PPR Fase Fase Remaja Dan Problematikanya
PPR Fase Fase Remaja Dan Problematikanya
OLEH:
Selvia Tri Utami (1801015099)
Intan Khusnul N (1801015019)
Deva Nur Vadila (1801015039)
Anggita Puji Utami (1801015074)
Wulan Ayu Dwi (1801015044)
Rahmi Mellynia Sri Widodo (1801015154)
Bagas Prasetyo (1801015164)
Segala puji bagi Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang
telah diberikan kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini, kami
merasa bersyukur telah mengetahui tata cara penyusunan makalah dan telah
menyelesaikan tugas.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
1. Makna dan perhatian Al-Qur’an terhadap Kebutuhan ....................... 3
2. Penyebab munculnya berbagai problem fisik dan kesehatan di
kalangan remaja ......................................................................................... 6
3. Prinsip prinsip umum yang harus ditempuh dalam mengatasi problem
remaja ......................................................................................................... 9
4. Problem-Problem Fisik Terpenting.................................................... 13
5. Pengaruh sekolah dalam memberikan pengarahan di bidang
kesehatan .................................................................................................. 15
6. Kebutuhan-kebutuhan fisik dalam pandangan pakar psikologi ........ 16
BAB III
PENUTUP .................................................................................................... 20
Daftar Pustaka .............................................................................................. 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Remaja terkadang menghadapi beberapa hambatan yang menghalanginya
untuk bisa memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan primer maupun sekunder.
Tidak jarang kita dapati seorang remaja yang berusaha mencari jalan lain yang
justru menyulitkan demi memenuhi kebutuhannya. Dia akan terus mencoba. Jika
perlu, dia akan mencari cara yang lebih memudahkannya dari yang pertama. Hal
itu kadang terjadi berulang-ulang. Biasanya, efek yang terjadi akibat perilaku
diatas adalah timbulnya benturan kejiwaan yang berakibat pada ketidakstabilan
mental dan sosial si anak.
Hal inilah yang menuntut satu usaha nyata baik langsung maupun tidak
langsung dari lembaga-lembaga yang bergerak di bidang penyuluhan dan
pendidikan. Langkah petama dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, serta
yayasan-yayasan pengasuhan remaja agar semuanya berusaha untuk mencari
solusi, penyebab, dan menjelaskan hakikat serta karakter semua problematika
yang di rasakan anak-anak usia remaja.
Hendaknya semuanya bekerja dalam melaksanakan kewajibannya dalam
rangka mendidik serta menjelaskan dengan gamblang tentang kebutuhan-
kebutuhan fitrah dan juga menjelaskan perbedaan antara kebutuhan-kebutuhan
tadi dengan tuntutan-tuntutan yang tidak wajar yang hanya didorong oleh nafsu
atau syahwat.
Begitu pula lembaga-lembaga garapannya dibidang pengembangan
intelektual dan pemikiran. Mereka juga dituntut agar berusaha menjelaskan
bahaya yang akan dirasakan fisik dan mental yang diakibatkan oleh perilaku
pemenuhan kebutuhan jiwa secara tidak wajar.
Kenyataannya, sering terjadi benturan antara kebutuhan dan keinginan
remaja dengan nilai dan adat yang berlaku di lingkungan masyarakat. Relaitas itu
tampak pada saat dorongan seksual telah matang, dan telah melingkupi pikiran
dan hidupnya. Ini bukan lelucon dan hal yang tidak berguna. Sebaliknya, hal itu
adalah kebutuhan yang sangat mendesak dan dorongan yang besar, yang jika hal
1
itu tidak terpenuhi, maka ia akan mengambil jalan penyelesaian dengan cara yang
bertentangan dengan hal yang tidak pantas menurut adat yang berlaku.
Kebutuhan adalah satu perasaan yang mengiringi setiap individu manusia.
Keberadaannya tampak sejak proses kelahiran dan terus berlangsung sepanjang
hidup. Kebtuhan itu beraneka ragam dan berbeda-beda dari satu inividu kepada
individu yang lain. Bahkan, kebutuhan satu individu pun berbeda-beda sesuai
dengan kondisi yang muncul bersamaan dengan perjalanan waktu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana makna dan perhatian Al-Qur’an terhadap Kebutuhan?
2. Apa penyebab munculnya berbagai problem fisik dan kesehatan di kalangan
remaja?
3. Bagaimana prinsip-prinsip umum yang harus ditempuh dalam mengatasi
problematika remaja?
4. Apa problem-problem fisik terpenting?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi perkembangan remaja
2. Untuk mengkaji tentang makna kebutuhan dalam perspektif islam
3. Untuk mendeskripsikan tentang kebutuhan-kebutuhan fase remaja dan
problematika yang dialami oleh remaja
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kepada tempat tinggal, makan dan minuman), juga mencakup kebuthan yang
bersifat nonmetri (seperti; raman).
“Allahlah yang menjadikan binatang ternak untuk kamu, sebagiannya untuk
kamu kendarai dan sebagainya untuk kamu makan. Dan adalah lagi manfaat-
manfaat yang lain dalam binatang terna itu untuk kamu dan suapaya kamu
mencapai suatu keperluan dan tersimpan dalam arti dengan mengendarainya. Dan
kamu dapat diangkut dengan mengendarai binatang-binatang itu dandengan
mengendarai bahtera.” (Al-mu’min: 79-80)”
Makna haajah dalam ayat yang mulai ini mencakup segala bentuk
kebutuhan yang bersifat matei, seperti makan, kebutuhan akan angkutan barang-
barang bawaan, dan kebutuhan akan perjalanan dengan menggunakan perantaraan
hewan.
Disamping itu, ayat diatas menyiratkan akan adanya perasaann terhadap rasa
tenang, dan cita rasa akan keindahan. Hal ini mrupakan kebutuhan biologis yang
akan bisa terealiasan dengan adanya kemampuan untuk menundukan hewan dan
bahtera. Imam Bhkhori meriwayakan hadist dari abdullah bin umar bahwa
Rasulullah pernah bersabda, “Seorang muslim adalah sodara bagi muslim yang
lainnya dia tidak menzholiminya, juga tidak menyerahkannya kepada musuh.
Barang siapa yang memenuhi kebutuhannya, maka allah akan memenuhi
kebutuhannya. Dan barang siapa meringankan kesulitan muslim, maka Allah akan
meringankan kesulitan-kesulitan yang banyak di hari kiamat kelak. Dan barang
siapa menutupi aib sodaranya, maka Allah menutupi aib pada hari kiamat kelak.”(
HR Bukhari).
Setelah penjelasan ini, tampaklah bahwa kebutuhan (al haajah) pada intinya
adalah satu gambaran perasaan seseorang yang tengah kehilangan sesuatu, dimana
dalam pandangan usaha untuk mengembalikannya kembali dianggap sebagai
sesuatu yang penting demi menjaga kelangsungan hidupnya dan untuk menjaga
jiwa dan perasaannya agar tetap berada dalam ketenangan dan kebahagiaan.
4
b. Perhatian Al-Quran teradap kebutuhan jasmani
Perhatiaan yang diberikan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah tidak berhenti
hanya pada batas penunjukkan terhadap segala jenis makanan dan minuman yang
diharamkan saja, seperti bangkai, darah, daging babi, dan hewan liar yang
memiliki taring dan burung yang memiliki kuku cengkeraman sebagai mana yang
di jelaskan sunnah yang mulia. Begitu juga pengharaman mutlak terhadap khamar
yang diambil dari tumbuhan dan buah-buahan. Tetapi, Al-Quran telah
memberikan petunjuk kepada manusia tentang segala jenis makanan dan minuman
yang dihalalkan allah disamping itu, Allah juga menjelaskan cara meraih sumber
makanan dan mengatur bagi manusia ukuran yang bisa menjamin keselamatan
serta keseimbangan jasmani. Dia juga memberikan petunjuk tentang kekhususan
yang bisa dijadikan bahan pengobatan dari sebagian bahan-bahan makanan.
Allah berfirman,” Dan tuhan mu telah mengilhamkan kepada lebah;buatlah
sarang dibukit-bukit dipohon-pohon kayu dan ditempat-tempat yang dibikin
manusia. (An-Nahl: 68)
Di setiap fase pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.
Allah berfirman,
1. Qs.An-Nahl: 66
2. Qs.Al-Baqaroh: 168
3. Qs.An-Nahl: 13-14
4. Qs.Maryam: 25
5. Qs.Al-Waaqi’ah: 63-68
Dalam hal ini hendaklah keikut sertaan seorang remaja dalam bekerja
didasarkan pada pekerja-pekerjaan yang sifatnya ringan dan seimbang. Hal itu
dimaksudkan agar ada semacam ruang untuk aktivitas psikologisnya di tengah
pertumbuhannya relatif cepat agar kesehatan dan pertumbuhannya bisa berjalan
lebih sempurna. Bagaiman pun juga,seorang remaja hendaklah berusaha untuk
memahami peranannya dimasa depan sebagai langkah persiapan guna
menyongsong kesulitan menghadapi hidup. Dan, sudah menjadi kewajiban
5
keluarga untuk membantu setiap remaja agar memiliki pemahaman yang benar
dan peranannya.
Inilah apa yang telah Allah karuniakan kepada manusia dari segala yang dia
ciptakan dan dia tundukan untuk kemanfaatan manusia agar bisa membantu
memenuhi kebutuhannya dan meraih tujuan hidupnya.
Allah berfirman,
“Dan dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada
(bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat dan sebagiannya kamu makan.
Dan, kamu memperoleh pandangan indah padanya. Ketika kamu membawanya
kembali kedalam kandang dan ketika kamu melepaskannya ketempat pengembala.
Dan ia memikul bebanmu ke suatu negri yang tidak sanggup sampai kepadanya,
melainkan dengan susah payah (yang memayahkan) diri. Sesungguhnya tuhanmu
maha pengasih lagi maha penyayang.” (An-Nahl; 5-7).
6
keluarga akan berdampak pada tidak terpenuhinya kelayakan tempat tinggal yang
memenuhi standar kesehatan.
Allah telah mewajibkan kepada orang-orang kaya dari kaum muslimin atau
menunaikan zakat sebagai suatu bentuk kewajiban. Zakat itu kemudian
didistribusikan kepada orang-orang fakir untuk menutupi kebutuhan mereka.
Tujuan ini bisa tercapai jika memenuhi 2 syarat pokok pertama, orang=orang
kaya hendaknya konsisten dalam mengeluarkan zakat, kedua mereka hendaknya
memperbaiki system penggolaan harta tersebut.
Para ulama ahli tafsir telah berselisih pendapat mengenai ayat Q.s Al –
an’am : 141 bahwa ayat ini diturunkan dimaksudkan sebagai zakat yang wajib.
Allah telah menetapkan sebagian ibadah yang bisa membantu orang-orang fakir
dalam upaya memenuhi kebutuhan fisiknya seperti daging sebagaimana Allah
berfirman dalam Q.s Al – Hajj :28
Sunnah Rasulullah telah menentukan nisab dan ukuran zakat yang wajib
dikeluarkan sesuai jenisnya. Imam Bukhari meriwayatkan hadits dari Abu Sa’id
al-Khudri bahwa Rasulullah bersabda : “Hasil kurma yang kurang dari lima wasak
tidak ada baginya kewajiban zakat. Unta yang kuranng dari lima ekor tidak ada
kewajiban zakat. Dan, perak yang kurang dari lima uqiyah tidak afa kewajiban
zakat.” (HR Bukhari)
Allah telah mewajibkan beberapa syariat untuk memenuhi kebutuhan
sebagian orang yan tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok jasmaninya. Selain
itu, sedekah merupakan bentuk pendekatan yang justru akan menambahkan
keberkahan orang yang melakukannya dan akan menyelamatkannya dari kesulitan
pada hari kiamat kelak. Selain itu, sedekah tidaklah dibatasi oleh waktu nisab dan
ukuran.
7
Keberadaan industri-industri kecil serta bengkel-bengkel ditengah kota dan
perkampungan, kebersihan lingkungan juga akan menciptakan kesehatan jasmani
dan rohani yang lebih baik bagi segenap anggota masyarakat dan anak-anak
remaja pada khususnya.
8
3. Prinsip prinsip umum yang harus ditempuh dalam mengatasi problem
remaja
a. Penentuan kesulitan
Upaya menentukan kesulitan memegang peranan penting guna mengenal
sebab sebab dan motif motif dibalik sebab sebab itu usaha ini dianggap sebagai
langkah utama menuju jalan perbaikan. Dia juga akan menjadi bahan bagi para
pengarah sehingga dia tidak sampai mengeluarkan tenaga untuk sesuatu yang
tidak bermanfaat. Maka, usahanya hendak diarahkan kepada pokok persoalan,
agar dipahami dan diteliti sebagai langkah pendahuluan sebelum mengungkap
penyabab utama problem tersebut serta seberapah jauh keterkaitan nya dengan
berbagai faktor lingkungan. mengapa ? karena betapa banyak problem matika
yang dirasakan anak remaja dipengaruhi kondisi lingkungan social, keluarga, serta
factor kesiapan rohani si anak yang mengalami problem tersebut.
Pertama, Jihad di jalan allah untuk menegakkan kalimat allah agar sifat
dalam menentukkan hokum hanya milik allah semata. Pelaksanan
kewajiban ini (dipandang dari sisi bahwa ia merpakan perilaku manusia)
sangat bertumpu pada faktor pada kekuatan otot tubuh secara dzahir dan
pada factor keimanan secara batin.
9
“ Hai orang-orang beriman, pergilah orang-orang kafir yang disekitar
kamu itu dan hendaklah mereka menemui kekerasan darimu dan
ketahuilah bahwasannya allah beserta orang-orang yang bertaqwa” (Q.S
At-Taubah :123)
Tidak disangsikan lagi bahwa sisi lainnya memiliki pengaruh terhadap satu
bentuk perilaku. Apabila satu sisi tersebut mengalami kerusakan, perilaku akan
mengalami dampaknya sesuai dengan jenis dan ukuran kerusakan tersebut.
Misalnya, tatkala aspek keimanan rusak, seorang mencari cari dalih atau alasan
atau menyelinap pergi tanpa minta izin terlebih dahulu. Begitulah seterusnya.
Al-Qur’an menunjukkan kepada semua aspek yang akan memberikan
pengaruh dalam perilaku dan mencoba melakukan upaya generalisasi pada saat
memberikan satu kebijakan pada satu bentuk perilaku seperti dalam firman Allah
dalam Q.S Al-Mumtahanah:1. Ayat tersebut menjelaskan bahwa menguatkan
keimanan si pelaku sekalipun perilakunya jelas bertentangan dengan Bahasa
keimanan. Kemudian ayat itu menjelaskan cara yang paling lurus guna mengobati
satu bentuk kesulitan dengan cara yang sesuai dengannya.
Kedua, seorang pelajar yang memasuki ruang ujian lalu ia menjawab soal-
soal dengan jawaban yang sangat lemah, atau memberi jawaban yang sama
sekali tidak berkaitan dengan maksud pertanyaan itu. Disini, hukum yang
bisa diberikan pada si murid itu didasarkan pada sisi kemampuan akal dari
kepribadiannya. Ia bisa dikatakan memiliki pemahaman yang lemah,
kurang bisa menyerap pengetahuan secara maksimal, atau kurang adanya
perhatian dan keseriusan terhadap pelajaran. Jika kita ingin memperbaiki
problem seperti ini, kita mesti mempelajari semua sisi kepribadian si anak
itu dan juga faktor yang melingkupinya. Dengan proses seperti ini, kita
akan bisa mendapatkan gambaran yang jelas bahwa faktor dominan yang
mendorong lemahnya daya kerja akal boleh jadi disebabkan faktor rasa
pusing yang dirasakan si anak sebagai akibat dari lelah dan kurang tidur.
10
c. Bertahap dalam Usaha Melakukan Terapi
Menetukan langkah-langkah pengobatan dengan terapi yang sesuai adalah
sesuatu yang dianggap lumrah pada manusia. Upaya pengobatan yang dilakukan
hendaknya juga dimaksudkan kepada penyebab-penyebab utama yang mendorong
problem tersebut. Sebenarnya penyakit-penyakit mental atau sosial tidak jauh
berbeda dengan penyakit jasmani. Pengobatannya harus dilakukan terhadap
penyebab-penyebabnya yang hakiki, disamping mengobati gejala-gejala luarnya.
Seseorang remaja yang terkena penyakit hasad tidaklah cukup diobati hanya
dengan menanamkan rasa takut padanya terhadap sifat hasad. Tidak cukup dia
diberi tahu bahwa orng akan membencinya kalau dia bersifat hasad. Harus
dilakukan upaya sungguh-sungguh untuk menemukan penyebab utama yang
berada di balik fenomena itu. Begitu juga penyakit itu tidak mungkin akan dapat
disembuhkan dalam waku yang relatif singkat, melainkan membutuhkan proses
terapi yang berkelanjutan dengn rentang waktu yang saling berdekatan, dan sesuai
dengan tahapan-tahapan yang berurutan.
Di sini perlu kiranya disinggung bahwa pengobatan mental seperti itu
sangatlah membutuhkan kepintran, ketelitian, kesabaran, kepayahan, naluri dan
perasaan yang peka peka, serta akal yang jenius.
Penyebab utama terjadinya problem fisik adalah kurang terpenuhinya gizi
atau kebiasaan perilaku yang kurang baik, maka yang harus dilakukan adalah
berusaha memenuhi gizi yang sesuai bagi kondisi yang sedang diderita,
meningkatkan kesadaran si sakit tenatang pentingnya kesehatan, serta
menunjukannya kepada bahan-bahan makanan yang bisa memenuhi tuntutan
tubuh yang harga bahan-bahan itu murah.
Penyebab utamanya adalah perilaku-perilaku kebiasaan buruk, maka yang
wajib dilakukan adalah berusaha menghilangkan kebiasaan buruk tersebut dan
membangun kebiasaan baru yang sehat. Kita harus melakukan kontrol dan
pengawasan terhadap usaha perbaikan ini sampai kebiasaan yang baru mengakar
dalam perilaku.
“dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau
menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap
11
dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada
Allah. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka
mengetahui. “ (QS. Al-Imran 135).
Ayat diatas membedakan antara bentuk menyimpang yang spontan dengan
apa yang dilakukan pelakunya secara berulang-ulang. Keduanya memiliki titik
persamaan dipandang dari adanya unsur penyesalan (meninggalkan dosa), tetapi
yang membedakan keduanya adalah proses tahapan (pengobatan) berikutnya
hingga akhirnya jiwa istiqomah dan konsisten dengan perilaku baik yang baru.
Allah berfirman dalam QS. Al-Furqan : 68-71, ayat tersebut memberikan
isyarat tentang tahapan proses pengobatan penyakit mental dan perilaku. Tahap
pertama adalah menjauhi sumber penyakit (maksiat) dengan cara bertobat. Tahap
kedua adalah ketahanan iman ketetapannya di dalam hati. Tahap ketiga adalah
perbuatan amal soleh. Tahap keempat adalah berbuat amal kebajikan namun
hendaknya dilakukan secara kontinu dan terus menerus.
12
e. Kerja sama pihak-pihak yang bersangkutan
Diperlukan kesungguhan usaha dari anggota keluarganya serta teman
ataupun kerabat, asal mereka sendiri adalah orang yang sehat. Menjadi kewajiban
bagi lembaga penting untuk mengarahkan para remaja tentang bagaimana
mengatur waktu luang yang ada, serta menyebarkan kebiasaan yang sehat, juga
menanamkan kesadaran akan urgensi kesehatan mental.
13
c. Persoalan yang berkaitan dengan kegemukan
Sebagian remaja mengalami kegemukan yang berlebihan. Pertambahan
berat badan ini muncul disebabkan oleh jumlah kolesterol yang berlebihan dari
ukuran kebiasaan tubuh. Dengan begitu, kelebihan kolestrol menimbun di
beberapa tempat di bawah kulit di beberapa anggota tubuh. Ada beberapa faktor
utama yang menyebabkan keadaan ini :
1. Faktor gen (keturunan)
2. Faktor aktivitas
3. Faktor gizi
4. Adanya kelainan pada kelenjar-kelenjar buntu
14
6. Uapaya untuk mengurangi berat badan hendaknya dilakukan secara
bertahap dan perlahan sehingga tidak merasa adanya tekanan
apapun
7. Mencoba melakukan latihan olahraga ringan dan tidak perlu
melakukan hal yang diangap latihan berat
8. Hindari mengonsumsi manisan, terutama yang dimasak. Juga
dihindari makan cokelat, madu, selai dan sejenisnya.
15
merupakan satu bentuk tanggung jawab kolektif yang dikerjakan bersama antara
keluarga, pihak sekolah dan lembaga yang khusus bergerak di bidang
pemberdayaan kepemudaan serta lembaga masyarakat lainnya, baik yang
bertgerak di bidang pengarahan maupun penerangan informasi.
“Hai orang – orang yang beriman, hendaklah budak – budak ( lekaki dan
wanita ) yang kamu miliki dan oang – orang yang belum balig diantara kamu,
meminta izin kepada tiga kali ( dalam satu hari ) yaitu sebelum shalat subuh,
16
ketika kamu menanggalkan pakaimu (luar)mu, di tengah hari , dan sesudaj shat
isya. Itulah tiga aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak pula atas
mereka selain dari ( tiga waktu) itu. Mereka melayni kamu , sebagian kamu ( ada
keperluan ) kepada sebagian ( yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat –
ayat bagi kamu. Dan, Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.” (an – Nuur:
58).
Waktu – waktu yang diatur untuk melakukan istirahat terdiri dari tiga
waktu. Oleh sebab itu, islam mewajibkan kepada anak – anak yang telah
mencapai umur balig, dan juga para pelayan, umtuk tidak memasuki kamar
anggota keluarganya kecuali mendapatkan isin untuk memasukinya. Hal itu
dimaksudkan guna menghindari perbuatan dosa dan menghindari hal yang tercela
yang disebabkan masuknya anak – anak dan para pelayan tersebut tanpa seizi
anggota keluarga yang bersangkutan.
c. Kebutuhan terhadap proteksi dari segala rintangan yang menghalangi
terpenuhinya segala hasrat keinginan.
Allah telah menghalalkan segala yang ada untuk hamba – hambanya. Dia
telah mengharamkan kepada mereka apa yang buruk yang sekiranya akan
membahayakan fisik, mental ataupun hati mereka. Allah berfirman,
“ Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat
dibumi dan janganlah kamu mengikuti langkah – langkah setan karena
sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagimu.” (al – Baqarah: 168)
Segala hal yang baik yang ada di bumi adalah hak milik bersama. Allah
memberikan karunia bukan hanya kepada orang mukminin, tetapi juga bagi semua
orang – orang kafir. Semuanyaberhak untuk menikmatinya. Tetapi, pada hari
kiamat kelak, orang – orang kafir tidak diperbolehkan untuk menikmati kenikmati
akhirat sampai pada derajat yang paling rendah sekalipun. Merekatidak berhak
untuk berangan – angan untuk menikmatinya sama sekali, sekalipun hanya untuk
meneguk air minum. Dengan demikian, bertambah lengkaplah kerugian mereka
disebabkan mereka melalaikan kenikmatan yang abadi dan tidak terputus bagi diri
mereka sendiri.
17
7. BERBAGAI KEBUTUHAN SOSIAL DAN PSIKIS ANAK REMAJA
(PUBER) SERTA SEBAGAI PROBLEMATIKA YANG MUNCUL.
18
ingin terhindar dari celaan dan kebutuhan ingin diperlakukan dengan
adil
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa kanak-kanak, remaja, dewasa dan kemudian menjadi orang tua tidak
lebih hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang
berkesinambungan dari tahap-tahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang
manusia. Setiap masa yang paling rawan dalam proses kehidupan ini. Masa
remaja sering menimbulkan kekhawatiran bagi para orang tua. Masa remaja sering
menjadi pembahasan dalam banyak seminar. Padahal bagi remaja, masa ini adalah
masa yang paling menyenangkan dalam hidupnya. Oleh karena itu, para orang tua
hendaknya lebih memperhatikan kehidupan remaja agar tidak terjerumus ke dalam
hal-hal yang tidak diinginkan, dan membawa masa depan remajake arah yang
lebih baik, disamping itu peran serta pemerintah, LSM, dan masyarakat serta
remaja itu sendiri sangat diperlukan.
20
Daftar Pustaka
21