Anda di halaman 1dari 15

Patient Safety

Patient Safety pada Ruangan Rawat Inap

DOSEN PENGAMPU :
Ir. Torang Panyusuan Batubara, MARS.,MMR

Deovani Rahmat Atmaja


1084161004

PRODI D-IV TEKNIK ELEKTROMEDIK


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MOHAMMAD HUSNI THAMRIN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan sebaik-baiknya. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan tugas makalah
ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen pada mata
kuliah Patient Safety.
Dalam proses penyusunan tugas ini pasti menjumpai hambatan, namun
berkat dukungan dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami ingin menyampaikan terima
kasih kepada Bapak Ir. Torang Panyusuan Batubara, MARS.,MMR selaku Dosen
Patient Safety Universitas Mohammad Husni Thamrin.
Besar harapan kami, tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang
yang membacanya dan dapat membantu teman-teman yang lain dikemudian
hari. Akhir kata, penulis memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini
terdapat banyak kesalahan.

Jakarta, Mei 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................ ii

Daftar Isi................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................1
C. Tujuan ....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Ruang Rawat Inap ..................................................................................3


B. Persyaratan Teknis Ruang Rawat Inap ..................................................4
C. Keselamatan Kerja di Instalasi Ruang Rawat Inap ................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..........................................................................................11
B. Saran .....................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keselamatan (safety) telah menjadi isu penting dan global dalam


pelayanan kesehatan, terutama keselamatan terhadap pasien. Keselamatan
pasien adalah suatu disiplin baru dalam pelayanan kesehatan yang
mengutamakan pelaporan, analisis, dan pencegahan medical eror yang
dapat mengakibatkan atau berpotensi menjadi cidera. Keselamatan pasien
di dalam Undang-Undang Rumah Sakit tahun 2009 tentang asas dan tujuan
pada pasal 2 menyatakan bahwa, Rumah sakit diselenggarakan berasaskan
Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan
profesionalitas, manfaat, keadilan, perlindungan dan keselamatan pasien
serta mempunyai fungsi sosial (Depkes RI, 2006).

Tujuan dilakukannya kegiatan Patient Safety di rumah sakit adalah


untuk menciptakan budaya keselamatan pasien di rumah sakit,
meningkatkan akuntabilitas rumah sakit, terlaksananya program-program
pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.

Mengingat masalah keselamatan pasien merupakan masalah yang


penting dalam sebuah rumah sakit, maka diperlukan standar keselamatan
pasien rumah sakit yang dapat digunakan sebagai acuan bagi rumah sakit
di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Patient Safety.
2. Patient Safety di Ruangan Rawat Inap.
3. Standarisasi Ruangan Rawat Inap

1
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang Patient Safety pada ruangan rawat inap.
2. Mengetahui cara untuk mewujudkan keselamatan Pasien di ruangan
rawat inap.
3. Mengetahui standarisasi ruangan rawat inap.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ruang Rawat Inap

Kementerian Kesehatan RI (2012) mendefinisikan ruang rawat inap


yaitu ruang untuk pasien yang memerlukan asuhan dan pelayanan
keperawatan dan pengobatan secara berkesinambungan lebih dari 24
jam.Untuk setiap rumah sakit akan mempunyai ruang perawatan dengan
nama sendiri-sendiri sesuai dengan tingkat pelayanan dan fasilitas yang
diberikan oleh pihak rumah sakit kepada pasiennya. Persyaratan
khususnya yaitu :

1. Tipe ruang rawat inap, terdiri dari :

a. Ruang rawat inap 1 tempat tidur setiap kamar (VIP);

b. Ruang rawat inap 2 tempat tidur setiap kamar (Kelas 1);

c. Ruang rawat inap 4 tempat tidur setiap kamar (Kelas 2);

d. Ruang rawat inap 6 tempat tidur atau lebih setiap kamar (kelas 3).

2. Khusus untuk pasien-pasien tertentu harus dipisahkan(Ruang Isolasi),


seperti :

a. Pasien yang menderita penyakit menular;

b. Pasien dengan pengobatan yang menimbulkan bau (seperti


penyakit tumor, gangren, diabetes, dan sebagainya);

c. Pasien yang gaduh gelisah (mengeluarkan suara dalam ruangan).

Keseluruhan ruangan ini harus terlihat jelas dalam kebutuhan jumlah


dan jenis pasien yang akan dirawat. Keselamatan bangunan ruang rawat
inap rumah sakit sesuai SNI 03–7011–2004 tentang Keselamatan pada
bangunan fasilitas kesehatan dengan memperhatikan struktur bangunan,

3
sistem proteksi petir, sistem proteksi kebakaran dan sumber kelistrikan
serta sistem gas medik dan vakum medik untuk mencegah terjadinya hal-
hal buruk salah satunya kecelakaan kerja.

B. Persyaratan Teknis Bangunan Ruang Rawat Inap


1. Lokasi

a. Bangunan rawat inap harus terletak pada lokasi yang tenang,


aman dan nyaman, tetapi tetap memiliki kemudahan aksesibiltas
atau pencapaian dari sarana penunjang rawat inap.

b. Bangunan rawat inap terletak jauh dari tempat-tempat


pembuangan kotoran, dan bising dari mesin/generator.

2. Denah

a. Persyaratan umum.

1) Pengelompokan ruang berdasarkan kelompok aktivitas yang


sejenis hingga tiap kegiatan tidak bercampur dan tidak
membingungkan pemakai bangunan.
2) Perletakan ruangannya terutama secara keseluruhan perlu
adanya hubungan antar ruang dengan skala prioritas yang
diharuskan dekat dan sangat berhubungan/membutuhkan.
3) Akses pencapaian ke setiap blok/ruangan harus dapat dicapai
dengan mudah.
4) Kecepatan bergerak merupakan salah satu kunci keberhasilan
perancangan, sehingga blok unit sebaiknya sirkulasinya dibuat
secara linier/lurus (memanjang)

5) Jumlah kebutuhan ruang harus disesuaikan dengan kebutuhan


jumlah pasien yang akan ditampung.

6) Sinar matahari pagi sedapat mungkin masuk ke dalam


ruangan.

4
7) Alur petugas dan pengunjung dipisah.

8) Besaran ruang dan kapasitas ruang harus dapat memenuhi


persyaratan minimal seperti ditunjukkan dalam tabel di bawah
ini:

No. Nama Ruang Luas Satuan


1 Ruang Perawatan
VIP 18 m2
Kelas I 12 m2
Kelas II 10 m2
Kelas III 72 m2
2. Ruang Pos Perawat 20 m2
3. Ruang Konsultasi 12 m2
4. Ruang Tindakan 24 m2
5. Ruang Administrasi 9 m2
6. Ruang Dokter 20 m2
7. Ruang Perawat 20 m2
8. Ruang Ganti/Loker 9 m2
9. Ruang Kepala Rawat Inap 12 m2
10. Ruang Linen Bersih 18 m2
11. Ruang Linen Kotor 9 m2
12. Spoelhoek 9 m2
13. Toilet 25 m2
14. Pantri 9 m2
15. Ruang Janitor/Service 9 m2
16. Gudang Bersih 18 m2
17. Gudang Kotor 18 m2
Tabel 2.1

5
b. Persyaratan Khusus
1) Tipe ruang rawat inap, terdiri dari :

a) Ruang rawat inap 1 tempat tidur setiap kamar (VIP).

b) Ruang rawat inap 2 tempat tidur setiap kamar (Kelas 1)

c) Ruang rawat inap 4 tempat tidur setiap kamar (Kelas 2)

d) Ruang rawat inap 6 tempat tidur atau lebih setiap kamar


(kelas 3).

2) Khusus untuk pasien-pasien tertentu harus dipisahkan


(Ruang Isolasi), seperti :

a) Pasien yang menderita penyakit menular.

b) Pasien dengan pengobatan yang menimbulkan bau


(seperti penyakit tumor, ganggrein, diabetes, dan
sebagainya).

c) Pasien yang gaduh gelisah (mengeluarkan suara dalam


ruangan).

d) Keseluruhan ruang-ruang ini harus terlihat jelas dalam


kebutuhan jumlah dan jenis pasien yang akan dirawat.

c. Pos Perawat (Nurse Station).

Lokasi pos perawat sebaiknya tidak jauh dari ruang rawat inap
yang dilayaninya, sehingga pengawasan terhadap pasien menjadi
lebih efektif dan efisien.

3. Lantai
a. Lantai harus kuat dan rata, tidak berongga.
b. Bahan penutup lantai dapat terdiri dari bahan tidak berpori,
seperti vinyl yang rata atau keramik dengan nat yang rapat

6
sehingga debu dari kotoran-kotoran tidak mengumpul, mudah
dibersihkan, tidak mudah terbakar.
c. Pertemuan dinding dengan lantai disarankan melengkung
(hospital plint), agar memudahkan pembersihan dan tidak
menjadi tempat sarang debu dan kotoran.
4. Langit-langit

Langit-langit harus rapat dan kuat, tidak rontok dan tidak


menghasilkan debu/kotoran.

5. Pintu

a. Pintu masuk ke ruang rawat inap, terdiri dari pintu ganda,


masing-masing dengan lebar 90cm dan 40cm. Pada sisi pintu
dengan lebar 90 cm, dilengkapi dengan kaca jendela pengintai
(observation glass).

b. Pintu masuk ke kamar mandi umum, minimal lebarnya 85 cm.

c. Pintu masuk ke kamar mandi pasien, untuk setiap kelas,


minimal harus ada 1 kamar mandi berukuran lebar 90 cm,
diperuntukkan bagi penyandang cacat.

d. Pintu kamar mandi pasien harus membuka ke luar kamar mandi.

e. Pintu kamar mandi pasien, harus membuka ke luar kamar


mandi.

f. Pintu toilet umum untuk penyandang cacat harus terbuka ke


luar.

6. Kamar mandi
a. Kamar mandi pasien, terdiri dari kloset, shower (pancuran air)
dan bak cuci tangan (wastafel).
b. Khusus untuk kamar mandi bagi penyandang cacat mengikuti
pedoman atau standar teknis yang berlaku.

7
c. Jumlah kamar mandi untuk penyandang cacat, 1 (satu) buah
untuk setiap kelas.
d. Toilet umum, terdiri dari kloset dan bak cuci tangan (wastafel).
e. Disediakan 1 (satu) toilet umum untuk penyandang cacat di
lantai dasar, dengan persyaratan sebagai berikut :
i. Toilet umum yang aksesibel harus dilengkapi dengan
tampilan rambu/simbol "penyandang cacat" pada bagian
luarnya.
ii. Toilet atau kamar kecil umum harus memiliki ruang gerak
yang cukup untuk masuk dan keluar pengguna kursi roda.
iii. Ketinggian tempat duduk kloset harus sesuai dengan
ketinggian pengguna kursi roda sekitar (45 ~ 50 cm).
iv. Toilet atau kamar kecil umum harus dilengkapi dengan
pegangan rambat (handrail) yang memiliki posisi dan
ketinggian disesuaikan dengan pengguna kursi roda dan
penyandang cacat yang lain. Pegangan disarankan memiliki
bentuk siku-siku mengarah ke atas untuk membantu
pergerakan pengguna kursi roda.
v. Letak kertas tissu, air, kran air atau pancuran (shower) dan
perlengkapan-perlengkapan seperti tempat sabun dan
pengering tangan harus dipasang sedemikian hingga mudah
digunakan oleh orang yang memiliki keterbatasan
keterbatasan fisik dan bisa dijangkau pengguna kursi roda.
vi. Bahan dan penyelesaian lantai harus tidak licin. Lantai tidak
boleh menggenangkan air buangan.
vii. Pintu harus mudah dibuka dan ditutup untuk memudahkan
pengguna kursi roda.
viii. Kunci-kunci toilet atau grendel dipilih sedemikian sehingga
bisa dibuka dari luar jika terjadi kondisi darurat.
ix. Pada tempat-tempat yang mudah dicapai, seperti pada
daerah pintu masuk, disarankan untuk menyediakan tombol

8
bunyi darurat (emergency sound button) bila sewaktu-
waktu terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.
7. Jendela
a. Disarankan menggunakan jendela kaca sorong, yang mudah
pemeliharaannya, dan cukup rapat.
b. Bukaan jendela harus dapat mengoptimalkan terjadinya
pertukaran udara dari dalam ruangan ke luar ruangan.
c. Untuk bangunan rawat inap yang berlantai banyak/bertingkat,
bentuk jendela tidak boleh memungkinkan dilewati pasien untuk
meloncat.
C. Keselamatan Kerja di Instalasi Ruang Rawat Inap

Instalasi Rawat Inap harus memiliki pemahaman akan pentingnya


keamanan kerja di Instalasi Rawat Inap. Hal ini mutlak perlu diperhatikan
karena mempunyai dampak kesehatan langsung bagi petugas dan dampak
tidak langsung terhadap masyarakat/lingkungan disekitar Instalasi Rawat
Inap. Oleh karena itu pentingnya mengurangi bahaya yang terjadi, Instalasi
Rawat Inap harus mempunyai sarana keamanan kerja yang sesuai dengan
Pedoman keamanan Instalasi Rawat Inap mikrobiologi dan biomedis yang
sesuai dengan tandart DepKes RI :

1. Ruangan di Instalasi Rawat Inap


a. Seluruh ruangan dalam Instalasi Rawat Inap mudah dibersihkan.
b. Permukaan meja kerja tidak tembus air. Juga tahan asam, alkali
larutan 6olytec dan panas yang sedang.
c. Perabot yang digunakan terbuat dari bahan yang kuat.
d. Ada jarak antara meja kerja, lemari dan alat sehingga mudah
dibersihkan.
e. Ada dinding pemisah antara ruang pasien dan Instalasi Rawat
Inap.
f. Penerangan Instalasi Rawat Inap sudah cukup memenuhi standar.

9
g. Permukaan dinding, langit-langit dan lantai harus rata agar mudah
dibersihkan, tidak tembus cairan serta tahan terhadap desifektan.
h. Tersedianya wastafel dengan air mengalir dekat pintu keluar.
i. Pintu Instalasi Rawat Inap dilengkapi pintu otomatis dan diberi
label “BAHAYA INFEKSI” .
j. Denah Instalasi Rawat Inap yang lengkap digantungkan ditempat
yang mudah terlihat.
k. Tempat sampah dilengkapi dengan kantong 6olytec.
l. Tempat sampah dipisahkan antara sampah medis dan non medis
(sampah medis kantong 6olytec warna kuning dan sampeh non
medis kantong 6olytec warna hitam).
2. Koridor, gang dan lantai
a. Lantai Instalasi Rawat Inap harus bersih, kering dan tidak licin.
b. Koridor dan gang harus bebas dari halangan.
c. Penerangan dikoridor dan gang cukup.
3. Sistem Ventilasi
a. Ventilasi Instalasi Rawat Inap harus cukup
b. Udara diruangan Instalasi Rawat Inap dibuat mengalir searah
4. Fasilitas Air dan Listrik
a. Tersedianya aliran listrik dan generator dengan kapasitas yang
memadai
b. Tersedianya fasilitas air PAM dengan kualitas air yang memadai
sesuai dengan kebutuhan Instalasi Rawat Inap

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hal yang dapat dsimpulkan adalah untuk mewujudkan patient safety


pada ruangan rawat inap butuh upaya dan kerjasama berbagai pihak dan
yang pasti memerlukan standarisasi yang pasti, pasien safety merupakan
upaya dari seluruh komponen sarana pelayanan kesehatan.

B. Saran

Patient safety ini sangatlah penting bagi kita yang berprofesi di bidang
Elektromedik, karena menyangkut dengan keselamatan dari pasien dan
orang yang ada di lingkungan pelayanan kesehatan. Maka dari itu penting
sekali kita harus mengetahui secara detail tentang patient safety.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/57647/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

https://bulelengkab.go.id/assets/instansikab/101/bankdata/program-k3-untuk-
rawat-inap-rumah-sakit-69.pdf

Buku PEDOMAN TEKNIS BANGUNAN RUMAH SAKIT RUANG RAWAT


INAP

https://www.academia.edu/9191556/PATIENT_SAFETY

12

Anda mungkin juga menyukai