Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Permasalahan pembangunan berkelanjutan sekarang telah merupakan
komitmen setiap orang, sadar atau tidak sadar, yang bergelut di bidang
pembangunan. Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai dengan melaksanakan
pembangunan di segala bidang. Pembangunan dalam konteks Negara selalu
ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat kearah
yang lebih baik yang merata. Keberhasilan penerapannya memerlukan kebijakan,
perencanaan dan proses pembelajaran sosial yang terpadu, politiknya tergantung
pada dukungan penuh masyarakat melalui pemerintahannya, kelembagaan
sosialnya, dan kegiatan dunia usahanya. Proses pembangunan terutama bertujuan
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Titik tolak pembangunan dimulai dari
tindakan mengurangi masalah dengan tujuan memenuhi kebutuhan dan
meningkatkan untuk mencapai suatu tingkatan yang layak.

Bagi manusia, pembangunan tidak hanya dalam konteks pemenuhan


kebutuhan yang berkaitan dengan aspek sosial ekonomi tetapi juga haruslah
melihat aspek keadilan terhadap lingkungan. Lingkungan bagi umat manusia
adalah salah satu modal dasar dalam pembangunan. Lingkungan sehat, bersih,
lestari, secara tidak langsung akan mempengaruhi keberlanjutan produktifitas
manusia di masa yang akan datang. Artinya, dalam konteks tersebut selain
keberlanjutan dari sisi ekonomi dan sosial, maka diperlukan juga keberlanjutan
pada sisi ekologis.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang di bahas


dalam makalah ini sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud pembangunan berkelanjutan ?


2. Sejarah perkembangan paradigma pembangunan berkelanjutan ?
3. Bagaimana ciri-ciri dan prinsip pembangunan berkelanjutan ?
4. Bagaimana konsep pendekatan dan strategi pembangunan berkelanjutan ?

1
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud pembangunan berkelanjutan ?
2. Untuk mengetahui sejarah paradigma pembangunan berkelanjutan ?
3. Untuk mengetahui cirri-ciri dan prinsip pembangunan berkelnjutan ?
4. Untuk mengetahui konsep pendekatan dan strategi pembangunan
berkelanjutan ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembangunan Berkelanjutan

Menurut Brundtland Report dari PBB, pembangunan berkelanjutan adalah


proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dan sebagainya) yang
berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan
kebutuhan generasi masa depan”. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk
mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki
kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi
dan keadilan sosial.

Deklarasi Universal Keberagaman Budaya (UNESCO, 2001)


“pembangunan tidak hanya dipahami sebagai pembangunan ekonomi, namun juga
sebagai alat untuk mencapai kepuasan intelektual, emosional, moral, dan
spiritual”.

Menurut Marlina (2009) mengatakan pembangunan berkelanjutan tidak


saja berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas dari itu, pembangunan
berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan: pembangunan ekonomi,
pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan (selanjutnya disebut 3 Pilar
Pembangunan berkelanjutan).

Dengan demikian pengertian pembangunan berkelanjutan adalah


pembangunan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pada saat ini tanpa
mengurangi kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan-
kebutuhan mereka.

2.2 Sejarah Perkembangan Paradigma Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan diartikan sebagai upaya sadar dalam mengolah dan


memanfaatkan sumber daya alam untuk meningkatkan kemakmuran rakyat, baik
untuk mencapai kemakmuran lahir maupun untuk mencapai kepuasan batin.
Pemanfaatan sumber daya alam harus selaras, serasi, dan seimbang dengan fungsi
lingkungan hidup. Pada intinya, pembangunan adalah proses pertumbuhan,
perkembangan, dan peningkatan yang dilakukan dalam berbagai kegiatan. Sebagai

3
contoh, di bidang pertanian, penggunaan insektisida dan pupuk kimia mampu
meningkatkan hasil panen padi. Program industrialisasi mampu menyerap tenaga
kerja dan meningkatkan pendapatan.

Muara dari pembangunan nasional adalah mencapai pertumbuhan ekonomi


dan meningkatkan standar hidup bagi penduduk. Kedua muara pembangunan
tersebut saling berkaitan. Pertumbuhan ekonomi memengaruhi peningkatan
kesejahteraan penduduk. Pertumbuhan ekonomi dapat dicapai melalui produksi,
penjualan, dan jasa. Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan industri memberi
banyak kesempatan bagi penduduk untuk bekerja. Dengan bekerja, penduduk
memperoleh pendapatan yang dapat dibelanjakan untuk meningkatkan taraf hidup
dan kesejahteraannya. Lingkungan hidup dengan segala sumber dayanya
dimanfaatkan sebagai modal pembangunan. Manfaat lingkungan hidup antara lain
sebagai berikut:

a. Tempat hidup manusia dan melakukan kegiatannya.


b. Tempat hidup hewan dan tumbuhan.
c. Sumber bahan pangan.
d. Sumber bahan baku atau bahan mentah.
e. Sumber bahan tambang dan mineral.
f. Sumber energi atau bahan bakar.

Sejarah lahirnya Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development)

Pada tahun 1987, komisi dunia untuk lingkungan dan pembangunan


mengenalkan istilah pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
Istilah ini menunjuk pada bentuk pembangunan yang mempertimbangkan
kebutuhan sekarang dengan kebutuhan generasi yang akan datang. Ini berarti
bahwa negara-negara dapat melanjutkan pembangunan ekonomi untuk mencapai
taraf hidup lebih tinggi tanpa merusak dan membahayakan lingkungan.
Pembangunan berkelanjutan menjamin bahwa generasi mendatang masih
mendapatkan dan bisa memanfaatkan sumber daya alam. Pembangunan dapat
berjalan tanpa merusak dan kehabisan sumber daya apabila sistemnya berlanjut
terus. Sebagai contoh, industri perikanan membatasi ikan-ikan laut yang akan
diolah dengan jenis dan ukuran tertentu yang layak dikonsumsi. Dengan

4
persyaratan ini maka penangkapan ikan oleh nelayan tidak boleh sembarangan.
Ikan dengan ukuran kecil yang tidak layak tangkap akan dibiarkan bebas agar
dapat tumbuh dan berkembang biak sehingga populasi ikan dapat meningkat.
Dengan demikian, penangkapan ikan akan berlangsung terus tanpa menimbulkan
kepunahan.

Konsep pembangunan berkelanjutan lahir setelah lingkungan di Bumi


mengalami degradasi atau kerusakan dengan cepat sejak tahun enam puluhan.
Konsep ini ingin memberi solusi dari dua hal yang dipertentangkan, yaitu
keinginan melaksanakan pembangunan dan mencegah kerusakan lingkungan
hidup yang ditimbulkan. Selama ini paradigma ekonomi selalu identik dengan
pertumbuhan. Pembangunan bertujuan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi
yang tinggi, sehingga selalu mengacu pada tingkat pendapatan per kapita
penduduk (GNP). Pembangunan harus tetap berjalan dengan tidak menimbulkan
degradasi lingkungan.

Pada tahun 1972, fenomena degradasi lingkungan hidup dibicarakan oleh


beberapa kepala negara dalam pertemuan di Stockholm, Swedia. Pertemuan ini
menghasilkan keputusan pembentukan lembaga-lembaga pemerintah dan
nonpemerintah di beberapa negara yang bertugas untuk melestarikan lingkungan
hidup. Pada tahun delapan puluhan, masalah lingkungan berkembang menjadi
masalah global. Setelah dikenalkan oleh komisi dunia untuk lingkungan hidup
tahun 1987, konsep pembangunan berkelanjutan diadopsi oleh sebagian besar
negara di dunia. Konferensi Tingkat Tinggi Pembangunan Berkelanjutan (World
Summit on Sustainable Development) tahun 1992, yang diselenggarakan di Rio de
Janeiro, Brasil membahas masalah lingkungan dan menghasilkan konsep
pembangunan berkelanjutan yang tersusun dalam Agenda 21.

Hasil KTT Pembangunan Berkelanjutan Tahun 1992 dan 2002 Konferensi


Tingkat Tinggi (KTT) Pembangunan Berkelanjutan tahun 1992 di Rio de Janeiro,
Brasil menghasilkan Agenda 21, yaitu suatu rencana global untuk pembangunan
berkelanjutan yang dapat dijadikan panduan bagi negara-negara untuk
melaksanakan:

1. Pembangunan berkelanjutan dan pembangunan ekonomi.

5
2. Pemerintahan yang demokratis.
3. Pembangunan sosial dan pelestarian lingkungan.

KTT Pembangunan Berkelanjutan pada tahun 2002 di Johannesburg, Afrika


Selatan menghasilkan:

1. Deklarasi mengenai pembangunan berkelanjutan.


2. Rencana pelaksanaan.
3. Kesepakatan kerja sama antarpeserta konferensi, khususnya mengenai air,
energi, kesehatan, pertanian, dan keanekaragaman hayati.

Setelah konferensi di Rio de Janeiro, Konferensi Tingkat Tinggi


Pembangunan Berkelanjutan diselenggarakan di Johannesburg, Afrika Selatan
pada tanggal 26 Agustus–4 September 2002. Konferensi Pembangunan
Berkelanjutan di Afrika Selatan ini menghasilkan pokok-pokok rencana
pelaksanaan sebagai berikut.

a. Pemberantasan kemiskinan.
b. Perubahan pola konsumsi dan produksi.
c. Proteksi dan mengelola sumber daya alam sebagai landasan pembangunan
ekonomi dan sosial.
d. Pembangunan berkelanjutan dalam pengembangan globalisasi.
e. Kesehatan dan pembangunan berkelanjutan.
f. Pembangunan berkelanjutan bagi negara berkepulauan kecil.
g. Pembangunan berkelanjutan untuk Afrika.
h. Pembangunan berkelanjutan untuk kawasan regional: Amerika Latin dan
Karibia, Asia dan Pasifik, kawasan Afrika Barat dan Eropa.
i. Sarana untuk pelaksanaan perdagangan, keuangan, ahli teknologi, iptek,
dan lain-lain.
j. Kerangka kelembagaan pembangunan berkelanjutan (good governance).

Berkaitan dengan pokok-pokok pelaksanaan, di Indonesia telah


diselenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi Indonesia untuk pembangunan
berkelanjutan (Indonesian Summit on Sustainable Development). Dalam
konferensi ini dibahas tentang masalah mendesak yang dihadapi Indonesia dalam

6
melaksanakan pembangunan berkelanjutan. Masalah mendesak di Indonesia
adalah:

a. Pengentasan kemiskinan.
b. Tata pemerintahan yang baik dan masyarakat madani.
c. Pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.
d. Perlindungan sumber daya alam dan lingkungan (tata ruang dan
pengendalian pencemaran).
e. Kemitraan (di bidang air, energi, kesehatan, pertanian, keanekaragaman
hayati).
f. Pendanaan.
g. Kelembagaan pembangunan berkelanjutan.

Paradigma Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development)


Pembangunan yang berpusat pada pertumbuhan ekonomi menjadikan
pertumbuhan ekonomi itu berada di atas manusia dan ekologi yang menjadi
tumpuan kesejahteraan manusia. Aktivitas perusahaan hanya dilakukan untuk
meningkatkan keuntungan pribadi, tanpa memperdulikan persoalan lingkungan
hidup dan kepentingan masyarakat umum. Perusahaan demikian merupakan
perusahaan yang menggunakan paradigma ekonomi konvensional. Berdasarkan
paradigma konvensional, sumber kekayaan alam dikeruk tanpa memikirkan
generasi yang akan datang. Kekayaan bumi ditambang habis, hutan digunduli, air
sungai, dan laut dicemari. Semua hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi
(economic growth). Untuk itu diperlukan visi pembangunan yang mendahulukan
kesejahteraan bagi masyarakat.

Tiga upaya terkait dengan gerakan dimaksud di atas adalah gerakan mata
pencaharian yang berkelanjutan, gerakan solidaritas global, dan gerakan tanggung
jawab perusahaan. Gerakan untuk mata pencaharian yang berkelanjutan berupa
inisiatif lokal dalam menciptakan kesempatan kerja dan penghasilan yang
menawarkan alternatif yang berkelanjutan dan sesuai terhadap proses
pembangunan dan modernisasi saat ini. Contohnya yaitu kewajiban
mengharuskan pembayaran “upah hidup” daripada upah minimum. Gerakan

7
solidaritas global berupaya untuk mendukung warga miskin di negara
berkembang. Kampanye tersebut dianggap sebagai antiglobalisasi atau
“globalisasi dari bawah” dengan melakukan penilaian yang kritis terhadap
lembaga internasional besar, dalam gerakan pembatalan utang, dan dalam kritik
mengenai kebijakan negara maju, seperti misalnya subsidi pertanian, yang secara
signifikan berdampak kepada negara berkembang dan khususnya warga miskin.

Sustainable development atau pembangunan berkelanjutan pada intinya


yaitu melihat dunia sebagai suatu sistem, yaitu sistem yang menghubungkan
ruang udara, dan waktu. Pada saat kita memahami bahwa dunia ini merupakan
suatu sistem yang saling berhubungan dengan ruang udara, kita akan memahami
bahwa polusi udara yang berasal dari Amerika Utara akan mempengaruhi kualitas
udara di Asia, dan pestisida yang disemprotkan di Argentina dapat merusak atau
meracuni stok ikan yang berada di lepas pantai Australia, sedangkan pada saat kita
memahami dunia sebagai suatu sistem antar waktu, kita akan mulai menyadari
bahwa cara bertani pada masa lalu di sebidang tanah akan terus mempengaruhi
praktek pertanian hingga sekarang dan kebijakan ekonomi yang kita dorong
sekarang akan memiliki akibat terhadap kemiskinan kota pada saat anak-anak kita
dewasa.

Sebagaimana yang ditunjukkan oleh Schumacher secara terus menerus,


dan sebagai konsekuensi praktis, masing-masing pernyataan berikut adalah keliru:

1) Meningkatkan pertumbuhan transaksi finansial dengan tidak pandang bulu akan


menghasilkan keuntungan dan kesejahteraan bagi semua orang. (Padahal
kenyataannya adalah kita dapat melihat bahwa hal tersebut malah memperlebar
jurang antara yang kaya dan yang miskin, dan hanya sebagian kecil dari populasi
dunia yang menikmati hasilnya karena teori “trickle-down” tidak berfungsi.
2) Sumber daya alam dipercaya tidak terbatas, dan dapat dieksploitasi tanpa syarat;
begitu juga dengan lingkungan yang tidak terbatas dalam kapasitasnya
menopang aktivitas manusia dalam segala bentuknya. (Konsekuensi adalah
bahwa sumber daya tida terbarukan yang penting cepat habis, dan lingkungan
menjadi tidak stabil oleh aktivitas seperempat populasi dunia).

8
3) Industri padat modal secara universal lebih efisien dan produktif dibandingkan
dengan jasa perbaikan dan rekondisi buruh yang padat karya. (Kenyataannya
yaitu sistem industri padat modal yang telah berproduksi sangat boros dan
merusak lingkungan. Ia hanya ditopang beberapa kesalahan mendasar dalam hal
penilaian terhadap produktivitas dan efisiensi).
4) Mencari nafkah merupakan aktivitas yang pasti dilakukan. Semuanya
dibutuhkan untuk memuaskan pekerja adalah imbalan keuangan yang wajar;
sifat pekerjaan yang dibutuhkan tidak menjadi penting. (Konsekuensinya adalah
kegagalan total untuk mengoptimalkan kontribusi manusia untuk menciptakan
kesejahteraan sebagai gabungan dari manusia, uang, dan mesin. Upaya kreatif
manusia lebih banyak yang dapat ditawarkan, apabila terorganisasi dan
digunakan dengan benar, baik kepada ekonomi dan untuk kepuasan pribadi).
5) Orang mempunyai rasa lapar yang tidak terbatas untuk memiliki. Selama mereka
menyesuaikan diri dengan perubahan mereka adalah tanda yang dapat diterima
dari status sosial dan makna pokok dari kepuasan pribadi. (Kenyataannya,
sebagaimana dinyatakan oleh Fred Hirsch, nilai yang diletakkan oleh individu
pada keinginan tertentu menurun dengan semakin luasnya mereka berbagi
dengan orang lain.
6) Selama pertumbuhan dan/atau akibat yang baik didapatkan dengan melakukan
penghematan, orang secara umum tidak terlalu peduli terhadap siapa yang
berinvestasi maupun dengan tujuan apa niat mereka melayani. (Konsekuensinya
yaitu kekuatan finansial perorangan telah diberikan kepada lembaga-lembaga
keuangan non-perorangan.

The World Scientist’ Warning to Humanity secara eksplisit menyatakan


tentang apa yang dibutuhkan untuk menghindari tabrakan sebagaimana dimaksud
di atas dan mencapai hasil yang diinginkan, terutama terkait dengan pencapaian
tujuan dari sustainable development.

9
2.3 Ciri-Ciri Dan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan
1. Ciri-Ciri Pembangunan Berkelanjutan
a. Dilakukan secara merata dan adil : Maksudnya adalah adil pada lahan lahan
yang ada di seluruh wilayah, semua orang berhak atau berkesempatan
untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan berkelanjutan ini tanpa
dibeda – beda kan serta harus merata dan adil demi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Menjamin pemerataan dan keadilan, yaitu
generasi mendatang memanfaatkan dan melestarikan sumber daya alam
sehingga berkelanjutan.
b. Memelihara keanekaragaman hayati yang ada : Pembangunan
berkelanjutan harus tetap memperhatikan keanekaragaman hayati.
Menghargai dan melestarikan keanekaragaman hayati, spesies, habitat, dan
ekosistem agar tercipta keseimbangan lingkungan.
c. Menggunakan pendekatan integrative : Dalam melaksanakan pembangunan
berkelanjutan harus menggunakan pendekatan integratif. Hal ini bertujuan
menciptakan keterkaitan yang kompleks antara manusia dengan lingkungan
agar lingkungan tetap terjaga.
d. Bersifat jangka panjang : Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu
rencana yang bersifat jangka panjang. Karena pembangunan berkelanjutan
ini dimungkinkan untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang
ada dengan bijaksana atau harus bermanfaat pada masa sekarang dan masa
mendatang.
e. Memenuhi kebutuhan masa sekarang tanpa membahayakan pemenuhan
kebutuhan generasi mendatang dan mengaitkan bahwa pembangunan
ekonomi harus seimbang dengan konservasi lingkungan.
f. Pembangunan yang dilaksanakan tidak terjadi atau mampu meminimalkan
kerusakan dan pencemaran lingkungan, memperhatikan antara lingkungan
fisik dan lingkungan sosialnya
g. Pembangunan yang dilaksanakan mendasar pada nilai – nilai kemanusiaan
serta memperhatikan moral atau nilai yang di anut dalam masyarakat.
Pembangunan yang dilaksanakan mampu memperluas lapangan dan
kesempatan kerja

10
h. Pembangunan yang dilaksanakan harus memiliki sifat fundamental dan
ideal serta berjangka pendek dan panjang. Pembangunan yang dilaksanakan
harus berpedoman untuk selalu mempertahankan stabilitas ekonomi,
politik, sosial budaya dan keamanan nasional.
i. Hambatan dalam Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia : Tentunya
masih saja ada hambatan dalam mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan. Yaitu masalah kependudukan, masalah kemiskinan, masalah
kualitas lingkungan hidup dan masalah keamanan dan ketertiban.

11
2. Prinsip - Prinsip Pembangunan Berkelanjutan

Prinsip - prinsip pembangunan berkelanjutan yang diterapkan dalam


implementasi pembangunan berkelanjutan antara lain :

a. Equity (Pemerataan) : Pemerataan dalam pembangunan berkelanjutan


menjadi tujuan utama. Pemerataan dianggap mampu meminimalisasi
disparitas baik ekonomi dan sosial serta kesempatan yang seimbang bagi
masyarakat.

b. Ekonomi : Dalam pembangunan berkelanjutan, pendekatan pembangunan


di aspek ekonomi menitikberatkan pada peningkatan keahlian untuk para
pekerja agar mampu meningkatkan daya saing mereka dalam memperoleh
pekerjaan yang layak, menonjolkan kerjasama ekonomi strategis, serta
meningkatkan performa infrastruktur dasar seperti perumahan, air, jalan, dll
bahkan infrastruktur informasi. Berbeda dengan kota-kota yang tidak
menerapkan pembangunan berkelanjutan karena kota dengan model
pembangunan ini menonjolkan kompetisi antar sektor dan masyarakat,
pengembangan industri besar serta ekspansi ekonomi besar-besar dan
ketergantungan terhadap dunia bisnis yang begitu besar. Kota-kota yang
menerapkan pembangunan berkelanjutan memiliki kondisi sosial ekonomi
yang kondusif karena ada rasa tanggungjawab bersama antara pemerintah,
swasta dan masyarakat dalam penciptaan modal tenaga kerja dan
kesempatan kerja bagi masyarakat.

c. Energi : Penerapan penghematan energi merupakan bagian dari


pembangunan berkelanjutan. Contohnya yang diterapkan adalah
mengoptimalkan pembangunan bangunan dengan pencahayaan alami
sebanyak mungkin, mengutamakan pengembangan sistem transportasi
umum, massal, dan hemat energi dan bukan justru pro terhadap
penggunaan kendaraan-kendaraan pribadi di jalan.

d. Ekologi : Prinsip pelestarian ekologi dalam pembangunan berkelanjutan


diterapkan melalui penggunaan lahan campuran (mixed use) semaksimal
mungkin, sistem transportasi dan bangunan yang saling terintegrasi,

12
memperhatikan keberadaan ruang terbuka, ruang hijau, dan membatasi
pemekaran kota secara berlebihan.

e. Engagement (Peran Serta) : Bentuk pembangunan berkelanjutan dapat


dilakukan melalui peningkatan dan optimalisasi peran serta masyarakat
dalam proses pembangunan lingkungan.
Sedangkan menurut UNCED dalam KTT Pembangunan Berkelanjutan
tahun 2002 di Johannesburg Afrika Selatan, prinsip - prinsip pembangunan
berkelanjutan antara lain :

 Keadilan antar generasi : Prinsip ini mengandung arti bahwa setiap generasi
manusia di dunia memiliki hak untuk menerima dan menempati bumi
bukan dalam kondisi yang buruj akibat perbuatan generasi sebelumnya.
 Keadilan dalam satu generasi : Prinsip ini merupakan prinsip yang
berbicara tentang keadilan di dalam sebuah generasi umat manusia dimana
beban permasalahan lingkungan harus dipikul bersama oleh masyarakat
dalam satu generasi.
 Prinsip pencegahan dini : Prinsip ini mengandung pengertian bahwa
apabila terjadi ancaman yang berarti yang menyebabkan kerusakan
lingkungan yang tidak dapat dipulihkan maka ketiadaan temuan atau
pembuktian ilmiah yang konklusif dan pasti tidak dapat dijadikan alasan
untuk menunda upaya - upaya untuk mencegah terjadinya kerusakan
lingkungan.
 Perlindungan keanekaragaman hayati : Prinsip ini merupakan prasyarat dari
keberhasilan implementasi prinsip keadilan antar generasi. Perlindungan
terhadap keanekaragaman hayati juga berarti mencegah kepunahan jenis
keanekaragaman hayati.
 Internalisasi biaya lingkungan : Kerusakan lingkungan dapat dilihat sebagai
biaya eksternal dari suatu kegiatan ekonomi dan harus ditanggung oleh
pelaku kegiatan ekonomi. Oleh karena itu biaya kerusakan lingkungan
harus diintegrasikan dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan penggunaan sumberdaya alam.

13
2.4 Konsep pendekatan Dan Strategi Pembangunan Berkelanjutan

1. Konsep pendekatan Pembangunan Berkelanjutan


Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan global yang
dihasilkan oleh KTT Bumi di Rio de Janeiro pada tahun 1992. Di dalamnya
terkandung dua gagasan penting, yaitu:
a. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk
menopang hidup, di sini yang diprioritaskan adalah kebutuhan kaum
miskin.
b. Gagasan keterbatasan, yakni keterbatasan kemampuan lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan baik masa kini maupun masa yang akan datang.
Hal ini berarti, upaya peningkatan kualitas manusia yang dilakukan pada
masa ini harus mempertimbangkan juga kualitas manusia pada masa
yang akan datang. Dalam memanfaatkan lingkungan sebagai penopang
pembangunan harus pula memperhitungkan keterbatasannya, sehingga
tidak boleh serakah agar tidak habis pada saat ini.
Hal yang penting dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan adalah:
a. Proses pembangunan hendaknya berlangsung terus menerus dengan
ditopang oleh kualitas lingkungan dan manusia yang berkembang secara
berkelanjutan.
b. Lingkungan hidup memiliki keterbatasan sehingga dalam pemanfaatannya
akan mengalami pengurangan dan penciutan.
c. Semakin baik kualitas lingkungan maka semakin baik pula pengaruhnya
terhadap kualitas hidup yang tercermin antara lain pada meningkatnya
usia harapan hidup dan menurunnya tingkat kematian.
d. Penggunaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dilakukan
sehemat mungkin dan dicari sumber daya alternatif lainnya, sehingga
dapat digunakan selama mungkin.Pembangunan yang dilakukan
memungkinkan meningkatkan kesejaheraan genarasi sekarang tanpa
mengurangi kesejahteraan generasi yang akan datang.

14
Pendekatan dalam Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan adalah suatu issue besar terkini dalam agenda


politik di lingkup internasional, nasional, dan lokal yang menjadi suatu bagian
terpenting bagi dunia saat ini. Misalnya pemerintah Jerman yang
mempertimbangkan Environmental Education ( EE ) atau edukasi mengenai
lingkungan dan Learning for Sustainable Development ( LSD), untuk
mempromosikan bagaimana pembangunan dapat dilaksanakan secara
berkelanjutan di masyarakat sosial. Kemudianjuga terdapat kebijakan mengenai
EE yang telah diuji oleh Netherlands Environmental Assessment Agency ( MNP )
atau agen penafisiran mengenai lingkungan di Belanda. Kajian tersebut
memberikan sedikit informasi mengenai bagaimana cara instrumen pendidikan
untuk mempertinggi tingkat keberlanjutan tersebut dalam praktek kerja
masyarakat.

Di seluruh dunia, EE ( pendidikan lingkungan ) dan pembuat kebijakan


ESD ( pembangunan lingkungan berjangka panjang ), atau dalam hal ini adalah
para praktisinya, selalu terlihat menggunakan edukasi dan strategi komunikasi
untuk menciptakan dunia dimana pembangunan yang dilakukan akan
berkelanjutan sebagai prospek dari pembangunan terakhir yang telah dilakukan,
terutama dalam sektor lingkungan. Strategi yang digunakan adalah dengan
menggunakan instrumental atau fokus pada perubahan tingkah -- laku dan
emancipatory ( pengembangan pada pembangunan manusia ).

Kajian tersebut juga menemukan bahwa pendekatan emancipatory ini


tidak sama definisi atau multi tafsir oleh berbagai pihak, sehingga membutuhkan
proses pembelajaran terhadap lingkungan secara fisik dan sosial. Hal tersebut
bukan permasalahan yang mudah. Komitmen secara jangka panjang akan dapat
ditemukan apabila antar partisipan terdapat suatu kepaduan atau chemistry atau
kecocokan satu sama lain secara sosial, dengan demikian akan menciptakan
umpan baik yang akan diterima secara positif. Dalam pendekatan emancipatory,
pengetahuan atau knowledge berada sebagai pemberi fasilitas atau memfasilitasi
perubahan secara impilist atau pengetahuan secara diam -- diam, yang pada

15
akhirnya membentuk adanya pengetahuan yang baru dan pada akhirnya, berpadu
dalam penggunaan makna -- makna tertentu. Tidak seperti pendekatan
emancipatory, pendekatan instrumental sangat dipengaruhi oleh bagaimana
menjangkau target group dalam jangka besar dan bervariasi dan obyektif yang
disusun juga dapat dikendalikan dan diukur. Obyektif yang disunsun dalam
pendekatan ini berdasarkan kuantitatif. Pendekatan instrumental juga dapat
memberikan indikator pada bagaimana mengukur outcomes dalam SMART (
Specific, Measurable, Acceptable, Realistic, Time-specified ). Kemudian dalam
pendekatan instrumental, pengetahuan tidak hanya merupakan faktor yang
mempengaruhi adanya kepedulian dan peningkatan serta proses perubahan
tingkah -- laku yang terjadi tetapi salah satu pertimbangan penting. Jadi dalam
pendekatan instrumental, pengetahuan berperan sebagai salah satu pertimbangan
mendasar yang mempengaruhi kepedulian dan perubahan tingkah -- laku.

Kesimpulannya adalah pendekatan instrumental secara garis besar


memberikan pengetahuan mengenai dan kepedulian terhadap permasalahan yaitu
permasalahan ekologis atau lingkungan, sedangkan pendekatan emancipator lebih
bertujuan untuk menciptakan perubahan jangka panjang, yang mementingkan
adanya dukungan publik, perjanjian, dan keterlibatan.

2. Strategi Pembangunan Berkelanjutan


Terdapat strategi pembangunan berkelanjutan yang dapat
diterapkan. Dari berbagai konsep yang ada maka dapat dirumuskan prinsip
dasar dari setiap elemen pembangunan berkelanjutan. Dalam hal ini ada
empat komponen yang perlu diperhatikan yaitu pemerataan, partisipasi,
keanekaragaman, integrasi, dan perspektif jangka panjang (Askar Jaya ,
2004):
a. Pembangunan yang Menjamin Pemerataan dan Keadilan Sosial
Pembangunan yang berorientasi pemerataan dan keadilan sosial
harus dilandasi hal-hal seperti ; meratanya distribusi sumber lahan dan
faktor produksi, meratanya peran dan kesempatan perempuan, meratanya
ekonomi yang dicapai dengan keseimbangan distribusi kesejahteraan,
Namun pemerataan bukanlah hal yang secara langsung dapat dicapai.

16
Pemerataan adalah konsep yang relatif dan tidak secara langsung dapat
diukur. Dimensi etika pembangunan berkelanjutan adalah hal yang
menyeluruh, kesenjangan pendapatan negara kaya dan miskin semakin
melebar, walaupun pemerataan dibanyak negara sudah meningkat. Aspek
etika lainnya yang perlu menjadi perhatian pembangunan berkelanjutan
adalah prospek generasi masa datang yang tidak dapat dikompromikan
dengan aktivitas generasi masa kini. Ini berarti pembangunan generasi
masa kini perlu mempertimbangkan generasi masa datang dalam
memenuhi kebutuhannya.
b. Pembangunan yang Menghargai Keanekaragaman
Pemeliharaan keanekaragaman hayati adalah prasyarat untuk
memastikan bahwa sumber daya alam selalu tersedia secara berkelanjutan
untuk masa kini dan masa datang. Keanekaragaman hayati juga
merupakan dasar bagi keseimbangan ekosistem. Pemeliharaan
keanekaragaman budaya akan mendorong perlakuan yang merata terhadap
setiap orang dan membuat pengetahuan terhadap tradisi berbagai
masyarakat dapat lebih dimengerti.
c. Pembangunan yang Menggunakan Pendekatan Integratif
Pembangunan berkelanjutan mengutamakan keterkaitan antara
manusia dengan alam. Manusia mempengaruhi alam dengan cara yang
bermanfaat atau merusak. Hanya dengan memanfaatkan pengertian
tentang konpleknya keterkaitan antara sistem alam dan sistem sosial.
Dengan menggunakan pengertian ini maka pelaksanaan pembangunan
yang lebih integratif merupakan konsep pelaksanaan pembangunan yang
dapat dimungkinkan. Hal ini merupakan tantangan utama dalam
kelembagaan.
d. Pembangunan yang Meminta Perspektif Jangka Panjang
Masyarakat cenderung menilai masa kini lebih dari masa depan,
implikasi pembangunan berkelanjutan merupakan tantangan yang
melandasi penilaian ini. Pembangunan berkelanjutan mensyaratkan
dilaksanakan penilaian yang berbeda dengan asumsi normal dalam
prosedur discounting. Persepsi jangka panjang adalah perspektif

17
pembangunan yang berkelanjutan. Hingga saat ini kerangka jangka pendek
mendominasi pemikiran para pengambil keputusan ekonomi, oleh karena
itu perlu dipertimbangkan.
Budimanta (2005) menyatakan, untuk suatu proses pembangunan
berkelanjutan, maka perlu diperhatikan hal sebagai berikut:
1. Cara berpikir yang integratif. Dalam konteks ini, pembangunan haruslah
melihat keterkaitan fungsional dari kompleksitas antara sistem alam,
sistem sosial dan manusia di dalam merencanakan, mengorganisasikan
maupun melaksanakan pembangunan tersebut.
2. Pembangunan berkelanjutan harus dilihat dalam perspektif jangka
panjang. Hingga saat ini yang banyak mendominasi pemikiran para
pengambil keputusan dalam pembangunan adalah kerangkapikir jangka
pendek, yang ingin cepat mendapatkan hasil dari proses pembangunan
yang dilaksanakan. Kondisi inisering kali membuat keputusan yang tidak
memperhitungkan akibat dan implikasi pada jangka panjang.
3. Mempertimbangkan keanekaragaman hayati, Untuk memastikan bahwa
sumberdaya alam selalu tersedia secara berkelanjutan untuk masa kini dan
masa mendatang. Yang tak kalah pentingnya adalah juga pengakuan dan
perawatan keanekaragaman budaya yang akan mendorong perlakukan
yang merata terhadap berbagai tradisi masyarakat sehingga dapat lebih
dimengerti oleh masyarakat.
4. Distribusi keadilan sosial ekonomi. Dalam konteks ini dapat dikatakan
pembangunan berkelanjutan menjamin adanya pemerataan dan keadilan
sosial yang ditandai dengan meratanya sumber daya lahan dan faktor
produksi yang lain, lebih meratanya akses peran dan kesempatan kepada
setiap warga masyarakat, serta lebih adilnya distribusi kesejahteraan
melalui pemerataan ekonomi.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

19
DAFTAR PUSTAKA

https://texbuk.blogspot.com/2012/02/sejarah-pembangunan-berkelanjutan.html
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_berkelanjutan)

Davis, John. Greening Business: Managing for Sustainable Development.


Massachusetts: Basil Blackwell, Ltd., 1991.

Ehrlich, Paul R. Dan Ehrlich, Anne H. One with Nineveh: Politics, Consumption,
and the Human Future. Washington D.C.: Island Press, 2004.

http://www.radarplanologi.com/2015/11/prinsip-prinsip-pembangunan-
berkelanjutan.html

http://www.guruips.com/2016/08/konsep-pembangunan-berkelanjutan.html

https://www.psychologymania.com/2013/01/strategi-pembangunan-
berkelanjutan.html
https://www.kompasiana.com/eduarduspandu/5a0e5cb4a07a630d21397083/pende
katan-dalam-pembangunan-berkelanjutan

20

Anda mungkin juga menyukai