Halaman Pengesahan
Halaman Pengesahan
Halaman Pengesahan
Laporan praktikum Proses Kimia yang berjudul Elektroplating yang disusun oleh:
Kelompok : 7/Senin
Anggota : Devota Haryo Respati NIM: 21030117130103
Hanif Luthfi Muzakki NIM: 21030117120027
Novianasari NIM: 21030117120008
Widyasari Wahyu Nur Perdani NIM: 21030117140016
Telah disahkan pada,
Hari :
Tanggal :
ii
RINGKASAN
iii
PRAKATA
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat-Nya
sehingga dapat menyelesaikan laporan praktikum proses kimia dengan judul
“ELEKTROPLATING” dengan lancar. Laporan ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan praktikum proses kimia di Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa.
2. Bapak Dr. Ir. Didi Dwi Aanggoro, M.Eng., Ph.D., selaku koordinator
laboratorium proses kimia.
3. Miftaqul Huda, selaku koordinator asisten laboratorium proses kimia.
4. Bayu Aji Pratama, selaku asisten pengampu materi elektroplating.
5. Teman-teman yang telah banyak membantu atas terselesaikannya laporan
praktikum ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini belumlah sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan untuk
perbaikan laporan ini.
Penyusun
iv
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Kecepatan reaksi dari proses reduksi dan pengendapan secara elektrolisis
tergantung pada pH larutan elektrolitnya, yaitu makin tinggi pH kecepatan reaksi
akan turun. Agar reduksi dan pengendapan berjalan sempurna diperlukan
konsentrasi larutan reduktor berlebih.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
aliran ion-ion (-) dari larutan ke elektroda (+); (6). Elektron-elektron yang
dilepaskan dari ion-ion (-) mengalir ke sumber arus DC kemudian diteruskan ke
elektroda dimana terdapat ion-ion (+) yang kemudian mengalami reduksi; (7).
Akibat reduksi ini, ion (+) lain yang terdapat disekitarnya menggantikannya
sehingga terjadi aliran ion (+) dari larutan ke elektroda (+). Jadi, jika terjadi reaksi
redoks maka elektron bergerak melalui kabel circuit (arus DC) dan ion bergerak di
dalam cairan. Aliran ion dalam cairan disebut hantaran elektrolit. Pada hantaran
elektrolit, terjadinya migrasi ion terutama karena perbedaan jumlah antara ion (+)
dan ion (-) dalam kumpulan ion (+) atau (-) sehingga tidak stabil, sehingga dalam
cairan ada kecenderungan untuk mempertahankan muatan listrik yang netral dan
ini dilakukan dengan aliran ion.
Reaksi kimia yang terjadi pada elektroda selama ada hantaran elektrolitik
disebut reaksi elektrolisis. Tempat terjadinya reaksi elektrolisis disebut sel
elektrolisis atau sel elektrolitik. Sebagai contoh pada elektrolisis larutan CuSO4.
Reaksi-reaksi yang mungkin terjadi pada anoda adalah:
2SO42- (aq) → S2O82- (aq) + 2e
2H2O(l) → O2 (g) + 4H+ + 4e
Reaksi pada katoda:
Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)
2H2O(1) + 2e → H2 (g) + 2OH-(aq)
Dari hasil percobaan diperoleh gelembung gas O2 pada anoda dan pelapisan
logam Cu pada katoda. Jadi pada elektrolisis larutan CuSO4 terjadi reaksi reaksi:
2H2O(l) → O2 (g) + 4H ++ 4e (Anoda)
Cu 2+(aq) + 2e → Cu(s) (Katoda)
2H2O(l) + 2Cu2+(aq) → O2 (g) + 4H ++ 2Cu(s) (Reaksi sel)
Berdasarkan hasil-hasil reaksi yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa
pada elektrolisis CuSO4, Cu2+ lebih mudah tereduksi daripada H2O dan H2O lebih
mudah teroksidasi daripada SO42-.
Salah satu penggunaan elektrolisis adalah refining (memurnikan) atau
pemurnian logam Cu. Setelah dipisahkan dari bijihnya, kemurnian logam Cu 99%
dengan pengotor utama Fe, Zn, Ag, Au dan Pb. Pada preses refining, Cu yang
belum murni digunakan sebagai anoda pada sel elektrolitik CuSO4. Katoda
terbuat dari Cu kemurnian tinggi. Proses elektrolisis dilakukan dengan pengaturan
tegangan dimana hanya Cu dan logam yang lebih aktif, seperti Fe dan Zn yang
teroksidasi. Logam Ag, Au dan Pt tidak larut tetapi jatuh dan mengendap pada
dasar sel elektrolisis. Pada katoda hanya Cu2+ yang tereduksi sehingga terbentu.
deposit Cu. Hasil keseluruhan dari preses sel elektrolisis ini adalah:
4
1. Cu dipindahkan dari anoda ke katoda.
2. Pengotor Fe dan Zn tetap dalam larutan sebagai Fe2+ dan Zn2+.
3. Logam lain seperti Ag, Au, dan Pt mengendap di dasar sel.
Bila Ag, Au, dan Pt diambil kemudian dijual maka nilainya dapat membayar
biaya listrik yang diperlukan selama elektrolisis. Logam Cu yang diperoleh
dengan proses ini mempunyai kemurnian 99,96 %.
Jika pada pembuatan Cu murni, katoda diganti dangan Fe, maka akan tetap
terbentuk endapan Cu pada katoda Fe. Proses pelapisan katoda dangan logam lain
dengan elektrolisis disebut elektroplating. Proses ini banyak digunakan secara
komersial seperti pada pelapisan bemper mobil dengan Cr dengan tujuan: (a)
mencegah korosi, dan (b) agar penampilan lebih menarik.
Reaksi redoks adalah gabungan reaksi kimia yang terjadi pada sel
elektrokimia. Reaksi oksidasi adalah suatu perubahan kimia dimana suatu zat
melepas elektron. Pada sel elektrokimia oksidasi terjadi di anoda. Reaksi reduksi
adalah suatu perubahan kimia dimana suatu zat menangkap elektron. Pada sel
elektrokimia reduksi terjadi di katoda. Pada reaksi redoks, zat yang mengoksidasi
disebut oksidator, sedangkan zat yang mereduksi zat lain disebut reduktor. Suatu
reaksi reduksi dapat menimbulkan mengalami potensial listrik tertentu, yang
disebut potensial elektroda (E) dan semakin mudah suatu unsur reduksi, maka
makin besar potensial elektrodanya. Harga potensial elektroda yang sebenarnya
dalam suatu reaksi reduksi tidak dapat dihitung, sebab tidak ada reaksi reduksi
yang berlangsung tanpa diikuti rekasi oksidasi. Oleh karena itu harga potensial
elektroda yang dipakai adalah harga potensial standar. Itulah sebabnya harga
potensial elektroda lebih tepat disebut potensial reduksi standar atau potensial
elektroda standar (E0). Elektroda yang dipakai sebagai standar dalam menentukan
harga potensial elektroda adalah elektroda hidrogen. Cara memperoleh dengan
mengalirkan gas hidrogen murni pada elektroda platina (Pt) yang bersentuhan
dengan asam (ion H+), sehingga terjadi keseimbangan sebagai berikut:
H2 → 2H+ + 2e
Harga potensial elektroda dari reaksi ini ditetapkan 0 volt. Kemudian harga
potensial elektroda standar dari semua reaksi reduksi adalah harga yang
dibandingkan terhadap potensial elektroda standar hidrogen.
Berdasarkan harga E0 maka dapat disusun suatu deret unsur mulai dari
unsur dengan harga E0 terkecil sampai terbesar yang disebut “deret volta”, yaitu :
K – Ba – Ca – Na – Mg – Al – Zn – Cr – Fe – Cd – Co – Ni – Sn – Pb – H –
Cu – Hg – Ag – Pt - Au
5
Sifat - sifat dari deret volta ini adalah :
1. Logam yang terletak di sebelah kanan H memiliki harga E0 positif
sedangkan di sebelah kiri H mempunyai harga E0 negatif.
2. Makin ke kanan letak suatu logam pada deret volta, maka harga E0
logam makin besar. Hal ini berarti bahwa logam – logam di sebelah
kanan H mudah mengalami reduksi atau sulit teroksidasi. Logam ini
disebut logam pasif atau logam mulia.
3. Makin ke kiri, harga E0 dari logam semakin kecil yang berarti logam
tersebut sulit tereduksi dan mudah teroksidasi. Logam ini disebut logam
aktif.
6
Dengan ρ : kerapatan logam pelapis (g/cm3) dan W: massa endapan (g). Sehingga
untuk mendapatkan nilai ketebalan:
Ketebalan (cm) = Volume (cm3) / luas permukaan (cm2)
Hukum Faraday dapat menjelaskan pengaruh penambahan waktu pada
proses elektroplating. Semakin lama waktu yang digunakan, maka lapisan logam
yang dihasilkan juga semakin besar. Ketebalan lapisan logam juga dipengaruhi
oleh berat equivalen kimia sebuah unsur kimia yang digunakan sebagai anoda.
Dalam persamaan juga dapat diketahui bahwa semakin besar jumlah deposit
lapisan logam (jumlah berat edapan) maka semakin besar pula ketebalan dari
lapisan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa waktu yang digunakan pada proses
pelapisan dan variasi anoda mempengaruhi jumlah deposit lapisan dan juga
ketebalan lapisan yang terbentuk.
7
umumnya bertambah jika konsentrasi salah satu pereaksi dinaikkan. Hubungan
laju reaksi dan konsentrasi dapat diperoleh dari data eksperimen. Untuk reaksi, A
+ B → produk, dapat diperoleh bahwa laju reaksi dapat berbanding lurus dengan
[A]x dan [B]y.
atau ditulis dengan : Laju reaksi = k[A]x [B]y
Disebut hukum laju reaksi atau persamaan laju reaksi, dengan k adalah tetapan
laju reaksi, x dan y merupakan bilangan bulat yang menyatakan orde ke x
terhadap A dan orde ke y terhadap B, sedangkan (x + y) adalah orde reaksi
keseluruhan. Hukum laju diperoleh secara eksperimen dan tidak bergantung pada
persamaan stoikiometri. Orde reaksi adalah jumlah pangkat konsentrasi dalam
bentuk diferensial. Secara teoritis orde reaksi merupakan bilangan bulat kecil,
namun dalam beberapa hal pecahan atau nol. Pada umumnya orde reaksi terhadap
suatu zat tertentu tidak sama dengan koefisien dalam persamaan stoikiometri
reaksi. Reaksi Orde Nol Suatu reaksi disebut orde ke nol terhadap suatu pereaksi
jika laju reaksi tidak dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi tersebut. Jika [A]
adalah konsentrasi dan [A]0 adalah konsentrasi pada saat t = 0, maka:
-d[A]/dt = k, dan hasil integral [A]0 − [A] = k.t
Suatu reaksi orde satu dapat dinyatakan dengan:
-d[A]/dt = k[A]
Hasil integral untuk memperoleh hubungan antara konsentrasi pereaksi terhadap
waktu:
ln([A]0/[A] = k.t
Suatu reaksi orde dua dapat dinyatakan dengan:
- d[A]/dt = k[A]2
Hasil integral untuk memperoleh hubungan antara konsentrasi pereaksi terhadap
waktu:
1/[A] - 1/[A]0= k.t
Suatu reaski orde dua dapat dinyatakan dengan:
-d[A]/dt = k[A]3
Hasil integral untuk memperoleh hubungan antara konsentrasi pereaksi terhadap
waktu:
(1/[A])2 – (1/[A]0)2 = k.t
8
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
9
3.1.2 Variabel Operasi
1. Variabel waktu : 0, 5, 10, 15, 20 menit
2. Variabel Arus : 0,06 ; 0,1 ; 0,14 A
3. Variabel Konsentrasi : 8; 10; 12 gr/l
10
1. Mencari Waktu Kontak Optimum
Larutan limbah atau larutan sintetis yang ada pada bak elektroplating
diambil setiap 5 menit selama 20 menit. Disini variabel lain yang dipakai
yaitu kuat arus pada 0,14 A konsentrasi 12 gr/l. Sampel yang diperoleh
dianalisa dan dihitung efisiensi penurunan kadar tembaga, sampel yang
menghasilkan efisiensi yang paling tinggi merupakan waktu kontak yang
optimum. Untuk proses selanjutnya waktu kontak ini yang digunakan.
2. Mencari Kuat Arus Optimum
Larutan dimasukkan ke dalam saluran input dengan konsentrasi yang
tetap dan pada waktu kontak optimum, tetapi kuat arus yang digunakan
berbeda yaitu masing-masing 0,06 A; 0,1 A; 0,14 A. Hasil Elektroplating
dianalisa, sampel yang menghasilkan efesiensi yang paling tinggi
merupakan kuat arus yang optimum dan digunakan pada proses selanjutnya.
3. Mencari Konsentrasi Optimum
Larutan yang dimasukkan dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 8 g/l,
10 g/l dan 12 g/l, tetapi waktu kontak dan kuat arus yang digunakan yang
pada kondisi optimum. Hasil ketiga sampel dianalisa dan dihitung efisiensi
penurunan kadar tembaga, sampel yang menghasilkan efesiensi yang paling
tinggi merupakan konsentrasi optimum.
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎 = 𝑊𝑛 − 𝑊0
𝐵. 𝑖. 𝑡
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 =
𝐸. 96500
Dimana : I = arus (ampere) ; B = berat atom Cu; t = waktu (detik);
E = valensi
11
DAFTAR PUSTAKA
12