Anda di halaman 1dari 6

A.

Tujuan Praktikum

Untuk mendeteksi adanya perdarahan samar saluran cerna

B. Alat dan Bahan

Sampel : Feses Segar (< 1 jam)

Alat dan bahan yang digunakan :

1. Tabung ekstraksi sampel

2. Timer

C. Cara Kerja

Reagen

Kaset Tes FOB

Persiapan sampel :

1. Ambil sampel feses pada 3-5 titik yang berbeda dengan menggunakan stik pada
tabung ekstraksi sampel

2. Masukan stik yang telah berisi sampel feses tadi kedala tabung reaksi, tutup erat dan
campur dengan cara menggoyangkan tabung ekstraksi ke atas dan ke bawah

3. Sampel stabil 3 hari pada suhu 2- 8 C dan 1 tahun pada suhu kurang dari atau sama
dengan 20 C

Cara Kerja

1) Buka Kaset dari foil, letakan di tempat datar dan kering

2) Teteskan 2 sampe yang sudah siap tadi kedalam sampel well

3) Baca Hasil dalam 10 menit


D. Hasil dan Interpretasi

Hasil Praktikum Interpretasi

Muncul hanya 1 garis pada “C” (Control)


sehingga menunjukan hasil negatif ( Tidak
terdeteksi darah samar (Hb) pada Feses)

E. Pembahasan Hasil
Feses adalah sisa hasil pencernaan dan absorbsi dari makanan yang kita makan yang
dikeluarkan lewat anus dari saluran cerna. Jumlah normal produksi 100 – 200 gram / hari.
Terdiri dari air, makanan tidak tercerna, sel epitel, debris, celulosa, bakteri dan bahan
patologis, Jenis makanan serta gerak peristaltik mempengaruhi bentuk, jumlah maupun
konsistensinya dengan frekuensi defekasi normal 3x per-hari sampai 3x per-minggu.

Pemeriksaan feses ( tinja ) adalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang telah
lama dikenal untuk membantu klinisi menegakkan diagnosis suatu penyakit. Tes skrining
untuk mendeteksi adanya darah samar (tersembunyi) adalah pemeriksaan kimia feses
yang paling sering dilakukan. Hal ini karena perdarahan lebih dari 2,5 ml/150 gr feses
merupakan keadaan patologi yang dianggap signifikan,. Saat ini, FOBT juga digunakan
secara massal untuk skrining deteksi dini kanker kolorektal. Beberapa metode FOBT
diantaranya Guaiac Based Test, Imunochemical Test, Heme Porphyrin Test.

Pada praktikum pemeriksaan feses yang telah dilakukan hari Jumat tanggal 29 juni
2018 , dengan sampel feses kurang dari 1 jam . Kami melakukan pemeriksaan darah
samar ( FOBT) menggunakan metode Imunochemical Test, dimana terlebih dahulu kami
melakukan persiapan sampel dengan mengambil feses pada 3-5 titik yang berbeda
menggunakan stik pada tabung ektraksi sampel kemudian meletakan ke dalam tabung
ektraksi dan menutup , mencampur serta menggoyangkan tabung ektarsi ke atas dan ke
bawah. Setelah persiapan sampel selesai dilaksanakan , kemudian membuka kaset dari
foil , dan meletakan di tempat datar dan kering. Dan meneteskan 2 tetes sampel yang
sudah siap tadi kedalam sample well.

Setelah membaca hasil dalam 10 menit, terdapat hanya 1 garis pada C ( Control).
Sehingga dari adanya 1 garis C yang terlihat menunjukan hasil negative atau dengan kata
lain tidak ditemukan darah samar pada feses pasien. Satu garis C yang terlihat
dikarenakan terkait dengan adanya antibody dan antigen. Feses yang normal tidak
mengandung Hb sehingga tidak terjadi kompleks anti Hb dengan Hb. anti Hb dari sampel
yang bebas kemudian menuju ke area T tempat anti Hb dari stick . Karena tidak ada Hb
dari sampel maka tidak akan terjadi interaksi antara anti Hb dan anti Hb dari stick
melalui perlekatan dengan Hb pada epitop berbeda. Enzim pada anti Hb ( Sampel)
tetap inaktif dan reaksi enzimatis pembentukan warna tidak terjadi. Akibatnya anti Hb
( Sampel) akan terus mengikuti gaya kapilaritas menuju daerah C. Di daerah ini
terjadi kompleks antigen antibodi yaitu anti Hb (Sampel) (sebagai antigen) dengan anti
anti Hb stick (sebagai antibodi terhadap anti- Hb ( sampel). Kompleks ini membuat
enzim aktif sehingga terbentuk warna merah. Warna merah hanya pada area C sehingga
hanya ada satu garis dan diintepretasikan sebagai hasil negatif.

F. Kesimpulan

Pemeriksaan darah samar ( Fecal Occult Blood Test) Adalah pemeriksaan feses
untuk mendeteksi ada atau tidak adanya darah samar pada feses. Pemeriksaan darah
samar memiliki beberapa metode diantaranya adalah Guaiac Based Test, Imunochemical
Test, Heme Porphyrin Test. Pada praktikum pemeriksaan feses yang dilakukan pada hari
jumat tanggal 29 juni 2018 Juni 2018 metode yang digunakan adalah imunochemical test.
Dari hasil praktikum menunjukan hasil negatif ( hanya terdapat 1 garis C ). Adanya 1
garis C disebabkan karena terkait dengan reaksi antigen dan antibody pada stick dan
sampel.
Daftar Pustaka

1. Narang B,S and Reynolds T. Stool Examination, In Medical Laboratory Technology A


Procedure manual for Ruotine Diagnoctic Test, Vol.II, Tata Mc Graw hill Publisching
Co Limited, New Delhi, 1988 ; 880-891

2. Widmann FK. Tinjauan Klinis atas Hasil pemeriksaan Laboratorium, Edisi 9, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1995 ; 571- 584

3. Fischbach FT.Stool Examination, In A of Laboratory and Diagnostic Test, Ed V,


Lippincott Philadelphia, New York, 1998; 254-276

4. Herry J.B. et al. Examination of feces, in Clinical Diagnosis and Management by


Laboratory Methods, Nine Ed, WB Saunder Co, Philadelphia, 1996 ; 537-541

5. Burtis CA. Fecal Collection in Tietz Fundamentals of Clinical Chemistry, Fourth Ed,
WB Sounders Company, 1996; 722-723.

6. Pemeriksaan tinja. Dalam Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium puskesmas, Pusat Lab.


Kesehatan Bekerja sama dengan Dit. jend. Binkesmas, Jakarta, 1991 ; 63-67

7. Ganda Subrata. R. Penuntun Laboratorium Klinik, Cetakan ke-9, Dian Rakjat, Jakarta,
1999; 180- 185

8. Standar Pelayanan Medis FK-UNPAD-RSUP dr. Hasan Sadikin, Bandung, 1996;


38-40Prianto J, dkk. Atlas Parasitologi Kedokteran, Cetakan ketiga, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 1999.

Anda mungkin juga menyukai