TUGAS 1
Disusun oleh :
(60100117010)
2019
1. RESUME BAB 1 “PERENCANAAN KAWASAN PERMUKIMAN” BY
AGUS S. SADANA
Perumahan merupakan bagian dari hajat hidup orang banyak. Pertambahan jumlah penduduk
menyebabkan bertambahnya kebutuhan tempat tinggal. Dalam kenyataan di lapangan,pertambahan
jumlah unit hunian tidak selalu bisa mengejar pertambahan jumlah penduduk. Akibatnya sering terjadi
kesenjangan yang lebar antara kebutuhan rumah dengan ketersediaan rumah yang siap huni. Kondisi
tersebut lebih terasa di kota-kota besar, sebagai akibat dari derasnya arus urbanisasi.
Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar. Pada tahun 2000 jumlah
penduduk Indonesia 205.132.458 jiwa (Wikipedia,penduduk Indonesia 2000). Hasil pendataan
Kementrian Dalam Negeri menunjukkan bahwa pada tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia telah
mencapai 259.940.857 jiwa (kompas.com,2011). Data tersebut menunjukkan bahwa dalam kurun waktu
10 tahun jumlah penduduk Indonesia telah bertambah sebanyak 54 juta jiwa.
Pada zaman dahulu teknologi yang dikenal manusia belum semaju saat ini. Masyarakat zaman
dahulu untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal, dipilihlah gu-gua alam sebagai tempat tinggalnya.
Manusia mulai membangun rumah yang permanen setelah mengenal sistem cocok tanam dan cara
memelihara ternak. Mereka membuka hutan untuk tempat bercocok tanam dan beternak. Pada masa-
masa awal sistem bercocok tanam , manusia masih berpindah tempat dengan periode tertentu, yaitu
pada saat kesuburan tanah mulai berkurang. Setelah mengenal teknologi pertanian yang lebih maju,
manusia semakin cenderung untuk menetap di suatu tempat. Lambat laun, tempat manusia menetap
menjadi semakin ramai dan tumbuh menjadi area permukiman.
1.3. Rumah dan arti tempat tinggal bagi manusia
Dalam bahasa Inggris,rumah memiliki dua arti, yaitu house dan home. Rumah dalam arti house
dapat digambarkan bagaikan sebuah kandang. Gambaran ini menempatkan rumah dalam pengertian
umum, yaitu rumah sebagai suatu tempat berlindung yang bersifat fisik.
Rumah dalam arti home memiliki arti khusus sebagai kampong halaman. Sebagai kampong halaman
, keberadaan rumah mengacu kepada konsep-konsep social kemasyarakatan, yaitu kehidupan yang
terjalin di dalam bangunan.
Dari dua pengertian ini rumah dapat dimaknai sebagai tempat berlindung dan sekaligus merupakan
tempat menetap bagi seseorang. Terkait dengan kehidupan social, rumah juga dapat menggambarkan
tingkat social pemiliknya dalam masyarakat.
Banyaknya warga kota yang memerlukan tempat tinggal mengubah pola pembangunan rumah. Pada
masa kini, rumah tinggal telah menjadi produk massal yang diperdagangkan dan dikenal sebagai rumah
siap huni. Rumah-rumah yang dibangun pengembang dipasarkan dan ditawarkan kepada konsumen.
Rumah yang pada mulanya didirikan oleh pemiliknya berdasarkan kebutuhan kini telah bergeser
menjadi komoditi perdagangan. Sebagai komoditi perdagangan, penyediaan rumah sangat dipengaruhi
oleh aspek supply dan demand. Supply atau penawaran adalah banyaknya rumah yang dibangun dan
ditawarkan kepada masyarakat untuk dibeli. Sedangkan demand atau permintaan merupakan besarnya
pemintaan atau animo masyarakat akan kebutuhan rumah.