Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Aset adalah Sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan yang berfungsi dalam
operasi perusahaan dan diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi dimasa depan.
Aset merupakan hal yang sangat fundamental bagi perseorangan ataupun organisasi
yang memilikinya. Karena aset merupakan bagian yang penting dalam pencapaian
tujuan dari pemilik aset, dimana aset terletak di dalam bagian dari proses yang
membantu dalam pencapaian tujuan sebelum nantinya menjadi output yang diharapkan
(goals).

Berangkat dari atas tentu pengelolaan aset menjadi hal yang vital. Pengelolaan
aset atau asset management dalam benak sebagian orang berkisar pada segala sesuatu
yang berhubungan dengan portofolio, investasi atau keuangan. Namun sesungguhnya
lebih luas dari pada itu. Dalam rumpun akuntansi maupun ekonomi tentu yang akan
menjadi fokus para cendikiawannya ialah yang berhubungan dengan ekonomi atau
dengan kata lain yang dapat menguntungkan bagi pemiliknya. Sejak zaman dahulu telah
ada konsep mengenai cost-benefit analysis yang mana konsep ini sangat berkaitan
dengan pengelolaan aset tersebut.

Oleh karena itu, banyak orang berupaya untuk mengukur tingkat keefektifan dan
keefisienan aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan agar aset yang dimiliki bisa
dievaluasi, dikontrol, dan bisa juga menjadi alat prediksi untuk periode kedepan.
Menggunakan Analisis rasio keuangan suatu perusahaan bisa menjadi alat ukur yang
mudah karena diukur secara kuantitatif dan sarana penghitungnya ( laporan keuangan )
dilaporkan secara periodik.
1.2 Identifikasi Makalah
1. Bagaimana asset management ratio diterapkan pada laporan keuangan ?
2. Apa hasil perbandingan asset management ratio pada dua perusahaan ?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui perhitungan asset management ratio pada laporan keuangan.
2. Untuk mengetahui hasil perrbandingan asset management ratio pada dua
perusahaan.

BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Pengantar Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan bahasa bisnis, di dalam laporan keuangan berisi
informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan kepada pihak pengguna. Dengan
memahami laporan keuangan perusahaan, maka berbagai piihak yang berkepentingan
dapat melihat kondisi kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tujuan utama dari laporan
keuangan adalah menyediakan informasi mengenai posisi keuangan sebagai suatu
entitas yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan ekonomi. Sedangkan peranan dari
analisa laporan keuangan adalah untuk pengambilan keputusan ekonomi dengan
menggunakan informasi laporan keuangan dan informasi relevan penting.

Laporan keuangan dapat diibaratkan sebuah peta yang berguna bagi pihak pihak
yang sedang melakukan perjalanan. Dengan melihat pada peta yang ada maka pihak
yang melakukan yang sedang melakukan perjalanan tersebut dapat mencapai tujuan
akhir dengan cara yang tepat dan tidak tersesat di tengah perjalanan. Pengguna dari
laporan keuangan sendiri adalah manajemen, investor, kreditur, dan pemangku
kepentingan lainya yang berhubungan dengan perusahaan.

Laporan keuangan di indonesia dapat berupa laporan triwulanan, semesteran,


maupun laporan tahunan. Sedangkan bila melihat pada amerika serikat yang merupakan
kiblat pasar modal dunia, maka terdapat beberapa jenis laporan keuangan, yaitu 10K
annual report ( laporan tahunan ), 10Q quarterly report ( Laporan triwulanan ), dan 8K
Current Report yang berisikan informasi material terkait dengan aksi perusahaan (
corporate Action ).

Laporan keuagan tahunan berisikan laporan keuangan yang diaudit, diskusi dan
dianalisis dari pihak manajemen, serta catatan atas laporan keuangan.

Diskusi dan analisis dari pihak manajemen ( Management’s Discussion and Analysis
MDA ) sering kali juga di sebut sebagai surat kepada pemegang saham ( letter to stock
holder ) yang berisikan ringkasan aktivitas yang akan dilakukan perusahaan selama satu
periode dan rencana tindakan perusahaan yang akan dilakukan pada periode berikutnya.
Bagian ini penting karena berisikan informasi perusahaan yang tidak terdapat di dalam
laporan keuangan. Beberapa hal yang biasa dibahas dalam diskusi ini adalah :

1. Sumber likuiditas baik dari pihak internal maupun external.


2. Komitmen terhadap belanja barang modal ( capital expenditure ) yang
mencerminkan peluang untuk bertumbuh dari perusahaan.
3. Antisipasi terhadap perubahan dalam bauran pendanaan dan biaya pendanaan ke
depan.
4. Penjelasan kejadian – kejadian yang tidak biasa yang dapat mempengaruhi
kinerja keuangan perusahaan, seperti dampak perubahan iklim terhadap kinerja
perusahaan.
5. Kejadian kejadian penting yang mengakibatkan perubahan dalam struktur biaya
dan pendapatan.

Laporan keuangan yang diaudit merupakan laporan keuangan yang sesuai


dengan prinsip standar akuntansi keuangan sebagaimana yang telah ditetapkan oleh
ikatan akuntan indonesia. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh kantor akuntan
publik akan pernyataan pendapat atau opini dari KAP yaitu :

1. Wajar Tanpa Pengecualian. Istilahnya dari laporan keuangan yang memperoleh


pendapat jenis ini disebut unqualified opinion. Dengan pendapat ini, auditor
berpendapat bahwa laporan keuangan lembaga yang diperiksanya mulus, tidak
memiliki hal hal yang bertentangan dengan standar akuntansi yang berlaku
umum, tidak memiliki hal hal yang bertentangan dengan standar akuntansi yang
disajikan oleh perusahaan memilki kualitas yang sangat baik dan bisa
dipertanggung jawaban.
2. Wajar dengan penngecualian ( qualified opininion ). Pendapat ini muncul akibat
audior merasa bahwa dalam laporan keuangan yang diauditnya, akuntan
mengannggap laporan keuangan yang diaudit tidak seusai dengan standar
akuntansi yang berlaku umum.
3. Tidak wajar ( adverse ). Artinya, akuntan memberi pendapat tidak wajar
terhadap sebuah laporan yang diauditnya. Akuntan menganggap laporan
keuangan yang diaudit tidak sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
4. Tidak memberikan Pendapat ( Disclaimer ). Dalam Hal ini, akuntan tidak
memberikan opini atau pendapat sehingga disebut discalimer. Banyak faktor
yang menyebabkan akuntan tidak berani memberikan opini karena itu, emiter
yang laporan keuangannya mendapat opini disclaimer cenderung dijauhi
investor karena secara substansi kurang bisa dipertangguajawabkan

Pada umumnya standar opini auditor terdiri dari atas 3 bagian yaitu :

1. Penjelasan bahwa laporan keuangan disusun oleh manajemen perusahaan dan


merupakan tanggung jawab perusahaan, sedangkan auditor melaksanakan review
secara independen.
2. Standar yang diikuti, sehingga menyediakan suatu keyakinan bagi pengguna
bahwa laporan keuangan tidak terdapat kesalahan material.
3. Pendapat dari auditor dan periode laporan keuangan yang digunakan.

Laporan keuangan sendiri terbagi menjadi 4 ( bagian ) yaitu :

1. Laporan posisi keuangan


2. Laporan laba rugi
3. Laporan arus kas
4. Laporan perubahan ekuitas
5. Catatan atas Laporan keuangan
2.2 Analisis Rasio keuangan : Rasio Pengelolaan Aset
2.2.1 Rasio pengeolaan aset
Rasio Pengelolaan aset adalah rasio yang menggambarkan efektivitas
perusahaan dalam mengelola aset dalam hal ini mengubah aset non kas menjadi aset
kas.

Beberapa rasio yang masuk dalam kategori ini adalah :

1. Receivables turnover ratio


Rasio perputaran piutang menunjukan perputaran piutang dalam satu
periode. Rasio ini diperoleh dengan cara:
𝐴𝑛𝑛𝑢𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
𝑅𝑇𝑅 =
𝐴𝑣𝑎𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒𝑠

Rata rata piutang ( avarage receivables ) dihitung dengan cara


menjumlahkan data piutang akhir tahun dengan piutang awal tahun, kemudian
dibagi dua. Penurunan rasio ini bisa disebabkan oleh :

a. Turunya penjualan dan naiknya piutang


b. Turunya piutang dan diikuti dengan turunya penjualan dalam jumlah yang
lebih besar
c. Naiknya penjualan diikuti dengan naiknya piutang dalam jumlah yang lebih
besar
d. Turunya penjualan dengan piutang yang tetap
e. Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah

2. Avarage collection period ( ACP ) atau Days of sales outstanding


Periode pengumpulan piutang mengindikasikan rata rata lamanya
piutang perusahaan yang diberikan kepada konsumenya. Rasio ini dihitung
dengan cara:

365
𝐷𝑆𝑂 =
𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟
Makin panjang DSO, mengindikasikan rendahnya kemampuan
perusahaan dalam mengumpulkan piutang atau kebijakan kredit perusahaan
relatif longgar. Dengan makin besarnya DSO, Maka makin besar pula resiko
kemungkinan tidak tertagihnya piutang.

3. Inventory turover ratio


Rasio perputaran persediaan mengindikasikan efisien perusahaan dalam
memproses dan mengelola persedianya. Rasio ini menunjukan berapa kali
persediaan barang dagangan diganti/diputar dalam satu periode. Apabila data
pokok harga penjualan tidak diperoleh maka sebagai penggantinya dapat
dihitung dari total penjualan dalam satu tahun.

𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑜𝑓 𝐺𝑜𝑜𝑑𝑠 𝑆𝑜𝑙𝑑


𝐼𝑇𝑅 =
𝐴𝑣𝑎𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦

Makin tinggi perputaran persediaan akan menunjukan makin efisien


penggunaan persediaan dalam rangka mendukung penjualan perusahaan.

4. Days of inventory ( DOI )


Umur persediaan menunjukan berapa lama persediaan tersebut
tersimpan dalam perusahaan. DOI diukur dengan membagi hari dalam setahun
terhadap rasio perputaran Persediaan

365
𝐷𝑂𝐼 =
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑡𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟

Harapanya adalah rata rata umur persedaiaan tidak terlalu lama.sehingga


tidak terlalu lama, sehingga tidak menimbulkan biaya penyimpanan yang besar.

5. Payable Turnover ( PT )
Payable turnover mengukur penggunaan utang oleh perusahaan. Diperoleh dari:
𝐴𝑛𝑛𝑢𝑎𝑙 𝑐𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑝𝑢𝑟𝑐ℎ𝑎𝑠𝑒𝑠
𝑃𝑎𝑦𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 =
𝐴𝑣𝑎𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑡𝑟𝑎𝑑𝑒 𝑝𝑎𝑦𝑎𝑏𝑙𝑒𝑠

Rata-rata utang dagang ( avarage trade payables ) diperoleh dengan cara


menjumlahkan data utang akhir tahun dengan uang awal tahun. Kemudian
dibagi dua.
6. Avarage Payment Period atau payables conversion period.
Avarage Payment Period menunjukan rata rata lamanya waktu yang
dibutuhkan untuk pembayaran utang dagang. Diperoleh dari :
365
𝐴𝑃𝑃 =
𝑝𝑎𝑦𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑡𝑢𝑟𝑜𝑣𝑒𝑟

Atau
365 × 𝐴𝑣𝑎𝑟𝑒𝑔𝑒 𝑡𝑟𝑎𝑑𝑒 𝑝𝑎𝑦𝑎𝑏𝑙𝑒
𝐴𝑃𝑃 =
𝐴𝑛𝑛𝑢𝑎𝑙 𝑐𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑝𝑢𝑟𝑐ℎ𝑎𝑠𝑒𝑠

Makin lama pembayaran utang adalah baik, namun dengan utang


tersebut harus tetap dibayar dengan tidak merusak reputasi perusahaan.

7. Total Asset Turover ( TATO )


Total aset turnover menunjukan efektivitas perusahaan menunjukan
efektivitas perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menciptakan
pendapatan. Diukur dengan cara:
𝑁𝑒𝑡 𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠
𝑇𝐴𝑇𝑂 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
Tipe bisnis akan mengakibatkan berbedanya standar TATO bagi suatu
perusahaan. Untuk perusahaan manufaktur yang menggunakan modal insentif
akan memiliki TATO mendekati satu, sedangkan untuk industri ritel TATO bisa
mendekati 10. Harapanya adalah TATO perusahaan mendekati TATO Industri.
TATO yang rendah menunjukan perusahaan terlalu banyak menempatkan
dananya dalam bentuk aset dasar. Sedangkan TATO yang tinggi menunjukan
perusahaan menggunakan sedikit aset atau aset yang digunakan telah usang.

2.3 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 1 : Informasi yang Disajikan dalam


Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi
2.3.1 Informasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan

54. laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos pos
berikut

a) Aset tetap
b) Properti investasi
c) Aset tak berwujud
d) Aset keuangan ( tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam (e), (b), dan (i)
e) Investasi yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas
f) Dikosongkan
g) Persediaan
h) Piutang dagang dan piutang lain
i) Kas dan setara kas
j) Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset
yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasisifasikan sebagai dimiliki
untuk dijual seusai dengan PSAK NO. 58: Aset tidak lancar yang dimiliki untuk
dijual dan operasi yang dihentikan;
k) Utang dagang dan utang lain
l) Provisi
m) Liabilitas keuangan ( tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam (k) dan (i)
n) Liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam PSAK NO.
46: pajak penghasilan ;
o) Liabilitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasisfikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK NO. 58
p) Kepentingan nonpengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas: dan
q) Modal saham dan cadangan yang dapat didistribusikan kepada entitas induk

2.3.2 Informasi yang Disajikan dalam Laporan Laba Rugi

a) Pendapatan
b) Biaya keuangan
c) Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat dengan
metode ekuitas
d) Beban pajak
e) Dikosongkan
Jumlah tunggal untuk operasi yang dihentikan ( lihat PSAK NO. 58 : Aset tidak
lancar yang dimiliki untuk penjual dan operasi yang dihentikan )
f) ( f – i ) dikosongkan

2.4 Proses Analisis Laporan Keuangan


A map of financial statement analysis

Audience Goals or Source of Analitical Tools Financial


Objectives Information Statement
Position
Investor Valuation Annual report Common- Size Valuation
Financial
Statement
Creditor Ability to pay footnotes Ratio Analysis liquidity
debt
Management Efficiency Management Cash flow profability
discussion Projection
Other industri solvency
data

BAB III
Pembahasan

Aset merupakan kekayaan karena dengan memiliki aset organisasi maupun


individu dapat mendapatkan manfaat ekonomi dimasa depan. Maka manajemen aset
bagi suatu individu, perusahaan, maupun pemerintah merupakan suatu yang sangat
vital.

Manejemen aset adalah kombinnasi dari manajemen, keuangan, ekonomi, teknik


mesin dan praktek kerja yang diterapkan pada aset fisik dengan tujuan agar mampu
menyediakan tingkat pelayanan prima dengan biaya yang paling efesisen

Manajemen aset adalah ilmu dan seni untuk memandu pengelolaan kekayaan
yang mencakup proses merencanakan kebutuhan aset, mendapatkan, menginventarisi,
melakukan legal audit, menilai, mengoperasikan, memelihara, membaharukan atau
menghapuskan hingga mengalihkan aset secara efektif dan efisien.

Berangkat dari pentingnya pengelolaan aset suatu perusahaan, maka diperlukan


suatu perhitungan khusus untuk mengetahui sejauh mana perusahaan dapat mengelola
aset agar dapat dievaluasi, dikontrol, dan juga bisa menjadi perencanaan atau strategi
untuk periode selanjutnya. Menggunakan analisis rasio keuangan suatu perusahaan bisa
menjadi alat ukur yang mudah karena diukur secara kuantitatif dan sarana
penghitungnya ( laporan keuangan ) dilaporkan secara periodik.

Analisis laporan keuangan dalam penelitian ini adalah suatu proses penilaian
mengenai tingkat keefisienan dan keefektifan perusahaan dilihat dari harta, kewajiban,
dan kepemilikan dan juga kinerja perusahaan atau pengelolaan aset untuk kurun waktu
dua tahun ( 2013 - 2014 ). Teknis analisis dari penelitian ini ialah dengan
membandingkan PT Hanjaya Madala Sampoerna, tbk dengan PT Gudang Garam, tbk
Untuk dapat menerapkan asset management ratio tentu diperlukan laporan
keuangan untuk menjadi objek penelitianya, dalam hal ini penulis akan melampirkan
data dari laporan keuangan PT Hanjaya Madala Sampoerna, tbk dan PT Gudang Garam,
tbk yang akan digunakan sebagai perhitungan rasio pengelolaan aset. Kedua perusahaan
ini merupakan peruhasaan yang bergerak dalam bidang bisnis yang sama yaitu
perusahaan rokok sehingga dapat dibandingkan yang mana yang lebih baik Hal ini juga
sesuai dengan Concetual Framework dari akuntansi keuangan yaitu Comparability

Berikutt adalah data data yang diperlukan untuk menghitung asset management
ratio :

Tabel 1

Annual sales PT HANJAYA PT GUDANG GARAM,


MADALA tbk ( dalam jutaan rupiah
SAMPOERNA, tbk ( )
dalam jutaan rupiah )
2014 80,690,139 56,185,850
2013 75,025,207 55,436,954

Tabel 2
Receivables PT HANJAYA PT GUDANG GARAM,
MADALA tbk ( dalam jutaan
SAMPOERNA, tbk ( rupiah )
dalam jutaan rupiah )
2014 1,097,939 1,532,275
2013 1,449,427 2,196,086
2012 1,372,754 1,382,589

Tabel 3
Cost Of good Sold PT HANJAYA PT GUDANG GARAM,
MADALA tbk ( dalam jutaan rupiah
SAMPOERNA, tbk ( )
dalam jutaan rupiah )
2014 60,190,077 51,806,284
2013 54,953,870 44,563,096

Tabel 4
Inventory PT HANJAYA PT GUDANG GARAM,
MADALA tbk ( dalam jutaan rupiah
SAMPOERNA, tbk ( )
dalam jutaan rupiah )
2014 17,431,586 34,739,327
2013 17,332,558 30,241,368
2012 15,669,906 26,649,777

Tabel 5
Account Purchase PT HANJAYA PT GUDANG GARAM,
Payable MADALA tbk ( dalam jutaan rupiah
SAMPOERNA, tbk ( )
dalam jutaan rupiah )
2014 11,721,102 3,778,575
2013 10,404,469 3,656,062

Tabel 6

Avarage Trade Payable PT HANJAYA PT GUDANG GARAM,


MADALA tbk ( dalam jutaan rupiah
SAMPOERNA, tbk ( )
dalam jutaan rupiah )
2014 2,761,472 989,169
2013 2,193,703 798,434
2012 2,428,111 457,633
Tabel 7

Total Asset PT HANJAYA PT GUDANG GARAM,


MADALA tbk ( dalam jutaan rupiah
SAMPOERNA, tbk ( )
dalam jutaan rupiah )
2014 28,380,630 58,220,600
2013 27,404,594 50,770,251

1. Receivable turnover ratio ( RTR )


Tabel 8
RTR PT HANJAYA PT GUDANG GARAM,
MADALA tbk
SAMPOERNA, tbk
2014 63,352 30,139
2013 53,168 30,981

Berdasarkan hasil perihitungan pada tabel 8 menunjukan bahwa PT


Hanjaya Madala Sampoerna, tbk mengalami kenaikan rasio perputaran piutang
dari tahun 2013 ke 2014 sebesar 10.184 atau sebesar 16.1 %. Sedangkan PT
Gudang garam,tbk mengalami penurunan rasio perputaran piutang sebesar
0.842 atau sebesar 2.8 %.

2. Avarage Collection Period ( ACP )

Tabel 9
ACP PT HANJAYA PT GUDANG GARAM,
MADALA tbk
SAMPOERNA, tbk
2014 5,761 12,111
2013 6,865 11,781

Berdasarkan hasil perhitungan dari Tabel 9 rasio rata rata lamanya


pengambilan piutang dari PT Hanjaya Mandala Sampoerna, tbk dari tahun 2013
ke 2014 mengalami penurunan sebesar 1,104 atau sebesar 16,1 %. Sedangkan
PT Gudang garam, tbk mengalami Kenaikan sebesar 0,330 atau sebesar 2,7 %.
3. Inventory Turnover Ratio ( ITR )

Tabel 10

ITR PT HANJAYA PT GUDANG GARAM,


MADALA tbk
SAMPOERNA, tbk
2014 3,330 1,595
2013 3,462 1,567

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 10 rasio perputaran dari


persediaan PT Hanjaya Madala Sampoerna, tbk dari tahun 2013 ke 2014
mengalami penurunan sebesar 0,132 atau sebesar 3,8 %. Sedang PT Gudang
Garam, tbk mengalami kenaikan sebesar 0,028 atau sebesar 1,8 %.
4. Days of inventory ( DOI )
Tabel 11
DOI PT HANJAYA PT GUDANG GARAM,
MADALA tbk
SAMPOERNA, tbk
2014 109,6 228,8
2013 105,4 232,9
Berdasarkan hasil Perhitungan pada tabel 11 lamanya rata rata
penyimpanan hari dari PT Hanjaya Madala Sampoerna, tbk dari tahun 2013 ke
2014 mengalami kenaikan sebesar 4,2 hari atau sebesar 3,8 %. Sedangkan PT
Gudang Garam, tbk mengalami penurunan sebesar 4,1 hari atau sebesar 1,8 %.

5. Payable Turnover
Tabel 11
PT PT HANJAYA PT GUDANG GARAM,
MADALA tbk
SAMPOERNA, tbk
2014 4,731 4,229
2013 4,502 5,964

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 11 rasio perputaran utang


dagang dalam membeli persediaan terhadap pembelian persediaan dari PT
Hanjaya Madala Sampoerna, tbk dari tahun 2013 ke 2014 mengalami kenaikan
sebesar 0,229 atau sebesar 4,8 %. Sedangkan PT Gudang Garam, tbk mengalami
penurunan sebesar 1,735 atau sebesar 29,1 %.

6. Avarage Payment Period


Tabel 12
APP PT HANJAYA PT GUDANG GARAM,
MADALA tbk
SAMPOERNA, tbk
2014 77,153 86,339
2013 81,069 62,699
Berdasarkan perhitungan pada tabel 12 lamanya rata rata pembayaran
utang pada PT Hanjaya Madala Sampoerna, tbk dari tahun 2013 ke 2014
mengalami penurunan sebesar 3,916 atau sebesar 4,8 %. Sedangkan pada PT
Gudang Garam, tbk mengalami kenaikan sebesar 23,640 atau sebesar 27,4 %.
7. Total Asset Turnover
Tabel 13
TATO PT HANJAYA MADALA PT GUDANG GARAM,
SAMPOERNA, tbk tbk
2014 2,843 0,965
2013 2,738 1,092

Berdasarkan perhitungan pada tabel 13 rasio perputaran total aset dari PT


Hanjaya Madala Sampoerna dari tahun 2013 ke 2014 mengalami kenaikan
sebesar 0,105 atau sebesar 3,7 % . Sedangkan PT Gudang Garam, tbk
mengalami penurunan sebesar 0,127 atau sebsar 11,6 %.

Kesimpulan
3.1 Hasil Interpretasi Perhitungan Asset Management Ratio

Berdasarkan Hasil analisis data yang telah diuraikan maka dapat simpulkan sebagai
berikut :

1. Receivable turnover ratio


Keefektifan pengelolaan aset dilihat rasio perputaran piutang dari tahun
2013 ke 2014 pengelolaan aset dari PT Hanjaya Madala Sampoerna, tbk lebih
efektif karena memiliki kenaikan rasio sebesar 16.1 % sedangkan dan PT Gudang
Garam, tbk mengalami penurunan rasio sebesar 2.8 %
2. Avarage Collection Period
Keefektifan pengelolaan aset dilihat dari rasio lamanya pengambilan
piutang dari tahun 2013 ke 2014 pengelolaan aset PT gudang garam, tbk lebih
efektif karena meningkat sebesar 2,8 % sedang PT Hanjaya Madala Sampoerna
mengalami penurunan sebesar rasio 16,1 %.

3. Inventory Turnover Ratio


keefisienan pengelolaan aset dilihat dari rasio perputaran persediaan dari
tahun 2013 ke 2014 pengelolaan aset PT Gudang garam, tbk lebih efisien karena
mengalami kenaikan sebesar 1,8 %. Sedangkat PT Hanjaya Madala Sampoerna, tbk
Mengalami penurunan rasio sebesar 3,8 %

4. Days of Inventory
Keefisienan pengelolaan aset dilihat dari rasio lamanya penyimpanan
persediaan dari tahun 2013 ke 2014 pengelolaan aset PT Gudang Garam, tbk lebih
efisien karena mengalami penurunan rata rata hari sebesar 1.8 %. Sedangkan PT
Hanjaya Madala Sampoerna, tbk mengalami kenaikan rata rata hari sebesar 3,8 %.
5. Payable TurnoVer
Keefisienan pengelolaan aset dilihat dari rasio perputaran pembelian
persediaan menggunakan utang dagang dari tahun 2013 ke 2014 pengelolaan aset
PT Hanjaya Madala Sampoerna, tbk lebih efesien karena mengalami kenaikan
sebesar 4,8 %. Sedangkan PT Gudang Garam, tbk mengalami penurunan rasio
sebesar 29,1 %
6. Avarege Payment Period
Keefesienan pengelolaan aset dilihat dari rasio lamanya pembayaran
utang dari tahun 2013 ke 2014 pengelolaan aset PT Gudang Garam, tbk lebih
efisien karena mengalami kenaikan rasio sebesar 27,4 %. Sedangkan PT Hanjaya
Madala Sampoerna, tbk mengalami penurunan rasio sebesar 4.8 %.
7. Total Asset Turnover

Keefektifan pengelolaan aset dilihat dari rasio perputaran total aset dari
tahun 2013 ke 2014 pengelolaan aset PT Hanjaya Madala Sampoerna, tbk lebih
efektif karena mengalami kenaikan rasio sebesar 3,7 %. Sedangkan PT Gudang
Garam, tbk mengalami penurunan rasio sebesar 11,6 %
Daftar Pustaka

accounts payable turnover ratio. (t.thn.). Diambil kembali dari accounting topics:
www.myaccountingcourse.com

Asset Turnover Ratio. (t.thn.). Diambil kembali dari accounting topics:


www.myaccountingcourse.com

Avarage Payment Period. (2011, 11). Diambil kembali dari Accounting Education:
www.svtuition.org

average collection period. (2015). Diambil kembali dari accounting for management:
www.accountingformanagement.org

Average payment period. (2015). Diambil kembali dari accounting for management:
http://www.accountingformanagement.org/

Ikatan Akuntan Indonesia. (2015). Standar akuntansi Keuangan. jakarta: salemba empat.

Inventory Turnover Ratio Interpretation. (t.thn.). Diambil kembali dari calculaators:


www.ccdconsultants.com

Pentingnya manajemen aset negara. (2014, november). Diambil kembali dari publikasi:
www.bppk.kemenkeu.go.id

Receivables Turnover Ratio Interpretation. (t.thn.). Diambil kembali dari Calculators:


http://www.ccdconsultants.com/
temte, A. (2005). Financial Statement Analysis. Dearborn Trade, A Kaplan Professional
Company.

werner, M. R. (2013). analisis laporan keuangan, proyeksi, dan valuasi saham. jakarta: salemba
empat.

Anda mungkin juga menyukai