur teknologi
usaha penduduk desa dan dan riset
ekonomi miskin melalui pertanian lapang
keluarga kegiatan
pertanian dan
non pertanian
Output Meningkatnya Meningkatnya Peningkatan Peningkatan
utama pendapatan pendapatan ketersediaan penerapan
kegiatan keluarga penduduk dan kualitas teknologi
miskin miskin, infrastruktur oleh petani
keluarga, desa dan
maupun wanita pertanian
Studi awal Ada, untuk Mengutamakan Ada, dengan Dilakukan
seleksi RT data sekunder metode PRA untuk setiap
peserta dan kebijakan desa
kegiatan daerah sebagai
sebuah
FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI. Volume 25 No. 2, Desember 2007 : 104 sistem,
- 116 dg
metode
PRA
110
Durasi Lebih dari 1 3 tahun Lebih dari 1 5 tahun
kegiatan tahun tahun
untuk
participant
komponen ini sangat ditentukan oleh kebera- Deptan, 2007). Bantuan ini telah mendorong
daan unsur LSM lokal yang bertugas mendam- berkembangnya usaha-usaha mikro yang meli-
pingi petani dalam hal mobilisasi kelompok puti: usaha agribisnis on-farm: 96 macam;
dan perencanaan desa, pengembangan ke- usaha agribisnis off-farm 63 macam; usaha
lembagaan, dan investasi sarana/prasarana non-farm antara lain: bakulan 17 macam,
yang sangat diperlukan oleh desa untuk men- industri rumah tangga 58 macam dan jasa 13
dukung inovasi pertanian. macam.
Untuk kegiatan P4MI yang dilatar-
Peningkatan Kontrol dan Akses belakangi kesadaran bahwa kesejahteraan
petani di daerah marjinal (lahan kering dan
Peningkatan kontrol dan akses terha- tadah hujan) masih rendah dibanding petani
dap sumber daya ekonomi yang dimaknai lahan irigasi, juga dilakukan penerapan tek-
sebagai penyediaan modal berusaha (kredit), nologi pertanian, dukungan kelembagaan dan
sangat terlihat pada P4K dan PIDRA. Pada ketersediaan sarana/parasarana serta akses
kegiatan P4MI penyediaan modal juga ditekan- informasi. Dengan alasan petani miskin tidak
kan, yaitu dengan pengembangan lembaga mampu melakukan inovasi produksi dan pe-
keuangan mikro milik masyarakat. Berbeda masaran untuk menangkap peluang pasar, ke-
dengan ketiganya, di Primatani penyediaan giatan P4MI didesain untuk menjawab per-
modal bukan merupakan keharusan, namun masalahan tersebut, untuk peningkatan akses
hanya berupa pilihan. Tidak ada bagian ang- dan kontrol terhadap sumber daya pertanian,
garan dalam aktifitas Primatani yang khusus teknologi dan pasar.
untuk penyediaan modal.
Untuk membangkitkan partisipasi, ma-
Dalam kegiatan P4K dilaporkan bahwa ka penetapan lokasi, jenis kegiatan dan volu-
telah disalurkan kredit mikro sejumlah Rp. me kegiatan investasi desa direncanakan se-
453,78 milyar yang telah terbayar kembali oleh cara musyawarah dengan semua beneficiaries
KPK sejumlah 291,06 milyar (Badan SDM yang dikoordinasikan dalam forum KID (Komi-

Tabel 3. Perbandingan Penerapan Prinsip Partisipatif antara Kegiatan P4K, PIDRA, P4MI, dan Primatani.

Aspek P4K PIDRA P4MI Primatani

Penyusunan Diputuskan dalam Bersama pemda, Bersama-sama Bersama-sama petani


perencanaan kelompok peserta masyarakat, dan masyarakat, LSM, dan pemda
(KPK) bersama LSM dan Pemda
pendamping (PPL)

Partisipasi dalam Tinggi, terutama Tinggi, yang Tinggi, yaitu dalam Tinggi, meskipun di
pelaksanaan dalam wadah KPK diwadahi dalam Komite Investasi awal kegiatan BPTP
kelompok2 mandiri Desa, dll. lebih berperan

Distribusi manfaat Terbatas pada Terbatas pada Terbatas pada Lebih menyebar,
hasil rumah tangga penduduk miskin petani yang karena Primatani
miskin terkena wilayah memperhatikan satu
pelayanan fasilitas desa secara utuh
yg dibangun

Derajat relasi Langsung, namun Langsung, namun Tidak langsung, Langsung, jika
dengan peserta terbatas tidak terbatas karena teknologi diterapkan
peningkatan pada RT miskin kepada petani saja infrastruktur hanya dengan baik
pendapatan petani sebagai
pendukung
kegiatan ekonomi

Dukungan lembaga Terutama dari Besar, yaitu Cukup besar, Besar, karena bantuan
dan kegiatan lain Pemda dan pemda dan LSM meskipun seluruh material tidak
perbankan anggaran dari atas disediakan oleh BPTP

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBERDAYAAN DALAM KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Perbandingan Kegiatan P4K, PIDRA,
P4MI, dan Primatani Syahyuti

111
te Investasi Desa). KID bertanggung jawab ter- Selanjutnya, dalam Primatani, tujuan
hadap perencanaan, pelaksanaan dan monito- Primatani dapat dibagi atas dua tujuan pokok
ring kegiatan investasi desa serta membuat yaitu untuk mendiseminasikan hasil-hasil pe-
rencana tindak lanjut pemanfaatan dan peme- nelitian, dan dari arah sebaliknya adalah seba-
liharannya. Usulan yang sudah definitif dari gai laboratorium lapang untuk mendapatkan
KID, dibahas di tingkat Forum Antar Desa feedback dari teknologi-teknologi yang didise-
(yang anggotanya semua Ketua KID dan minasikan tersebut. Untuk tujuan mendisemi-
Fasilitator Desa yang wanita). Forum Antar nasikan hasil-hasil teknologi, kegiatan yang
Desa (FAD) ini yang menentukan layak dan dilakukan adalah: (1) merancang serta memfa-
syahnya suatu usulan rencana investasi desa silitasi penumbuhan dan pembinaan percon-
untuk dibiayai oleh dana investasi desa. Dana tohan sistem dan usaha agribisnis berbasis
investasi desa langsung diterima pada reke- pengetahuan dan teknologi inovatif, (2) mem-
ning KID, dan setelah rencana investasi desa bangun pengadaan sistem teknologi dasar
disetujui oleh forum FAD, maka investasi desa (misalnya benih dan alsintan) secara luas dan
dapat diimplementasikan. desentralistik, (3) menyediakan informasi, kon-
Dalam hal dukungan dari pihak lain, sultasi dan sekolah lapang untuk pemecahan
dari keempat kegiatan, peranan pemerintah masalah melalui penerapan inovasi pertanian
daerah sangat besar, terutama dukungan staf bagi para praktisi agribisnis, serta (4) memfa-
pelaksana di lapangan. Bahkan pada Prima- silitasi dan meningkatkan kemampuan masya-
tani, dukungan Pemda sangat dibutuhkan rakat dan pemerintah setempat untuk melan-
karena pelaksana (Badan Litbang Pertanian) jutkan pengembangan dan pembinaan percon-
tidak menyediakan anggaran untuk pengadaan tohan sistem dan usaha agribisnis berbasis
material. Selain Pemda, dukungan LSM se- pengetahuan dan teknologi mutakhir secara
tempat juga merupakan komponen yang cukup mandiri (Badan Litbang Pertanian, 2006).
berarti, terutama pada PIDRA dan P4MI. Sedangkan dalam konteks aktifitas
Primatani sebagai laboratorium lapang,
dilakukan aktifitas yaitu: (1) melaksanakan kaji
Peningkatan Pengetahuan dan terap untuk mengevaluasi dan menyempurna-
Keterampilan Masyarakat kan kinerja komersial teknologi sumber yang
Dari keempat kegiatan, hanya P4MI telah dihasilkan Badan Litbang Pertanian, (2)
dan Primatani yang secara tegas menyebut- melaksanakan penelitian untuk pengemba-
kan adanya komponen difusi inovasi teknologi, ngan teknologi tepat guna secara partisipatif,
mungkin karena keduanya berada di bawah bersama-sama dengan para sasaran peng-
koordinasi Badan Litbang Pertanian. Dalam guna langsung teknologi tersebut, dan (3)
P4MI, komponen Pengembangan Sumber mengungkap preferensi dan perilaku konsu-
Informasi Nasional dan Lokal bertujuan untuk men teknologi sebagai dasar dalam meran-
mengembangkan sumber informasi pasar dan cang arsitektur teknologi tepat guna untuk
teknologi pertanian dengan membangun suatu dijadikan sebagai sasaran penelitian dan pe-
sistem informasi tepat guna sehingga petani ngembangan. Sasaran akhir Primatani adalah
memiliki kemampuan mengakses pasar dan diterapkannya teknologi inovatif yang dihasil-
mengarahkan produksi pertaniannya berdasar- kan Badan Litbang Pertanian oleh praktisi agri-
kan keunggulan kompetitif. Selain itu, juga ada bisnis secara cepat, tepat dan luas (massal).
komponen Dukungan Pengembangan Inovasi
Pertanian dan Diseminasi mendukung kegiat-
an unit kerja Balai Pengkajian Teknologi Perta- Penguatan Kelembagaan Lokal
nian (BPTP) untuk melakukan reorientasi da- Keempat kegiatan menjadikan pe-
lam menciptakan dan mengembangkan inova- ngembangan kelembagaan lokal sebagai kom-
si teknologi yang sesuai dengan kebutuhan ponen penting dari kegiatannya. Pengemba-
lahan marginal. Diseminasi teknologi pertanian ngan kelembagaan berupa organisasi formal
bertujuan untuk menginformasikan potensi yang beranggotakan petani, selain merupakan
inovasi teknologi kepada petani dalam rangka wadah untuk melaksanakan kegiatan, bahkan
meningkatkan produksi pertanian sekaligus merupakan syarat wajib untuk implementasi
meningkatkan pendapatan petani. kegiatan secara keseluruhan. Khusus untuk
P4K, ditumbuhkan Kelompok Petani Kecil

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI. Volume 25 No. 2, Desember 2007 : 104 - 116

112
(KPK) dan Gabungan KPK. Organisasi ini (Komisi Investasi Desa) dan FAD (Forum An-
berisi para peserta yang menjadi peminjam tar Desa), Fasilitator Desa (FD) serta kelom-
dalam kegiatan ini, setelah diambil keputusan pok tani.
siapa peminjam dan besar pinjaman yang Sementara di Primatani, kelembagaan
akan diajukan. Menurut laporan pelaksana merupakan komponen yang amat penting,
(Badan SDM, 2007), sampai dengan tahun karena pada hakekatnya hanya ada dua ino-
2006 telah tumbuh sebanyak 70.443 KPK, vasi yaitu inovasi teknologi dan inovasi kelem-
dimana 45.410 KPK di antaranya tumbuh pada bagaan. Keduanya ibarat dua sisi mata uang
fase II (1989/90-1997/98). Selain KPK juga yang saling melengkapi. Kelembagaan di
berkembang lembaga-lembaga yang lebih be- tingkat desa yang ingin dicapai adalah apa
sar, misalnya: Gabungan KPK sejumlah 1.589 yang disebut dengan kelembagaan Agribisnis
unit kelompok dan koperasi sebanyak 49 unit. Industrial Pedesaan (AIP) dan Sistem Usaha-
Pada kegiatan PIDRA, khususnya da- tani Intensifikasi dan Diversifikasi (SUID).
lam subkomponen pemberdayaan masyarakat Pengembangan agribisnis diarahkan untuk
dan kesetaraan jender dimana lembaga ma- melakukan proses transformasi struktur agri-
syarakat miskin dan wanita sebagai fondasi bisnis dari pola dispersal menjadi pola indus-
pemberdayaan, dibentuk beberapa lembaga trial. Dalam agribisnis pola industrial, setiap
yaitu Kelompok Mandiri (KM) sebagai kelom- perusahaan agribisnis tidak lagi berdiri sendiri
pok partisipan, federasi untuk jaringan permo- atau bergabung dalam asosiasi horizontal.
dalan, koperasi, dan Lembaga Pembangunan Setiap perusahaan memadukan diri dengan
Desa (LPD). Kelompok Mandiri (KM) mirip perusahaan-perusahaan lain yang bergerak
dengan KPK di P4K, yang dibentuk berdasar- dalam seluruh bidang usaha yang ada pada
kan afinitas dan homogenitas anggota- satu alur produk vertikal (dari hulu hingga hilir)
anggotanya. Seluruh peserta mesti tergabung dalam satu kelompok usaha yang selanjutnya
ke dalam kelompok-kelompok mandiri, yang disebut sebagai unit Agribisnis Industrial
pada hakekatnya merupakan kelompok-kelom- Pedesaan (AIP).
pok secara horizontal yang menjalankan fungsi Menurut Buku Panduan Primatani
mulai dari sebagai fungsi representatif, fungsi (Balitbangtan, 2006), AIP dan SUID merupa-
komunikasi untuk peserta dan komunikasi kan representasi industri pertanian dan usaha-
dengan pihak luar, sampai kepada sebagai tani berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi
fungsi ekonomi dimana di dalamnya dijalankan di suatu kawasan pengembangan. Pada kawa-
pula usaha simpan pinjam misalnya. san dimaksud tercermin pengembangan agri-
Untuk penumbuhan KM diberikan da- bisnis lengkap dan padu padan antarsub-
na hibah prestasi (matching grant) kepada KM. sistem, yang berbasis agroekosistem, dan
Sementara untuk pengembangan federasi mempunyai kandungan teknologi dan kelem-
sebagai jaringan yang lebih luas dari lembaga bagaan lokal yang diperlukan.
usaha-usaha mikro, diberikan pula dana stimu- Di lokasi dengan AIP yang sudah ma-
lan untuk memulai usaha dan menumbuhkan tang akan terlihat di antaranya sebagian besar
permodalan usaha. Di tataran lebih atas, da- produk yang dihasilkan memenuhi kebutuhan
lam pelaksanaan PIDRA terdapat beberapa mutu termasuk konsistensinya dan dalam jum-
lembaga terkait yang berpartisipasi antara lain lah cukup, sebagian besar petani mengadopsi
adalah BUKPD (Kasus di Provinsi NTB) teknologi yang diimplementasikan, menikmati
sebagai executing agency, sedangkan pada nilai tambah secara proporsional, mempunyai
tingkat Kabupaten sebagai insatansi teknis kemampuan untuk mengatasi masalah fluk-
dan pelaksana adalah Dinas Pertanian Kabu- tuasi harga hasil usahataninya, dan hasil
paten, Kantor Ketahanan Pangan dan Penyu- pertanian mempunyai daya saing tinggi di
luhan Pertanian, serta Lembaga Swadaya pasar lokal maupun internasional (Pranadji,
Masyarakat (LSM). 2004). Ada tiga ciri AIP yang sudah matang,
Jika dicermati struktur organisasi pe- yaitu lengkap secara fungsional, satu kesatuan
laksanaan P4MI, pada level atas ada LSM tindak, dan terjalinnya ikatan langsung secara
nasional sampai lokal serta Komisi Koordinasi institusional. Untuk mewujudkan kelembagaan
Kabupaten (KKK) di tingkat kabupaten. Se- AIP yang operasional maka dibutuhkan se-
dangkan di tingkat masyarakat dibentuk KID rangkaian kegiatan penumbuhan kelembagaan

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBERDAYAAN DALAM KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Perbandingan Kegiatan P4K, PIDRA,
P4MI, dan Primatani Syahyuti

113
secara efektif dan efisien untuk seluruh ele- dan hasil laporan dari keempat kegiatan di
men, serta penumbuhan keterkaitan fungsional atas (P4K, PIDRA, P4MI, dan Primatani) mem-
dan institusional yang harmonis di antara ele- perlihatkan cukup intensifnya penggunaan
men tersebut. Rekayasa kelembagaan tidaklah pendekatan pemberdayaan, meskipun hasil-
seragam antar lokasi, karena tergantung nya bervariasi. Saat ini, dalam sebagian besar
kepada kondisi dan karakteristik aktifitas yang kegiatan di Deptan, baik kegiatan proyek di
akan dijalankan, serta kebutuhan dan keingin- lapangan, seminar, diskusi, maupun pidato-
an masyarakat itu sendiri. pidato resmi pejabat Deptan; pemberdayaan
Dalam hal distibusi hasil kegiatan, selalu menjadi salah satu kata kunci yang tidak
terlihat bahwa setting awal kegiatan sangat dilupakan.
menentukan bagaimana tingkat distribusi hasil Saat ini, beberapa kegiatan lain juga
yang dicapai. Dalam kegaitan P4K dan PIDRA berlandaskan atas konsep dan pendekatan
misalnya, karena semenjak awal pemanfaat pemberdayaan, dimana pada akhirnya “ke-
telah dibatasi kepada penduduk miskin yang mandirian” merupakan hasil akhir dari pember-
diwadahi dalam kelompok-kelompok, maka dayaan. Dalam konteks ini, Deptan juga se-
distribusi hasil secara ekslusif hanya dirasakan dang mengembangkan dua kegiatan yaitu
oleh mereka saja. Sementara di P4MI dan “Desa Mandiri Energi” dan “Desa Mandiri
Primatani, manfaat kegiatan dapat dirasakan Pangan”, serta pemberdayaan 10.000 Desa
lebih menyebar oleh seluruh penduduk di Miskin.
lokasi kegiatan (PSEKP, 2006). Desa Mandiri Energi mengharapkan
Perbedaan dalam tingkat dampak masyarakat pedesaan tidak bergantung pada
serta distribusinya di antara penduduk di lokasi bahan bakar minyak, khususnya minyak tanah,
kegiatan merupakan sesuatu yang tidak dapat untuk kebutuhan sehari-harinya. Program ini
dihindarkan, karena sangat tergantung kepada merupakan bagian dari upaya menggerakkan
sasaran kegiatan dan metode yang dipakai upaya perekonomian pedesaan. Kegiatan ini
sebagaimana dicantumkan dalam konsep ke- terdiri dari dua jenis yaitu Desa Mandiri Energi
giatan. Kegiatan dengan objek spesifik dapat yang dikembangkan dari non-bahan bakar
memberi hasil yang lebih efektif, meskipun nabati seperti yang menggunakan mikrohidro,
kurang terdistribusi. Kegiatan dengan sasaran tenaga surya, atau biogas; serta Desa Mandiri
yang paling luas yaitu berkenaan dengan Energi yang menggunakan bahan bakar nabati
seluruh lapisan penduduk ditemukan dalam seperti biofuel. Pada prinsipnya, Desa Mandiri
Primatani, meskipun tingkat dampaknya juga Energi adalah desa yang dapat menyediakan
tidak akan sama, karena tergantung kepada energi bagi desa itu sendiri sehingga bisa
bidang usaha yang digeluti dan intensifitas membuka lapangan kerja, mengurangi kemis-
teknologi yang diintroduksikan oleh pelaksana. kinan dan menciptakan kegiatan-kegiatan pro-
Karena memperhatikan seluruh desa sebagai duktif. Ditargetkan, bahwa tahun 2009 akan
sebuah sistem agribisnis, maka kegiatan tercipta 2.000 Desa Mandiri Energi. Desa
Primatani diimplementasikan paling lama Mandiri Energi bukan desa tertinggal, melain-
dibandingkan yang lain, yaitu selama 5 tahun kan desa yang diharapkan bisa mandiri secara
secara berturut-turut. energi dan menjual kelebihan energinya ke
pihak lain.
Perspektif Pendekatan Pemberdayaan Selanjutnya, Desa Mandiri Pangan
dalam Pembangunan Pertanian Ke Depan adalah desa yang masyarakatnya mempunyai
kemampuan untuk mewujudkan ketahanan
Sebagaimana dipaparkan di atas, bah- pangan dan gizi melalui pengembangan sub-
wa konsep dan prinsip pemberdayaan telah sistem ketersediaan, subsistem distribusi, dan
diadopsi secara baik dalam kegiatan di subsistem konsumsi dengan memanfaatkan
Deptan. Adopsi ini dapat dipandang sebagai sumberdaya setempat secara berkelanjutan.
upaya Deptan untuk mengakomodasi berbagai Kegiatan ini sudah dikembangkan sejak tahun
kritik terhadap pendekatan pembangunan 2006. Khusus untuk tahun 2008, kegiatan ini
pertanian selama ini yang hanya terlihat se- akan dilakukan pada 1004 desa yang tersebar
mata-mata sebagai “distribusi bantuan” yang di 200 kabupaten/kota.
bersifat populis dan charity. Analisa dokumen

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI. Volume 25 No. 2, Desember 2007 : 104 - 116

114
Selain kedua bentuk kegiatan terse- kegiatan yang berbasiskan pemberdayaan
but, untuk tahun 2008, Deptan juga berencana adalah belum siapnya sumber daya manusia
menggulirkan program pemberdayaan pada aparat, baik karena kelemahan kemampuan
10.000 desa miskin di Indonesia di bawah maupun manajemen yang kurang mendukung.
kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Ke depan, Deptan harus terus menyempurna-
Pedesaan (PUAP). Dalam kegiatan ini, setiap kan sistem administrasi dan birokrasi, sehing-
desa akan diberi bantuan modal Rp 100 juta ga konsep dan pendekatan pemberdayaan
dan seorang penyuluh sebagai pendamping yang menuntut fleksibilitas dan kontinyuitas
kegiatan. Uang tersebut akan disalurkan se- dapat diaplikasikan secara sempurna. Meski-
bagai bantuan modal bergulir yang dapat pun paradigma yang digunakan sudah mengi-
diakses kelompok-kelompok tani yang berada kuti paradigma pembangunan pertanian yang
di dalam desa bersangkutan (Deptan, 2007). terbaru, sebagian besar karena sesuai dengan
Dengan cara ini diharapkan akan berkembang permintaan dari lembaga donor, namun pelak-
lembaga-lembaga keuangan mikro seperti sanaan di lapangan semestinya diaplikasikan
BMT atau koperasi tani. secara sungguh-sungguh. Mulai saat ini, perlu
ditingkatkan kesiapan SDM dan manajemen
kegiatan, sehingga konsep dan pendekatan
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN yang dipedomani dalam suatu kegiatan dapat
diimplementasikan dengan memuaskan.
Dari tinjauan secara konseptual, mela-
lui studi dokumen berbagai buku pedoman dan DAFTAR PUSTAKA
petunjuk yang dikeluarkan secara resmi, serta
laporan hasil kegiatan; terlihat bahwa keempat
kegiatan (P4K, PIDRA, P4MI, dan Primatani) Agusta, I. 2002. Assumption of Empowerment at
dibangun berdasarkan prinsip dan pendekatan Workplace in Rural Indonesia. Makalah:
pemberdayaan. Hal ini terlihat dari diterapkan- The XV th International Sociological Asso-
nya empat ciri pemberdayaan yaitu menguta- ciation (ISA) Congress of Sociology,
Brisbane, Australia. 7-13 Juli 2002.
makan proses dibandingkan hasil, upaya pe-
ningkatan kontrol dan akses dari masyarakat, Badan Ketahanan Pangan. 2005. Program
peningkatan pengetahuan dan ketrampilan, Pengembangan Lahan Kering Terpadu
(PIDRA). Badan Ketahanan Pangan,
dan pengembangan organisasi lokal yang
Departemen Pertanian. Jakarta.
berbasiskan masyarakat.
Badan Ketahanan Pangan. 2006. Laporan Tahunan
Sebagian besar kegiatan ini masih PIDRA. Deptan. Jakarta.
berlangsung, bahkan Primatani baru dimulai,
Badan Litbang Pertanian. 2006. Buku Panduan
sehingga belum menunjukkan bagaimana im- Umum Primatani. Badan Litbang Pertani-
plementasi sesungguhnya dalam pelaksanaan an, Jakarta.
di lapangan. Namun demikian, meskipun
Badan SDM Deptan. 2007. Program P4K. Pus-
menggunakan semangat yang sesungguhnya
bangluh, Deptan. (http://www.deptan.go.id/
ideal (misalnya pendekatan gender, pertanian pusbangluh/program/P4K/firstp4k.html).
berkelanjutan, dan ekonomi kerakyatan), na-
Deptan. 2005. Rencana Pembangunan Pertanian
mun di lapangan konsep-konsep tersebut
tahun 2005-2009. Deptan, Jakarta.
belum dapat diaplikasikan secara optimal,
misalnya terlihat dari proporsi anggaran yang Deptan. 2007. Mentan Gulirkan Program Pember-
masih cukup besar untuk bantuan fisik material dayaan 10.000 Desa Update Tanggal 23-
Jul-2007. Agrinews Online. (http://setjen.
dibandingkan pendampingan. Kelemahan ini-
deptan.go.id/berita/detail.php?id=142&awa
lah yang ingin diperbaiki melalui berbagai l=0&page=&kunci)
kegiatan yang berbasiskan pendekatan pem-
berdayaan, misalnya Primatani yang kompo- Payne, Malcom. 1997. Modern Social Work Theory.
Second Edition. MacMillan Press Ltd.,
nen pengadaannya dibatasi tidak lebih dari 15 London.
persen, dan sisanya adalah untuk pendam-
pingan dan lain-lain. Pranadji, Tri. 2004. Kerangka Perekayasaan Sosio-
budaya Menuju Pertanian Industrial di Per-
Salah satu kendala utama yang di- desaan. Makalah pada Workshop Sosiali-
hadapi dalam mengimplementasikan berbagai sasi Prima Tani bagi Tenaga Pemandu

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBERDAYAAN DALAM KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Perbandingan Kegiatan P4K, PIDRA,
P4MI, dan Primatani Syahyuti

115
Teknologi Inovasi, Ciawi 12-17 Desember bagi Pengembangan Sistem dan Usaha-
2004. tani Agribisnis Wilayah, 29 November – 9
Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Desember 2004.
Pertanian (PSEKP). 2006. Analisis Kebi- Taylor, D.R.F. dan McKenzie. 1992. Development
jakan Pembangunan Pertanian. Laporan From Withins. London Routledge. Chapter
Penelitian. Biro Perencanaan Deptan dan 1 dan 10.
PSEKP, Jakarta. World Bank. 2005a. Empowerment. (http://web.
Sarman, Muchtar (ed). 1998. Dimensi Kemiskinan: worldbank.org, 11 Mei 2005).
Agenda Pemikiran Sajogyo. Kata Pengan- World Bank. 2005b. Social Capital, Empowerment,
tar Mubyarto. Pusat P3R-YAE. Bogor. and Community Driven Development.
Edisi terbatas. 121 hal. http://info.worldbank.org/etools/bspan/
Simatupang, Pantjar. 2004. Prima Tani sebagai PresentationView.asp?PID=936&EID=482,
Langkah Awal Pengembangan Sistem dan 11 Mei 2005).
Usaha Agribisnis Industrial. Makalah pada
Pelatihan Analisa Finansial dan Ekonomi

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI. Volume 25 No. 2, Desember 2007 : 104 - 116

116

Anda mungkin juga menyukai