Anda di halaman 1dari 5

Seri Pengabdian Masyarakat 2015 ISSN: 2089-3086

Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan


Volume 4 No. 1, Januari 2015 Halaman 25-29

BINA KELUARGA REMAJA (BKR) DALAM RANGKA


MENINGKATKAN POLA ASUH REMAJA YANG BENAR DAN
TERARAH

Fajar Hidayanto1, Futihat Nikmatul Millah2


Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ilmu Agama Islam,Universitas Islam Indonesia1
Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya,Universitas Islam Indonesia2

ABSTRACT
Family the first and top learning place for every teenager. Parenting way will affect
the development of teenager's characters. But, not all parents understand how to deal
with teenager correctly, such as parents at Dusun Jati, Kelurahan Gerbosari, Kecamatan
Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi D.I. Yogyakarta. So, they need an education
about parenting. Based on these circumstances, the authors organized a " Bina Keluarga
Remaja (BKR)" as a community service activities. Parents are given educational material
in six sessions, those are definition of teenager, the importance of parents role, the
importance of sex education for teenager, the importance of parental supervision, the
role of peers, and the role of parents to help tenageer to recognize himself. The service
activities managed to increase the knowledge of parents in tenaager growth fostering
correctly and focused, in order to build a quality family.

Keywords : Parenting Way, Education, Parents

ABSTRAKS
Keluarga merupakan sarana belajar awal dan utama bagi setiap remaja. Pola asuhan
orang tua mempengaruhi perkembangan karakter remaja. Namun, tidak semua orang tua
memahami cara yang benar dalam menangani remaja, seperti pada warga di Dusun Jati,
Kelurahan Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi
D.I.Yogyakarta, maka perlu adanya edukasi pada orang tua mengenai pola pengasuhan.
Berdasarkan keadaan tersebut, penulis menyelenggarakan kegiatan “Bina Keluarga
Remaja (BKR)” sebagai kegiatan pengabdian masyarakat. Warga diberikan edukasi dalam
enam sesi dengan materi yaitu pengertian remaja, pentingnya peran orang tua,
pentingnya edukasi sex kepada remaja, pentingnya pengawasan orang tua, peran teman
sebaya, dan peran orang tua membantu remaja dalam mengenali dirinya. Kegiatan
pengabdian ini berhasil meningkatkan pengetahuan orang tua dalam pembinaan tumbuh
kembang remaja secara baik dan terarah dalam rangka membangun keluarga yang
berkualitas.
Kata kunci : Pola Asuh Remaja, Edukasi, Orang Tua

1. PENDAHULUAN

Keluarga merupakan sarana belajar awal bagi setiap remaja. Salah satu peran
keluarga dalam membentuk kepribadian remaja adalah pola asuh orang tua yang tepat.

25
Seri PengabdianMasyarakat 2015
JurnalInovasi dan Kewirausahaan, Vol. 4, No. 1, Januari 2015

Menurut Nurani (2004) pola asuh orang tua adalah pola perilaku yang diterapkan pada
anak dan bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Pola perilaku ini dapat dirasakan
oleh anak, dari segi negatif dan positif. Pola asuh yang benar bisa ditempuh dengan
memberikan perhatian yang penuh serta kasih sayang pada anak dan memberinya waktu
yang cukup untuk menikmati kebersamaan dengan seluruh anggota keluarga. Sementara
pola asuh menurut Baumrind (dalam Papalia, 2008) orang tua tidak boleh menghukum
anak, tetapi sebagai gantinya orang tua harus mengembangkan aturan-aturan bagi anak
dan mencurahkan kasih sayang kepada anak. Orang tua adalah pemegang kendali utama
tanggung jawab atas proses pembentukan karakter remaja kearah yang negatif. Orang tua
harus menjadi guru dan pemimbing yang penuh kasih sayang dan harus mampu
menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan (Rimm, 2003). Sayangnya tidak semua
orang tua memahami pola asuh yang baik, seperti warga Dusun Jati, Kelurahan Gerbosari,
Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi D.I.Yogyakarta, sehingga banyak
remaja yang melakukan hal-hal negatif. Hal ini menimbulkan kekhawatiran sebab akan
melahirkan remaja Oleh karena itu, penulis berinisiatif melakukan program pengabdian
masyarakattentang edukasi mengenai cara membina remaja yang benar pada orang tua di
dusun tersebut dengan nama “Bina Keluarga Remaja (BKR)”.

2. METODE PELAKSANAAN

Kegiatan pengabdian masyarakat“Bina Keluarga Remaja (BKR)” diawali dengan


sosialisasi pada orang tua untukmeningkatkanpengetahuan tentang pola pengasuhan yang
baik dan benar dalam menghadapi perilaku-perilaku yang dilakukan remaja. Program
edukasi dalam enam sesi persentassi materi yang sudah disesuaikan dengan keadaan
warga Dusun Jati, Kelurahan Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo,
Provinsi D.I.Yogyakarta.
Agenda kegiatan yang direncanakan seperti di bawah ini.
Tabel 1. Pelaksanaan Program Kegiatan
No Program Kegiatan Lokasi

Rumah
Bina Keluarga Remaja, menjelaskan
1 Kepala
mengenai pengertian masa remaja
Dusun
Rumah
Bina Keluarga Remaja, menjelaskan
2 Kepala
mengenai pentingnya peran orang tua
Dusun
Bina Keluarga Remaja, menjelaskan Rumah
3 mengenai pentingnya edukasi sex Kepala
kepada remaja Dusun
Bina Keluarga Remaja, menjelaskan Rumah
4 mengenai pentingnya pengawasan Kepala
orang tua Dusun

5 Bina Keluarga Remaja, menjelaskan Rumah

26
Hidayanto, Millah

mengenai peran teman sebaya Kepala


Dusun
Bina Keluarga Remaja, membantu Rumah
6 remaja dalam mengenali dirinya Kepala
sendiri Dusun

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Undang-undang nomor 10 tahun 1992 tentang pembangunan kependudukan dan


pembangunan keluarga sejahtera menegaskan bahwa keluarga berencana adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui penundaan usia perkawinan,
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga
untuk mewujudkan keluarga kecil dan sejahtera.Bina Keluarga Remaja (BKR) adalah
kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok keluarga/orangtua untuk meningkatkan
bimbingan/pembinaan tumbuh kembang remaja secara baik dan terarah dalam rangka
membangun keluarga yang berkualitas.
Kegiatan pengabdian masyarakat“Bina Keluarga Remaja” berhasil dijalankan sebanyak
enam kali dengan agenda sebagai berikut.

a. BKR “Pengertian Masa Remaja”

Pertemuan awal, penulis mempersentasikan tentang pengertian remaja pada warga.


Warga diberi penjelasan bahwa remaja adalah masa peralihan dari anak menuju dewasa.
Menurut WHO, yang disebut remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi antara
masa kanak-kanak dan dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24
tahun. Menurut Menteri Kesehatan RI tahun 2010, batas usia remaja adalah antara 10
sampai 19 tahun dan belum kawin. Kedaksiapan remaja dalam menghadapi perubahan
tersebut dapat menimbulkan berbagai perilaku menyimpang seperti kenakalan,
penyalahgunaan obat terlarang, kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, penyakit menular
seksual (PMS) dan HIV/AIDS.

b. BKR “Pentingnya Peran Orang Tua”

Warga diberikan penjelasan bahwa orang tua memiliki peranan penting dalam tumbuh
kembang remaja. Orang tua adalah guru utama bagi anak-anaknya dirumah. Orang tua
harus mampu membimbing dan memberikan pemahaman kepada anaknya yang telah
remaja tentang baik dan buruknya kehidupan agar remaja tidak terjurumus ke hal-hal yang
negatif.

c. BKR “Edukasi Sex Kepada Remaja”

Pada sesi ketiga, edukasi program BKR memjelakan kepada orang tua bahwa remaja
perlu diberi edukasi seks. Pengetahuan ini bukan ini untuk mengajarkan anak melakukan hal
tersebut, melainkan memberikan wawasan dampak dari seks pra nikah dan tidak aman,
misalnya dapat menyebabkan penyakit seksual, dan kehamilan yang tidak diinginkan.

d. BKR“Pengawasan Orang Tua”

27
Seri PengabdianMasyarakat 2015
JurnalInovasi dan Kewirausahaan, Vol. 4, No. 1, Januari 2015

Sesi keempat menerangkan pada orang tua, meskipun anak telah memasuki usia
remaja, anak tetaplah harus diawasi, hanya saja dengan porsi yang tepat. Remaja diberikan
kebebasan mengembangkan diri selama dalam ranah yang positif. Selain itu, orang tua juga
diberitahu bagaimana cara menyampaikan larangan agar mudah dimengerti remaja.

e. BKR“Peran Teman Sebaya”

Sesi ini menjelaskan bahwa orang tua juga perlu mengenal teman dari anaknya, agar
remaja tidak terjurumus dalam pergaulan yang salah dan bisa membahayakan dirinya.

f. BKR “Membantu Remaja Dalam Mengenali Dirinya Sendiri”

Remaja disatu sisi merupakan generasi harapan bangsa, namun di sisi lain
menghadapi banyak permasalahan yang bukan tidak mungkin akan mengganggu
perkembangan fisik maupun psikologis mereka selanjutnya. Orang tua harus mampu
membantu remaja mengenali potensi dan mengembangkannya untuk kepentingan
kehidupannya dimasa yang akan datang.
Dokumentasi kegiatan adalah sebagai berikut.

Gambar 1. Pembukaan Kegiatan BKR

28
Hidayanto, Millah

Gambar 2. Sesi Penjelasan Materi

4. KESIMPULAN

Edukasi Bina Keluarga Remaja (BKR) berjalan sesuai yang direncanakan. Warga,
terutama ibu-ibu sangat antusias mengikuti setiap sesi dari awal hingga akhir. Warga
senang mendapatkan tambahan pengetahuan dalam mendidik anak-anak remaja mereka.
Harapannya edukasi yang diberikan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
kedepannya.

5. REFERENSI

Nurani, A. T. 2004. Pengaruh kualitas perkawinan, pengasuhan anak dan kecerdasan


emosonal terhadap prestasi belajar anak [Tesis]. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Papalia, D. E., Wendkos, S., & Feldman, R. D. 2008. Human development. Kencana.
Jakarta.
Rimm, Sylvia. 2003. Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.

29

Anda mungkin juga menyukai