Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-nya kepada kita semua berupa, ilmu dan amal. Berkat
rahmat dan karunia-nya pula, penulis dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Agama
Islam yang insyallah tepat pada waktunya. Penulisan makalah yang berjudul “AL
QURAN” ini diharapkan bisa bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penulis.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dosen Yenny Merniatul Hasana. Mata
kuliah Pendidikan Agama Islam, yang telah memberikan arahan terkait tugas makalah
ini. Tanpa bimbingan dari beliau mungkin, penulis tidak akan dapat menyelesaikan
tugas ini sesuai dengan format yang telah ditentukan.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,
Penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah untuk
kedepannya. Mudah – mudahan makalah ini bermanfaat bagi peneliti dan pembaca.

1
DAFTAR ISI

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Al-Qur’an menjadi salahs atu mukjizat besar Nabi Muhammad SAW,


sebab turunnya Al-Quran melalui perantara beliau, Al-Qur’an mempunyai
peranan yang sangat penting untuk berlangsungan umat manusia di Dunia.
Betapa tidak, semua persoalan manusia di dunia sebagian besar dapat ditemukan
jawaban nya pada Al-Qur’an. Oleh karenanya kemudian Al-Qur’an diyakini
sebagai firman Allah yang menjadi sumber hukum Islam pertama sebelum
Hadist serta menjadi sumber ajaran bagi Agama Islam.

Kewajiban manusia untuk mengimani, membaca, menelaah, menghayati


dan mengamalkan ajaran Al-Quran secara keseluruhan, serta mendakwahkannya
(Q.S. Al-Ashr : 1-3). Jika kita memang benar-benar beriman kepada Allah SWT
atau mengaku Muslim. Membacanya saja sudah berpahala, bahkan kata Nabi
SAW satu huruf mengandung 10 Pahala, Apalagi jika mengamalkannya.

Dikalangan ulama terdapat kesepakatan bahwa sumber ajaran yang


utama adalah Al-Qur’an dan As Sunnah. Sedangkan penalaran atau akal pikiran
sebagai alat untuk mehami Al Qur’an dan As Sunnah. Ketentuan ini sesuai
dengan Agama Islam itu sendiri sebagai wahyu dari Allah SWT yang
penjabarannya dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Di dalam Al-Qur’an
(Q.S an-nisa:156) kita dianjurkan agar menaati Allah dan rosulNya, serta ulil
amri (pemimpin). Ketaatan kepada Allah dan rosulNya ini mengandung
konsekuensi ketaatan kepada ketentuanNya yang terdapat di dalam Al-Qur’an
dan ketentuan Nabi Muhammad SAW yang terdapat di dalam HadistNya.

3
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Al-Qur’an?

2. Apa saja nama - nama lain dari Al-Qur’an??

3. Apa saja fungsi Al-Quran ?

4. Apa saja penerapan Al-Qur’an dalam kehidupan?

5. Apa saja fenomena / kejadian dimasa sekarang terkait dengan aturan yang ada di

Al-Qur’an?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui apa itu Al-Qur’an

2. Mengetahui nama-nama lain dari Al-Qur’an

3. Mengetahui fungsi dari Al-Qur’an

4. Mengetahui apa saja yang bisa diterapkan dari isi Al-Qur’an dalam kehidupan

5. Mengetahui fenomena/kerjadian dimasa sekarang dan terkait dengan aturan yang

ada di Al-Quran

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Al-Qur’an

Al-Qur’an menurut bahasa (etimologi) mempunyai arti yang bermacam-


macam, salah satunya menurut pendapat yang lebih kuat adalah bahwa Al-Qur’an
berarti “bacaan” atau “yang dibaca”. Pendapat ini beralasan bahwa Alquran
adalah bentuk masdar dari kata “Qara’a , Yaqra’u artinya “membaca”. Alquran
dalam arti membaca ini dipergunakan oleh ayat Al-Qur’an sendiri, misalnya
dalam surat Alqiyamah ayat 16-18 :

َ ُ‫( َوقُرآنَ اهُ َجمعَ اه‬17) ‫فَ ِّإذَا‬


َ ‫( ِّب ِّاه ِّلتَع َج َال ِّل‬16) ‫علَينَا إِّنا‬
‫سانَكَا ِّب ِّاه ت ُ َح ِّركا َلا‬
‫( قُرآنَ اهُ فَاتابِّعا قَ َرأنَاهُا‬18)
Artinya : Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Alquran
karena hendak cepat-cepat (menguasainya). Sesungguhnya atas tanggungan
kamilah mengumpulkan (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.
Apabila kami telah selesai membacanya maka ikutilah bacaan nya.
(Alqiyamah75 : 16-18)

Ada beberapa Ulama yang mengartikan Al-Quran menurut bahasa antara


lain adalah sebagai berikut :

a. Al-Farra : beliau menyatakan bahwa Alquran artinya adalah


membenarkan, karena Alquran terambil dari kata “qurain”, jamak dari
“qarinah”. Dan firman Allah disebut Alquran dengan arti yang demikian,
mengingat ayat – ayat dalam Alquran satu sama lain saling benar
membenarkan.
b. Al-Asy’ari : beliau mengartikan bahwa Alquran artinya ialah
menggabungkan sesuatu dengan yang lain, karena Alquran terambil dari

5
kata “qarana”. Dan Alquran berarti demikian, karena surat – surat
maupun ayat – ayat, bahkan juga huruf – huruf nya saling beriringan dan
bergabung satu dengan yang lain
c. Az-Zajjaj : beliau mengartikan bahwa Alquran artinya adalah
mengumpulkan, karena Alquran berasal dari kata “Qar’i”. Dan firman
Allah disebut demikian, karena Alquran mengumpulkan surat – suratnya
menjadi satu kesatuan, atau karena mengumpulkan saripati kitab – kitab
suci Allah yang turun sebelumnya.

Alquran menurut arti istilah (terminologi) juga mempunyai bebrapa definisi,


meskipun satu sama lain agak berbeda, namun ada segi – segi persamaan nya.
Diantara definisi Alquran menurut istilah adalah sebagai berikut :

a. Alquran adalah firman Allah yang merupakan mukjizat, yang diturunkan


kepada Nabi dan Rasul terakhir dengan penataran Malaikat Jibril yang
tertulis di dalam mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir,
yang diperintahkan membacanya, yang dimulai dengan surat al-fatihah dan
ditutup dengan surat an-nas

b. Alquran adalah lafal berbahasa Arab yang diturunkan kepada Nabi


Muhammad SAW yang disampaikan kepada kita secara mutawatir, yang
diperintahkan membacanya, yang menantang setiap orang (untuk
menyusun) walaupun dengan (membuat) surat yang terpendek dari pada
surat – surat yang ada di dalamnya.

6
2.2 Nama – Nama lain Al – Quran

Selain penamaan Alquran, kitab suci ini memiliki nama alternatif yang

relatif banyak. Abdul Ma’ali asy-Syaizalah dalam Al-burhan fi Musykilat Al-

Quran, seperti dipaparkan as-Suyuti menyebutkan 55 nama alternatif untuk

Alquran. Abdul hasan al-haraly bahkan mendata lebih banyak lagi, yakni lebih

dari 90 nama alternatif untuk Alquran.

Nama Alternatif untuk Alquran sebanyak itu tentu saja sebagian besar

masih asing di telinga umat islam di Indonesia. Hal ini disebabkan karena

sebagian ulama telah mencampurkadukkan antara nama dan sifat Alquran. Hanya

sejumlah nama alternatif yang akrab dan lazin saja digunakan.

Pertama, Al-kitab : kata ini merupakan kata benda bentukan (masdar)

dari akar kata (kataba) secara etimologi, Al-kitab dimakna sama dengan isim

maf’ul yakni maktub , artinya “yang ditulis”, bisa juga berarti “sepucuk surat”.

Untuk meneguhkan preposisi ini, kita akan mencontohkan satu ayat dari

masig – masing konteks penggunakan tema al-kitab tersebut.

Dalam konteks anak keturunan Nuh dan Ibrahim :

َ ‫وب َو َج ع َلْ ن َا ف ِ ي ذ ُ ِر ي َّ ت ِ ِه ال ن ُّ ب ُ َّو ة‬


َ ُ ‫ق َو ي َعْ ق‬ ْ ِ ‫َو َو هَ بْ ن َا ل َه ُ إ‬
َ ‫س َح ا‬
‫اب َو آ ت َيْ ن َا ه ُ أ َ ْج َر ه ُ ف ِ ي ال د ُّنْ ي َا ۖ َو إ ِ ن َّه ُ ف ِ ي ْاْل ِخ َر ة ِ ل َ ِم َن‬َ َ ‫َو الْ ِك ت‬
‫ص ا لِ ِح ي َن‬
َّ ‫ال‬

Artinya : dan kami anugrahkan kepada Ibrahim, Ishak dan Ya’qub dan

kami jadikan kenabian dal Al kitab pada keturunan nya, dan kami berikan

7
kepadanya balasan nya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat, benar – benar

termasuk orang – orang yang saleh. (Q.S. al-Ankabut [29] :27)

Dalam konteks Bani Israil :

‫ب إ ِ س َر ا ئ ِ ي َل ب َ ن ِ ي آ ت َي ن َا َو ل َ ق َ د‬ ُ ‫َو ال ن ُّ ب ُ َّو ة َ َو ال‬


َ ‫ح ك َم ال ِك ت َا‬

ِ ‫ال ع َ ا ل َ ِم ي َن عَ ل َ ى َو ف َ ضَّل ن َا ه ُ م الطَّ ي ِ ب َ ا‬


‫ت ِم َن َو َر زَ ق ن َا ه ُ م‬
Artinya : dan sesungguhnya telah kami berikan kepada Bani Israil Al

kitab (taurat), kekuasaan dan kenabian dan kami berikan kepada mereka rezeki –

rezeki yang baik dan kami lebihkan atas bangsa – bangsa (pada masanya) (Q.S al

jasiyah [45] : 16)

Dalam konteks musa :

َ َ ‫أ َ َّّل إ ِ س َر ا ئ ِ ي َل لِ ب َ ن ِ ي ه ُ د ًى َو َج ع َ ل ن َا ه ُ ال ِك ت‬
‫اب ُم و سَ ى َو آ ت َي ن َا‬

‫يل د ُو ن ِ ي ِم ن ت َت َّ ِخ ذ ُوا‬
ً ‫َو ِك‬

Artinya : dan kami berikan kepada musa kitab (taurat) dan kami jadikan

kitab taurat itu petunjuk bagi bani israil ( dengan firman ) “jangan lah kamu

mengambil penolong selain aku” (Q.S al-Isra [17] : 2)

8
Dalam konteks yahya :

ُ ْ‫اب ب ِ ق ُ َّو ة ٍ ۖ َو آ ت َيْ ن َا ه ُ ال‬


َ ‫ح ْك َم‬
‫ص بِي ا‬ َ َ ‫ي َا ي َ ْح ي َ ٰى ُخ ِذ الْ ِك ت‬
Artinya : Hai yahya, ambilah Al kitab (Taurat) itu dengan sungguh –

sungguh. Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak – kanak.

(Q.S Maryam [19] : 12 )

Dalam konteks isa :

‫ط ي ع ُو َن سَ ب ِ ي ًَل‬ ْ َ ‫ض ل ُّ وا ف َ ََل ي‬
ِ َ‫ست‬ َ َ ‫ك ْاْل َ ْم ث َا َل ف‬
َ َ ‫ض َر ب ُوا ل‬ َ ‫ا نْ ظُ ْر كَ ي‬
َ ‫ْف‬
Artinya : Lihatlah bagaimana mereka membuat perumpamaan –

perumpamaan terhadapmu: karena itu mereka menjadi sesat tidak dapat lagi

menemukan jalan (yang benar ) (Q.S Ali – Imran [3] : 48 )

Dalam konteks Nabi Muhammad :

‫ك أ َن زَ ل ن َا َو َم ا‬ َ َ ‫ۙ ف ِ ي ِه اخ ت َل َ ف ُ وا ال َّ ِذ ي ل َ هُ مُ لِ ت ُب َ ي ِ َن إ ِ َّّل ال ِك ت‬
َ ‫اب عَ ل َ ي‬
‫ي ُؤ ِم ن ُو َن لِ ق َ و م َو َر ح َم ة ً َو ه ُ د ًى‬
Artinya : Dan kami tidak menurunkan kepadamu Al-kitab (Al Quran )
ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka
perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman (Q.S
an-Nahl [16] : 64)

Kedua, al-furqan : sama halnya dengan terma Al-Quran, terma Al-

furqan juga berstatus sebagai kata benda bentukan (mashdar) dari akar kata

faraqa. Warson Munawir (1997) memakai kata ini dengan “memisahkan” atau

membedakan” sehingga al-furqan dapat diartikan sebagai “yang memisahkan

antara perkara yang haq dan yang batil”.

9
Jika ditelisik lebih teliti arti tersebut barangkali tidak akan dijumpai dalan

penggunaan kata al-furqan dalam Al-Quran. Pada beberapa tempat, kata al-furqan

lebih dekat dengan makna pertolongan (an-nasr). Misalnya, dalam Surah al-anfal

[8] ayat 29 berikut .

‫ّللا َ ت َت َّق ُوا إ ِ ن آ َم ن ُ وا ال َّ ِذ ي َن أ َي ُّ َه ا ي َ ا‬


َّ ‫ف ُ ر ق َ ا ن ً ا ل َ كُ م ي َ ج ع َ ل‬

َّ ‫ال ف َ ض ِل ذ ُو َو‬
‫ّللا ُ ۙ ل َ كُ م َو ي َ غ فِ ر سَ ي ِ ئ َا ت ِ كُ م عَ ن كُ م َو ي ُكَ ف ِ ر‬

‫ظ ي ِم‬
ِ َ ‫ال ع‬
Artinya : Hai orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah,

kami akan memberikan kepadamu Furqaan. Dan kami akan jauhkan dirimu dari

kesalahan – kesalahanmu. Dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah

mempunyai karunia yang besar. (Q.S. al-Anfal [8]:29)

Terhadap ayat ini, as-Suyuti dalam al-itqan memang mengartikan al-

furqan tak lain adalah kitab Al-Quran yang ditujukan pada ayat pertama Surah al-

Furqan. Namun demikian, dalam konteks tersebut, kata al-furqan lebih dekat

dengan makna pertolongan.

Ketiga, az-zikir : kata ini merupakan kata benda bentukan (masdar)

yang berasal dari kata zakara yang berarti “mengingat” atau “menyebut”. Amal

(2001) menjelaskan, terdapat tiga kata benda (isim) dari kata kerja ini yang

digunakan untuk menyebutkan wahyu dalam pengertian “peringatan”.

1. Kata “zikr” ditemukan di beberapa tempat dalam Alquran, seperti surah al-

Araf [7] : 63 dan 69 ; Surah yusuf [12] : 104 ; seperti surah

10
11

Anda mungkin juga menyukai