Bahan Arrester (Fixx)
Bahan Arrester (Fixx)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan gedung–gedung baru cenderung bertingkat, hal ini sebagai solusi
semakin sempitnya lahan tanah yang ada. Namun disisi lain, dengan semakin banyak
berdirinya bangunan bertingkat, beberapa permasalahan mengenai keamanan bangunan
menjadi hal penting untuk diperhatikan, karena bangunan bertingkat lebih beresiko
mengalami gangguan, baik gangguan secara mekanik maupun gangguan alam. Salah
satu dari gangguan mekanik bisa dimungkinkan kerobohan gedung karena kurang
kokoknya bangunan, sedangkan gangguan alam yang sering terjadi adalah terkenanya
sambaran petir.
Untuk melindungi dan mengurangi dampak kerusakan dari sambaran petir maka
perlu dipasang sistem pengaman pada gedung bertingkat. Sistem pengaman itu salah
satunya berupa sistem penangkap petir beserta pentanahannya.
1
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, ternyata permasalahan
yang ada masih kompleks. Oleh karena itu, identifikasi masalah akan diuraikan sebagai
berikut :
1. Apa itu petir
2. Mengapa terjadi petir?
3. Apa yang disambar petir?
4. Apa yang dimaksud system penangkap petir?
5. Mengapa system penangkap petir harus ada di bangunan gedung?
6. Bagaimana system penangkap petir dapat menetralisir bahaya petir?
7. Bagaimana memasang system penangkap petir?
8. Bagaimana system penangkap petir yang baik?
9. Apa itu Arrester?
10. Apa jenis jenis Arrester?
11. Apa yang dimaksud dengan grounding?
12. Bagaimana grounding yang baik?
13. Bagaimana cara memasang grounding?
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis akan mengangkat rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa dampak dari sambaran petir?
2. Mengapa gedung harus menggunakan system penangkap petir?
3. Bagaimana kontruksi pemasangan system penangkap petir di gedung?
4. Penjelasan tentang Arrester?
5. Penjelasan tentang sistem grounding yang baik?
2
D. Tujuan Penulisan
Tujuan dibuatnya makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat mencapai tujuan
sebagai berikut :
3
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
A. Dampak dari Sambaran Petir
Selain petir dapat menyambar sebuah bangunan yang telah di lengkapi anti
petir/penangkal petir konvensional maupun elektrostatis, petir juga dapat menyambar
melalui jaringan listrik PLN yang kabelnya terbentang di luar dan terbuka. Pada
Umumnya jaringan listrik terbuka seperti ini masih ada dan di pergunakan di beberapa
negara termasuk Indonesia. Arus petir yang merusak perangkat panel listrik bukan di
sebabkan oleh sambaran petir yang menyambar langsung ke bangunan yang telah di
pasang penangkal petir atau anti petir melainkan sambaran petir mengenai jaringan
listrik PLN sehingga arus petir ini masuk ke bangunan mengikuti kabel listrik dan
merusak panel listrik tersebut.
Jadi biasanya sambaran petir mengenai sesuatu yang jauh dari bangunan yang
telah terpasang instalasi penangkap petir baik instalasi penangkap petir
konvensional maupun penangkap petir elektrostatis, hal ini sudah biasa terjadi
karena kabel distribusi PLN memakai kabel distribusi terbuka dan letaknya tinggi,
seperti yang terpasang pada jaringan listrik tegangan tinggi di Indonesia.
Untuk penanganan agar peristiwa ini tidak terjadi maka perlu sekali jaringan
listrik pada sebuah bangunan di lengkapi dengan perangkat Surya Arrester (Pelepas
tegangan lebih/over voltage). Jenis dan merk Surge Arrester ini banyak sekali tersedia
di pasaran umum, yang jelas pemasangan arrester harus di hubungkan
dengan grounding ke bumi.
4
1. Bahaya Akibat Sambaran Petir
5
Pengamanan terhadap suatu bangunan atau objek dari sambaran petir pada
prinsipnya adalah sebagai penyedia sarana untuk menghantarkan arus petir yang
mengarah ke bangunan yang akan kita lindungi tanpa melalui struktur bangunan yang
bukan merupakan bagian dari sistem proteksi petir atau instalasi penangkap petir,
tentunya harus sesuai dengan standart pemasangan instalasinya.
Ada 2 jenis kerusakan yang di sebabkan sambaran petir, yaitu :
1. Kerusakan Thermis, kerusakan yang menyebabkan timbulnya kebakaran.
2. Kerusakan Mekanis, kerusakan yang menyebabkan struktur bangunan retak,
rusaknya peralatan elektronik bahkan menyebabkan kematian.
a. Efek Listrik
Ketika arus petir melalui kabel penyalur (konduktor) menuju resistansi
elektroda bumi instalasi penangkap petir, akan menimbulkan tegangan jatuh resistif,
yang dapat dengan segera menaikan tegangan sistem proteksi kesuatu nilai yang tinggi
dibanding dengan tegangan bumi. Arus petir ini juga menimbulkan gradien tegangan
yang tinggi disekitar elektroda bumi, yang sangat berbahaya bagi makluk hidup.
Dengan cara yang sama induktansi sistem proteksi harus pula diperhatikan karena
kecuraman muka gelombang pulsa petir. Dengan demikian tegangan jatuh pada sistem
proteksi petir adalah jumlah aritmatik komponen tegangan resistif dan induktif
6
c. Efek Termal
Dalam kaitannya dengan sistem proteksi petir, efek termal pelepasan
muatan petir adalah terbatas pada kenaikan temperatur konduktor yang dilalui
arus petir. Walaupun arusnya besar, waktunya adalah sangat singkat dan pengaruhnya
pada sistem proteksi petir biasanya diabaikan. Pada umumnya luas penampang
konduktor instalasi penangkap petir dipilih terutama umtuk memenuhi persyaratan
kualitas mekanis, yang berarti sudah cukup besar untuk membatasi kenaikan temperatur
1 derajat celcius.
d. Efek Mekanis
Apabila arus petir melalui kabel penyalur pararel (konduktor) yang berdekatan
atau pada konduktor dengan tekukan yang tajam akan menimbulkan gaya mekanis yang
cukup besar, oleh karena itu diperlukan ikatan mekanis yang cukup kuat. Efek mekanis
lain ditimbulkan oleh sambaran petir yang disebabkan kenaikan temeratur udara yang
tiba-tiba mencapai 30.000 K dan menyebabkan ledakkan pemuaian udara disekitar jalur
muatan bergerak. Hal ini dikarenakan jika konduktifitas logam diganti dengan
konduktifitas busur api listrik, enegi yang timbul akan meningkatkan sekitar ratusan
kali dan energi ini dapat menimbulkan kerusakan pada struktur bangunan yang
dilindungi.
7
f. Efek Muatan Terjebak
Muatan statis ini di induksikan oleh badai awan sebagai kebalikan dari proses
pemuatan lain. Jika proses netralisasi muatan berakhir dan jalur sambaran sudah netral
kembali, muatan terjebak akan tertinggal pada benda yang terisolir dari kontak
langsung secara listrik dengan bumi, dan pada bahan bukan konduktor seperti bahan
yang mudah terbakar. Bahan bukan konduktor tidak dapat memindahkan muatan dalam
waktu singkat ketika terdapat jalur sambaran.
Jika kita memperhatikan bahaya yang di akibatkan sambaran petir, maka sistem
perlindungan petir harus mampu melindungi struktur bangunan atau fisik maupun
melindungi peralatan dari sambaran langsung dengan di pasangnya penangkap
petir eksternal (Eksternal Protection) dan sambaran tidak langsung dengan di
pasangnya penangkap petir internal (Internal Protection) atau yang sering di
sebut surge arrester serta pembuatan grounding sistem yang memadai sesuai standar
yang telah di tentukan.
Sampai saat ini belum ada alat atau sistem proteksi petir yang dapat melindungi
100 % dari bahaya sambaran petir, namun usaha perlindungan mutlak dan wajib sangat
di perlukan. Selama lebih dari 60 tahun pengembangan dan penelitian di laboratorium
dan lapangan terus dilakukan, berdasarkan usaha tersebut suatu rancangan sistem
proteksi petir secara terpadu telah di kembangan oleh Flash Vectron Lightning
Protection "SEVEN POINT PLAN".
8
Tujuan dari "SEVEN POINT PLAN" adalah menyiapkan sebuah perlindungan
efective dan dapat di andalkan terhadap serangan petir, "Seven Point Plan' tersebut
meliputi :
1. Menangkap Petir
Sambaran petir yang telah mengenai terminal penangkap petir sebagai alat
penerima sambaran akan membawa arus yang sangat tinggi, maka dari itu harus dengan
cepat disalurkan ke bumi (grounding) melalui kabel penyalur sesuai standart sehingga
tidak terjadi loncatan listrik yang dapat membahayakan struktur bangunan atau
membahayakan perangkat yang ada di dalam sebuah bangunan.
3. Menampung Petir
Dengan cara membuat grounding sistem dengan resistansi atau tahanan tanah
kurang dari 5 Ohm. Hal ini agar arus petir dapat sepenuhnya diserap oleh tanah tanpa
terjadinya step potensial. Bahkan dilapangan saat ini umumnya resistansi atau tahanan
tanah untuk instalasi penangkap petir harus dibawah 3 Ohm.
9
5. Proteksi Jalur Power Listrik
Melindungi seluruh jaringan telepon dan signal termasuk pesawat faxsimile dan
jaringan data
10
b. Penangkal Petir Radio Aktif
Penelitian terus berkembang akan sebab terjadinya petir, dan semua ilmuwan
sepakat bahwa terjadinya petir karena ada muatan listrik di awan berasal dari proses
ionisasi, maka untuk menggagalkan proses ionisasi dilakukan dengan cara
menggunakan zat berradiasi sepertiRadiun 226 dab Ameresium 241 karena kedua
bahan ini mampu menghamburkan ion radiasinya yang dapat menetralkan muatan
listrik awan. Maka manfaat lain hamburan ion radiasi tersebut akan menambah muatan
pada ujung finial/splitzer, bila mana awan yang bermuatan besar tidak mampu di
netralkan zat radiasi kemudian menyambar maka akan cenderung mengenai
penangkal petir ini. Keberadaan penangkal petir jenis ini telah dilarang pemakaiannya,
berdasarkan kesepakatan internasional dengan pertimbangan mengurangi zat beradiasi
di masyarakat, selain itu penangkal petir ini dianggap dapat mempengaruhi kesehatan
manusia.
11
Secara garis besar, cara pemasangan instalasi penangkap petir/anti petir Flash
Vectron sebagai berikut.
12
Setelah selesai membuat grounding, langkah berikutnya adalah
memasang kabel penyalur (Down Conductor) dari titik grounding sampai keatas
bangunan, tentunya dengan mempertimbangkan jalur kabel yang terdekat dan hindari
banyak belokan/tekukkan 90 derajat sehingga kebutuhan material dan kualitas instalasi
dapat efektif dan efisien. Kabel penyalur petir yang biasa di gunakan antara lain BC
(Bare Copper), NYY atau Coaxial. Untuk tempat - tempat tertentu sebaiknya di beri
pipa pelindung (Conduite) dengan maksud kerapihan dan keamanan.
Bila kabel penyalur petir telah terpasang dengan rapih, maka tahap selanjutnya
pemasangan head terminal petir Flash Vectron tentunya harus terhubung
dengan kabel penyalur tersebut sampai ke grounding sistem.
D. Arrester
Pada umumnya pusat pembangkit tenaga listrik menyalurkan energinya melalui
saluran transmisi udara dimana saluran transmisi tenaga listrik yang terpasang di udara
ini sangatlah rentanterhadap gangguan yang disebabkan oleh sambaran petir. Sambaran
petir ini akan menghasilkangelombang berjalan (Surja Tegangan) pada saluran
transmisi dan pada akhirnya dapat masuk kepusat pembangkit tenaga listrik. Oleh
alasan ini, dalam pusat pembangkit tenaga listrik harusdilengkapi dengan lightening
arrester (penangkap petir).
13
tegangan ini lebih banyak disebabkan oleh switching tenaga listrik padajaringan
dibandingkan yang disebabkan oleh gangguan petir.
Saluran udara yang keluar dari pusat pembangkit listrik merupakan bagian
instalasi pusat pembangkit listrik yang paling rawan sambaran petir dan karenanya
harus diberi lightning arrester. Selain itu, lightning arrester harus berada di depan setiap
transformator dan harus terletak sedekat mungkin dengan transformator. Hal ini perlu
karena pada petir yang merupakan gelombang berjalanmenuju ke transformator akan
melihat transformator sebagai suatu ujung terbuka (karenatransformator mempunyai
isolasi terhadap bumi/tanah) sehingga gelombang pantulannya akan saling memperkuat
dengan gelombang yang datang. Berarti transformator dapat mengalami tegangan surja
dua kali besarnya tegangan gelombang surja yang datang. Untuk mencegah terjadinya
hal ini, lightning arrester harus dipasang sedekat mungkin dengan transformator.
Lightening arrester ini akan bekerja pada tegangan tertentu di atas dari tegangan
operasi yang berfungsi untuk membuang muatan listrik dari surja petir dan berhenti
beroperasi pada tegangan tertentu di atas tegangan operasi agar tidak terjadi arus pada
tegangan operasi. Perbandingan dua tegangan ini disebut juga rasio proteksi arrester.
Tingkat isolasi bahan arrester harus berada di bawah tingkat isolasi bahan transformator
agar apabila sampai terjadi flashover, maka flashover diharapkan terjadi pada arrester
dan tidak pada transformator.
Pada prinsipnya arrester membentuk jalan yang mudah dilalui oleh petir,
sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan. Pada kondisi normal
arrester berlaku sebagai isolasi tetapi bila timbul surja, arrester berlaku sebagai
konduktor yang berfungsi melewatikan aliran arus yang tinggi ke tanah. Setelah itu
hilang arrester harus dengan cepat kembali menjadi isolator.
14
Pada pokoknya arrester ini terdiri dari dua unsure yaitu : 1. Sela api (spark gap);
2. Tahanan kran (valve resistor). Keduanya dihubungkan secara seri. Batas atas dan
bawah dari tegangan percikan ditentukan oleh tegangan sistem maksimum dan oleh
tingkat isolasi peralatan yang dilindungi. Sering kali masalah ini dapat dipecahkan
hanya dengan mengeterapkan cara – cara khusus pengaturan tegangan (voltage control)
oleh karena itu sebenarnya arrester terdiri dari tiga unsure diantaranya yaitu :
3. Tahanan katup dan system pengaturan atau pembagian tegangan (grading system)
Dalam hal ini, tegangan system bolak – balik akan tetap mempertahankan busur
api sampai pemutus bebannya dibuka. Dengan menyambung sela api ini dengan sebuah
tahanan, maka mungkin apinya dapat dipadamkan. Tetapi bila tahanannya mempunyai
harga tetap, maka jatuh tegangannya menjadi besar sekali sehingga maksud untuk
meniadakan tegangan lebih tidak terlaksana, dengan akibat bahwa maksud melindungi
isolasi pun gagal.
Oleh sebab itu dipakailah tahanan kran (valve resistor), yang amempunyai sifat
khusus bahwa tahanannya kecil sekali bila tegangannya dan arusnya besar. Proses
pengecilan tahanan berlangsung cepat sekali yaitu selama teganngan lebih mencapai
harga puncaknya. Tegangan lebih dalam hal ini mengakibatkan penurunan drastic dari
pada tahanan sehingga jatuh tegangannya dibatasi meskipun arusnya besar.
Bila tegangan lebih habis dan tinggal tegangan normal, tahanannya naik lagi
sehingga arus susulannya dibatasi kira – kira 50 ampere. Arus susulan ini akhirnya
dimatikan oleh sela api pada waktu tegangan sistemnya mencapai titik nol yang pertama
sehingga alat ini bertindak sebagai sebuah kran yang menutup arus, dari sini didapatkan
nama tahanan kran.
15
Pada arrester modern pemandangan arus susulan yang cukup besar (200 – 300
A) dilakukan dengan bantuan medan magnet. Dalam hal ini, maka baik amplitude
maupun lamanya arus susulan dapat dikurangi dan pemadamannya dapat dilakukan
sebelum tegangan system mencapai harga nol.
Dapat ditambahkan bahwa arus susulan tidak selalu terjadi tiap kali arrester
bekerja, ada tidaknya tergantung dari saat terjadinya tegangan lebih. Hal ini dapat
dimengerti karena arus susulan itu justru dipadamkan pada arus nol yang pertama atau
sebelumnya.
b. Arrester harus mampu memutuskan arus dinamik dan dapat bekerja terus seperti
semula. Batas dari tegangan system dimana arus susulan ini masih mungkin,
disebut tegangan dasar (rated voltage) dari arrester.
16
3. JENIS-JENIS ARRESTER
1. Arrester jenis ekspulsi (expulsion type) atau tabung pelindung (protector tube)
Lightning Arrester jenis ekspulsi atau tabung pelindung ini pada prinsipnya terdiri
dari sela percik yang berada dalam tabung serat dan sela percik yang berada diluar udara
atau disebut juga sela seri.
Prinsip kerja lightning arrester jenis ekspulsi.
Bila ada tegangan surja yang tinggi
sampai pada jepitan arrester, kedua sela percik,
yang diluar maupun yang di dalam tabung serat,
tembus seketika dan membentuk jalan
penghantar dalam bentuk busur api. Jadi
Arrester menjadi konduktor dengan impedansi
yang rendah dan menyalurkan petir /surja dan
arus daya sistem bersama- sama ke bumi. Panas
yang timbul akibat mengalirnya arus petir
menguapkan sedikit bahan dinding tabung
serat, sehingga gas yang di timbulkan
Gambar 3.1.1 arrester jenis ekspulsi menyembur dan memedamkan api pada waktu
arus susulan melewati titik nolnya. Arus susulan dalam arrester ini dapat mencapai harga
yang tunggi sekali tetapi lamanya tidak lebih dari 1 atau 2 gelombang, dan biasanya kurang
dari setengah gelombang. Jadi tidak menimbulkan gangguan. Arrester jenis ekspulsi ini
mempunyai karakteristik volt – waktu yang lebih baik dari sela batang dan dapat
memutuskan arus susulan. Akan tetapi tegangan impulsnya lebih tinggi daripada arrester
jenis katup. Kemampuan untuk memutuskan arus susulan tergantung dari tingkat arus
hubung singkat dari sistem pada titik dimana arrester itu di pasang. Dengan demikian
perlindungan dengan arrester jenis ini dipandang tidak memadai untuk perlindungan
transformator daya kecuali untuk sistem distribusi. Arrester jenis ini banyak digunakan
pada saluran transmisi untuk membatasi besar surja yang memasuki gardu induk.
17
Gambar 3.1.2. Konstruksi sebuah lightning arrester buatan Westinghouse yang
menggunakan celah udara (air gap) di bagian atas
18
Tahanan tersebut mempunyai sifat khusus yaitu tahanan akan turun banyak sekali bila
arusnya naik dan berlangsung dalam waktu yang sangat cepat.
Tegangan frekuensi dasar tidak dapat menimbulkan tembus pada sela seri. Apabila sela
seri tembus pada saat tibanya suatu surja yang cukup tinggi, maka alat tersebut akan
menjadi penghantar. Sela seri itu tidak dapat menimbulkan arus susulan. Dalam hal ini
dibantu oleh tahanan tak linier yang mempunyai karakteristik tahanan kecil untuk arus
besar dan tahanan besar untuk arus susulan dari frekuensi dasar.
Prinsip kerja Arrester jenis Katup
Sela seri yang berfungsi sebagai switch apabila terjadi tegangan tinggi yang
menyebabkan sparkover maka tahanan elemen sela percik turun dengan teganagannya saja,
maka sela seri akan membuka, tahanannya naik kembali sehingga arus susulan dapat
dibatasi. Untuk memadamkan busur api yang timbul, tahanan sela percik yang tidak linier
tersebut berfungsi untuk mematikannya.
Arrester jenis katup ini dibagi dalam tiga jenis yaitu :
1. Arrester katup jenis gardu (station)
2. Arrester katup jenis saluran (intermediate)
3. Arrester katup jenis gardu untuk mesin – mesin
4. Arrester katup jenis distribusi untuk mesin – mesin (distribution)
19
3.2.1. Arrester katup jenis gardu
20
3.2.3. Arrester katup jenis gardu untuk mesin – mesin Lightning arrester ini
khusus untuk melindungi mesin-mesin berputar. Pemakaiannya untuk tegangan 2,4 kV
sampai 15 kV.
21
fungsinya ia menanggung tegangan sistem normal dan tegangan lebih transiens 50 c/s.
Karakteristik pembatasan tegangan impuls dari arrester adalah harga yang dapat di
tahan oleh terminal ketika melakukkan arus – arus tertentu dan harga ini berubah
dengan singkat baik sebelum arus mengalir maupun mulai bekerja.
Untuk batas termis ialah kemampuan untuk mengalirkan arus surja dalam
waktu yang lama atau terjadi berulang – ulang tanpa menaikkan suhunya.meskipun
kemampuan arrester untuk menyalurkan arus sudah mencapai 65000 – 100.000
Ampere, tetapi kemampuannya untuk melakukan surja hubung terutama bila saluran
menjadi panjang dan berisi tenaga besar masih rendah.
Maka agar supaya tekanan stress pada isolasi dapat dibuat serendah mungkin,
suatu sistem perlindungan tegangan lebih perlu memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Dapat melepas tegangan lebih ketanah tanpa menyebabkan hubung singkat ke tanah
(saturated ground fault)
2. Dapat memutuskan arus susulan.
3. Mempunyai tingkat perlindungan (protection level) yang rendah, artinya tegangan
percikan sela dan tegangan pelepasannya rendah.
22
6. MATERIAL DARI ARRESTER
Metal Oxide Arrester. Komponen utama dari lightning arrester ini terbuat dari
bahan Zinc Oxide (ZnO) , kemudian lebih dikenal dengan sebutan metal oxide surger
arrester (MOA). Pada dasarnya arrester ini sama dengan arrester pendahulunya, hanya
saja arrester ini tidak mempunyai komponen sel gap (Gap Less).
Prinsip kerja metal oxide arrester adalah sebagai berikut :
Pada dasarnya metal oxide arrester ini mempunyai prinsip kerja yang sama
dengan arrester jenis katup. Karena
arrester MOA ini tidak memiliki
tahanan sela seri, maka arrester ini
sangat bergantung psa tahanan yang
ada dalam arrester itu sendiri. Apabila
terkena petir, tahanan arrester akan
langsung turun sehingga menjadi
konduktor dan mengalirkan petir ke
bumi. Namun, setelah petir lewat,
Gambar 6.1 metal oxide arrester tahan kembali naik dan bersifat isolator.
Keunggulan dari MOA adalah memiliki reaksi yang cepat dalam membumikan petir.
Hal inidisebabkan arrester ini tidak memiliki sela seri. Sedangkan kekeurangannya
adalah akibat ketergantunganya dengan tahanan yang ada di dalam isolator dan bekerja
karena pengaruh termal, maka arrester ini harus betul betul memperhitungkan
pengaruh termalnya.
23
7. PEMILIHAN LIGHTNING ARRESTER
Ada beberapa faktor dalam memilih Arrester yang sesuai untuk suatu keperluan
tertentu, beberapa faktor yang harus diperhatikan adalah :
Kebutuhan perlindungan : ini berhubungan dengan kekuatan isolasi dari alat yang harus
dilindungi dan karakteristik impuls dari arrester.
MVA yang short circuit yang dinyatakan lewat persamaan S = kV x kA
Initial voltage Lightning arrester yaitu 80% dari BIL, atau sama dengan 100 kV
Tegangan sistem : ialah tergangan maksimum yang mungkin timbul pada jepitan
arrester
Arus hubung singkat sistem : hanya diperlukan pada arrester jenis ekspulsi
Faktor kondisi Luar : apakah normal atau tidak normal (2000 meter atau lebih diatas
permukaan laut), temperatur dakn kelembaban yang tinggi serta pengotoran
Faktor Ekonomi : merupakan perbandingan antara biaya pemeliharaan dan kerusakan
bila tidak ada lightning arrester, atau bila dipasang lightning arrester yang nilainya lebih
rendah mutunya. Untuk tegangan 69 kV dan lebih dapat di pakai arrester jenis gardu,
sedangkan tegangan 23 kV samapi 69 kV dapat dipakai jenis lainnya tergantung pada
segi ekonominya.
24
E. Sistem Grounding
Sambungan ke tanah diperlukan untuk melindungi peralatan – peralatan
komunikasi dan personal terhadap bahaya petir atau kesalahan pada power sistem dan
juga dapat berfungsi sebagai service pada suatu sistem.
Untuk merencanakan suatu sistem pentanahan ada beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan, antara lain Tahanan Jenis Tanah, Struktur tanah, keadaan lingkungan,
biaya, ukuran dan bentuk sistemnya.
Biasanya tahanan pentanahan yang lebih rendah sangat efektif, tetapi biaya
menjadi besar. Untuk itu perlu dipertimbangkan efek fungsi dan ekonomisnya. Oleh
karena itu perlu kiranya bagi kita untuk dapat merencanakan dan membuat sistem
pentanahan yang sesuai dengan keperluannya.
25
Namun demikian pada prakteknya tahanan elektroda dapat diabaikan, akan
tetapi tahanan kawat penghantar yang menghubungkan keperalatan akan mempunyai
impedansi yang tinggi terhadap impuls frekuensi tinggi seperti misal pada saat terjadi
lightning discharge. Untuk menghindarinya, sambungan ini di usahakan dibuat
sependek mungkin.
Dari ketiga faktor tersebut diatas yang dominan pengaruhnya adalah tahanan
sekeliling elektroda atau dengan kata lain tahanan jenis tanah (ρ).
Dari rumus untuk menentukan tahanan tanah dari statu elektroda yang
hemispherical R = ρ/2πr terlihat bahwa tahanan pentanahan berbanding lurus dengan
besarnya ρ. Untuk berbagai tempat harga ρ ini tidak sama dan tergantung pada beberapa
faktor :
Ini merupakan faktor utama yang menentukan tahanan jenis tanah. Bahan dasar
dari pada tanah relatif bersifat bukan penghantar. Tanah liat umumnya mempunyai
tahanan jenis terendah, sedang batu-batuan dan quartz bersifat sebagai insulator.
26
Tabel dibawah ini menunjukkan harga-harga ( ρ ) dari berbagai jenis tanah.
TAHANAN JENIS
JENIS TANAH
No. TANAH (ohm.meter)
Kandungan zat – zat kimia dalam tanah terutama sejumlah zat organik maupun
anorganik yang dapat larut perlu untuk diperhatikan pula.
27
KANDUNGAN AIR TANAH
Dalam salah satu test laboratorium untuk tanah merah penurunan kandungan air
tanah dari 20% ke 10% menyebabkan tahanan jenis tanah naik samapai 30
kali.Kenaikan kandungan air tanah diatas 20% pengaruhnya sedikit sekali.
TEMPERATUR TANAH
ELEKTRODA PENTANAHAN
Pada dasarnya ada 3 (tiga) jenis elektroda yang digunakan pada sistem
pentanahan yaitu :
1. Elektroda Batang
2. Elektroda Pelat
3. Elektroda Pita
Elektroda – elektroda ini dapat digunakan secara tunggal maupun multiple dan
juga secara gabungan dari ketiga jenis dalam suatu sistem.
28
ELEKTRODA BATANG
Biasanya dibuat dari bahan tembaga, stainless steel atau galvanised steel. Perlu
diperhatikan pula dalam pemilihan bahan agar terhindar dari galvanic couple yang
dapat menyebabkan korosi.
Ukuran Elektroda :
diameter 5/8 ” - 3/4 ”
Panjang 4 feet – 8 feet
Elektroda batang ini mampu menyalurkan arus discharge petir maupun untuk
pemakaian pentanahan yang lain.
ELEKTRODA PELAT
29
ELEKTRODA PITA
PENGKONDISIAN TANAH
Bagi daerah – daerah yang mempunyai struktur tanah dengan tahanan jenis
tanah yang tinggi untuk memperoleh tahanan pentanahan yang diinginkan seringkali
sukar diperoleh. Ada tiga cara untuk mengkondisikan tanah agar pada lokasi elektroda
ditanam tahanan jenis tanah menjadi rendah, yaitu :
Mengelilingi elektroda pada statu jarak tertentu diberi zat-zat nimia yang mana
akan memperkecil tahanan jenis tanah di sekitarnya. Zat-zat kimia yang biasa di pakai
adalah sodium chloride, calsium chloride, magnesium sulfat, dan coper sulfat.
1) Menggunakan bentonite
30
Pemasangan: buat lubang sesuai dengan ukuran yang diperlukan,
tanam/masukkan kutub pentanahan
apapun bentuknya, tuangkan adonan bentonite sampai menutup seluruh k
utub pentanahan, urug kembali dengan tanah urug.
4) Menggunakan garam
Bahan: garam NaCL atau CaCL2 atau CuSO4
Adonan: campur sejumlah garam dengan air
Pemasangan: Buat parit disekeliling kutub pentanahan, tuangkan cairan air
garam dan tutup kembali.
31
Ada 4 cara menurunkan tahanan pentanahan yakni:
Satu cara yang sangat efektif untuk menurunkan tahanan tanah adalah
memperdalam elektroda Grounding (pentanahan). Tanah tidak tetap tahanannya dan
tidak dapat diprediksi.Ketika memasang elektroda pentanahan, elektroda berada di
bawah garis beku (frosting line). Ini dilakukan sehingga tahanan tanah tidak akan
dipengaruhi oleh pembekuan tanah disekitarnya. Ada kejadian-kejadian dimana
secara fisik tidak mungkin dilakukan pendalaman batang elektroda grounding
(pentanahan) daerah-daerah yang terdiri dari batu, granit, dan sebagainya. Dalam
keadaan demikian, metode alternatif yang menggunakan semen pentanahan
(grounding cement) bisa digunakan. Dari hasil penelitian, membenamkan rod
dua kali lebih dalam (rodnya diperpanjang) dapat memperkecil nilai tahanan grounding
sebanyak 40.
32
3. Menambah Jumlah Elektroda Grounding (Pentanahan)
33
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem Penangkap Petir (SPP) sangat penting digunakan untuk melindungi
bangunan, terutama yang tinggi. Karena begitu dasyatnya akibat yang disebabkan oleh
sambaran petir bahkan dapat penghancurkan gedung tersebut. Maka dalam pemasangan
instalasi SPP harus memperhatikan semua faktor yang ada seperti niai tahanan yang
maksimal 5 Ω, karena jika di atas 5 Ω maka dapat merusak peralatan elektronik dan
membahayakan manusia yang terdapat di dalam gedung tersebut.
34
DAFTAR PUSTAKA
[2] Rawan Hiba, Nur Aziz. Analisa Implementasi Sistem Pengamanan Perangkat Catu
Daya Telekomunikasi Menggunakan Arrester Di Pt. Telkom Indonesia, Tbk Divisi
Regional II Area Network Tangerang. Akademi Telkom Sandhy Putra Jakarta
35