Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Persiapan Sampel

Bahan – bahan yang dimasukan kedalam digester berkapasitas 19 liter ini


adalah 14 liter atau skitar 70%-75% dari volume digester. Sebelum memasukan
bahan melakukan kalibrasi terhadap digester dengan cara memasukan air
sebanyak 14 liter dan mengukur ketinggian air di dalam digester tersebut,
ketinggian tersebut akan menjadi acuan dalam memasukan bahan untuk biogas
agar tidak terjadi kesalahan. Air lindi lindi yang diambil dari TPA bagendung
yang digunakan sebagai starter. Selain dapat memanfaatkan sebagai bahan starter
biogas air hal ini juga mengurangi pencemaran lingkungan. Sedangkan sampah
tanaman dan sampah kantin diambil dari sekitar Fakultas Teknik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa agar sampah disekitar kampus dapat didaur ulang dengan
baik.

Banyak sampah tanaman, sampah kantin dan air lindi yang dimasukan
berdasarkan acuan diatas sebagai berikut:

 Digester I : ( sampah tanaman : air lindi ) ; ( 50%:50% )


Maka volume dimasukan
Sampah tanaman :
volume yang akan dimasukan X 50 14 liter x 50
= = 7 liter
100 100
Air lindi :
volume yang akan dimasukan X 50 14 liter x 50
= = 7 liter
100 100

 Digester II : ( sampah tanaman : sampah kantin : air lindi ) ;


(25%:25%:50% )
Sampah tanaman :
volume yang akan dimasukan X 25 14 liter x 50
= = 3,5 liter
100 100
Sampah kantin :
volume yang akan dimasukan X 25 14 liter x 50
= = 3,5 liter
100 100
Air lindi
volume yang akan dimasukan X 50 14 liter x 50
= = 7 liter
100 100

 Digester III : ( sampah kantin : air lindi ) ; (50%:50% )


Sampah kantin :
volume yang akan dimasukan X 50 14 liter x 50
= = 7 liter
100 100
Air lindi :
volume yang akan dimasukan X 50 14 liter x 50
= = 7 liter
100 100

4.2 Data Hasil Penelitian

Table 4.1 Data temperature gas per hari pada Digester I, digester II dan
digester III, Data dari table 4.1 didapatkan dari hasil pengamatan dan pengukuran
langsung 12 november 2018 - 03 desember 2018 pengukuran menggunakan
termokopel . pengambilan data dilakukan pada pukul 06:00, 12:00, dan 18:00.

Tabel 4.1 data temperatur rata- rata digester

Rata-rata Temperatur Digester (OC)


Minggu digester I digester II digester III
1 31,82 31,74 31,64
2 31,62 31,65 31,47
3 31,58 31,37 -
4 31,45 - -

Data tabel 4.1 diperoleh dari temperatur rata-rata perhari dan dikelompokan per 7
hari atau perminggu. Temperatur lingkungan selama penelitian berkisan 30oC -
32oC. berdasarkan data diatas temperatur didalam digester mesofilik (30-40oC) hal
ini menunjukan bahwa aktivitas mikroorganisme bekerja dengan baik dalam
memproduksi biogas dan tidak ada perbedaan signifikan dari ke-3 digester
tersebut. Digester II berhenti produksi pada minggu ke-4 sedangkan digester III
lebih cepat berhenti produksi gas yaitu pada minggu ke-3.

Tabel 4.2 produksi gas per 7 hari

Produksi gas per 7 hari (gr)


Minggu digester I digester II digester III
1 0,17 0,27 0,67
2 0,44 0,35 0,32
3 0,51 0,3 -
4 0,21 - -
total 1,33 0,92 0,99
Rata-rata
perhari 0,0475 0,0438 0,0707

Data produksi gas yang terdapat pada tabel 4.2 diambil setiap 7 hari sekali selama
periode pengambilan data dengan menggunakan timbangan hal ini dilakukan agar
tidak terjadi kebocoran gas. Keputusan pengambilan data setiap 7 hari sekali
karena mengikuti pengambilan data komposisi gas yang dilakukan per 7 hari,
ditakutkan akan ada banyak gas yang terbuang pada saat pelepasan dan
pemasangan penampung gas selama penimbangan berlangsung apabila dilakukan
sekali sehari. Pada minggu selanjutnya balon untuk menyimpan gas diganti
supaya tidak tercampur dengan hasil minggu yang sebelumnya agar dapat melihat
perbedaan gas yang dihasilkan pada setiap periode pengambilan data. Sedangkan
data yang terdapat pada tabel 4.2 adalah data produksi gas dalam waktu 7 hari
dari digester I, digester II dan Digester III.

Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa digester II berhenti produksi gas pada
ke-4, sedangkan digester III telah berhenti produksi pada minggu ke-3. Hal ini
terlihat jelas pengaruh dari sampah tanaman sangat mempengaruhi lama pada
umur produksi gas karena pada digester I gas masih produksi sampai minggu ke-
4, jadi sampah tanaman berbanding lurus dengan lama waktu produksi gas
semakin banyak sampah tanaman semakin lama waktu menghasilkan gas. Akan
tetapi produksi gas rata perhari dari digester I dan II lebih kecil dari digester III
yaitu secara berturut-turut 0,0475, 0,0438 dan 0,0707.

Tabel 4.3 Data komposisi Biogas Digester

Komposisi Gas (%)


Digester I Digester II Digester III
Minggu
CH4 CO2 O2 CH4 CO2 O2 CH4 CO2 O2
I 1,09 21,04 63,03 4,03 30,55 57,39 9,64 26,6 56,85
2 21,82 1,7 74,86 27,5 20,89 50,2 79,74 7,8 11,77
3 79,95 13,97 4,84 79,41 13,31 6,19 - - -
4 83,01 13,35 2,9 - - - - - -

Data komposisi gas diperoleh dengan membawa sampel biogas setiap 7 hari
sekali dengan memasukan biogas kedalam tedlar bag yang berukuran 1 liter ke
Laboratorium Teknik Kimia Universitas Indonesia. Sampel biogas diuji
menggunakan alat Gas Cromatograph milik laboratorium teknik kimia UI.

Dari data diatas diporoleh pada usia minggu ke-1 senyawa yang
terkandung dalam biogas didominasi oleh Oksigen (O2) sedangkan kandungan
metana (CH4) masih sangat rendah banyaknya kadar O2 disebabkan masih
terperangkap O2 pada saat penutupat digester pada saat awal produksi biogas.
pada minggu ke-2 kadar metana mulai mengalami peningkatan, pada digester III
mengalami peningkatan yang drastis hingga 79,74% dan pada digester I dan II
secara berturut turut masih 21,82% dan 27,5%. Pada minggu ke-3 digester III
berhenti produksi gas sedangkan digester I dan II masih produksi dan mengalami
peningkatan kadar metana pada digester I 79,95% dan digester II 79,41%. Pada
minggu ke-4 digester II berhenti produksi sedangkan digester I masih produksi
dan menghasilkan metana hingga 83,01%.

4.2 Analisa Hasil Penelitian


Produksi Gas
0.8
0.7
0.6
Produksi Gas(gr)

0.5
digester I
0.4
digester II
0.3
digester III
0.2
0.1
0
hari 1-7 hari 8-14 hari 15-21 hari 22-28

Gambar 4.1 produksi gas perminggu

Berdasarkan gambar 4.1 pada minggu ke-1 terlihat digester III memiliki
massa yang lebih tinggi dari I dan II hal ini menunjukan bahwasanya digester
memiliki produksi gas lebih cepat dari digester yang lain. Akan tetapi pada
minggu ke-2 produksi gas pada digester III turun dan digester I dan II produksinya
mengalami kenaikan. Pada minggu ke- 3 digester III tidak produksi gas lagi dan
digester II mengalami penurunan produksi ,sedangkan digester I masih mengalami
kenaikan produksi gas. Pada minggu ke-4 digester II dan III tidak produksi gas
dan digester I mengalami penurunan gas dari minggu ke-3. Total produksi gas
digester I, digester II dan digester III secara berturut-turut 1,33 gr, 0,92 gr, dan
0,99 gr.
Kadar Metana
90
80
70
Kadar Metana(%)

60
50 Digester I
40 Digester II
30 Digester III
20
10
0
hari 1-7 hari 8-14 hari 15-21 hari 22-28

Gambar 4.2 kadar metana perminggu (%)

Dari gambar 4.2 dapat diperoleh data bahwa penelitian ini berdasarkan
gambar diatas digester memproduksi gas dengan komposisi diatas 40% dengan
waktu berbeda. Pada digester I dan digester II kadar metana diatas 40% pada
minggu ke-3. Sedangkan digester III hanya dalam waktu 2 minggu telah
menghasilkan kadar metana diatas 40%. Kadar metana hingga akhir produksi
mengalami peningkatan hingga digester tidak mengalami produksi ada setiap
digester.

Dari gambar 4.1 dan 4.2 dapat disimpulkan bahwasanya pengaruh sampah
tanaman berbanding lurus dengan kualitas gas yang dihasilkan pada setiap
digester

Anda mungkin juga menyukai