Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum Genetika

PENGAMATAN KARIOTIPE, BARR BODY DAN DRUMSTICK


Rizky Rachmat Aditya*, A. Hendrika, A.P. Fajarwati, D.A. Aryanti, N.C. Paulus, Y.A. Putri, P.C. Limardi.
Universitas Indonesia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Departemen Biologi
November 2018

Abstrak
Kromosom membawa sejumlah materi genetik yang digunakan dalam proses pembelahan sel. Kromosom terbagi
menjadi empat macam bentuk berdasarkan letak sentromernya, yaitu telosentrik, akrosentrik, submetasentrik, dan
metasentrik. Gambaran set lengkap kromosom dalam suatu sel tunggal suatu individu berdasarkan pengelompokan ukuran,
posisi sentromer, dan pola pita kromosom merupakan pengertian dari kariotipe, sedangkan cara pembuatan kariotipe disebut
kariotyping. Kariotipe dapat mengidentifikasi berbagai kelainan, antara lain sindrom Down, sindrom Patau, sindrom Jacobs,
sindrom Klinefelter, sindrom Turner, dan sindrom cri du chat. Penulisan notasi pada kromosom disebut nomenklatur
kromosom. Barr body dan drumstick, termasuk kedalam seks kromatin yang diamati lewat preparat awetan sel epitel tunika
mukosa mulut dan preparat awetan leukosit, berfungsi untuk menstabilkan kromosom dan mengetahui jenis kelamin
individu, karena Barr body dan drum stick hanya terdapat pada sel-sel wanita yang memiliki inti. Tujuan praktikum untuk
memahami cara penyusunan kariotipe, mengetahui perbedaan antara kromosom normal dan kromosom abnormal, dan
memahami Barr body dan drumstick.

Kata kunci : Barr body; drumstick; kariotipe; seks kromatin.

1. PENDAHULUAN

Kromosom membawa sejumlah materi generik dan sentromer. Telomer merupakan bagian yang
yang digunakan dalam proses pembelahan sel. berfungsi untuk menjaga kestabilan DNA dengan
Kromosom tersusun atas molekul DNA yang dikemas menghalangu penempelan kromosom satu sama lain,
bersama protein histon (Passarge 2007: 176). Struktur terletak di ujung kromosom. Telomer berperan penting
utama kromosom terdiri dari telomer, lengan kromosom, terhadap proses penuaan dan kanker. Lengan kromosom

*) Kelompok 1B 1
merupakan hasil kondensasi dari molekul DNA, terdiri kromosom 4, 5 dan termasuk kedalam tipe
dari lengan “p” dan lengan “q” yang melekat pada submetasentrik dan memiliki ukuran yang lebih kecil
sentromer. Lengan “p” memiliki ukuran yang pendek, dibandingkan dengan kromosom golongan A. Kromosom
sedangkan “q” berukuran lebih panjang dibandingkan golongan C, meliputi kromosom 6—12 dan kromosom X,
lengan “p”. Sentromer merupakan bagian kromosom termasuk kedalam tipe kromosom submetasentrik.
yang terkondensasi sebagai tempat melekatnya lengan- Kromosom golongan D, meliputi kromosom 13—15
lengan kromosom, berperan penting saat terjadinya yang berukuran sedang. Kromosom golongan E, meliputi
pembelahan sel, sebagai tempat melekatnya benang- kromosom 16—18. Kromosom golongan F, meliputi
benang spindel pada saat anafase (Pierce 2005: 11—12). kromosom 19, 20. Kromosom golongan G, meliputi
Kromosom terbagi menjadi empat macam kromosom 21, 22, dan kromosom Y (Robinson 2005:
berdasarkan letak sentromernya, yaitu telosentrik, 23—24).
akrosentrik, submetasentrik, dan metasentrik. Telosentrik Penamaan kromosom atau nomenklatur
merupakan kromosom yang letak sentromernya berada di kromosom merupakan tata cara pemberian notasi oada
ujung. Akrosentrik, kromosom yang sentromernya kromosom manusia yang diatur oleh International
terletak mendekati ujung. Submetasentrik, kromosom System for Human Cytogenomic Nomenclature pada
yang sentromernya terletak mendekati tengah, sedangkan tahun 2005, berdasarkan jumlah kromosom, tipe
metasentrik merupakan kromosom yang letak kromosom seks dan tipe abnormalitas (Passarge 2007:
sentromernya berada tepat di tengah lengan kromosom 192). Jumlah kromosom, sebagai contoh, terdiri dari 45,
(Pierce 2005: 22). 46, dan 47. Tipe kromosom seks normal, meliputi XX
Kariotipe merupakan gambaran dari satu set atau XY, sedangkan tipe abnormalitas kromosom seks,
lengkap kromosom dalam suatu sel tunggal suatu individu meliputi XO, XXX, XXY, atau XYY. Tipe abnormalitas
berdasarkan pengelompokan ukuran, posisi sentromer, kromosom, berdasarkan stuktur, seperti delesi pada
dan pola pita kromosom (Lewis 2003: 237). Proses lengan “p” kromosom nomor 5 (del 5p) sebagai contoh
pembuatan kariotipe disebut kariotyping, biasanya nomenklatur pada pria dengan sindrom cri du chat , yaitu
menggunakan sampel darah, sumsum tulang atau kulit, 46 XY (del 5p) (Passarge 2007: 176).
dibuat saat metafase berlangsung, karena kromosom Abnormalitas kromosom terjadi jika kondisi
sedang merjejer ditengah sehingga mudah diidentifikasi kromosom, secara jumlah maupun strukturnya, berada
tipe dan ukurannya. Pembuatan kariotipe dilakukan untuk dalam keadaan tidak normal. Abnormalitas kromosom
mengidentifikasi abnormalitas kromosom (Pierce 2005: seks atau biasa disebut aberasi, diantaranya abnormalitas
149). berdasarkan struktur dan abnormalitas berdasarkan
Pengelompokan kromosom pada manusia terbagi jumlah. Abnormalitas berdasarkan struktur terbagi
menjadi tujuh bagian, diantaranya A, B, C, D, E, F, G. menjadi empat, yaitu duplikasi, delesi, inversi, dan
Kromosom golongan A, meliputi kromosom 1, 2, 3 dan translokasi. Duplikasi merupakan penambahan segmen
memiliki ukuran paling besar diantara kromosom pada sister chromatid. Delesi merupakan hilangnya
metasentrik lainnya. Kromosom golongan B, meliputi segmen pada kromosom sehingga menyebabkan

2
terjadinya perubahan struktur pada kromosom, contoh selalu terbuka, jarak antar mata yang lebar, mempunyai
dari delesi adalah sindrom cri du chat, terjadi delesi pada IQ yang rendah dan biasanya memiliki kelainan jantung
lengan kromosom “p” nomor 5. Inversi terjadi karena (Raven & Johnson 2002: 271). Sindrom Turner memiliki
patah atau tergulungnya lengan kromosom sehingga nomenklatur 45 XO, terjadi karena adanya kesalahan saat
menyebabkan susunan segmen menjadi terbalik. pembelahan meiosis II sehingga hanya membawa satu
Translokasi terjadi karena patahnya segmen kromosom kromosom seks wanita. Ciri-ciri penderita sindrom
dan terjadi pelekatan kembali pada kromosom non- Turner, yaitu bertubuh pendek, memiliki ikatan gelambir
homolog (Campbell dkk. 2010: 322). pada leher, dada lebar tetapi payudara tidak berkembang,
Abnormalitas berdasarkan jumlah dan perubahan dan retaardasi mental. Sindrom Klinefelter memiliki
set kromosom menyebabkan terjadinya variasi euploidi nomenklatur 47 XXY, terjadi karena kelebihan
dan aneuploidi. Euploidi merupakan perubahan jumlah kromosom X, sehingga kromosom seks pria mempunyai
pada satu set kromosom lengkap. Euploidi terbagi dua kromosom X. Ciri-ciri penderita sindrom Klinefelter,
menjadi beberapa tipe, yaitu monoploidi (n), diploidi yaitu memiliki payudara berkembang, lengan dan kaki
(2n), dan poliploidi (3n, 4n, 5n). Aneuploidi merupakan panjang, testis dan penis kecil. Sindrom Jacobs memiliki
perubahan jumlah pada salah satu atau beberapa nomenklatur 47 XYY. Ciri-ciri penderita sindrom Jacobs,
kromosom. Aneuploidi mempunyai beberapa tipe, yaitu tinggi badan melebihi rata-rata, berjerawat,
diantaranya monosomi (2n-1), nulisomi (2n-2), polisomi bermasalah dalam hal membaca dan berbicara, agresif,
(2n+1; 2n+2) (Raven & Johnson 2002: 270). Aneuploidi dan anti-sosial. Sindrom cri du chat memiliki
pada manusia dapat menimbulkan beberapa kelainan, nomenklatur 46 XX (del 5p), terjadi karena delesi pada
seperti sindrom Turner (monosomi), sindrom Patau lengan kromosom “p” nomor 5. Ciri-ciri penderita
(trisomi pada kromosom nomor 13), sindrom Edward sindrom cri du chat , yaitu mikrosefalus, jarak kedua mata
(trisomi pada kromosom nomor 18), sindrom Down berjauhan, memiliki keterbelakangan mentan, hanya
(trisomi pada kromosom nomor 21), sindrom Klinefelter terdapat satu garis di telapak tangan, dan terjadinya
(trisomi pada kromosom X), dan sinsrom Jacobs (trisomi pembentukan abnormal pada glottis dan laring sehingga
pada kromosom Y) (Pierce 2005: 248). mempunyai tangisan seperti suara kucing (Raven &
Beberapa sindrom yang terjadi pada trisomi Johnson 2002: 272).
bersifat autosomal, yaitu sindrom Patau, pada wanita Barr body dan drumstick termasuk kedalam jenis
memiliki nomenklatur 47 XX +13, terjadi penambahan seks kromatin, oleh karena itu pengamatan Barr body dan
satu kromosom nomor 13. Sindrom Edward memiliki drumstick dilakukan dengan mengidentifikasi keberadaan
nomenklatur 47 XX +18, terjadi penambahan satu seks kromatin pada sel. Keduanya memiliki fungsi yang
kromosom 18. Sindrom Down mempunyai nomenklatur sama, yaitu mekanisme inaktivasi kromosom X. Barr
47 XX +21, terjadi penambahan satu kromosom nomor body merupakan struktur kromatin yang terkondensasi
21, ciri-ciri penderitanya yaitu memiliki tubuh pendek, membentuk gumpalah hitam pada membran inti sel saat
terkadang mempunyai lengan dan kaki yang bengkok, interfase, biasanya ditemukan pada sel-sel mukosa mulut
mempunyai kepala yang lebar, wajah bulan dan mulut dan seluruh sel pada wanita yang mempunyai inti (Raven

3
& Johnson 2002: 268—267). Drumstick merupakan hasil oleh adanya inaktivasi pada salah satu kromosom X.
kondensasi dari kromosom X yang terinaktivasi, berada Banyaknya seks kromatin pada tubuh manusia
pada leukosit wanita atau sel yang tidak membelah merupakan jumlah kromosom X dikurangi satu. Hal
berbentuk seperti pemukul genderang. Kromosom X tersebut bertujuan agar setiap sel mengandung jumlah
terinaktivasi karean harus menstabilkan diri dengan cara kromosom X yang sama sehingga tidak menimbulkan
menginaktivasi salah satu kromosom X. Fungsi dari kelainan genetik seperti sindorm Klinefelter yang
pemeriksaan Barr body dan drumstick, yaitu untuk memiliki satu seks kromatin karena mengandung dua
mengetahui jenis kelamin individu, karena hanya terdapat kromosom X (XXY) (Klug 2006: 176—177).
pada sel-sel wanita yang berinti (Klug 2006: 175). Tujuan dilakukannya praktikum pengamatan
Hipotesis Lyon dapat menjawab pertanyaan kariotipe, Barr body, dan drumstick yaitu untuk
mengenai keinaktivan antara kromosom maternal dan memahami cara penyusunan kariotipe. Untuk mengetahui
parental mamalia betina. Hipotesis Lyon menjelaskan perbedaan antara kromosom normal dan kromosom
bahwa seks kromatin berasal dari dua kromosom X yang abnormal. Tujuan terakhir adalah untuk memahami Barr
dimiliki wanita. Seks kromatin pada wanita disebabkan body dan drumstick.

2. METODOLOGI

Alat yang digunakan dalam praktikum kromosom Y berukuran sangat pendek dan akrosentrik,
pengamatan kariotipe, Barr body dan drumstick, yaitu kromosom yang sudah sesuai urutannya lalu ditempel
gunting, pensil, penggaris, mikroskop, kamera, dan alat pada lembar kerja dan diidentifikasi nomenklatur
tulis. Bahan yang digunakan, yaitu benang, lem, gambar kromosom normal maupun kromosom abnoral yang
kromosom, lembar kerja, preparat awetan leukosit untuk didapat. Cara kerja yang dilakukan pengamatan Barr
drumstick dan preparat awetan sel epitel tunika mukosa body dan drumstick, yaitu preparat diletakan pada
mulut untuk Barr body. Cara kerja pengamatan kariotipe, mikroskop dengan perbesaran 400 kali lalu bentuknya
yaitu gambar diukur menggunakan benang dan penggaris, diamati, setelah sesuai, difoto dengan kamera untuk
lalu kromosom digunting dan disusun terlebih dahulu. dicantumkan dalam lampiran.
Penyusunan gambar diurutkan berdasarkan ukuran, pola
pita, atau tipe kromosom pada kariotipe, susunanya yaitu, 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
pada kromosom nomor 1, 2, 3 berukuran besar dan
metasentrik, kromosom nomor 4, 5 berukuran besar dan Pembuatan kariotipe dilakukan pada tahap
submetasentrik, kromosom nomor 6—12 dan kromosom mitosis saat metafase karena pada tahap metafase
X berukuran sedang dan submetasentrik. Kromosom kromosom sedang terkondensasi dengan benang-benang
13—15 berukuran sedangdan akrosentrik, kromosom spindel yang menempel pada bagian sentromer, sehingga
16—18 berukuran sedang agak lebih kecil dari ukuran, pola pita, dan tipe kromosom dapat terlihat jelas
metasentrik atau submetasentrik, kromosom 21—22 dan karena kromosom sedang berjejer di bidang ekuator,

4
sebelum akhirnya ditarik oleh benang spindel untuk Inaktivasi kromosom X menggunakan Barr body
memasuki tahap selanjutnya (Robinson 2005: 24). dan drumstick diperlukan sebagai mekanisme pembagian
Kariotipe manusia pada praktikum pembuatan kariotipe produk gen antara pria dan wanita agar tersebar merata.
menghasilkan dua kariotipe dengan kromosom wanita Mekanisme inaktivasi kromosom X dapat membantu
normal (46, XX) dan sindrom Turner (45, XO). Kariotipe mencegah kelebihan gen yang terpaut kromosom X,
wanita normal memiliki 46 kromosom yang terdiri dari sehingga mengurangi adanya kelainan genetik yang
44 autosom dan 2 gonosom, gonosom pada wanita timbul akibat kromosom X (Raven & Johnson 2002: 267).
meilputi hanya kromosom X (Passarge 2007: 412).
Sindrom Turner (45, XO) terjadi karena adanya kesalahan 4. KESIMPULAN
pada pembelahan meiosis II sehingga hanya membawa
satu kromosom seks wanita. Ciri-ciri penderita sindrom  Proses pembuatan kariotipe disebut kariotyping,
Turner, yaitu tubuh pendek, memiliki lipatan gelambir pembuatan kariotipe dilakukan pada tahap
pada leher, dada lebar tapi payudara tidak berkembang, mitosis saat metafase karena pada tahap metafase
dan keterbelakangan mental (Tamarin 2001: 197). kromosom sedang terkondensasi dengan benang-
Barr body dan drumstick dapat terlihat pada saat benang spindel yang menempel pada bagian
interfase, oleh karena itu pengamatan dilakukan pada saat sentromer, sehingga ukuran, pola pita, dan tipe
interfase berlangsung karena sel telah matang dan sedang kromosom dapat terlihat jelas karena kromosom
bersiap untuk melanjutkan ke tahap pembelahan namun sedang berjejer di bidang ekuator
belum menunjukan aktivitas pembelahan sel. Barr body pengelompokan kromosom pada manusia terbagi
berfungsi untuk menstabilkan kromosom X dan menjadi tujuh bagian, diantaranya A, B, C, D, E,
membedakan jenis kelamin. Pengamatan Barr body F, G.
dilakukan dengan menggunakan preparat awetan sel  Kromosom normal berjumlah 46 atau 23 pasang,
epitel tunika mukosa mulut. Hasil yang didapat, yaitu dengan kromosom seks XX (wanita) atau XY
terlihatnya lingkaran hitam kecil pada tepi membran inti (pria), kromosom abnormal memiliki jumlah
sel dekat nukleus, hal tersebut sesuai karena Barr body kromosom kurang atau lebih dari 46, sedangkan
berbentuk seperti gumpalan yang terletak di tepi kromosom seks dapat berupa XXX, XXY, XYY,
membran nukleus (Raven & Johnson 2002: 267—268). atau XO.
Hasil pengamatan drumstick menggunakan  Barr body terdapat pada sel epitel tunika mukosa
preparat awetan leukosit terlihat adanya sel tambahan dan mulut, berbentuk bulat berada dekat dengan tepi
bentuk sel seperti pemukul genderang. Hal tersebut sesuai nukleus, Drumstick terdapat pada leukosti
yaitu terdapat struktur seperti inti sel tambahan yang wanita, berbentuk seperti pemukul genderang.
berukuran kecil pada leukosit yang berdekatan dengan Barr body dan Drumstick merupakan seks
inti leukosit lainnya. Penamaan drumstick karena kromatin yang mengalami inaktivasi dan
bentuknya mirip dengan pemukul genderang (Klug 2006: betujuan untuk menstabilkan kromosom serta
175). mempunyai fungsi dalam penentuan jenis

5
kelamin. Seks kromatin tersebut hanya terdapat
pada wanita atau penderita sindrom Klinefelter
(XXY).

DAFTAR ACUAN

Campbell, N.A., J. Reece & L.A. Urry. 2010. Biology, 9th


ed. Pearson, Benjamin Cummings, Erlangga :
xivi +1627 hlm.
Lewis, R. 2003. Human Genetics : Concepts and
application. 5th ed. The McGraw-Hill
Companies, New York : xvii +454 hlm.
Klug, W.S., Michael, R. Cummings & C.A. Spencer.
2006. Concept of Genetics. 8th ed. New jersey,
Pearson : xxvi +667 hlm.
Pierce, B.A. 2005. A Conceptual Approach. 2nd ed. The
Benjamin Publishing Company, Inc. California :
711 hlm.
Robinson, T.R. 2005. Genetics for Dummies. Wiley
Publishing, Indiana : 349 hlm.
Raven, P.H. & G.B. Johnson. 2002. Biology. 6th ed. The
McGraw-Hill companies, Inc., new York : xxix
+1238 hlm.
Tamarin, R.A. 2001. Principle of Genetics. 7th ed. The
McGraw-Hill Companies, Inc., New York : xvi
+686 hlm.
Passarge, E. 2007. Color Atlas of Genetic. Thieme,
Stuttgart : x +486 hlm.

Anda mungkin juga menyukai