1
Ciri-ciri reservoir gas kondensat, antara lain :
1. Temperatur reservoir lebih besar dari temperatur kritik, tetapi lebih kecil
dari temperatur krikondenterm fluida hidrokarbonnya.
2. Fluida hidrokarbon yang keluar dari separator terdiri atas ± 25 % mol
cairan dan ± 75 % mol gas.
3. Cairan hidrokarbon dari separator mempunyai gravity ± 60 0API.
4. GOR produksi dapat mencapai ± 70,000 scf/stb.
5. Warna cairan yang terproduksi adalah terang atau jernih seperti air.
Berdasarkan Gambar di samping dapat dijelaskan bahwa pada titik A’,
reservoir hanya terdiri dari satu fasa dan dengan turunnya tekanan reservoir
selama produksi berlangsung, terjadi kondensasi retrograde dalam reservoir.
Pada titik A (titik embun), cairan mulai terbentuk dan dengan turunnya tekanan
dari titik B ke titik C, jumlah cairan dalam reservoir bertambah. Pada titik C ini
masih terdapat cairan yang bisa terjadi. Penurunan selanjutnya menyebabkan
cairan menguap.
d. Gas Basah : Secara Normal reservoir gas basah akan mengandung komponen
(fraksi) berat lebih besar dibandingkan reservoir gas kering sehingga akan
menghasilkan diagram fasa yang lebih besar dan menggeser titik kritis pada
temperatur yang lebih tinggi, seperti ditunjukkan pada Gambar di bawah. Dari
gambar tersebut terlihat bahwa fluida yang mengisi reservoir gas basah pada
setiap saat akan berbentuk fasa tunggal. Pada kondisi separator, reservoir gas
basah ini akan ditunjukkan oleh adanya daerah dua fasa dimana cairan yang
dihasilkan merupakan hasil kondensasi yang terjadi di separator.
2
Perlu diperhatikan bahwa didalam reservoir gas basah tidak akan terjadi
kondensasi retrograde isothermal selama proses penurunan tekanan, cairan
yang terbentuk dalam separator dalam jumlah yang sedikit dan komponen berat
yang terdapat dalam campuran relatif kecil. Dalam reservoir gas basah
biasanya ditunjukkan oleh GOR antara 6000 sampai 10000 cuft/bbl dengan
derajat gravity lebih besar dari 600 API.
e. Gas Kering : Suatu reservoir gas kering akan mengandung fraksi ringan seperti
methana dan ethana dalam jumlah banyak serta sedikit fraksi yang lebih berat.
Jenis diagram fasa dari reservoir gas kering serta kondisi operasinya dapat
ditunjukkan dalam gambar Gambar di bawah. Pada Gambar ditunjukkan
bahwa baik kondisi separator maupun kondisi reservoirnya akan tetap pada
daerah fasa tunggal. Untuk reservoir gas kering ini tidak akan dijumpai adanya
hidrokarbon cair akibat adanya proses penurunan tekanan dan temperatur, baik
pada kondisi di permukaan maupun di reservoir. Istilah kering disini diartikan
bebas dari hidrokarbon cair kecuali air formasi.
3
Ciri-ciri khas reservoir gas kering adalah :
1. Pada kondisi reservoir awal, temperaturnya selalu berada di atas
cricondenterm.
2. Gas deviation factor (z) bervariasi antara 0,7 sampai 1,20; harga 1,0
menyatakan gas ideal.
3. Sifat-sifat gas kering yang terpenting adalah faktor volume formasi gas,
gravity gas, kekentalan gas dan kompresibilitas gas.
4. Gas kering ini berbeda dengan gas basah ataupun gas kondensat,
terutama dalam kandungan komponen cairnya.
4
B. Berdasarkan Perangkap
a. Perangkap Stratigrafi
Jenis perangkap stratigrafi dipengaruhi oleh variasi perlapisan secara
vertikal dan lateral, perubahan facies batuan dan ketidakselarasan dan variasi
lateral dalam litologi pada suatu lapisan reservoar dalam perpindahan minyak
bumi. Prinsip dalam perangkap stratigrafi adalah minyak dan gas bumi
terperangkap dalam perjalanan ke atas kemudian terhalang dari segala arah
terutama dari bagian atas dan pinggir, hal ini dikarenakan batuan reservoar
telah menghilang atau berubah fasies menjadi batu lain sehingga merupakan
penghalang permeabilitas (Koesoemadinata, 1980, dengan modifikasinya). Dan
jebakan stratigrafi tidak berasosiasi dengan ketidakselarasan
seperti Channels, Barrier Bar, danReef, namun berasosiasi dengan
ketidakselarasan seperti Onlap Pinchouts, dan Truncations.
Pada perangkap stratigrafi ini, berasal dari lapisan reservoar tersebut, atau
ketika terjadi perubahan permeabilitas pada lapisan reservoar itu sendiri. Pada
salah satu tipe jebakan stratigrafi, pada horizontal, lapisan impermeabel
memotong lapisan yang bengkok pada batuan yang memiliki kandungan
minyak. Terkadang terpotong pada lapisan yang tidak dapat ditembus,
atau Pinches, pada formasi yang memiliki kandungan minyak. Pada perangkap
stratigrafi yang lain berupa Lens-shaped. Pada perangkap ini, lapisan yang
tidak dapat ditembus ini mengelilingi batuan yang memiliki kandungan
5
hidrokarbon. Pada tipe yang lain, terjadi perubahan permeabilitas dan porositas
pada reservoar itu sendiri. Pada reservoar yang telah mencapai puncaknya yang
tidak sarang dan impermeabel, yang dimana pada bagian bawahnya sarang dan
permeabel serta terdapat hidrokarbon.
Pada bagian yang lain menerangkan bahwa minyak bumi terperangkap
pada reservoar itu sendiri yang Cut Off up-dip, dan mencegah migrasi lanjutan,
sehingga tidak adanya pengatur struktur yang dibutuhkan. Variasi ukuran dan
bentuk perangkap yang demikian mahabesar, untuk memperpanjang pantulan
lingkungan pembatas pada batuan reservoar terendapkan.
6
7
b. Perangkap Struktural
Jenis perangkap selanjutnya adalah perangkap struktural, perangkap ini
Jebakan tipe struktural ini banyak dipengaruhi oleh kejadian deformasi
perlapisan dengan terbentuknya struktur lipatan dan patahan yang merupakan
respon dari kejadian tektonik dan merupakan perangkap yang paling asli dan
perangkap yang paling penting, pada bagian ini berbagai unsur perangkap yang
membentuk lapisan penyekat dan lapisan reservoar sehingga dapat menangkap
minyak, disebabkan oleh gejala tektonik atau struktur seperti pelipatan dan
patahan (Koesoemadinata, 1980, dengan modifikasinya).
Jebakan Patahan
Jebakan patahan merupakan patahan yang terhenti pada lapisan batuan.
Jebakan ini terjadi bersama dalam sebuah formasi dalam bagian patahan
yang bergerak, kemudian gerakan pada formasi ini berhenti dan pada saat
yang bersamaan minyak bumi mengalami migrasi dan terjebak pada daerah
patahan tersebut, lalu sering kali pada formasi yang impermeabel yang pada
satu sisinya berhadapan dengan pergerakan patahan yang bersifat sarang dan
formasi yang permeabel pada sisi yang lain. Kemudian, minyak bumi
bermigrasi pada formasi yang sarang dan permeabel. Minyak dan gas disini
sudah terperangkap karena lapisan tidak dapat ditembus pada daerah
jebakan patahan ini.
8
Jebakan Antiklin
Kemudian, pada jebakan struktural selanjutnya, yaitu jebakan antiklin,
jebakan yang antiklinnya melipat ke atas pada lapisan batuan, yang
memiliki bentuk menyerupai kubah pada bangunan. Minyak dan gas bumi
bermigrasi pada lipatan yang sarang dan pada lapisan yang permeabel, serta
naik pada puncak lipatan. Disini, minyak dan gas sudah terjebak karena
lapisan yang diatasnya merupakan batuan impermeabel.
9
c. Perangkap Kombinasi
merupakan gabungan dari jebakan struktural maupun stratigrafi yang ada
bersamaan sehingga minyak bumi bisa terakumulasi. Misalnya setelah ada lipatan
antiklin dan di atasnya terdiri dari lapisan impermeabel seperti limestone, sehingga
reservoar minyak bumi bisa terjebak
10
C. Berdasarkan Mekanisme Pendorong
jenis-jenis reservoir berdasarkan mekanisme pendorongnya dibedakan menjadi :
11
b. Gas Cap Drive Reservoir
12
Reservoir dengan jenis mekanisme pendorong water drive memiliki karakteristik,
yaitu :
Penurunan tekanan terhadap waktu sangat pelan atau relatif stabil.
Penurunan tekanan yang kecil pada reservoir adalah karena volume
produksi yang ditinggalkan langsung digantikan oleh sejumlah air yang
masuk ke zone minyak.
Perubahan GOR selama produksi kecil, sehingga dapat dikatakan bahwa
GOR reservoir adalah konstan terhadap waktu.
Dengan bertambahnya waktu produksi harga WOR naik tajam karena
mobilitas air yang besar.
Perolehan minyak bisa mencapai 35%-75%.
13
e. Combination Drive Reservoir
14
2. Mengapa dalam persamaan darcy (-)
Prinsip yang mengatur bagaimana cairan begerak di bawah permukaan disebut
Hukum Darcy. Hukum Darcy adalah persamaan yang mendefinisikan
kemampuan suatu fluida mengalir melalui media berpori seperti batu. Hukum
Darcy juga dapat dikatakan sebagai jumlah volume fluida yang mengalir dalam
suatu akuifer adalah hasil kali dari antar kecepatan dan luas penampang yang
dialiri fluida tersebut. Definisi kuantitatif permeabilitas pertama-tama
dikembangkan oleh Henry Darcy (1856) dalam hubungan empiris dengan
bentuk differensial sebagai berikut :
k dP
v x
dL
Keterangan :
v = kecepatan aliran, cm/sec
= viskositas fluida yang mengalir, cp
dP/dL = gradien tekanan dalam arah aliran, atm/cm
k = permeabilitas media berpori
Tanda negatif perlu diletakkan agar dapat menunjukkan arah aliran dari
tekanan tinggi ke tekanan rendah. Jika berlaku perubahan dengan tekanan
menjadi negatif (apabila Pa.>Pb) maka aliran tersebut akan menjadi arah ‘x’
positif. Darcy direferensikan untuk campuran sistem unit. Sebuah medium
dengan permeabilitas 1 Darcy memungkinkan aliran 1 cm3/s dari cairan dengan
viskositas 1 cp (1 Mpa.s) di bawah gradien tekanan 1 atm/cm di seluruh luas 1
cm2 sebuah milidarcy (mD) sama dengan 0,001 Darcy.
15
IOIP digunakan untuk mengetahui
16
Kro (Permeabilitas Relatif Oil), didefinisikan merupakan perbandingan
antara permeabilitas efektif oil dengan permeabilitas absolut oil.
Permeabilitas absolut, adalah yaitu dimana fluida yang mengalir melalui
media berpori tersebut hanya satu fasa, misalnya hanya minyak atau gas
saja.
Porositas efektif, adalah perbandingan antara volume pori-pori yang saling
berhubungan terhadap volume batuan total (bulk volume) yang dinyatakan
dalam persen.
volume pori yang berhubunga n
100%
bulk volume
Ø : porositas batuan ( % )
17
RF : recovery factor / faktor perolehan (%)
18
kesetimbangan volumetrik yang menyatakan bahwa, apabila volume suatu
reservoir konstan, maka jumlah aljabar dari perubahan-perubahan volume
minyak, gas bebas dan air dalam reservoir harus sama dengan nol.
Persamaan umum material balance untuk menghitung cadangan adalah
sebagai berikut:
Np +[Bt +(Rp − Rsi )]−(We − Wp Bw )
N= mBti
Bt − Bti + (Bg − Bgi )
Bgi
g
F R s . 1.25 T
o
Keterangan :
Rs = kelarutan gas dalam minyak, scf/stb
o = specific gravity minyak, lb/cuft
19
g = specific gravity gas, lb/cuft
T = temperatur, oF.
Bob
Pb
1
0 Reservoir pressure, psia
Kelarutan gas (Rs) adalah banyaknya SCF gas yang terlarut dalam satu STB
minyak pada kondisi standar 14,7 psi dan 60 F, ketika minyak dan gas
masih berada dalam tekanan dan temperatur reservoir.
Pada grafik hubungan antara tekanan dan kelarutan gas dalam minyak (Rs),
bila temperatur dianggap tetap maka Rs akan naik bila tekanan naik, kecuali
jika tekanan gelembung telah terlewati, maka harga Rs akan konstan untuk
minyak tidak jenuh.
20
8. 1 Psi = 0,0689476 Bar
1 Psi = 0,070307 Kg/cm2
21
Btuan Induk/ Sources rock : endapan sedimen yang mengandung bahan -
bahan organik yang cukup untuk dapat menghasilkan minyak dan gas bumi
ketika endapan tersebut tertimbun dan terpanaskan, dan dapat mengeluarkan
minyak dan gas bumi tersebut dalam jumlah yang ekonomis.
Batuan Penutup : Batuan penutup (cap rock) merupakan batuan yang
memiliki porositas dan permeabilitas yang rendah, sehingga mampu
menghambat hidrokarbon dalam reservoar untuk berpindah/bermigrasi.
Dengan adanya batuan penutup, maka hidrokarbon akan tetap berada dalam
batuan reservoar. Batuan penutup memiliki efektivitas yang dipengaruhi
oleh beberapa faktor, seperti litologi, ductility (mudah diubah), ketebalan,
kemenerusan secara lateral, dan kedalaman lapisan batuan penutup. Pada
umumnya, litologi yang efektif untuk menjadi batuan petutup adalah batuan
klastik berbutir halus, dan batuan evaporit. Pada daerah yang mendapat
pengaruh proses tektonik kuat, ductilitty menjadi penting, dimana garam
(salt) dan anhidit, dan serpih kaya organik (organic-rich shale) bisa
begitu ductile.
22
gaya apung sendiri adalah kapilaritas atau gaya isap. Jika gaya kapilaritas lebih
besar dari pada gaya apung makan tidak akan terjadi migrasi. Migrasi dibagi
menjadi 3 macam. yaitu :
1. Migrasi primer yaitu perpindahan hidrokarbon dari source rock ke karier
bed. Migrasi primer berjalan lambat karena minyak bumi harus cukup untuk
keluar dari batuan induk yang memiliki permeabilitas matrik yang rendah.
Migrasi primer berakhir ketika hidrokarbon telah mencapai “permeable
conduit” atau “carrier bed” untuk terjadinya migrasi sekunder
2. Migrasi sekunder yaitu perpindahan hidrokarbon dari carier bed ke jebakan
atau trap. Problem yang sering dihadapi adalah pore throat lebih kecil
dibanding oil stringers, karenanya oil stringrs akan tertahan. untuk dapat
bergerak, maka “bouyancy” >>> “capillary-entry pressure (setelah
akumulasi tercapai). Jika capillary-entry pressur >>> buoyancy, maka
migrasi sekunder .Akan terhenti hingga capillary-entry presure tereduksi
dan Buoyant force meningkat
3. Migrasi tersier terjadi jika ada kebocoran (leakage) pada cap rocks yang
menutupi reservoir. Cap rocks dengan pori-pori yang lebih kecil dari batuan
dibawahnya, mampu menahan pergerakan naik dari minyak bumi. Pengisian
yang progresif menyebabkan akumulasi meningkat, dapat menyebabkan
bouyancy >>> capillary-entry pressure Fractures dan faults dapat
menyebabkan kebocoran.
23
kedalaman 180 m dan pada tahun 1898 produksi tahuan NIIHM mencapai
32,618 barrel minyak mentah yang berasal dari konsesi louise dan mathilde.
Dengan dibangunnya kilang minyak di kota Balikpapan, menjadikan kota
Balikpapan sebagai pusat penyulingan minyak mentah di Kalimantan tenggara
(dengan lahan konsesi mathilde, Nonny dan Lousie) Pada masa itu, baik minyak
yang telah diolah maupun minyak mentah mampu memberikan kontribusi rata-
rata lebih dari 50% dari nilai ekspor bagi Kalimantan tenggara. Dalam
kelanjutannya, kedudukan NIIHM digantikan oleh BPM.
BPM adalah anak perusahaan dari Royal Dutch Sell, Pada tahun 1912 BPM
memperoleh konsesi baru baru di wilayah Balikpapan yaitu Konsesi Batakan,
Konsesi Manggar, Konsesi Manggar II dan Konsesi Teritip. Penambahan
tersebut membuat BPM menguasi hampir seluruh kota Balikpapan dan
memiliki wewenang dalam mengatur pola pembangunan infrastruktur fisik kota
Balikpapan seperti wilayah pemukiman, ruas jalan, jalur pipa minyak, dan jalur
komunikasi. Pengaturan tersebut pada dasarnya ditujukan untuk mendukunng
kepentingan pengembangan industri minyak di area teluk Balikpapan. Hal ini
juga berdampak dalam pembentukan tatanan awal fisik dari Kota Balikpapan.
24
PENILAIAN FORMASI
b. Shale
Shale adalah batuan sedimen yang bertekstur klastik dimana teksturnya ini
halus dengan ukuran butir 1/16 hingga 1/256 milimeter. Struktu batuan ini
adalah non stratified namun struktur khususnya yaitu lebih banyak paralel
lamination meskipun ada juga sumber yang mengatakan bahwa batu ini
berstruktur mud cracks. Komposisi mineralnya umumnya tersusun dari
mineral-mineral lempung, kuarsa, opal, kalsedon, klorit, dan bijih besi.
Shale dibedakan menjadi dua tipe batuan, yaitu batu lanau dan batu
lempung atau serpih. Batu lanau memiliki butiran yang berukuran anara
batu pasir dan batu serpih, sedangkan batu lempung memiliki chiri khas
mudah membelah dan bila dipanasi menjadi plastis.
25
c. Batubara
Coal atau batubara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kompaksi
material yang berasal dari tumbuhan, baik berupa akar, batang, maupun
daun. Teksturnya amorf, berlapis, dan tebal. Komposisinya berupa humus
dan karbon. Warna biasanya coklat kehitaman dan pecahannya bersifat
prismatik. Batu bara terbentuk pada rawa-rawa pada daerah beriklim tropis
yang airnya mengandung sedikit oksigen. Bagian dari tumbuhan jatuh dan
mengendap di dasar rawa semakin lama semakin bertambah dan
terakumulasi. Material tersebut lama-kelamaan terkubur oleh material di
atasnya sehingga tekanannya bertambah dan air keluar, dan kemudian
mengalami kompaksi menjadi batu-bara.
d. Batu Gamping
Batugamping non-klastik, merupakan koloni dari binatang laut antara lain
dari Coelentrata, Moluska, Protozoa dan Foraminifera atau batu gamping ini
sering juga disebut batugamping Koral karena penyusun utamanya adalah
Koral. Batugamping Klastik, merupakan hasil rombakan jenis batugamping
non-klastik melalui proses erosi oleh air, transportasi, sortasi, dan terakhir
sedimentasi.selama proses tersebut banyak mineral-mineral lain yang terikut
yang merupakan pengotor, sehingga sering kita jumpai adanya variasi warna
dari batugamping itu sendiri. Seperti warna putih susu, abu-abu muda, abu-
abu tua, coklat, merah bahkan hitam. Secara kimia batugamping terdiri atas
Kalsium karbonat (CaCO3). Dialam tidak jarang pula dijumpai
batugamping magnesium. Kadar magnesium yang tinggi mengubah
batugamping dolomitan dengan komposisi kimia CaCO3MgCO3
26
2. Apa fungsi log
a. Log SP (Spontaneous Potensial)
Kurva spontaneous potensial (SP) merupakan hasil pencatatan alat
logging karena adanya perbedaan potensial antara elektroda yang bergerak
dalam lubang sumur dengan elektroda tetap di permukaan terhadap
kedalaman lubang sumur. Spontaneous potensial ini merupakan sirkuit
sederhana yang terdiri dari dua buah elektroda dan sebuah galvanometer.
Sebuah elektroda (M) diturunkan kedalam lubang sumur dan elektroda yang
lain (N) ditanamkan di permukaan. Disamping itu masih juga terdapat
sebuah baterai dan sebuah potensiometer untuk mengatur potensial diantara
kedua elektroda tersebut. Bentuk defleksi positif ataupun negatif terjadi
karena adanya perbedaan salinitas antara kandungan dalam batuan dengan
lumpur. Bentuk ini disebabkan oleh karena adanya hubungan antara arus
listrik dengan gaya-gaya elektromagnetik (elektrokimia dan elektrokinetik)
dalam batuan.
SP log berguna untuk mendeteksi lapisan-lapisan yang porous dan
permeabel, menentukan batas-batas lapisan, menentukan harga tahanan air
formasi (Rw) dan dapat juga untuk korelasi batuan dari beberapa sumur di
dekatnya. Defleksi kurva SP selalu dibaca dari shale base line yang mana
bentuk dan besar defleksi tersebut dapat dipengaruhi oleh ketebalan lapisan
batuan formasi, tahanan lapisan batuan, tahanan shale dalam lapisan batuan,
diameter lubang bor, dan invasi air filtrat lumpur. Satuan ukuran dalam
spontaneous potensial adalah millivolt (mv).
27
b. Log GR (Gamma Ray)
Prinsip pengukurannya adalah mendeteksi arus yang ditimbulkan
oleh ionisasi yang terjadi karena adanya interaksi sinar gamma dari formasi
dengan gas ideal yang terdapat didalam kamar ionisasi yang ditempatkan
pada sonde. Besarnya arus yang diberikan sebanding dengan intensitas sinar
gamma yang bersangkutan. Didalam formasi hampir semua batuan sedimen
mempunyai sifat radioaktif yang tinggi, terutama terkonsentrasi pada
mineral clay. Formasi yang bersih (clean formasi) biasanya mengandung
sifat radioaktif yang kecil, kecuali lapisan tersebut mengandung mineral-
mineral tertentu yang bersifat radioaktif atau lapisan berisi air asin yang
mengandung garam-garam potassium yang terlarutkan (sangat jarang),
sehingga harga sinar gamma akan tinggi. Dengan adanya perbedaan sifat
radioaktif dari setiap batuan, maka dapat digunakan untuk membedakan
jenis batuan yang terdapat pada suatu formasi. Selain itu pada formasi shaly
sand, sifat radioaktif ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kadar
kandungan clay yang dapat berkaitan dengan penilaian produktif suatu
lapisan berdasarkan intrepretasi data logging. Besarnya volume shale
dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
GRlog GRmin
Vsh
GRmax GRmin
28
GRmin = hasil pembacaan GR log maksimal pada lapisan non shale
c. Resistivity log
Resistivity Log adalah suatu alat yang dapat mengukur tahanan
batuan formasi beserta isinya, yang mana tahanan ini tergantung pada
porositas efektif, salinitas air formasi, dan banyaknya hidrokarbon dalam
pori-pori batuan. Gambar resistivity log dapat dilihat pada di bawah
29
Prinsip kerja dari neutron log adalah sebagai berikut, energi tinggi
dari neutron dipancarkan secara kontinyu dari sebuah sumber radioaktif
yang ditempatkan didalam sonde logging yang diletakkan pada jarak
spacing pendek sekitar 10-18 inch dari detektor gamma ray. Pada operasi
logging, neutron meninggalkan sumbernya dengan energi tinggi, tetapi
dengan cepat akan berkurang karena bertumbukan dengan inti-inti elemen
didalam formasi. Semua inti-inti elemen turut serta dalam pengurangan
energi ini, tetapi yang paling dominan adalah atom dengan massa atom yang
sama dengan neutron yaitu hidrogen. Setelah energi neutron banyak
berkurang kemudian neutron tersebut akan menyebar didalam formasi tanpa
kehilangan energi lagi sampai tertangkap dan terintegrasi dengan inti-inti
elemen batuan formasi, seperti klorine dan silikon. Inti-inti ini akan
terangsang untuk memancarkan sinar gamma. Kemudian detektor sinar
gamma akan merekam radiasi sinar gamma tersebut.
Tujuan utama dari density log adalah menentukan porositas dengan
mengukur density bulk batuan, disamping itu dapat juga digunakan untuk
mendeteksi adanya hidrokarbon atau air, digunakan besama-sama dengan
neutron log, juga menentukan densitas hidrokarbon (ρh) dan membantu
didalam evaluasi lapisan shaly.
Prinsip kerja density log adalah dengan jalan memancarkan sinar
gamma dari sumber radiasi sinar gamma yang diletakkan pada dinding
lubang bor. Pada saat sinar gamma menembus batuan, sinar tersebut akan
bertumbukkan dengan elektron pada batuan tersebut, yang mengakibatkan
sinar gamma akan kehilangan sebagian dari energinya dan yang sebagian
30
lagi akan dipantulkan kembali, yang kemudian akan ditangkap oleh detektor
yang diletakkan diatas sumber radiasi. Intensitas sinar gamma yang
dipantulkan tergantung dari densitas batuan formasi. Skema rangkaian dasar
density log dapat dilihat pada gambar di bawah
31
energi neutron banyak berkurang kemudian neutron tersebut akan menyebar
didalam formasi tanpa kehilangan energi lagi sampai tertangkap dan terintegrasi
dengan inti-inti elemen batuan formasi, seperti klorine dan silikon. Inti-inti ini
akan terangsang untuk memancarkan sinar gamma. Kemudian detektor sinar
gamma akan merekam radiasi sinar gamma tersebut.
Chart log GR apabila bertemu dengan lapisan shale maka akan terbentuk
separasi positif atau kekanan. Hal ini terjadi karena shale memiliki kandungan
unsur radioaktif.
Chart Log sp akan cenderung lurus atau tidak ada defleksi apabila
menembus zona impermeable atau shale.
32
6. Bagaimana penampakan (chart) Log Resistivity jika merekam
Hidrokarbon ?
Chart log resistivity separasinya akan cenderung sedang sampai besar jika
bertemu dengan batuan yang mengandung hidrokarbon.
Chart log density apabila bertemu batu pasir atau sandstone maka akan
membentuk crossover dengan log neutron.
33
Chart log density cenderung sangat tinggi saat bertemu batu gampng atau
limestone.
34