Bagian 3
BATUAN DAN MINERAL
MINERAL
Mineral adalah zat padat anorganik yang mempunyai komposisi
kimia tertentu dengan susunan atom yang teratur, yang terjadi
tidak dengan perantara manusia dan tidak berasal dari tumbuh-
tumbuhan atau hewan, dan dibentuk oleh alam (Warsito
Kusumoyudo, 1986). Sedangkan Kristal adalah zat padat yang
mempunyai bentuk bangun yang beraturan yang terdiri dari atom-
atom dengan susunan yang teratur.
Tabel Perbedaan Antara Mineral dan Kristal
adalah :
Mineral Kristal
a. Terbentuk oleh proses a. Dapat dibentuk oleh
alam. manusia di LAB.
b. Tidak selalu membentuk b. Tidak selalu membentuk
kristal. mineral
2. Sulfida
Galena, Pirit, Kalkopirit, dll.
3. Oksida dan Hidroksida
Korundum, Hematit, Gutit, dll.
4. Halida
Halit, Fluorit, Silvit, dll.
5. Karbonat, Nitrat, Borat, dan Iodat
Kalsit, Aragonit, Dolomit, dll.
6. Sulfat, Khromat, Molibdenat dan Tungstat
Barit, Gipsum, dll.
7. Fosfat, Arsenat, Vanadat
Apatit, dll.
8. Silikat
Kuarsa, Olivin, Feldspar, dll.
2. Warna (Colour)
Cahaya dari suatu mineral yang terlihat dengan mata telanjang.
Warna biasanya bersifat umum.
Contoh : Ortoklas Merah Muda
3. Belahan (Cleavage)
Sifat suatu mineral untuk pecah sepanjang satu atau lebih arah-
arah tertentu dalam bentuk rata (teratur), umumnya sejajar
7. Kekerasan (Hardness)
Kekerasan adalah ukuran daya tahan dari permukaan suatu
mineral terhadap goresan. Kekerasan relatif dari suatu mineral
dapat ditentukan dengan membandingkannya dengan suatu
urutan mineral yang ditetapkan sebagai standar kekerasan
Mohs (1822).
Tabel Alat-Alat Penguji Kekerasan
Kekerasan Mineral
1 Talk
2 Gipsum
3 Kalsit
4 Flourit
5 Apatit
6 Ortoklas
7 Kuarsa
8 Topas
9 Korundum
10 Intan
PENGENALAN BATUAN
Pengertian batuan secara sederhana adalah bahan penyusun kulit
bumi yang terdiri dari kumpulan berbagai material (mineral,
fragmen batuan,cangkang biota,dll), baik oleh satu jenis maupun
berbagai jenis material. Berdasarkan cara terbentuknya batuan di
bumi ini terbagi menjadi 3 jenis batuan yaitu :
a. Batuan Beku
b. Batuan Sedimen
c. Batuan Metamorf (Malihan)
BATUAN BEKU
Catatan : Pernyatan diatas TIDAK BERARTI bahwa untuk kekerasan Kalsit akan dua kali lebih keras dari
Talk dan seterusnya.
Batuan Beku (Igneous Rock) sudah banyak dikenal orang dan
juga sudah sering dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari, dari
hal yang paling sederhana seperti pembuatan jalan sampai ke hal
yang paling rumit seperti pembuatan gedung yang megah. Hanya
sedikit sekali orang yang mengetahui asal kejadian pembentukan
DIFERENSIASI MAGMA
Magma asal dalam proses pembekuannya bergerak ke
permukaan bumi (naik) dan mengalami penurunan temperatur,
secara normal akan terjadi proses-proses :
a. Diferensiasi Kristalisasi
b. Diferensiasi Asimilasi
Magma asal dalam perjalanannya mengalami pembekuan
akan naik dan menerobos batuan sekitarnya, maka dapat
terjadi proses pencampuran (pemakanan) dari batuan samping
kedalam magma asal, sehingga dapat merubah komposisi
magma asal.
N.L. Bowen merupakan seorang ahli yang pertama kali
melakukan penyelidikan terhadap proses kristalisasi magma pada
awal abad ke 20 ini. Hasil penyelidikannya di laboratorium
menunjukan bahwa mineral tertentu akan mengkristal pertama
Mafic Felsic
Olivine Plagioclase
Pyroxene Potassium Feldspar
Amphibole Muscovite
Biotite Quartz
Bentuk intrusi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Bentuk Konkordan
2. Bentuk Diskordan
BENTUK KONKORDAN
Tubuh batuan beku konkordan adalah tubuh batuan yang
mempunyai hubungan struktur batuan intrusi ini dengan batuan
sekelilingnya sedemikian rupa sehingga batas atau bidang
kontaknya sejajar dengan bidang perlapisan batuan sekelilingnya.
Macam-macamnya :
SILL
Sill atau disebut juga sheet biasanya bidang kontaknya sejajar
dengan bidang perlapisan batuan samping, atau secara
sederhana sill adalah tubuh batuan beku yang melembar dan
kedudukannya pararel atau sejajar dengan batuan sekitarnya.
Gambar Sill
Bagian 3 Batuan dan Mineral 33
LACCOLITH
Bentuk ini dihasilkan ketika magma yang menerobos sepanjang
bidang yang lemah dan menyebabkan bentuk kubah (dome)
dengan sudut kemiringan yang merata ke berbagai arah. Tetapi
kadang-kadang bentuknya asimetri. Diameter laccolith dapat
berkisar 2 sampai 4 mil dan kedalamannya dapat mencapai ribuan
meter, dimana secara ideal bagian dasarnya tetap rata.
Gambar Laccolith
Departemen Pendidikan HMG UNPAD 2003
Bagian 3 Batuan dan Mineral 34
PHACOLITH
Adalah bentuk intrusi yang menempati antiklin atau sinklin yang
berbentuk lensa dan hal ini tergantung dari bentuk intrusinya
terhadap perlapisan yang terlipat sebelumnya. Ketebalan
phacolith dapat mencapai ratusan meter kadang ribuan meter.
LOPOLITH
Intrusi jenis ini merupakan kebalikan dari bentuk pacolith.
Bentuknya cembung ke bawah yaitu bagian tengah intrusi
melengkung ke bawah. Diameter dari lopolith ini biasanya puluhan
sampai ratusan kilometer dan kedalamannya sampai ribuan meter.
Gambar Lopolith
BENTUK DISKORDAN
Tubuh batuan beku diskordan adalah tubuh batuan yang
mempunyai hubungan struktur yang memotong (tidak sejajar)
dengan batuan induk yang diterobosnya.
Macam-macamnya :
DIKE
Adalah tubuh batuan beku yang tabular atau memanjang yang
memotong batuan yang berumur lebih tua. Dike dibentuk oleh
injeksi magma yang masuk kedalam rekah-rekah batuan.
Ketebalannya dari beberapa centimeter sampai beberapa puluh
meter dan panjangnya dari beberapa meter sampai ratusan meter.
Gambar Dike
BATOLITH
Masa plutonik dengan ukuran yang besar yang membeku pada
kedalaman yang lebih besar dari pada batuan intrusi yang lainnya.
Dapat mencapai > 100 km2.
STOCK
Tubuh intrusi yang mirip dengan batolith dengan ukuran yang
tersingkap dipermukaan < 100 km2.
3. Komposisi Mineral
Komposisi mineral dapat dilihat dari indeks warnanya. Apakah
leucocratic, mesocratic atau melanocratic. Lihat juga
komposisi mineral pembentuk batuannya. Misalnya kuarsa,
plagioklas, dll.
4. Tekstur
Tekstur adalah sifat butiran (mineral) dan hubungan antar
butir dalam batuan, yang diakibatkan apabila batuan beku
berkonsolidasi dari magma induknya yang dikontrol oleh
kecepatan dan urutan kristalisasi. Hal ini tergantung pada
temperatur, komposisi, kandungan gas, viskositas magma
dan tekanan pada saat mengalami pembekuan.
Tekstur dalam batuan beku dapat dibedakan berdasarkan:
a. Tingkat kristalisasi atau derajat kristalisasi.
Jika batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun atas
kristal-kristal, maka hal itu disebut Holokristalin dan
apabila hampir seluruhnya terdiri atas gelas, disebut
Holohialin. Sedangkan bila batuan terdiri dari kristal dan
gelas disebut Hipokristalin atau Merokristalin.
b. Ukuran butir dan bentuk kristal
Ukuran butir
Secara garis besar ada 3 tekstur berdasarkan ukuran butir,
yaitu :
1) Phaneritic, yaitu apabila batuan terdiri dari mineral-
mineral berbutir kasar.
5. Struktur
Masif, secara keseluruhan kenampakan batuan terlihat
seragam.
2. Biochemical-Biogenic-Organic Deposits
Batuan sedimen ini terbentuk dari akumulasi bahan-bahan
organik (baik flora maupun fauna) dan proses pelapukan yang
terjadi pada umumnya bersifat kimia. Contoh: batugamping,
batubara, rijang, dll.
3. Chemical Precipitates-Evaporates
Batuan sedimen jenis ini terbentuk dari akumulasi kristal-kristal
dan larutan kimia yang diendapkan setelah medianya
mengalami penguapan. Contoh: gipsum, batugaram, dll.
4. Volcaniclastics
Batuan sedimen jenis ini dihasilkan dari akumulasi material-
material gunungapi. Contoh: agglomerat, tuf, breksi, dll.
4. Struktur Sedimen
Adalah suatu fenomena atau kenampakan struktur tertentu
pada batuan sedimen yang merefleksikan proses, mekanisme,
dan kondisi tertentu pada saat pengendapan maupun setelah
pengendapan. Penentuan struktur sedimen sangat berguna
didalam menentukan lapisan atas (Top) dan lapisan bawah
(Bottom) dari suatu lapisan, arah arus purba (Paleocurrent)
dan interpretasi lingkungan pengendapan. Secara garis besar
struktur sedimen dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu
Struktur Sedimen Primer (terbentuk bersamaan dengan
proses deposisi atau pengendapan) dan Struktur Sedimen
Sekunder (terbentuk setelah proses deposisi atau
pengendapan). Struktur sedimen primer contohnya adalah :
Graded Bedding, yaitu gradasi butiran yang
menghalus kearah atas.
Paralel Lamination, yaitu pola kelurusan butiran,
mineral, fosil, dan material lainnya dengan ketebalan < 1
cm.
5. Permeabilitas
Adalah kemampuan suatu batuan untuk meloloskan fluida.
Cara untuk menentukan dari permeabilitas adalah sebagai
berikut :
1. Teteskan air diatas permukaan sampel
yang akan diperiksa.
2. Perhatikan apakah air tersebut diserap
atau tidak oleh batuan tersebut.
3. Bila air diserap dengan cepat, maka
nyatakanlah bahwa permeabilitasnya baik.
4. Bila cairan diserap dengan cukup cepat,
maka nyatakanlah bahwa permeabilitasnya sedang.
5. Bila cairannya diserap dengan lambat,
maka nyatakanlah bahwa permeabilitasnya buruk.
6. Porositas
Adalah perbandingan volume rongga-rongga pori terhadap
volume total seluruh batuan dan dinyatakan dengan persen.
Ø= Volume Pori-pori
X 100%
Volume Total Batuan
Negligible 0-5 %
Poor 5-10%
Fair 10-15%
Good 15-20%
Very Good 20-25%
Excellent 25-40%
7. Pemilahan
Adalah tingkat keseragaman besar butir penyusun batuan, dan
mencerminkan viskositas media pengendapan serta energi
mekanik atau arus gelombang medianya. Jika pemilahannya
baik maka diendapkan oleh media yang cair atau encer
dengan energi arus yang kecil dan begitu pula sebaliknya.
Gunakan istilah :
1. Terpilah Baik (Well Sorted), jika besar butirnya seragam.
2. Terpilah Sedang (Medium Sorted), jika besar butirnya relatif
seragam.
3. Terpilah Buruk (Poorly Sorted), jika besar butirnya tidak
seragam.
1 3
5 7
11. Kekerasan
Kekerasan merupakan tingkat kekuatan partikel suatu batuan
terhadap disagregasi.
Gunakan istilah :
Kompak, bila tidak bisa dicukil dengan jarum penguji.
Keras, bila masih dapat dicukil dengan jarum penguji.
Agak keras, bila dapat hancur ketika ditekan dengan
jarum penguji.
Lunak, bila dapat dipotong-potong dengan mudah
dengan menggunakan dengan jarum penguji.
Dapat diremas, bila dapat diremas dengan
menggunakan jari tangan.
Spongy, bila sifatnya seperti karet busa (elastis).
12. Kontak
Adalah hubungan antar perlapisan batuan. Kontak perlapisan
terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
Kontak tajam/tegas
Kontak berangsur : - Kontak Interkalasi
- Kontak Progresif
Kontak erosional
BATUAN METAMORF
Proses metamorfisme adalah proses perubahan batuan yang
sudah ada menjadi batuan metamorf karena adanya perubahan
tekanan dan temperatur. Batuan asal dari batuan metamorf dapat
berasal dari batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf
itu sendiri. Kata metamorf itu sendiri adalah perubahan bentuk.
Agen atau media yang menyebabkan terjadinya proses
metamorfisme adalah panas, tekanan, dan cairan kimia aktif.
Sedangkan perubahan yang terjadi pada batuan meliputi tekstur
dan komposisi mineral akan tetapi unsur kimianya tidak terubah.
Kadangkala proses metamorfisme tidak berlangsung sempurna,
sehingga perubahan yang terjadi pada batuan asal tidak terlalu
besar hanya saja pada kekerasannya bertambah keras.
Gambar
2. Metamorfisme Metamorfisme
Dinamik, adalahKontak
proses metamorfisme
yang akan menghasilkan batuan metamorf dengan faktor
utama yang mempengaruhinya adalah tekanan yang tinggi.
Batuan ini bersifat setempat-setempat dan dapat dijadikan
indikasi struktur geologi (cermin sesar).
Contoh : Batuan Milonit.
3. Metamorfisme Regional, adalah proses metamorfisme
yang akan menghasilkan batuan metamorf dengan faktor
utama yang mempengaruhinya adalah suhu dan tekanan
yang tinggi.
Contoh : Sekis (schist).
Batuan metamorf dapat dikenali berdasarkan tekstur, struktur dan
komposisi mineralnya. Berdasarkan teksturnya, batuan metamorf
terbagai atas dua bagian, yaitu: Foliasi dan Non-foliasi.
- Kalsit
- Biotit
- Dolomit