Anda di halaman 1dari 19

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

A. Kompetensi Inti
KI-1 Mensyukuri anugerah tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan bangga menggunkannya sebagai
sarana komunikasi dalam memahami, menerapkan, menganalisis, mengolah, menalar, dan menyajikan
informasi lisan dan tulis sesuai dengan kaidah dan konteks untuk mempersatukan bangsa.
KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli, dan (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai
dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.
KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis. dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif,
dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar
1
KD 3.6 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks editorial berkaitan dengan bidang pekerjaan
KD 4.4 Merancang teks editorial berkaitan bidang pekerjaan dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan
baik secara lisan maupun tulis

C. Tujuan
1. Peserta didik mampu menentukan struktur (tesis, argumen, penegasan ulang) teks editorial secara
tepat.
2. Peserta didik mampu menentukan kalimat retoris, kata-kata populer, penggunaan kata ganti, konjungsi
kausalitas secara tepat.
3. Peserta didik mampu menyusun empat argumentasi dengan cermat.
4. Peserta didik mampu menyusun saran teks editorial.
5. Peserta didik mampu menulis satu teks editorial secara kreatif.

2
Pada pertemuan yang lalu, kalian telah
belajar mengenai pengertian, unsur,
fakta-opini, ciri da nisi teks editorial

Selain itu, kalian juga sudah


membandingkan perbedaan teks
editorial dari beberapa media cetak

3
Pada kegiatan ini, kalian akan menguatkan
pembelajaran mengenai teks editorial dengan
memerhatikan struktur teks dan kaidah
kebahasaannya dalam teks editorial

4
Kegiatan Belajar I

A. Struktur Teks Editorial


1. Pengenalan isu

Pengenalan isu merupakan bagian pendahuluan teks editorial. Fungsinya adalah

mengenalkan isu atau permasalahan yang akan dibahas dalam bagian berikutnya.

Pada bagian pengenalan isu disajikan peristiwa persoalan actual, fenomenal, dan

kontroversial.

2. Penyampaian pendapat/argumen

Bagian ini merupakan bagian pembahasan yang berisi tanggapan redaksi terhadap

isu yang sudah diperkenalkan sebelumnya.

5
3. Penegasan

Penegasan dalam teks editorial berupa simpulan, saran atau rekomendasi. Di

dalamnya juga terselip harapan redaksi kepada para pihak terkait dalam

menghadapi atau mengatasi persoalan yang terjadi dalam isu tersebut.

Pahamilah analisis struktur teks berikut!

Kado Tahun Baru 2014 dari Pertamina


Pertamina mengirim kado tahun baru 2014 yang pahit
kepada Masyarakat. Menaikkan harga elpiji tabung 12 kg
Pengenalan isu
lebih dari 50%. Akibatnya sampai di tingkat konsumen
harganya menjadi Rp 125.000 hingga Rp 130.000. Bahkan di
lokasi yang relatif jauh dari pangkalan, mencapai Rp
150.000—Rp 200.000.
Kenaikan harga tersebut merupakan kado yang tidak
simpatik, tidak bijak, dan tidak logis. Masyarakat sebagai Penyampaian
konsumen menjadi terkaget-kaget karena kenaikan tanpa argumen
didahului sosialisasi. Pertamina memutuskan secara sepihak

6
seraya menggiringnya dengan alasan yang terkesan logis.
merugi Rp 22 triliun selama 6 tahun sebagai dampak
kenaikan harga di pasar Internasinal serta melemahnya nilai
tukar rupiah terhadap dolar AS.
Kenaikan harga itu mengharuskan Presiden RI yang
sedang melakukan kunjungan kerja di Jawa Timur meminta
Wakil Presiden RI menggelar rapat mendadak dengan para
menteri terkait. Mendengarkan penjelasan Direksi
Pertamina dan Pandangan Menko Ekuin, yang kesimpulannya
dilaporkan kepada presiden. Berdasar rapat kesimpulan Penyampaian
rapat itulah, Presiden kemudian membuat keputusan harga argumen
elpiji 12 kg yang diumumkan pada Minggu kemarin.
Kita mengapresiasi langkah cekatan pemerintah dalam
mengapresiasi kenaikan harga elpiji nonsubsidi 12 kg itu
seraya menggiringnya dengan pertanyaan. Benarkah
pemerintah tidak tahu atau tidak diberi tahu mengenai
rencana Pertamina menaikkan secara sewenang-wenang.
Pertamina merupakan perusahaan negara yang diamanati
undang-undang sebagai pengelola minyak dan gas bumi untuk
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Rasanya mustahil

7
kalau pemerintah, dalam hal ini Menko Ekuin dan menteri
BUMN tidak tahu, tidak diberi tahu serta dimintai
pandangan, pendapat, dan pertimbangannya.
Kalau dugaan kita yang seperti itu benar adanya, bisa
saja diantara kita menengarai langkah pemerintah itu
sebagai rekasi semu. Reaksi yang muncul sebagai bentuk
kekagetan atas reaksi keras yang ditunjukkan pimpinan DPR
RI, DPD RI, dan masyarakat luas. Malah boleh jadi ada
politisi yang mengategorikannya sebagai rekasi yang
cenderung bersifat pencitraan sehingga terbangun kesan Penyampaian
bahwa pemeintah memperhatikan kesulitan sekaligus argumen
melindungin kebutuhan rakyat.
Kita tidak bisa menerima sepenuhnya alasan merugi Rp
22 triliun selama 6 tahun menjadi regulator elpiji sehingga
serta merta Pertamina menaikkan harga elpiji? Dalam peran
dan tugasnya yang mulia inilah Pertamina tidak bisa semata-
mata menjadikan harga pasar dunia sebagai kiblat dalam
membuat keputusan. Sebab dari sisi lain perusahaan
memperoleh keuntungan besar atas hasil tambang minyak
dan gas yang dieksploitasi dari perut bumi Indonesia.

8
Keuntungan besar itulah yang seharusnya digunakan
untuk sebesar-besar kemakmuran dan kesejahteraan
Penegasan
rakyat. Caranya dengan mengambil atau menyisihkan
sepersekian persen keuntungan untuk menyubsidi kebutuhan Ulang
bahan bakar kalangan masyarakat menengah ke bawah.

PETUNJUK!

1. DUDUK SECARA BERKELOMPOK. TIAP KELOMPOK TERDIRI


ATAS 4—5 ORANG.
2. TIAP ORANG DALAM KELOMPOK MEMILIKI TUGAS YANG
BERBEDA-BEDA.
3. PEM1.BAGIAN TUGAS DILAKUKAN OLEH KETUA KELOMPOK
4. KEKOMPAKAN KELOMPOK MENENTUKAN KEBERHASILAN

9
Tugas I
Setelah kalian membaca dan memahami uraian materi dan contoh analisis struktur teks

editorial, sekarang mari berlatih.

1. Bacalah teks yang berjudul Pengangguran Makin Bertambah dalam buku paket

halaman 99.

2. Analisislah struktur teks editorial tersebut.

3. Diskusikanlah dalam kelompokmu.

4. Tuliskan hasil temuan dalam format yang telah disiapkan.

5. Bandingkan hasil kerja dengan kelompok lain.

6. Kumpulkan pekerjaan kelompok kepada ketua kelas.

10
Tabel 1. Analisis Struktur Teks Editorial

Struktur Teks Editorial Paragraf Ke-

Pengenalan Isu

Argumentasi

Penegasan Ulang

11
Kegiatan Belajar II

B. Kebahasaan Teks Editorial

1. Penggunaan kalimat retoris

Kalimat retoris adalah kalimat pertanyaan yang tidak ditujukan untuk

mendapatkan jawabannya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dimaksudkan agar

pembaca merenungkan masalah yang dipertanyakan tersebut sehingga tergugah

untuk berbuat sesuatu, atau minimal berubah pandangannya terhadap isu yang

dibahas.

Contoh:

Benarkah pemerintah tidak tahu atau tidak diberitahu mengenai rencana

Pertamina menaikkan harga elpiji?

12
2. Menggunakan kata-kata populer sehingga mudah bagi khalayak untuk mencernanya.

Tujuannya agar pembaca tetap merasa rilek meskipun membaca masalah yang

serius dipenuhi dengan tanggapan yang kritis.

Contoh:

terkaget-kaget, pencitraan, dan menenggarai

3. Menggunakan kata ganti penunjuk yang merujuk pada waktu, tempat, peristiwa,

atau hal lainnya yang menjadi fokus ulasan.

Contoh:

a. Sungguh, kenaikan harga itu merupakan kado yang tidak simpatik, tidak

bijak, dan tidak logis.

b. Berdasarkan simpulan rapat itulah, Presiden kemudian membuat keputusan

harga elpiji 12 kg yang diumumkan pada hari Minggu kemarin.

13
c. Rasanya mustahil kalau pemerintah, dalam hal ini Menko Ekuin dan Menteri

BUMN tidak tahu, tidak diberitahu serta tidak dimintai pandangan,

pendapat, dan pertimbangan.

4. Banyaknya penggunaan konjungsi kausalitas, seperti sebab, karena, sebab itu,oleh

sebab itu. Hal itu terkait dengan penggunaan sejumlah argument yang dikemukakan

redaktur berkenaan dengan masalah yang dikupasnya.

Contoh:

a. Masyarakat sebagai konsumen menjadi terkaget-kaget karena kenaikan tanpa

didahului sosialisasi.

b. Malah boleh jadi ada politisi yang mengkategorikan sebagai reaksi yang

cenderung bersifat pencitraan sehingga terbangun kesan bahwa pemerintah

memperhatikan kesulitan sekaligus melindungi kebutuhan rakyat.

14
Tugas II
Setelah kalian menganalisis struktur teks editorial, sekarang mari berlatih menentukan

kaidah kebahasaan teks editorial.

1. Bacalah teks yang berjudul Pengangguran Makin Bertambah dalam buku paket

halaman 99.

2. Temukanlah kaidah kebahasaan dalam teks tersebut.

3. Diskusikanlah dalam kelompokmu.

4. Tuliskan hasil temuan dalam format yang telah disiapkan.

5. Bandingkan hasil kerja dengan kelompok lain.

6. Kumpulkan pekerjaan kelompok kepada ketua kelas.

15
Tabel 2. Analisis Kaidah Kebahasaan Teks Editorial

Kebahasaan Teks Editorial Kutipan Teks

Kalimat Retoris

Kata-kata Populer

Kata Ganti Penunjuk

Konjungsi Kausalitas

16
Kegiatan Belajar III

C. Merancang Teks Editorial


Merancang teks editorial merupakan muara dalam kegiatan pembelajaran ini. Agar

mampu merancang teks editorial secara tepat, kalian harus mempunyai data yang cukup

yang berkaitan dengan hal tersebut. Untuk itu, sering-seringlah membaca editorial dari

berbagai media massa untuk memperkaya isu-isu terkini yang dibahas.

Agar lebih fokus dalam menulis teks editorial, berikut ini tahapan-tahapan yang harus

kamu lalui.

17
PETUNJUK

Bacalah dua sampai tiga teks editorial dari sumber media massa yang berbeda.

1. Datalah isu-isu utamanya dan rumuskan menjadi pernyataan umum.

2. Telusuri data-data pendukung atas pernyataan umum yang sudah kamu buat,

misalnya buku, majalah, Badan Pusat Statistik, atau artikel jurnal.

3. Buatlah perincian data tersebut dan analisis menjadi sebuah argumen.

4. Argumen-argumen yang kamu buat secara terperinci ditafsirkan menjadi

sebuah pendapat, baik berupa kritik maupun harapan.

5. Buatlah saran atau rekomendasi untuk memberikan solusi atas isu-isu yang

berkembang.

6. Kemaslah hasilnya dalam satu tulisan teks editorial dengan memerhatikan

struktur dan kaidah kebahsaannya.

18
Tabel 3. Kerangka Menulis Teks Editorial

Judul

Pengenalan Isu

Argumentasi I

Argumentasi II

Argumentasi III

Penegasan
Ulang/saran

19

Anda mungkin juga menyukai