Imunohematologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari system imun pada
darah. Penyakit pada system imun yang sering kita kenal antara lain: Hipersensitivitas, Autoimun, HIV/AIDS, dll. Autoimun, seperti dengan namanya adalah keadaan abnormal dimana sistem imun tubuh menyerang bagian ubuh itu sendiri seperti jaringan atau organ dalam karena dianggap oleh system imun sebagai benda asing. Salah satu penyakit autoimun adalah systemic lupus erythematosus atau yang sering dikenal sebagai penyakit lupus. Penyakit lupus berasal dari bahasa Latin yang berarti “Anjing hutan,” atau “Serigala,” memiliki ciri yaitu munculnya bercak atau kelainan pada kulit, dimana disekitar pipi dan hidung akan terlihat kemerah-merahan seperti kupu-kupu. Lupus juga menyerang organ dalam lainnya seperti ginjal, jantung, dan paru-paru. Oleh karena itu penyakit ini dinamakan “Sistemik,” karena mengenai hampir seluruh bagian tubuh kita. Jika Lupus hanya mengenai kulit saja, sedangkan organ lain tidak terkena, maka disebut Lupus Kulit (lupus kutaneus) yang tidak terlalu berbahaya dibandingkan lupus yang sistemik (Sistemik Lupus /SLE). Berbeda dengan HIV/AIDS, SLE adalah suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan sistem kekebalan tubuh sehingga antibodi yang seharusnya ditujukan untuk melawan bakteri maupun virus yang masuk ke dalam tubuh berbalik merusak organ tubuh itu sendiri seperti ginjal, hati, sendi, sel darah merah, leukosit, atau trombosit. Karena organ tubuh yang diserang bisa berbeda antara penderita satu dengan lainnya, maka gejala yang tampak sering berbeda, misalnya akibat kerusakan di ginjal terjadi bengkak pada kaki dan perut, anemia berat, dan jumlah trombosit yang sangat rendah (Sukmana, 2004). Perkembangan penyakit lupus meningkat tajam di Indonesia. Menurut hasil penelitian Lembaga Konsumen Jakarta (LKJ), pada tahun 2009 saja, di RS Hasan Sadikin Bandung sudah terdapat 350 orang yang terkena SLE (sistemic lupus erythematosus). Hal ini disebabkan oleh manifestasi penyakit yang sering terlambat diketahui sehingga berakibat pada pemberian terapi yang inadekuat, penurunan kualitas pelayanan, dan peningkatan masalah yang dihadapi oleh penderita SLE. Masalah lain yang timbul adalah belum terpenuhinya kebutuhan penderita SLE dan keluarganya tentang informasi, pendidikan, dan dukungan yang terkait dengan SLE. Manifestasi klinis dari SLE bermacam-macam meliputi sistemik, muskuloskeletal, kulit, hematologik, neurologik, kardiopulmonal, ginjal, saluran cerna, mata, trombosis, dan kematian janin (Hahn, 2005).
1. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah yaitu
bagaimana konsep, asuhan keperawatan teoritis, dan peran perawat terhadap SLE (sistemic lupus erythematosus) .
1. 3 Tujuan penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami bagaimana konsep, asuhan keperawatan teoritis, dan peran perawat terhadap SLE (sistemic lupus erythematosus) . 1.3.2 Tujuan Khusus: 1. Untuk mengetahui definisi SLE. 2. Untuk mengetahui epidemiologi SLE. 3. Untuk mengetahui etiologi SLE. 4. Untuk mengetahui pathogenesis SLE. 5. Untuk mengetahui manifestasi klinis SLE. 6. Untuk mengetahui faktor predisposisi SLE. 7. Untuk mengetahui klasifikasi SLE. 8. Untuk mengetahui pemeriksaan SLE. 9. Untuk mengetahui penatalaksanaan SLE. 10. Untuk mengetahui pencegahan SLE. 11. Untuk mengetahui SLE. 12. Untuk mengetahui peran perawat terhadap SLE.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Mahasiswa Sebagai bahan materi atau referensi pembelajaran dan menambah pengetahuan khususnya mengenai konsep, asuhan keperawatan, dan peran perawat terhadap SLE. 2. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai referensi bagi institusi Pendidikan khususnya prodi keperawatan universitas jambi