Anda di halaman 1dari 9

D.

Golongan 2 ARB
LOSARTAN
a. Mekanismme kerja obat

Losartan bekerja dengan menghambat efek angiotensin II yang menyebabkan pembuluh darah
menyempit, sehingga meringankan kerja jantung dan menurunkan tekanan darah.

b. Indikasi :
 Losartan untuk pengobatan hipertensi.
 Untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi), yang jugadigunakan untuk
mengurangi risiko stroke pada orang tertentu yang memiliki penyakit jantung.
 Untuk memperlambat kerusakan ginjal jangka panjang pada penderita diabetes tipe-
2 yang juga memiliki tekanan darahtinggi.

c. Kontra-Indikasi
 Pasien yang hipersensitif terhadap Losartan
 Anak-anak karena efektivitas dan keamanannya pada anak-
 anak belum diketahui.
 Wanita hamil dan menyusui

d. Interaksi obat
 Mengurangi kadar obat dalam darah, jika digunakan bersama fluconazole dan
rifampicin.
 Meningkatkan kadar obat lithium dan risiko keracunan.
 Meningkatkan risiko gagal ginjal, jika digunakan bersama obat antiinflamasi nonsteroid.
 Meningkatkan risiko hipotensi, hiperkalemia dan gangguan fungsi ginjal, jika digunakan
bersama dengan aliskiren pada penderita diabetes.

e. Efek samping
 Hipoglikemia
 Anemia
 Infeksi saluran kemih
 Nyeri dada
 Diare
 Tubuh terasa lemah
 Batuk
 Hipotensi
 Pusing
 Infeksi saluran pernapasan atas
 Sakit maag
 Mual
 Selulitis

IRBESARTAN
a. mekanisme kerja obat

irbesartan berfungsi melebarkan pembuluh darah dan mengurangi tekanan pada


pembuluh darah.

b. Indikasi :
 Mengatasi hipertensi
 Mengatasi nefropati diabetik
 Untuk mengobati masalah ginjal yang disebabkan oleh diabetestipe-2 (not insulin-
dependent diabetes)

c. kontraindikasi

 Hipersensitif terhadap irbesartan


 Kehamilan trimester ke-2 dan ke-3
 Ibu menyusui
d. interaksi obat
 Meningkatkan efek gangguan fungsi ginjal, hiperkalemia, dan penurunan
tekanan darah, jika digunakan bersama aliskiren pada pasien diabetes dan gagal
ginjal.
 Meningkatkan risiko hyperkalemia, jika digunakan bersama diuretik hemat
kalium, suplemen kalium, atau obat lain yang mengandung kalium.
 Mengurangi efek irbesartan dan meningkatkan risiko gangguan fungsi ginjal, jika
digunakan bersama obat antiinflamasi nonsteroid.
 Meningkatkan kadar lithium dalam darah dan menyebabkan keracunan obat.
e. efek samping
 Hiperkalemia
 Hipotensi ortostatik
 Pusing
 Infeksi saluran pernapasan atas
 Sakit maag
 Diare
E. CALCIUM CHANEL BLOCKER
1. GOLONGAN DIPHENYALKYLAMINES

VERAPAMIL
a. Mekanisme kerja obat

mengurangi kalsium yang masuk ke dalam sel-sel otot pada dinding arteri dan jantung sehingga
membuatnya lebih relaks. Dengan rileksnya sel-sel otot arteri dan jantung,maka tekanan darah
akan berkurang, aliran darah lebih lancar, dan detak jantung menjadi lebih lambat.

b.indikasi

 aritmia,
 angina,
 hipertensi,
 sakit kepala tertentu,
 mencegah serangan jantung.
c. kontraindikasi
 Penderita hipersensitivitas,
 syok kardiogenik,
 infark miokard akut dengan komplikasi,
 AV blok tingkat II-III (kecuali pada pasien dengan pacu jantung),
 sindroma sick sinus (kecuali pada pasien dengan pacu jantung),
 gagal jantung kongestif,

d. interaksi obat

 Bila verapamil dikombinasikan dengan obat-obat kardiodepresan atau obat yang


menghambat nodus AV, misal beta bloker, kuinidin, maka dapat menyebabkan
sinergisme;
 Pemberian bersamaan dengan antihipertensi oral lainnya (seperti vasodilator,
penghambat ACE, diuretika, beta bloker) akan memperkuat efek penurunan
tekanan darah;
 Penggunaan verapamil dapat meningkatkan kadar plasma karbamazepin sehingga
meningkatkan efek samping karbamazepin seperti diplopia, sakit kepala , ataksia,
atau pusing;
 Penggunaan dengan rifampisin maupun fenobarbital akan meningkatkan
eliminasi verapamil sehingga menurunkan ketersediaan hayati verapamil oral.
e. efek samping
 konstipasi,
 pusing,
 mual,
 hipotensi,
 sakit kepala,
 edema,
 edema paru,
 fatigue,
 dispnea,
 bradikardia

2. GOLONGAN BENZOTIAZEPINES

DILTIAZEM
a. Mekanisme kerja obat

melebarkan pembuluh darah, sehingga menurunkan tekanan darah dan


meringankan beban kerja jantung. Dengan demikian, darah dapat mengalir
dengan mudah, serta meningkatkan suplai darah dan oksigen ke seluruh tubuh,
termasuk ke jantung.

b.indikasi.

 Mengendalikan hipertensi
 mencegah nyeri dada (angina)

c. kontraindikasi

 Sick sinus syndrome tanpa penggunaan alat pacu jantung


 Blok atrioventrikular (AV block) derajat II atau III tanpa penggunaan alat pacu
jantung
 Hipotensi (TDS<90 mmHg)
 Riwayat hipersensitivitas terhadap diltiazem
 Infark miokard akut dan kongesti pulmoner[3,5]

d. interaksi obat

 Meningkatkan kadar obat kolesterol golongan statin, carbamazepine, dan phenytoin


di dalam darah.
 Meningkatkan efek salah satu jenis aritmia (AV blok) jika digunakan
dengan clonidine.
 Meningkatkan kadar diltiazem di dalam darah jika digunakan dengan cimetidine.
 Meningkatkan risiko bradikardia jika digunakan dengan amiodarone dan digoxin.
 Menurunkan kadar diltiazem di dalam darah jika digunakan dengan rifampicin
dan phenobarbital.
 Meningkatkan efek hipotensi jika digunakan dengan antipsikotik dan obat beta
blocker dalam bentuk infus, seperti metoprolol.

e. efek samping

 Kedua tungkai bengkak.


 Sakit kepala.
 Pusing.
 Hipotensi.
 Mual dan muntah.
 Diare.

3. GOLONGAN DIHYDROPYRIDINES

AMLODIPINE
a. Mekanisme kerja obat

Amlodipine bekerja dengan cara melemaskan dinding dan melebarkan diameter


pembuluh darah

b.indikasi

 hipertensi
 serangan angina pectoris(angin duduk)

c. kontraindikasi

 Stenosis aorta berat


 Kardiomiopati hipertrofik-obstruktif
 Gagal jantung atau disfungsi ventrikel kiri
 Angina tidak stabil atau ancaman infark miokard
 Hipotensi
d. interaksi obat

 Amiodarone, atazanavir, ceritinib, clarithromycin, clopidogrel,


conivaptan, cyclosporine, dantrolene, digoxin, domperidone,
droperidol, eliglustat, idelalisib, lacosamide, piperaquine, simvastatin,
tacrolimus, tegafur, dan telaprevir.
 Penggunaaan amlodipine dengan indinavir dapat meningkatkan
potensi efek samping obat. Selain itu, penggunaan amlodipine
dengan simvastatin dapat meningkatkan risiko terjadinya miopati.
e. efek samping
 Merasa lelah atau pusing.
 Jantung berdegup kencang.
 Merasa mual dan tidak nyaman di bagian perut.
 Pergelangan kaki membengkak.

F. ALFA BLOCKER
Prazosin
a. Mekanisme kerja obat

bekerja untuk melemaskan dan melebarkan pembuluh darah sehingga darah


dapat mengalir lebih mudah
b.indikasi

 tekanan darah tinggi (hipertensi)


 BPH (benign prostatic hyperplasia).

c. kontraindikasi

 tidak disarankan untuk gagal jantung kongestif akibat obstruksi mekanik (misal
stenosis aortik).
d. interaksi obat
Jika Anda mengonsumsi obat lain atau produk toko pada waktu
bersamaan, efek dari Prazosin dapat berubah. Ini dapat
meningkatkan resiko Anda untuk efek samping atau
menyebabkan obat Anda tidak bekerja dengan baik. Katakan
pada dokter Anda tentang semua obat, vitamin, dan suplemen
herbal yang Anda gunakan, sehingga dokter Anda dapat
membantu Anda mencegah atau mengatur interaksi
obat. Prazosin dapat berinteraksi dengan obat dan produk berikut
ini:

 Digoxin
 Oralair
 Xyrem
 Zanaflex

e. efek samping

 detak jantung cepat atau berdebar atau dada berdebar


 perasaan seperti Anda akan pingsan
 kesulitan bernapas
 pembengkakan di tangan Anda, pergelangan kaki, atau kaki atau
 ereksi penis yang menyakitkan yang berlangsung 4 jam atau lebih.
 Kurang efek samping yang serius mungkin termasuk:
 pusing ringan
 Kelemahan
 perasaan lelah, mengantuk
 sakit kepala
 mual

DOXAZOSIN
a. Mekanisme kerja obat

Artinya obat ini bekerja dengan cara melebarkan pembuluh darah dan arteri Anda
sehingga darah dapat lebih mudah melewatinya. Obat ini juga melemaskan otot-otot di
prostat dan leher kandung kemih, sehingga lebih mudah untuk buang air kecil.
b.indikasi

 Pusing ringan
 Perasaan lelah, mengantuk
 Sakit kepala
 Sesak napas
 Diare
 Bengkak
 Tekanan darah rendah
 Mual
 Ingusan

c. kontraindikasi

 Hipersensitivitas terhadap obat ini atau quinazolines lainnya

d. interaksi obat

Boceprevir

Menggunakan obat ini dengan salah satu obat-obatan berikut dapat


menyebabkan peningkatan risiko efek samping tertentu, tetapi menggunakan
kedua obat mungkin merupakan pengobatan terbaik untuk Anda. Jika kedua
obat yang diresepkan bersamaan, dokter Anda dapat mengubah dosis atau
mengatur seberapa sering Anda menggunakan salah satu atau kedua obat.

 Acebutolol
 Alprenolol
 Atenolol
 Avanafil
 Betaxolol
 Bevantolol
 Bisoprolol
 Bucindolol
 Carteolol

e. efek samping
 Sakit dada
 Kelelahan
 Sakit kepala
 Hipotensi
 Debaran jantung
 Sakit perut
 Diare
 Mual
 Busung
 Pusing

TERAZOSIN
a. Mekanisme kerja obat

Obat ini tidak mengecilkan prostat, tetapi bekerja dengan merelaksasi otot-otot di
prostat dan bagian dari kandung kemih. Kondisi ini membantu untuk
meringankan gejala BPH seperti kesulitan dalam mengeluarkan urin, aliran urin
lemah, dan kebutuhan untuk sering buang air kecil atau mendesak (termasuk
saat tengah malam).

b.indikasi

 Hipertensi Pengelolaan hipertensi


 Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) Pengurangan obstruksi kemih dan bantuan dari
manifestasi terkait pada pasien dengan gejala BPH (Benign Prostatic Hyperpasia).

c. kontraindikasi

Dikenal hipersensitivitas terhadap terazosin, quinazolines (misalnya, doxazosin,


prazosin), atau bahan dalam formulasi tersebut,

d. interaksi obat
Agen Antihipertensi
Kemungkinan Penurunan BP yang cepat dan efek eksaserbasi postural, Gunakan dengan
hati-hati; mungkin perlu untuk mengurangi dan / atau titrasi dosis ulang.

Captopril Meningkatkan konsentrasi puncak plasma terazosin


Verapamil Meningkatkan AUC Terazosin (terasaosin); menurunkan waktu tercapainya
konsentrasi puncak plasma.
e. efek samping
 Dalam pengobatan hipertensi:
pusing, sakit kepala, asthenia (kelemahan, kelelahan, kelelahan, kelelahan), hidung
tersumbat, edema perifer, mengantuk, mual, palpitation.
 Dalam pengobatan BPH:
pusing, asthenia, sakit kepala, hipotensi postural, somnolence.

Anda mungkin juga menyukai