Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Imunohematologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari system imun pada


darah. Penyakit pada system imun yang sering kita kenal antara lain:
Hipersensitivitas, Autoimun, HIV/AIDS, dll. Autoimun, seperti dengan namanya
adalah keadaan abnormal dimana sistem imun tubuh menyerang bagian ubuh itu
sendiri seperti jaringan atau organ dalam karena dianggap oleh system imun
sebagai benda asing. Salah satu penyakit autoimun adalah systemic lupus
erythematosus atau yang sering dikenal sebagai penyakit lupus.
Penyakit lupus berasal dari bahasa Latin yang berarti “Anjing hutan,” atau
“Serigala,” memiliki ciri yaitu munculnya bercak atau kelainan pada kulit, dimana
disekitar pipi dan hidung akan terlihat kemerah-merahan seperti kupu-kupu.
Lupus juga menyerang organ dalam lainnya seperti ginjal, jantung, dan paru-paru.
Oleh karena itu penyakit ini dinamakan “Sistemik,” karena mengenai hampir
seluruh bagian tubuh kita. Jika Lupus hanya mengenai kulit saja, sedangkan organ
lain tidak terkena, maka disebut Lupus Kulit (lupus kutaneus) yang tidak terlalu
berbahaya dibandingkan lupus yang sistemik (Sistemik Lupus /SLE).
Berbeda dengan HIV/AIDS, SLE adalah suatu penyakit yang ditandai
dengan peningkatan sistem kekebalan tubuh sehingga antibodi yang seharusnya
ditujukan untuk melawan bakteri maupun virus yang masuk ke dalam tubuh
berbalik merusak organ tubuh itu sendiri seperti ginjal, hati, sendi, sel darah
merah, leukosit, atau trombosit. Karena organ tubuh yang diserang bisa berbeda
antara penderita satu dengan lainnya, maka gejala yang tampak sering berbeda,
misalnya akibat kerusakan di ginjal terjadi bengkak pada kaki dan perut, anemia
berat, dan jumlah trombosit yang sangat rendah (Sukmana, 2004).
Perkembangan penyakit lupus meningkat tajam di Indonesia. Menurut
hasil penelitian Lembaga Konsumen Jakarta (LKJ), pada tahun 2009 saja, di RS
Hasan Sadikin Bandung sudah terdapat 350 orang yang terkena SLE (sistemic
lupus erythematosus). Hal ini disebabkan oleh manifestasi penyakit yang sering
terlambat diketahui sehingga berakibat pada pemberian terapi yang inadekuat,
penurunan kualitas pelayanan, dan peningkatan masalah yang dihadapi oleh
penderita SLE. Masalah lain yang timbul adalah belum terpenuhinya kebutuhan
penderita SLE dan keluarganya tentang informasi, pendidikan, dan dukungan
yang terkait dengan SLE. Manifestasi klinis dari SLE bermacam-macam meliputi
sistemik, muskuloskeletal, kulit, hematologik, neurologik, kardiopulmonal, ginjal,
saluran cerna, mata, trombosis, dan kematian janin (Hahn, 2005).

1. 2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah yaitu


bagaimana konsep, asuhan keperawatan teoritis, dan peran perawat terhadap SLE
(sistemic lupus erythematosus) .

1. 3 Tujuan penulisan

1.3.1 Tujuan Umum


Untuk mengetahui dan memahami bagaimana konsep, asuhan
keperawatan teoritis, dan peran perawat terhadap SLE (sistemic
lupus erythematosus) .
1.3.2 Tujuan Khusus:
1. Untuk mengetahui definisi SLE.
2. Untuk mengetahui epidemiologi SLE.
3. Untuk mengetahui etiologi SLE.
4. Untuk mengetahui pathogenesis SLE.
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis SLE.
6. Untuk mengetahui faktor predisposisi SLE.
7. Untuk mengetahui klasifikasi SLE.
8. Untuk mengetahui pemeriksaan SLE.
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan SLE.
10. Untuk mengetahui pencegahan SLE.
11. Untuk mengetahui SLE.
12. Untuk mengetahui peran perawat terhadap SLE.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan materi atau referensi pembelajaran dan menambah
pengetahuan khususnya mengenai konsep, asuhan keperawatan, dan
peran perawat terhadap SLE.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai referensi bagi institusi Pendidikan khususnya prodi
keperawatan universitas jambi

Anda mungkin juga menyukai