Anda di halaman 1dari 34

1.

Soal : Sebutkan pembagian reservoir berdasarkan


A. fasa
a. Undersaturated : adalah reservoir yang mempunyai tekanan awal reservoir
lebih besar dari tekanan saturasi (Pi>Pb). Kondisi undersaturated reservoir
dapat menjadi saturated reservoir apabila penurunan tekanan melewati tekanan
saturasi (bubble point pressure) sehingga di dalam reservoir akan terbentuk gas
cap. Namun, tidak semua akan mengalami perubahan fasa dari kondisi
saturated. Hal ini bergantung pada komposisi penyusun fluida hidrokarbon.
b. Saturated : adalah reservoir yang mempunyai tekanan reservoir lebih kecil atau
di bawah tekanan bubble point-nya (Pi<Pb). Pada suatu keadaan menunjukkan
kondisi saturated reservoir dimana reservoir memiliki fasa gas bebas, fasa
minyak, dan fasa air. Baik gas terlarut ataupun gas cap keduanya merupakan
sumber tenaga reservoir yang berfungsi sebagai tenaga dorong minyak dari
dalam reservoir ke atas permukaan.
c. Reservoir Kondensat : kondesat ini sekitar 25 % fluida produksi tetap sebagai
cairan di permukaan. Cairan yang diproduksikan dari campuran hidrokarbon
ini disebut gas kondensat. Gas kondensat mengandung senyawa-senyawa
hidrokarbon berat lebih sedikit daripada senyawa-senyawa ringannya, dan
mengandung senyawa-senyawa hidrokarbon ringan relatif lebih banyak
daripada minyak ringan, sehingga temperatur kritik fluidanya lebih kecil dari
temperatur kritik minyak ringan.

1
Ciri-ciri reservoir gas kondensat, antara lain :
1. Temperatur reservoir lebih besar dari temperatur kritik, tetapi lebih kecil
dari temperatur krikondenterm fluida hidrokarbonnya.
2. Fluida hidrokarbon yang keluar dari separator terdiri atas ± 25 % mol
cairan dan ± 75 % mol gas.
3. Cairan hidrokarbon dari separator mempunyai gravity ± 60 0API.
4. GOR produksi dapat mencapai ± 70,000 scf/stb.
5. Warna cairan yang terproduksi adalah terang atau jernih seperti air.
Berdasarkan Gambar di samping dapat dijelaskan bahwa pada titik A’,
reservoir hanya terdiri dari satu fasa dan dengan turunnya tekanan reservoir
selama produksi berlangsung, terjadi kondensasi retrograde dalam reservoir.
Pada titik A (titik embun), cairan mulai terbentuk dan dengan turunnya tekanan
dari titik B ke titik C, jumlah cairan dalam reservoir bertambah. Pada titik C ini
masih terdapat cairan yang bisa terjadi. Penurunan selanjutnya menyebabkan
cairan menguap.
d. Gas Basah : Secara Normal reservoir gas basah akan mengandung komponen
(fraksi) berat lebih besar dibandingkan reservoir gas kering sehingga akan
menghasilkan diagram fasa yang lebih besar dan menggeser titik kritis pada
temperatur yang lebih tinggi, seperti ditunjukkan pada Gambar di bawah. Dari
gambar tersebut terlihat bahwa fluida yang mengisi reservoir gas basah pada
setiap saat akan berbentuk fasa tunggal. Pada kondisi separator, reservoir gas
basah ini akan ditunjukkan oleh adanya daerah dua fasa dimana cairan yang
dihasilkan merupakan hasil kondensasi yang terjadi di separator.

2
Perlu diperhatikan bahwa didalam reservoir gas basah tidak akan terjadi
kondensasi retrograde isothermal selama proses penurunan tekanan, cairan
yang terbentuk dalam separator dalam jumlah yang sedikit dan komponen berat
yang terdapat dalam campuran relatif kecil. Dalam reservoir gas basah
biasanya ditunjukkan oleh GOR antara 6000 sampai 10000 cuft/bbl dengan
derajat gravity lebih besar dari 600 API.
e. Gas Kering : Suatu reservoir gas kering akan mengandung fraksi ringan seperti
methana dan ethana dalam jumlah banyak serta sedikit fraksi yang lebih berat.
Jenis diagram fasa dari reservoir gas kering serta kondisi operasinya dapat
ditunjukkan dalam gambar Gambar di bawah. Pada Gambar ditunjukkan
bahwa baik kondisi separator maupun kondisi reservoirnya akan tetap pada
daerah fasa tunggal. Untuk reservoir gas kering ini tidak akan dijumpai adanya
hidrokarbon cair akibat adanya proses penurunan tekanan dan temperatur, baik
pada kondisi di permukaan maupun di reservoir. Istilah kering disini diartikan
bebas dari hidrokarbon cair kecuali air formasi.

3
Ciri-ciri khas reservoir gas kering adalah :
1. Pada kondisi reservoir awal, temperaturnya selalu berada di atas
cricondenterm.
2. Gas deviation factor (z) bervariasi antara 0,7 sampai 1,20; harga 1,0
menyatakan gas ideal.
3. Sifat-sifat gas kering yang terpenting adalah faktor volume formasi gas,
gravity gas, kekentalan gas dan kompresibilitas gas.
4. Gas kering ini berbeda dengan gas basah ataupun gas kondensat,
terutama dalam kandungan komponen cairnya.

4
B. Berdasarkan Perangkap
a. Perangkap Stratigrafi
Jenis perangkap stratigrafi dipengaruhi oleh variasi perlapisan secara
vertikal dan lateral, perubahan facies batuan dan ketidakselarasan dan variasi
lateral dalam litologi pada suatu lapisan reservoar dalam perpindahan minyak
bumi. Prinsip dalam perangkap stratigrafi adalah minyak dan gas bumi
terperangkap dalam perjalanan ke atas kemudian terhalang dari segala arah
terutama dari bagian atas dan pinggir, hal ini dikarenakan batuan reservoar
telah menghilang atau berubah fasies menjadi batu lain sehingga merupakan
penghalang permeabilitas (Koesoemadinata, 1980, dengan modifikasinya). Dan
jebakan stratigrafi tidak berasosiasi dengan ketidakselarasan
seperti Channels, Barrier Bar, danReef, namun berasosiasi dengan
ketidakselarasan seperti Onlap Pinchouts, dan Truncations.

Pada perangkap stratigrafi ini, berasal dari lapisan reservoar tersebut, atau
ketika terjadi perubahan permeabilitas pada lapisan reservoar itu sendiri. Pada
salah satu tipe jebakan stratigrafi, pada horizontal, lapisan impermeabel
memotong lapisan yang bengkok pada batuan yang memiliki kandungan
minyak. Terkadang terpotong pada lapisan yang tidak dapat ditembus,
atau Pinches, pada formasi yang memiliki kandungan minyak. Pada perangkap
stratigrafi yang lain berupa Lens-shaped. Pada perangkap ini, lapisan yang
tidak dapat ditembus ini mengelilingi batuan yang memiliki kandungan

5
hidrokarbon. Pada tipe yang lain, terjadi perubahan permeabilitas dan porositas
pada reservoar itu sendiri. Pada reservoar yang telah mencapai puncaknya yang
tidak sarang dan impermeabel, yang dimana pada bagian bawahnya sarang dan
permeabel serta terdapat hidrokarbon.
Pada bagian yang lain menerangkan bahwa minyak bumi terperangkap
pada reservoar itu sendiri yang Cut Off up-dip, dan mencegah migrasi lanjutan,
sehingga tidak adanya pengatur struktur yang dibutuhkan. Variasi ukuran dan
bentuk perangkap yang demikian mahabesar, untuk memperpanjang pantulan
lingkungan pembatas pada batuan reservoar terendapkan.

6
7
b. Perangkap Struktural
Jenis perangkap selanjutnya adalah perangkap struktural, perangkap ini
Jebakan tipe struktural ini banyak dipengaruhi oleh kejadian deformasi
perlapisan dengan terbentuknya struktur lipatan dan patahan yang merupakan
respon dari kejadian tektonik dan merupakan perangkap yang paling asli dan
perangkap yang paling penting, pada bagian ini berbagai unsur perangkap yang
membentuk lapisan penyekat dan lapisan reservoar sehingga dapat menangkap
minyak, disebabkan oleh gejala tektonik atau struktur seperti pelipatan dan
patahan (Koesoemadinata, 1980, dengan modifikasinya).

 Jebakan Patahan
Jebakan patahan merupakan patahan yang terhenti pada lapisan batuan.
Jebakan ini terjadi bersama dalam sebuah formasi dalam bagian patahan
yang bergerak, kemudian gerakan pada formasi ini berhenti dan pada saat
yang bersamaan minyak bumi mengalami migrasi dan terjebak pada daerah
patahan tersebut, lalu sering kali pada formasi yang impermeabel yang pada
satu sisinya berhadapan dengan pergerakan patahan yang bersifat sarang dan
formasi yang permeabel pada sisi yang lain. Kemudian, minyak bumi
bermigrasi pada formasi yang sarang dan permeabel. Minyak dan gas disini
sudah terperangkap karena lapisan tidak dapat ditembus pada daerah
jebakan patahan ini.

8
 Jebakan Antiklin
Kemudian, pada jebakan struktural selanjutnya, yaitu jebakan antiklin,
jebakan yang antiklinnya melipat ke atas pada lapisan batuan, yang
memiliki bentuk menyerupai kubah pada bangunan. Minyak dan gas bumi
bermigrasi pada lipatan yang sarang dan pada lapisan yang permeabel, serta
naik pada puncak lipatan. Disini, minyak dan gas sudah terjebak karena
lapisan yang diatasnya merupakan batuan impermeabel.

 Jebakan Struktural lainnya


Contoh dari perangkap struktur yang lain adalah Tilted fault blocks in
an extensional regime, marupakan jebakan yang bearasal dari Seal yang
berada diatas Mudstone dan memotong patahan yang sejajar Mudstone.
Kemudian, Rollover anticline on thrust, adalah jebakan yang minyak bumi
berada pada Hanging Wall dan Footwall. Lalu, Seal yang posisinya lateral
pada diapir dan menutup rapat jebakan yang berada diatasnya.

9
c. Perangkap Kombinasi
merupakan gabungan dari jebakan struktural maupun stratigrafi yang ada
bersamaan sehingga minyak bumi bisa terakumulasi. Misalnya setelah ada lipatan
antiklin dan di atasnya terdiri dari lapisan impermeabel seperti limestone, sehingga
reservoar minyak bumi bisa terjebak

10
C. Berdasarkan Mekanisme Pendorong
jenis-jenis reservoir berdasarkan mekanisme pendorongnya dibedakan menjadi :

a. Depletion Drive Reservoir

Reservoir dengan jenis mekanisme pendorong depletion drive memiliki


karakteristik, yaitu :
 Penurunan tekanan reservoir yang cepat seiring berjalannya waktu produksi.
 Tidak ada fluida ekstra atau tudung gas yang akan menempati ruang pori
yang ditinggalkan oleh minyak.
 Tidak ada water drive, sehingga sedikit atau bahkan tidak ada air yang
diproduksi bersama minyak selama umur produksi.
 Productivity Index juga turun dengan cepat.
 Gas Oil Ratio mula-mula rendah, seiring waktu produksi GOR naik dengan
cepat akibat terbebaskannya sejumlah gas dari minyak sampai maksimum,
kemudian setelah selang waktu tertentu turun akibat adanya ekspansi gas
dalam reservoir.
 Recovery faktor rendah. Produksi minyak dengan solution gas drive
biasanya merupakan recovery yang tidak efisien, harga RF berkisar 5 % - 30
%.

11
b. Gas Cap Drive Reservoir

Reservoir gas cap drive memiliki karakteristik, yaitu :


 Penurunan tekanan relatif cepat seiring waktu produksi serta tidak adanya
fluida ekstra atau tudung gas bebas yang akan menempati ruang pori yang
dikosongkan oleh minyak yang diproduksi.
 Seiring dengan waktu produksi, GOR naik dengan cepat hingga maksimum
kemudian turun secara kontinyu.
 Produksi air sangat kecil bahkan diabaikan.
 Recovery sekitar 20 - 40 %.
 Kumulatif produksi minyak mengalami penurunan dengan bertambahnya
waktu produksi.

c. Water Drive Reservoir

12
Reservoir dengan jenis mekanisme pendorong water drive memiliki karakteristik,
yaitu :
 Penurunan tekanan terhadap waktu sangat pelan atau relatif stabil.
Penurunan tekanan yang kecil pada reservoir adalah karena volume
produksi yang ditinggalkan langsung digantikan oleh sejumlah air yang
masuk ke zone minyak.
 Perubahan GOR selama produksi kecil, sehingga dapat dikatakan bahwa
GOR reservoir adalah konstan terhadap waktu.
 Dengan bertambahnya waktu produksi harga WOR naik tajam karena
mobilitas air yang besar.
 Perolehan minyak bisa mencapai 35%-75%.

d. Segregation Drive Reservoir

Karakteristik gravity drainage drive reservoir, yaitu :


 Penurunan tekanan terhadap waktu kurang tajam dibandingkan dengan
depletion drive.
 Kenaikkan GOR cukup cepat, hal ini disebabkan karena mobilitas gas yang
lebih lebih besar dari mobilitas minyak sehingga produksi gas naik naik
dengan cepat seiring berjalannya waktu produksi.
 Produksi air dianggap tidak ada atau diabaikan.

13
e. Combination Drive Reservoir

Suatu reservoir dengan jenis mekanisme pendorong combination drive memiliki


karakteristik, yaitu :
 Penurunan tekanan terhadap waktu relatif cepat, karena perembesan air dan
pengembangan gas tidak cukup untuk mempertahankan tekanan reservoir.
 Perembesan air secara perlahan masuk dari bagian bawah reservoir,
dampaknya WOR akan naik.
 Apabila terdapat gas cap maka akan meningkatkan kenaikkan GOR.
 Recovery faktor lebih besar daripada depletion drive, tetapi lebih rendah
dari water drive dan gas cap drive

14
2. Mengapa dalam persamaan darcy (-)
Prinsip yang mengatur bagaimana cairan begerak di bawah permukaan disebut
Hukum Darcy. Hukum Darcy adalah persamaan yang mendefinisikan
kemampuan suatu fluida mengalir melalui media berpori seperti batu. Hukum
Darcy juga dapat dikatakan sebagai jumlah volume fluida yang mengalir dalam
suatu akuifer adalah hasil kali dari antar kecepatan dan luas penampang yang
dialiri fluida tersebut. Definisi kuantitatif permeabilitas pertama-tama
dikembangkan oleh Henry Darcy (1856) dalam hubungan empiris dengan
bentuk differensial sebagai berikut :
k dP
v x
 dL

Keterangan :
v = kecepatan aliran, cm/sec
 = viskositas fluida yang mengalir, cp
dP/dL = gradien tekanan dalam arah aliran, atm/cm
k = permeabilitas media berpori
Tanda negatif perlu diletakkan agar dapat menunjukkan arah aliran dari
tekanan tinggi ke tekanan rendah. Jika berlaku perubahan dengan tekanan
menjadi negatif (apabila Pa.>Pb) maka aliran tersebut akan menjadi arah ‘x’
positif. Darcy direferensikan untuk campuran sistem unit. Sebuah medium
dengan permeabilitas 1 Darcy memungkinkan aliran 1 cm3/s dari cairan dengan
viskositas 1 cp (1 Mpa.s) di bawah gradien tekanan 1 atm/cm di seluruh luas 1
cm2 sebuah milidarcy (mD) sama dengan 0,001 Darcy.

3. Apa itu IOIP? Dan rumusnya !


IOIP (Initial Oil In Place) : Perkiraan cadangan hidrokarbon dengan
menggunakan metoda volumetrik merupakan salah satu metoda yang paling
sederhana, dimana dilakukan sebelum tahap pengembangan dan data-data yang
dibutuhkan juga belum banyak, hanya data-data geologi serta sebagian data-
data batuan dan fluida reservoir.

15
IOIP digunakan untuk mengetahui

 Cadangan awal direservoir


 Cadangan sisa setelah diproduksikan.

Persamaan untuk menghitung initial oil in place adalah

Ni : Initial Oil in Place, STB


Vb : bulk volume batuan reservoir, acre-feet
Ø : porositas batuan, fraksi
Swi : saturasi air formasi mula mula, fraksi
Boi : faktor volume formasi minyak mula mula, bbl/ STB
7758 : faktor konversi, bbl/ acre-feet

4. Apa itu Np, N, Rf ?


 Np adalah jumlah dari kumulatif produksi minyak dinyatakan dalam Stock
Tank Barrel.
 N adalah merupakan jumlah hidrokarbon yangditemukan dalam batuan
reservoir dan hidrokarbon yang diproduksikan. Jumlah minyak yang dapat
diproduksi sampai batas ekonominya disebut Ultimate Recovery
 Rf adalah Recovery Factor, merupakan angka perbandingan
antarahidrokarbon yang dapat diproduksikan dengan jumlah minyak mula-
mula dalam reservoir. Recovery factor dipengaruhi oleh mekanisme
pendorong, sifat fisik batuan dan fluida reservoir tersebut.

5. Apa itu Sor, Kro, Kabsolute, Ø eff ?


 Sor (Saturation Oil Residual), didefinisikan sebagai perbandingan antara
volume pori-pori batuan yang ditempati oleh suatu fluida minyak residual
tertentu dengan volume pori-pori total pada suatu batuan berpori.

16
 Kro (Permeabilitas Relatif Oil), didefinisikan merupakan perbandingan
antara permeabilitas efektif oil dengan permeabilitas absolut oil.
 Permeabilitas absolut, adalah yaitu dimana fluida yang mengalir melalui
media berpori tersebut hanya satu fasa, misalnya hanya minyak atau gas
saja.
 Porositas efektif, adalah perbandingan antara volume pori-pori yang saling
berhubungan terhadap volume batuan total (bulk volume) yang dinyatakan
dalam persen.
volume pori yang berhubunga n
  100%
bulk volume

6. Cara menghitung cadangan yaitu :


Cadangan adalah kuantitas (jumlah volume) minyak dan gas yang dapat
diperoleh atau diproduksikan secara komersial. Beberapa metode perhitungan
cadangan diperoleh berdasarkan ketersediaan data, waktu dan dana. Metode
perhitungan cadangan migas adalah sebagai berikut :
 Metode Analogi, Perhitungan cadangan dengan metode ini dilakukan
apabila data yang tersedia sangat minim melalui data yang diperoleh
sebelum eksplorasi. Metode volumetrik menggunakan ukuran reservoir,
sifat fluida reservoir dan sifat petrofisik batuan dalam penentuan cadangan.
Metode analogi dapat digunakan untuk perhitungan cadangan dan
keekonomian sebelum eksplorasi lapangan migas. Persamaan untuk
menentukan cadangan metode ini menggunakan BAF (Barrels per Acre
Foot)

BAF = 7758 x Ø x (1-Swi) x RF / Boi

Ø : porositas batuan ( % )

Swi : initial water saturation / saturasi air awal (%)

17
RF : recovery factor / faktor perolehan (%)

Boi : Faktor Volume Formasi minyak awal (rb/stb)

 Metode volumetric, digunakan untuk menghitung cadangan migas di suatu


lapangan yang datanya belum tersedia dengan lengkap. Perhitungan
cadangan secara volumetris dapat digunakan untuk mengetahui besarnya
initial hydrocarbon in place, ultimate recovery dan recovery factor.

Perhitungan initial gas in place IGIP = 43560 x A x h x Φ x (1-Swi) /


Bgi,

Perhitungan Initial Oil In Place (IOIP) = 7758 x A x h x Φ x (1-Swi) /


Boi

 Decline curve, Secara alamiah, laju produksi akan mengalami penurunan


sejalan dengan waktu. Decline curve merupakan suatu metoda yang
menggambarkan penurunan kondisi reservoir dan produksinya terhadap
waktu. Pada prinsipnya, metoda decline curve adalah membuat grafik
hubungan antara laju produksi terhadap waktu atau laju produksi terhadap
produksi kumulatif, seperti yang terlihat pada gmbar dibawah ini.

 Metoda material balance dapat digunakan untuk memperkirakan besar


cadangan reservoir, dimana data-data produksi yang diperoleh sudah cukup
banyak. Prinsip dari metoda material balance ini didasarkan pada prinsip

18
kesetimbangan volumetrik yang menyatakan bahwa, apabila volume suatu
reservoir konstan, maka jumlah aljabar dari perubahan-perubahan volume
minyak, gas bebas dan air dalam reservoir harus sama dengan nol.
Persamaan umum material balance untuk menghitung cadangan adalah
sebagai berikut:
Np +[Bt +(Rp − Rsi )]−(We − Wp Bw )
N= mBti
Bt − Bti + (Bg − Bgi )
Bgi

 Simulasi Reservoir adalah proses pemanfaatan model buatan yang dibuat


untuk mewakili karakteristik reservoir, dengan tujuan untuk mempelajari,
mengetahui ataupun memperkirakan kelakuan dan kinerja aliran fluida pada
reservoir tersebut. Terdapat beberapa macam metode yang dapat digunakan
dalam pembuatan tiruan sistem tersebut, yang biasa disebut sebagai model.
Jenis model yang dapat digunakan pada simulasi adalah model analog,
model fisik, dan model matematik.

7. Rs? Bo? Jika harganya <1 atau >1?


 Faktor volume formasi minyak (Bo) didefinisikan sebagai volume minyak
dalam barrel pada kondisi standar yang ditempati oleh satu stock tank barrel
minyak termasuk gas yang terlarut. Atau dengan kata lain sebagai
perbandingan antara volume minyak termasuk gas yang terlarut pada
kondisi reservoir dengan volume minyak pada kondisi standard (14,7 psi, 60
F). Satuan yang digunakan adalah bbl/stb. Perhitungan Bo secara empiris
(Standing) dinyatakan dengan persamaan :
Bo = 0.972 + (0.000147 . F 1.175)

 g 
F  R s .   1.25 T

 o 

Keterangan :
Rs = kelarutan gas dalam minyak, scf/stb
o = specific gravity minyak, lb/cuft

19
g = specific gravity gas, lb/cuft
T = temperatur, oF.

Perubahan Bo terhadap tekanan untuk minyak mentah jenuh ditunjukkan


oleh Gambar 2.28. Tekanan reservoir awal adalah Pi dan harga awal faktor
volume formasi adalah Boi. Dengan turunnya tekanan reservoir dibawah
tekanan buble point, maka gas akan keluar dan Bo akan turun.
Formation - Volume Fac tor, Bo

Bob

Pb
1
0 Reservoir pressure, psia

 Kelarutan gas (Rs) adalah banyaknya SCF gas yang terlarut dalam satu STB
minyak pada kondisi standar 14,7 psi dan 60 F, ketika minyak dan gas
masih berada dalam tekanan dan temperatur reservoir.

Pada grafik hubungan antara tekanan dan kelarutan gas dalam minyak (Rs),
bila temperatur dianggap tetap maka Rs akan naik bila tekanan naik, kecuali
jika tekanan gelembung telah terlewati, maka harga Rs akan konstan untuk
minyak tidak jenuh.

20
8. 1 Psi = 0,0689476 Bar
1 Psi = 0,070307 Kg/cm2

9. Batuan reservoir, batuan induk, batuan penutup?

 Batuan reservoir : umumnya terdiri dari batuan sedimen, yang berupa


batupasir dan karbonat (sedimen klastik) serta batuan shale (sedimen non-
klastik) atau kadang-kadang volkanik. Masing-masing batuan tersebut
mempunyai komposisi kimia yang berbeda, demikian juga dengan sifat
fisiknya. Komponen penyusun batuan serta macam batuannya dapat dilihat
pada Gambar di bawah.

21
 Btuan Induk/ Sources rock : endapan sedimen yang mengandung bahan -
bahan organik yang cukup untuk dapat menghasilkan minyak dan gas bumi
ketika endapan tersebut tertimbun dan terpanaskan, dan dapat mengeluarkan
minyak dan gas bumi tersebut dalam jumlah yang ekonomis.
 Batuan Penutup : Batuan penutup (cap rock) merupakan batuan yang
memiliki porositas dan permeabilitas yang rendah, sehingga mampu
menghambat hidrokarbon dalam reservoar untuk berpindah/bermigrasi.
Dengan adanya batuan penutup, maka hidrokarbon akan tetap berada dalam
batuan reservoar. Batuan penutup memiliki efektivitas yang dipengaruhi
oleh beberapa faktor, seperti litologi, ductility (mudah diubah), ketebalan,
kemenerusan secara lateral, dan kedalaman lapisan batuan penutup. Pada
umumnya, litologi yang efektif untuk menjadi batuan petutup adalah batuan
klastik berbutir halus, dan batuan evaporit. Pada daerah yang mendapat
pengaruh proses tektonik kuat, ductilitty menjadi penting, dimana garam
(salt) dan anhidit, dan serpih kaya organik (organic-rich shale) bisa
begitu ductile.

10. Jelaskan proses migrasi Hidrokarbon !


Migrasi merupakan proses perpindahan hidrokarbon dari satu tempat ke tempat
lain. Migrasi di pengaruhi oleh besarnya gaya apung atau buoyancy. Lawan dari

22
gaya apung sendiri adalah kapilaritas atau gaya isap. Jika gaya kapilaritas lebih
besar dari pada gaya apung makan tidak akan terjadi migrasi. Migrasi dibagi
menjadi 3 macam. yaitu :
1. Migrasi primer yaitu perpindahan hidrokarbon dari source rock ke karier
bed. Migrasi primer berjalan lambat karena minyak bumi harus cukup untuk
keluar dari batuan induk yang memiliki permeabilitas matrik yang rendah.
Migrasi primer berakhir ketika hidrokarbon telah mencapai “permeable
conduit” atau “carrier bed” untuk terjadinya migrasi sekunder
2. Migrasi sekunder yaitu perpindahan hidrokarbon dari carier bed ke jebakan
atau trap. Problem yang sering dihadapi adalah pore throat lebih kecil
dibanding oil stringers, karenanya oil stringrs akan tertahan. untuk dapat
bergerak, maka “bouyancy” >>> “capillary-entry pressure (setelah
akumulasi tercapai). Jika capillary-entry pressur >>> buoyancy, maka
migrasi sekunder .Akan terhenti hingga capillary-entry presure tereduksi
dan Buoyant force meningkat
3. Migrasi tersier terjadi jika ada kebocoran (leakage) pada cap rocks yang
menutupi reservoir. Cap rocks dengan pori-pori yang lebih kecil dari batuan
dibawahnya, mampu menahan pergerakan naik dari minyak bumi. Pengisian
yang progresif menyebabkan akumulasi meningkat, dapat menyebabkan
bouyancy >>> capillary-entry pressure Fractures dan faults dapat
menyebabkan kebocoran.

11. Kapan Hidrokarbon pertama dibor di Kalimantan (Balikpapan) ?


Sejarah ditemukannya hidrokarbon pertama kali di Kalimantan Timur yaitu di
Balikpapan yang tercatat telah dimulai jauh sebelum Kemerdekaan Indonesia
yaitu pada masa pemerintah Kolonial Belanda masih berkuasa, pada tanggal 10
Februari 1897 dilakukan pengeboran untuk eksplorasi yang pertama di kota
Balikpapan. Hampir satu tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 15 April 1898
Nedelandsch Indisch Indusrie en Handel Maatschappij (NIIHM) mulai
melakukan pengeboran di konsesi Mathilde dan menemukan minyak pada

23
kedalaman 180 m dan pada tahun 1898 produksi tahuan NIIHM mencapai
32,618 barrel minyak mentah yang berasal dari konsesi louise dan mathilde.
Dengan dibangunnya kilang minyak di kota Balikpapan, menjadikan kota
Balikpapan sebagai pusat penyulingan minyak mentah di Kalimantan tenggara
(dengan lahan konsesi mathilde, Nonny dan Lousie) Pada masa itu, baik minyak
yang telah diolah maupun minyak mentah mampu memberikan kontribusi rata-
rata lebih dari 50% dari nilai ekspor bagi Kalimantan tenggara. Dalam
kelanjutannya, kedudukan NIIHM digantikan oleh BPM.
BPM adalah anak perusahaan dari Royal Dutch Sell, Pada tahun 1912 BPM
memperoleh konsesi baru baru di wilayah Balikpapan yaitu Konsesi Batakan,
Konsesi Manggar, Konsesi Manggar II dan Konsesi Teritip. Penambahan
tersebut membuat BPM menguasi hampir seluruh kota Balikpapan dan
memiliki wewenang dalam mengatur pola pembangunan infrastruktur fisik kota
Balikpapan seperti wilayah pemukiman, ruas jalan, jalur pipa minyak, dan jalur
komunikasi. Pengaturan tersebut pada dasarnya ditujukan untuk mendukunng
kepentingan pengembangan industri minyak di area teluk Balikpapan. Hal ini
juga berdampak dalam pembentukan tatanan awal fisik dari Kota Balikpapan.

24
PENILAIAN FORMASI

1. Jelaskan dan gambarkan simbolnya :


a. Sandstone
Batupasir adalah suatu batuan sedimen bertekstur clastic yang dimana
partikel penyusunya kebanyakan berupa butiran berukuran pasir.
Kebanyakan batupasir dibentuk dari butiran-butiran yang terbawa oleh
bergerakan air, seperti ombak pada suatu pantai atau saluran di suatu sungai.
Butirannya secara khas di semen bersama-sama oleh tanah kerikil atau kalsit
untuk membentuk batu batupasir tersebut. Batupasir paling umum terdiri
atas butir kwarsa sebab kwarsa adalah suatu mineral yang umum yang
bersifat menentang laju arus.

b. Shale
Shale adalah batuan sedimen yang bertekstur klastik dimana teksturnya ini
halus dengan ukuran butir 1/16 hingga 1/256 milimeter. Struktu batuan ini
adalah non stratified namun struktur khususnya yaitu lebih banyak paralel
lamination meskipun ada juga sumber yang mengatakan bahwa batu ini
berstruktur mud cracks. Komposisi mineralnya umumnya tersusun dari
mineral-mineral lempung, kuarsa, opal, kalsedon, klorit, dan bijih besi.
Shale dibedakan menjadi dua tipe batuan, yaitu batu lanau dan batu
lempung atau serpih. Batu lanau memiliki butiran yang berukuran anara
batu pasir dan batu serpih, sedangkan batu lempung memiliki chiri khas
mudah membelah dan bila dipanasi menjadi plastis.

25
c. Batubara
Coal atau batubara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kompaksi
material yang berasal dari tumbuhan, baik berupa akar, batang, maupun
daun. Teksturnya amorf, berlapis, dan tebal. Komposisinya berupa humus
dan karbon. Warna biasanya coklat kehitaman dan pecahannya bersifat
prismatik. Batu bara terbentuk pada rawa-rawa pada daerah beriklim tropis
yang airnya mengandung sedikit oksigen. Bagian dari tumbuhan jatuh dan
mengendap di dasar rawa semakin lama semakin bertambah dan
terakumulasi. Material tersebut lama-kelamaan terkubur oleh material di
atasnya sehingga tekanannya bertambah dan air keluar, dan kemudian
mengalami kompaksi menjadi batu-bara.

d. Batu Gamping
Batugamping non-klastik, merupakan koloni dari binatang laut antara lain
dari Coelentrata, Moluska, Protozoa dan Foraminifera atau batu gamping ini
sering juga disebut batugamping Koral karena penyusun utamanya adalah
Koral. Batugamping Klastik, merupakan hasil rombakan jenis batugamping
non-klastik melalui proses erosi oleh air, transportasi, sortasi, dan terakhir
sedimentasi.selama proses tersebut banyak mineral-mineral lain yang terikut
yang merupakan pengotor, sehingga sering kita jumpai adanya variasi warna
dari batugamping itu sendiri. Seperti warna putih susu, abu-abu muda, abu-
abu tua, coklat, merah bahkan hitam. Secara kimia batugamping terdiri atas
Kalsium karbonat (CaCO3). Dialam tidak jarang pula dijumpai
batugamping magnesium. Kadar magnesium yang tinggi mengubah
batugamping dolomitan dengan komposisi kimia CaCO3MgCO3

26
2. Apa fungsi log
a. Log SP (Spontaneous Potensial)
Kurva spontaneous potensial (SP) merupakan hasil pencatatan alat
logging karena adanya perbedaan potensial antara elektroda yang bergerak
dalam lubang sumur dengan elektroda tetap di permukaan terhadap
kedalaman lubang sumur. Spontaneous potensial ini merupakan sirkuit
sederhana yang terdiri dari dua buah elektroda dan sebuah galvanometer.
Sebuah elektroda (M) diturunkan kedalam lubang sumur dan elektroda yang
lain (N) ditanamkan di permukaan. Disamping itu masih juga terdapat
sebuah baterai dan sebuah potensiometer untuk mengatur potensial diantara
kedua elektroda tersebut. Bentuk defleksi positif ataupun negatif terjadi
karena adanya perbedaan salinitas antara kandungan dalam batuan dengan
lumpur. Bentuk ini disebabkan oleh karena adanya hubungan antara arus
listrik dengan gaya-gaya elektromagnetik (elektrokimia dan elektrokinetik)
dalam batuan.
SP log berguna untuk mendeteksi lapisan-lapisan yang porous dan
permeabel, menentukan batas-batas lapisan, menentukan harga tahanan air
formasi (Rw) dan dapat juga untuk korelasi batuan dari beberapa sumur di
dekatnya. Defleksi kurva SP selalu dibaca dari shale base line yang mana
bentuk dan besar defleksi tersebut dapat dipengaruhi oleh ketebalan lapisan
batuan formasi, tahanan lapisan batuan, tahanan shale dalam lapisan batuan,
diameter lubang bor, dan invasi air filtrat lumpur. Satuan ukuran dalam
spontaneous potensial adalah millivolt (mv).

27
b. Log GR (Gamma Ray)
Prinsip pengukurannya adalah mendeteksi arus yang ditimbulkan
oleh ionisasi yang terjadi karena adanya interaksi sinar gamma dari formasi
dengan gas ideal yang terdapat didalam kamar ionisasi yang ditempatkan
pada sonde. Besarnya arus yang diberikan sebanding dengan intensitas sinar
gamma yang bersangkutan. Didalam formasi hampir semua batuan sedimen
mempunyai sifat radioaktif yang tinggi, terutama terkonsentrasi pada
mineral clay. Formasi yang bersih (clean formasi) biasanya mengandung
sifat radioaktif yang kecil, kecuali lapisan tersebut mengandung mineral-
mineral tertentu yang bersifat radioaktif atau lapisan berisi air asin yang
mengandung garam-garam potassium yang terlarutkan (sangat jarang),
sehingga harga sinar gamma akan tinggi. Dengan adanya perbedaan sifat
radioaktif dari setiap batuan, maka dapat digunakan untuk membedakan
jenis batuan yang terdapat pada suatu formasi. Selain itu pada formasi shaly
sand, sifat radioaktif ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kadar
kandungan clay yang dapat berkaitan dengan penilaian produktif suatu
lapisan berdasarkan intrepretasi data logging. Besarnya volume shale
dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
GRlog  GRmin
Vsh 
GRmax  GRmin

GRlog = hasil pembacaan GR log pada lapisan yang bersangkutan

GRmax = hasil pembacaan GR log maksimal pada lapisan shale

28
GRmin = hasil pembacaan GR log maksimal pada lapisan non shale

c. Resistivity log
Resistivity Log adalah suatu alat yang dapat mengukur tahanan
batuan formasi beserta isinya, yang mana tahanan ini tergantung pada
porositas efektif, salinitas air formasi, dan banyaknya hidrokarbon dalam
pori-pori batuan. Gambar resistivity log dapat dilihat pada di bawah

d. Density Neutron Log


Neutron Log direncanakan untuk menentukan porositas total batuan
tanpa melihat atau memandang apakah pori-pori diisi oleh hidrokarbon
maupun air formasi. Neutron terdapat didalam inti elemen, kecuali
hidrokarbon. Neutron merupakan partikel netral yang mempunyai massa
sama dengan atom hidrogen.

29
Prinsip kerja dari neutron log adalah sebagai berikut, energi tinggi
dari neutron dipancarkan secara kontinyu dari sebuah sumber radioaktif
yang ditempatkan didalam sonde logging yang diletakkan pada jarak
spacing pendek sekitar 10-18 inch dari detektor gamma ray. Pada operasi
logging, neutron meninggalkan sumbernya dengan energi tinggi, tetapi
dengan cepat akan berkurang karena bertumbukan dengan inti-inti elemen
didalam formasi. Semua inti-inti elemen turut serta dalam pengurangan
energi ini, tetapi yang paling dominan adalah atom dengan massa atom yang
sama dengan neutron yaitu hidrogen. Setelah energi neutron banyak
berkurang kemudian neutron tersebut akan menyebar didalam formasi tanpa
kehilangan energi lagi sampai tertangkap dan terintegrasi dengan inti-inti
elemen batuan formasi, seperti klorine dan silikon. Inti-inti ini akan
terangsang untuk memancarkan sinar gamma. Kemudian detektor sinar
gamma akan merekam radiasi sinar gamma tersebut.
Tujuan utama dari density log adalah menentukan porositas dengan
mengukur density bulk batuan, disamping itu dapat juga digunakan untuk
mendeteksi adanya hidrokarbon atau air, digunakan besama-sama dengan
neutron log, juga menentukan densitas hidrokarbon (ρh) dan membantu
didalam evaluasi lapisan shaly.
Prinsip kerja density log adalah dengan jalan memancarkan sinar
gamma dari sumber radiasi sinar gamma yang diletakkan pada dinding
lubang bor. Pada saat sinar gamma menembus batuan, sinar tersebut akan
bertumbukkan dengan elektron pada batuan tersebut, yang mengakibatkan
sinar gamma akan kehilangan sebagian dari energinya dan yang sebagian

30
lagi akan dipantulkan kembali, yang kemudian akan ditangkap oleh detektor
yang diletakkan diatas sumber radiasi. Intensitas sinar gamma yang
dipantulkan tergantung dari densitas batuan formasi. Skema rangkaian dasar
density log dapat dilihat pada gambar di bawah

Sinar gamma yang menyebar dan mencapai detektor dihitung dan


akan menunjukkan besarnya densitas batuan formasi. Formasi dengan
densitas tinggi akan menghasilkan jumlah elektron yang rendah pada
detektor. Densitas elektron merupakan hal yang penting disini, hal ini
disebabkan yang diukur adalah densitas elektron, yaitu jumlah elektron per
cm3. Densitas elektron akan berhubungan dengan densitas batuan
sebenarnya, ρb yang besarnya tergantung pada densitas matrik, porositas dan
densitas fluida yang mengisi pori-porinya. Kondisi penggunaan untuk
density log adalah pada formasi dengan densitas rendah dimana tidak ada
pembatasan penggunaan lumpur bor tetapi tidak dapat digunakan pada
lubang bor yang sudah di casing.

3. Bagaimana cara kerja Log Neutron ?


Prinsip kerja dari neutron log adalah sebagai berikut, energi tinggi dari neutron
dipancarkan secara kontinyu dari sebuah sumber radioaktif yang ditempatkan
didalam sonde logging yang diletakkan pada jarak spacing pendek sekitar 10-18
inch dari detektor gamma ray. Pada operasi logging, neutron meninggalkan
sumbernya dengan energi tinggi, tetapi dengan cepat akan berkurang karena
bertumbukan dengan inti-inti elemen didalam formasi. Semua inti-inti elemen
turut serta dalam pengurangan energi ini, tetapi yang paling dominan adalah
atom dengan massa atom yang sama dengan neutron yaitu hidrogen. Setelah

31
energi neutron banyak berkurang kemudian neutron tersebut akan menyebar
didalam formasi tanpa kehilangan energi lagi sampai tertangkap dan terintegrasi
dengan inti-inti elemen batuan formasi, seperti klorine dan silikon. Inti-inti ini
akan terangsang untuk memancarkan sinar gamma. Kemudian detektor sinar
gamma akan merekam radiasi sinar gamma tersebut.

4. Bagaimana penampakan (chart) Log GR jika merekam batuan shale?

Chart log GR apabila bertemu dengan lapisan shale maka akan terbentuk
separasi positif atau kekanan. Hal ini terjadi karena shale memiliki kandungan
unsur radioaktif.

5. Bagaimana penampakan (chart) Log SP jika merekam batuan shale ?

Chart Log sp akan cenderung lurus atau tidak ada defleksi apabila
menembus zona impermeable atau shale.

32
6. Bagaimana penampakan (chart) Log Resistivity jika merekam
Hidrokarbon ?

Chart log resistivity separasinya akan cenderung sedang sampai besar jika
bertemu dengan batuan yang mengandung hidrokarbon.

7. Bagaimana penampakan (chart) Log Density jika merekam Sandstone dan


Limestone ?

Chart log density apabila bertemu batu pasir atau sandstone maka akan
membentuk crossover dengan log neutron.

33
Chart log density cenderung sangat tinggi saat bertemu batu gampng atau
limestone.

8. Bagaimana penampakan (chart) Log Neutron jika merekam Hidrokarbon


?

Chart log Neutron apabila bertemu Hidrokarbon maka akan membentuk


cross over terhadap log density.

34

Anda mungkin juga menyukai