Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BIOPSIKOLOGI

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa yang telah memberikan
kesehatan dan kesempatan sehingga makalah Psikologi tentang Biopsikologi dan proses
motorik ini dapat kami selesaikan.
Makalah psikologi ini bertujuan untuk memberikan laporan kepada dosen atau
mahasiswa yang bersangkutan. Dalam makalah ini disajikan informasi mengenai hasil
rangkuman materi yang saya lakukan mengenai Biopsikologi dan proses sensor motorik.
Tentunya, tidak ada gading yang tidak retak, makalah ini tentu masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu , kritik dan saran selalu penulis harapkan agar menjadi pedoman
di masa yang akan datang. Akhir kata kami ucapkan banyak Terima kasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………..……………………………………………………….
DAFTAR ISI………………..………………………………………………………....
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang………………………………………………………………………
1.2 Rumusan masalah…………………………………………………………………..
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Biopsikologi dan Proses Sensor Motorik……………………………...
2.2 Tahap-tahap Perkembangan Biopsikologi…………………………………………
2.3 Proses Sensori Manusia……………………………………………………………

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..
3.2 Saran………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Psikologi dari aspek biologi. Manusia pada dasarnya mewarisi sifat-sifat fisik dari
orang tuanya, atau juga nenek dan kakeknya secara genetik.Ciri-ciri ini nampak melalui
aspek tinggi badan, warna kulit warna mata, keadaan rambut lurus atau kerinting, ketebalan
bibir dan sebagainya.Demikian pula ahli biopsikologi melihat bahawa sifat dan tingkah laku
manusia juga mengalami pewarisan daripada induk asal. Sebagai contoh sifat pendiam,
talkactive, dominan atau pasif adalah ciri-ciri sifat alamiah manusia dan tidak dipelajari
melalui pengalaman.dan Reseptor sensoris motorik berupa sel-sel khusus atau proses sel yang
memberikan informasi tentang kondisi didalam dan Biopsikologi merupakan pendekatan
diluar tubuh kepada susunan saraf pusat. Indera peraba pada kulit adalah indera yang
digunakan untuk merasakan sensitivitas temperatur, nyeri, sentuhan, tekanan, getaran, dan
propriosepsi.Indera peraba di kulit memiliki reseptor yang tersebar di seluruh tubuh dan
terdiri dari struktur yang sederhana.

1.2 Rumusan Masalah


Dari permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang maka permasalahan materi ini
adalah
1. Bagaimana pengertian biopsikologi dan proses motorik
2. Bagaimana Tahap-tahapperkembangan biopsikologi
3. bagaimana proses sensori manusia

1.3 Tujuan
Adapun tujuan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari biopsikologi dan proses sensor motorik
2. Untuk mengetahui Tahap-tahap perkembangan biopskologi
3. Untuk mengetahui proses sensori manusia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Biopsikologi dan proses sensor motorik


Biopsikologi merupakan pendekatan di luar tubuh kepada susunan saraf pusat. dan
biopsikologi merupakan pendekatan psikologi dari aspek biologi. Manusia pada dasarnya
mewarisi sifat-sifat fisik dari orang tuanya, atau juga nenek dan kakeknya secara genetik.
Demikian pula ahli biopsikologi melihat bahwa sifat dan tingkah laku manusia juga
mengalami pewarisan daripada induk asal.
Secara umum proses sensorik dapat diartikan sebagai proses masuknya rangsang
melalui alat indera ke otak (serebral) kemudian kembali melalui saraf motoris dan berakhir
dengan perbuatan.
Proses sensorik disebut juga pengamatan, yaitu gejala mengenal benda-benda disekitar
dengan mempergunakan alat indera. Pengamatan dengan anggapan atau respon memiliki
perbedaan. Pengamatan terjadi pada saat stimulus atau rangsangan mengenai indera dan
menghasilkan kesadaran dan pikiran. Respon yaitu proses terjadinya kesan dari pikiran
setelah stimulus tidak ada.

2.2 Tahap-tahap perkembangan Biopsikologi


Perkembangan Biopsikologi menguraikan perkembangan aktivitas psiko manusia sejak
kecil sampai dewasa
1. Perkembangan
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan
berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan
pula sebagai perubahan – perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau
kematangannya.

A. Fase bayi
Masa bayi di mulai sejak berakhirnya fase orok sampai akhir kedia tahun kehidupan
manusia. Pada masa ini bayi mempunyai ciri ciri perkembngan fisik, intelegensi, emosi,
bahasa, bermain, pengertian, kepibadian moral dan kesadaran beragama.
a. Perkembangan Fisik
1. Pada usia pertama pertumbuhan fisik sangat cepat sedangkan setahun kedua mulai
mengendur.
2. Pola perkembangan bayi pria dan wanita sama.
3. Perkembangan otak tampak dengan bertambah besarnya ukuran tengkorak kepala.
4. Organ keindraan berlangsung sangat cepat pada masa bayi dan sanggup berfungsi.
5. Fungsi fungsi fisiologis.
6. Perkembangan penguasaan otot-otot.
b. Perkambangan Intelegansi
Sejak usia pertama pada usia anak fungsi intelegensinya sudah tampak dalam tingkah
lakunya, umpamanya dalam tingkah laku motorik dalam berbicara. Anak yang cerdas
menunjukkan gerakan yang lancar serasi dan koordissnasi. Sedangkan anak yang kurang
cerdas gerakannya kaku dan kurang berkoordinasi. Anak cardas cepat pula perkembangan
bahasanya.
c. Perkembangan Emosi
1. Usia 0,0 – 8minggu Kehidupan bayi sangat di kuasai oleh emosi. Emosi anak sangat bertalian
dengan perasaan indrawi dan kualitas perasaan.
2. Usia 8 minggu – 1 tahun Pada usia ini perasaan psikis sudah mulai berkembang. Anak mulai
senang dengan tersenyum apabila melihat mainan yang di gantungkan di depanya, tidak
merasa senang dengan menangis terhadap benda dan orang yang di anggap asing.

3. Usia 1 tahun – 3 tahun


 Emosinya sudah mulai terarah.
 Sejajar dengan perkembangan bahasa.
 Sifat perasaan pada fase ini labil dan mudah tersulut.
d. Perkembangan Bahasa
Ada tiga bentuk bahasa yang muncul daam pola perkembangan bahasa yakni, menangis,
mengoceh, dan berisyarat.
e. Perkembangan Bermain
Bermain atau setiap kegiatan yang memunculkan kesenangan di mulai dalam bentuk
yang sederhana pada masa bayi.
f. Perkembangan Kesadaran Beragama
Perasaan ini memegang peranan penting dalam diri pribadi anak. Perasaan ketuhanan
pada usia ini merupakam fundamen bagi pengembangam perasaan ketuhanan periode
berikutnya, seiring dengan berkembanganya kondisi, emosi dan bahasa maka untuk
membantu kesadaran beragamanya. Orang tua sebagai lingkungan pertama bagi anak
seyogianya melakuakan hal hal sebagai berikut :
1. Mengenal nilai nilai dan konsep konsep kepada anak melalui bahasa.
2. Memperlakukan anak dengan penuh kasih sayang.
3. Memberikan contoh dalam mengamalkan ajaran agam secara baik.

A. Fase sekolah (usia taman kanak-kanak)


Anak usia sekolah merupakan fase perkembagan individu sekitar 2-6 tahun. Ketika
anak mulai memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai pria atau wanita.
1. Perkembangan fisik
Perkembangan fisik merupakan dasar bagi perkembangan berikutnya. Pertumbuhan
otaknya pada usia 5 tahun sudah mencapai 75 % dari ukuran orang dewasa. Dan 90% pada
usia 6 tahun. Pada usia ini juga terjadinya pertumbuhan lapisan urat syaraf dalam otak yang
terdiri dari bahan penyekat berwarna putih dan secara sempurna. Dan juga pada usia ini
banyak terjadi perubahan secara fisiologis. Untuk perkembangan otak anak di butuhkan gizi
yang cukup dan protein untuk membangun sel sel tubuh , vitamin dan mineral, untuk
pertumbuhan setruktur tubuh.

2. Perkembangan Intelektual
Menurut Piaget, perkembangan pinitif pada usia ini berada pada priode preoperasioanal,
yaitu tahapan di mana anak belum meguasai mental secara logis. Keterbatasan yang
menandai atau yang menjadi karakteristik periode preoperasionalini adalah sebagai berikut.
a. Egosentrisme, maksudnya bukan egois atau arogan tetapi menunjuk pada defrensiasi diri,
atau lingkungan orang lain yang tidak sempurna.
b. Kaku dalam berfikir,
c. Semi logikal seasoning, anak anak mulai menjelaskan peristiwa peristiwa yang misterius.
d. Perkembangan Emosional
Pada usia 4 tahun, anak sudah mulai menyadari akunya, bahwa akunya (dirinya ) tidak
sama dengan bukan aku( orang lain atau banda). Kesadaran ini di peroleh dari
pengalamaanya. Bahwa setiap keinginannya tidak di penuhi oleh orang lain atau benda lain.
Beberapa emosi yang berkembang pada anak usia ini adalah sebagi berikut.
a. Takut
b. Cemas
c. Marah
d. Cemburu
e. Kegembiraan
f. Kasih sayanng
g. phobi
h. ingin tahu
Perkembangan emosi yang sehat sangat membantu keberhasilan anak dalam belajar.
3. Perkembangan Kepribadian
Masa ini lazim di sebut masa Trotzalter, priode perlawanan atau masa krisis pertama.
Krisis ini terjadi karena ada perubahan yang hebat pada dirinya. Yaitu dia mulai sadar dengan
akunya, dia menyadari bahwa dirinya terpisah dari lingkungan atau orang lain . dia suka
menyebut nama dirinya jika berbicara dengan orang lain.
4. Perkembangan Moral
Pada masa ini anak sudah mulai memiliki dasar tentang moralitas terhadap kelompok
sosialnya ( orang tua, saudara, dan temen temannya) pada saat mengenal konsep baik dan
buruk, benar salah, atau menanamkan disiplin anak, orang tua atau guru hendaknya
memberikan penjelasan tentang alasannya. Penanaman disiplin dengan di sertai alasanya ini
di harapjkan akan mengembangkan self kontrol atau self disciplin. Pada usia sekolah
berkembang sosial anak yang meliputi sikap simpati” genero sity dan atruism yaitu
keperdulian tehadap kesejahteraan orang lain.
5. Perkembangan Kesadaran Beragama
Kesadaran beragama pada masa ini di tandai dengan ciri ciri sebagai berikut :
 Sikap keagamaan nya bersikap sespektif
 Pandangan ketuhanan nya bersikap antropormorh
 Penghayatan rohannya masih superfisical
 Hal ketuhanan dipahamkan secara ideosincrintic Pengetahuan anak tentang agama terus
berkembang berkat :
 Mendengar ucapan ucapan orang tua
 Melihat sikap dan prilaku orang tua dalam mengamalkan ibadah
 Pengalaman dan meniru perbuatan orang tuanya

B. Fase anak sekolah ( usia sekolah dasar)


a. Perkembangan Intlektual
Pada usia sekolah dasar 6-12 tahun anak sudah dapat mereaksi rangsanan intlektual , atau
melaksanakan tugas tugas belajar yang menuntut kemampuan intlektual atau kemampuan
kongnitif seperti membaca, menulis, menghitung.
Priode ini di tandai dengan tiga kemempuan atau kecakapan baru, seperti
mengklasisifikasikan, menyusun, dan mengasosiasikan angka angka atau bilangan. Dalam
mengembangkan kemampuan anak maka sekolah dalam hal ini guru seyogiyanya
memberikan kesempatan kepada anak untuk mengemukakan pertanyaan. Memberi komentar
atau memberi pendapat tentang pelajaran.
b. Perkembagan Bahasa
Usia sekolah dasar ini merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan menguasai dan
mengenal pembendaharaan kata. Pada masa ini anak sudah menguasai sekitar 2500 kata, dan
pada masa akhir (usia 11-12 tahun) telah menguasai sekitar 50.000 kata. Abin syamsudin M,
1991; nana syaodih S, 1990).

c. Perkembangan Sosial
Perkembangan anak anak pada usia sekolah dasar di tandai dengan adanya perluasan
hubungan di samping dengan keluarga juga menjalin ikatan baru dengan teman sebayanya
atau teman sekelas nya, dengan demikian maka ruang gerak sosialnya telah bertambah luas.
d. Perkembangan Emosi
Menginjak usia sekolah anak mulai menyadari bahwa pengungkapan ungkapan secara kasar
tidaklah di terima dalam masyarakat. Oleh karena itu anak mulai mengendalikan kontrol
ekspresi emosi. Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu
dalam hal ini termasuk pula prilaku belajar.
e. Perkembangan Penghayatan Keagamaan
Senada dengan peparan tersebut zakiyah derajad 1986:58 mengemukakan bahwa pendidikan
agama disekolah dasar, merupakan dasar bagi pembinaan sikap positif terhadap agama dan
berhasil dalam membentuk pribadi dan ahlak anak, maka untuk mengembangkan sikap itu
pada masa remaja akan mudah dan anak sudah mempunyai perbekalan dalam menghadapi
goncangan yang terjadi pada masa remaja.
f. Perkembangan Motorik
Seiring dengan perkembangan fisiknya yang beranjak matang, maka perkembangan motorik
anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik setiap gerakannya sudah selaras dengan
kebutuhan atau minatnya. Pada masa ini di tandai dengan aktivitas motorik yang lincah. Oleh
karena itu usia ini merupakan masa yang ideal untuk keterampilan yang berkaitan dengan
motorik seperti menulis, menggambar, melukis, mengetik, berenang, atletik,dan main bola.

C. Fase remaja
1. Makna remaja
Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang di awali
dengan matangnya organ organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi. Menurut
Konopoka (pikunas ;1976) masa remaja itu meliputi :
 Remaja awal 12-15 tahun
 Remaja madya 15-18 tahun
 Remaja akhir 19-22 tahun
Sementara Salzman mengemukakan ”bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap
tergantung terhadap orang tua ke arah kemandirian minat minat seksual, perenungan diri,
perhatian terhadap estestika dan isu isu moral.
Dalam budaya Amerika, priode ini di pandang sebagai masa ”strom and strees” frustasi dan
penderitaan , konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta, dan perasaan
terealisasi dari kehidupan sosial budaya orang dewasa.(lustin pikunas, 1976)

D. Fase awal dewasa (early adulthood)


Fase awal dewasa (early adulthood) ialah periode perkembangan yang bermula pada
akhir usia belasan tahun atau awal usia duapuluhan tahun dan yang berakhir pada usia
tugapuluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa
perkembangan karir, dan bagi banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan
seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak anak.

E. Fase pertengahan dewasa (middle adulthood)


Fase pertengahan dewasa ialah periode perkembangan yang bermula pada usia kira kira
35 hingga 45 tahun dan merentang hingga usia enampuluhan tahun. Ini adalah masa untuk
memperluas keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial seperti membantu generasi
berikutnya menjadi individu yang berkompeten, dewasa dan mencapai serta mempertahankan
kepuasan dalam berkarir.
F. Fase akhir dewasa (late adulthood)
Fase akhir dewasa ialah periode perkembangan yang bermula pada usia enampuluhan
atau tujuh puluh tahun dan berakhir pada kematian. Ini adalah masa penyesuaian diri atas
berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menatap kembali kehidupannya, pensiun, dan
penyesuaian diri dengan peran peran sosial baru.

2.2 Proses sensori manusia


Proses sensori diawali dengan penerimaan input (registration), yaitu individu
menyadari akan adanya input. Proses selanjutnya adalah orientation, yaitu tahap dimana
individu memperhatikan input yang masuk. Tahap berikutnya, kita mulai mengartikan input
tersebut (interpretation). Selanjutnya adalah tahap organization, yaitu tahap dimana otak
memutuskan untuk memperhatikan atau mengabaikan input ini. Tahap terakhir adalah
execution, yaitu tindakan nyata yang dilakukan terhadap input sensorik tadi.
Proses sensori disebut juga pengamatan, yaitu gejala mengenal benda-benda disekitar
dengan mempergunakan alat indra. Pengamatan dengan anggapan (respon) memiliki
perbedaan. Respons yaitu proses terjadinya kesan dalam pikiran setelah stimulus tidak ada.
Proses awal dari pengamatan disebut perhatian, sedangkan proses akhir disebut presepsi yang
menyebabkan kita mempunyai pengertian tentang situasi sekarang atas dasar pengalaman
yang lalu. Presepsi merupakan bentuk pengalaman yang belum disadari sebelumnya sehingga
individu belum mampu membedakan dan melakukan pemisahan apa yang sedang dihayati.
Apabila pengalaman tersebut telah disadari sehingga individu sudah mampu membedakan
dan melakukan pemisahan antara subjek dan objek, disebut “apresepsi” .
Secara fisiologis indra merupakan alat penerima rangsang yang akan diproses oleh
organ-organ tubuh lain yang dibawa ke otak, sedangkan secara psikologis yang penting
adalah kesan yang telah terjadi, setelah ditemukan situasi yang berarti bagi subjek.
Proses pengamatan (penyerapan atau presepsi) melalui tiga proses yaitu:
1. Fisik, stimulus mengenai alat indra.
2. Proses fisiologis, stimulus diteruskan oleh syarafsensoris ke otak.
3. Proses psikologis, proses dalam otak sehingga individu menyadari apa yang diterima oleh
alat indra.
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Sensorik
Proses sensoris akan berlangsung dengan baik apabila memenuhi faktor – faktor
sebagai berikut:
1) Keadaan indera yang sehat dan sempurna akan mempengaruhi kesempurnaan proses
sensorik.
2) Perhatian yang tertuju pada objeknya yang memudahkan persepsi dan apabila perhatian
kurang akan mengganggu konsentrasi sehingga proses sensorik tidak sempurna.
3) Rangsangan yang sangat lemah ataupun sangat kuat akan mengganggu proses sensorik.
4) Saraf dan pusat saraf dalam keadaan baik dan sehat.
2. Gangguan Mental Karena Faktor Proses Sensorik Terhadap Perilaku
Proses sensorik yang terjadi pada seseorang ternyata jika tidak berjalan semestinya
dapat menimbulkan gangguan mental yang tercermin dalam perilaku sebagai berikut :
a) Osilasi (ayunan), osilasi terjadi karena perhatian atau pengamatan yang mudah beralih
sehingga menyebabkan kesan yang selalu berubah.
b) Ilusi, terjadi karena kesalahan persepsi sehingga terjadi kesalahan kesan. Dalam ilusi terjadi
kesalahan pengamatan. Penyebab terjadinya ilusi adalah Keadaan fisik, adapun penyebab
rangsangan yang keliru dan kebiasaan mempercayai suatu objek yang serupa, harapan-
harapan tertentu sehingga menimbulkan berbagai prasangka, tidak adanya analisis terhadap
kesan yang diterima dan adanya kesan secara keseluruhan.

3. Proses Motorik
Motorik berfungsi sebagai motor penggerak yang terdapat didalam tubuh manusia.
Motorik dan gerak tidaklah sama, namun tetapi berhubungan. Persamaan : setiap terjadi
proses dalam tubuh manusia maka akan menghasilkan gerak. Perbedaan : Motorik tidak dapat
dilihat tetapi dapat dirasakan, berbeda dengan gerak yang dapat dilihat dan diamati. Proses
motorik juga menghasilkan gerakan yang dinamakan gerakan motorik. Gerakan motorik
adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku gerakan yang dilakukan
oleh tubuh manusia. Pengendalian motorik biasanya digunakan dalam bidang ilmu psikologi,
fisiologi, neurofisiologi maupun olah raga.Pengendalian motorik mempelajari postur dan
gerakan serta mekanisme yang menyebabkannya.
Terdapat berbagai jenis gerakan motorik :
1. Gerak refleks
2. Gerak terprogram
3. Gerakan motorik halus : menulis, merangkai, melukis, berjinjit
4. Gerakan motorik kasar : berjalan, merangkak, memukul, mengayunkan tangan.

Definisi lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan proses motorik ialah segala
sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh. Dalam proses motorik, unsur-
unsur yang menentukan ialah Otot, Saraf, dan Otak.
Ketiga unsur itu melaksanakan masing-masing peranannya secara “interaksi positif”,
artinya unsure-unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan
unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi motoris yang lebih sempurna keadaannya.
Selain mengandalkan kekuatan otot, rupanya kesempurnaan otak juga turut menentukan
keadaan. Anak yang pertumbuhan otaknya mengalami gangguan tampak kurang terampil.
Didalam tubuh manusia terdapat 3 komponen :
1. Analisator adalah alat penerima rangsangan.
Alat analisator meliputi mata (optik), akustik (pendengaran), taktil (alat persa atau kulit)
2. Kinestetik adalah alat penerima rangsangan yang berbentuk saraf dan otot yang terdapat pada
tubuh manusia.
3. Vestibular adalah perasaan gerak yang terletak didalam telinga.
Jenis-jenis motorik dalam kehidupan manusia :
1. motorik sehari-hari
2. motorik bekerja atau pekerjaan
3. motorik olahraga
4. motorik ekspresi
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Biopsikologi merupakan pendekatan psikologi dari aspek biologi.
 Proses sensoris disebut juga pengamatan, yaitu gejala mengenal benda-benda disekitar dengan
mempergunakan alat indera.
 Motorik dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa laten yang meliputi keseluruhan proses-
proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh, baik secara fisiologis maupun
secara psikis yang menyebabkan terjadinya suatu gerakan.

3.2. Saran
Untuk mempelajari sesuatu tidaklah cukup hanya dengan melihat saja, penyaji
menyarankan kepada semuanya agar lebih banyak membaca guna memahami tentang konsep
dasar dari makalah ini. Semoga apa yang di sampaikan dalam makalah memberi manfaat
untuk kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
www.psikologizone.com/fase-fase-perkembangan-manusia/06511465
Duus, Peter. Diagnosis Topik Neurologi. Edisi 2. Jakarta. Hal 29, 44
EGCMardjono, Mahar, Sidarta, Priguna.Neurologi Klinis Dasar. Penerbit Dian Rakyat.
Jakarta: 2004. Hal 21-26.C.
Martini, frederic. Fundamental Of Anatomy & Physiology. Edisi 7.Pearson International
edition. New york. Page 496-513
Marieb, Elaine, N. Human Anatomy & Physiology.Edisi 7. Pearson International Edition.
Page 491-519

Anda mungkin juga menyukai