2010
2010
Lampiran
Keputusan Direktur RSU Nurdin Hamzah
Nomor :
Tanggal : 2019
1. Agar kejadian KLB dapat di kendalikan dan segera di tangani, RSU Nurdin Hamzah perlu
mempunyai sistem pengendalian dan penganan KLB.
2. Untuk mendeteksi secara dini adanya KLB, dilakukan surveilans infeksi di Rumah Sakit,
selain untuk mendeteksi dini, surveilans secara aktif juga bertujuan untuk mencegah supaya
KLB tidak terulang lagi.
3. Surveilans di lakukan oleh IPCN bekerja sama dengan IPCLN. Data yang di dapat dari
surveilans di olah oleh komite PPIRS, disertai analisis, rekomendasi dan tindak lanjut, dan
di gunakan sebagai bahan laporan kepada Direktur Rumak Sakit, dan bahan komunikasi
dengan bagian yang terkait.
4. Kejadian Luar Biasa di tetapkan oleh Direktur berdasarkan pertimbangan komite PPIRS
Rumah Sakit Umum Nurdin Hamzah pada hasil evaluasi Epidemologi kecendrungan
peningkatan angka Infeksi Rumah Sakit (IRS) Secara signifikan selama 3 bulan berturut-
turut. Peningkatan signifikan angka kejadian IRS pada suatu waktu pengamatan tertentu di
waspadai sebagai KLB.
5. Penanganan KLB IRS harus di lakukan dengan segera dan secara terpadu oleh seluruh
unsur yang terkait, di koordinasikan oleh komite PPIRS.Selama terjadi KLB, petugas
ruangan / bagian terkait, kepala bagian dan IPCLN, harus berkoordinasi secara intensif
dengan TIM dan komite PPIRS untuk menangani KLB tersebut.
6. Setelah menerima laporan dengan adanya KLB,komite PPIRS bersama IPCN melakukan
investigasi bersama di tempat terjadinya KLB, meliputi :
a. Mencatat setiap kejadian infeksi di ruangan sesuai prosedur surveilans infeksi Rumah
Sakit.
b. Berkoordinasi dengan IPCLN dan kepala ruangan serta dokter yang bertanggung jawab
menangani pasien, untuk melakukan verifikasi diagnosis infeksi Rumah Sakit,
penegakan Diagnosis RS dan mengkomfirmasi sebagai kasus KLB. Selain itu juga di
lakukan investigasi terhadap kemungkinan penyebarannya, serta aspek lain yang di
perlukan untuk penanggulangan atau memutuskan rantai penularan.
Swab ruang / alat yang di duga terkontaminasi bakteri.
Pengambilan bahan dari berbagai lokasi tersangka sumber infeksi untuk di biakkan
dan antibiogram.
Pemasangan Label di tempat penampungan bahan pemeriksaan laboratorium
pasien penyakit menular.Label di Tulis kan “Awas Bahan Menular”.
Berkoordinasi dengan seluruh personil di bagian terkait untuk memberikan
klarifikasi-klarifikasi perihal terkait dengan KLB, misalnya pelaksanaan prosedur
tetap secara benar.
7. Apabila hasil investigasi menyimpulkan telah terjadi KLB, maka komite PPIRS
menetapkan status siaga bencana KLB dan melaporkan kepada pimpinan RS.
8. Untuk menanggulangi KLB komite PPIRS berkoordinasi dengan kepala bagian medik,
panitia K3 RS, Laboratorium, farmasi, Sanitasi, CSSD, Gizi, Kamar cuci dan bagian yang
terkait lainnya sesuai kebutuhan.
9. Apabila di perlukan pasien kasus KLB di rujuk ke rumah sakit rujukan infeksi yang telah di
tetapkan oleh dinas kesehatan.
10. Agar KLB RS tidak meluas, Komite PPI bersama IPCN dan perawat ruangan melakukan
langkah-langkah pencegahan dan pembatasan dengan cara :
a. Melaksanakan dan mengawasi secara ketat pelaksanaan cuci tangan yang benar dan
tepat.
b. Menggunakan dan mengawasi penggunaan sarung tangan dan APD lain sesuai
indikasi.
c. Melakukan dan mengawasi pembuangan llimbah dengan benar.
d. Melakukan pemisahan pasien terinfeksi,di satukan dengan pasien yang sama-sam
terinfeksi/kohorting dan menentukan staf yang akan memberikan penanganan (di
pisahkan dengan staf lain ).
e. Apabila di perlukan mengusulkan kepada Direktur untuk mengisolasi ruangan atau
mengisolasi pasien bersangkutan yang di anggap tercemar oleh infeksi.
f. Mengawasi ketat penerapan Kewaspadaan standar.
g. Ruangan yang terjadi KLB harus di disinfeksi.Komite PPIRS melakukan dokumentasi
tentang kejadian dan tindakan yang telah di ambil terhadap data atau informasi KLB.
h. Komite PPIRS terus melakukan monitoring dan evaluasi sampai KLB berhasil di atasi.
i. Status KLB wajib di laporkan ke dinas kesehatan setempat.
j. Komite PPI menyatakan bahwa KLB selesai jika dua kali masa inkubasi terpajan tidak
di temukan.