Anda di halaman 1dari 13

ANGGARAN FLEKSIBEL

Oleh Kelompok VI :

Mashuri Ramdani ( A1B017082 )

Meiliana Febrianti ( A1B017085 )

M. Yusril Mahendra ( A1B017075 )

Indah Juniartika ( A1B017063 )

I Gde Angga Jaya Pratama ( A1B017060 )

M. Oscar ( A1B017082 )

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MATARAM

2019

1
Anggaran Fleksibel
A. Anggaran fleksibel

Anggaran fleksibel adalah anggaran yang menyesuaikan atau flexes untuk


perubahan volume aktivitas Anggaran fleksibel lebih canggih dan berguna daripada
anggaran yang statis, yang tetap pada satu jumlah terlepas dari volume kegiatan.
Anggaran ini mengaitkan volume aktivitas dengan jumlah rupiah yang dianggarkan.
Bermanfaat terutama dalam menaksir dan mengendalikan biaya pabrik dan beban
operasi.

Anggaran fleksibel (disebut juga dengan anggaran variabel) didasarkan atas


pengetahuan tentang perilaku pola biaya. Anggaran fleksibel dibuat untuk suatu
rentangan aktivitas (range of activities), bukan hanya untuk satu tingkatan aktivitas saja.,
dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-
tingkat kegiatan yang berbeda. Idealnya, anggaran fleksibel disusun sesudah kita
memiliki analisa terperinci tantang bagaimana setiap biaya dipengaruhi oleh perubahan-
perubahan kegiatan.

Anggaran fleksibel disusun berdasarkan kepada pola prilaku biaya, dimana biaya
terlebih dahulu dipisahkan menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Biaya tetap

Biaya yang umumnya selalu konstan, bahkan di masa sulit. Biaya tetap tidak
terpengaruh oleh perubahan-perubahan dalam aktivitas operasi sampai pada kondisi
tertentu, kondisi dimana sesuai dengan kapasitas yang tersedia. Contoh , biaya sewa
gedung, gaji pegawai.

b. Biaya Variabel.

Biaya yang umumnya berubah-rubah sesuai dengan volume bisnis. Makin besar
volume penjualan anda, makin besar pula biaya yang harus anda keluarkan. Kalau contoh
yang gampang, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dalam pembuatan sebuah
produk adalah biaya variabel. Anggaran ini disebut fleksibel karena dapat disesuaikan
dengan volume kegiatan sebenarnya terjadi, sehingga dalam pelaksanaan evaluasi dapat
dilakukan dengan lebih tetap dan akurat. Anggaran ini mengaitkan volume aktivitas
dengan jumlah rupiah yang dianggarkan. Bermanfaat terutama dalam menaksir dan
mengendalikan biaya pabrik dan beban operasi.

Sebuah anggaran yang fleksibel dapat membantu manajer untuk membuat


perbandingan lebih valid. Hal ini dirancang untuk menunjukkan pendapatan yang
diharapkan dan pengeluaran diizinkan untuk jumlah aktual unit yang diproduksi dan
dijual. Anggaran Fleksibel membandingkan dengan pengeluaran aktual dan pendapatan
adalah mungkin untuk membedakan efisiensi asli.

2
Anggaran yang dibuat sebelum awal suatu periode adalah anggaran induk;
anggaran tersebut menjelaskan harapan-harapan dan merupakan cetak biru (blueprint) dari
operasi untuk periode yang akan datang. Anggaran tersebut merupakan anggaran tetap
(stutic budget) karena dibuat hanya untuk tingkat output tertentu. Anggaran induk
berfungsi sebagai panduan penting, bahan perbandingan, atau tolak ukur (benchmark)
dalam mengawasi dan mengendalikan operasi serta untuk evaluasi kerja. Namun, kondisi
operasi jarang berubah menjadi seperti yang diharapkan atau yang diprediksi ketika
anggaran tersebut dibuat. Ketika output yang dihasilkan berbeda dari output yang
dianggarkan, atau kondisi operasi aktual menyimpang dari yang dianggarkan akibat faktor-
faktor di luar kendali perusahaan, perusahaan perlu menyatukan perubahan-perubahan ini
dan merevisi anggaran induk sebelum menentukan efisiensi operasi.

Sebelum anggaran fleksibel dapat dihasilkan, manajer harus mengidentifikasi biaya


tetap dan yang variable. Pengeluaran diperbolehkan pada biaya variabel kemudian dapat
meningkat atau menurun sebagai tingkat perubahan aktivitas. "Biaya tetap" adalah biaya-
biaya yang tidak akan menambah atau mengurangi rentang aktivitas tertentu. Sebuah
anggaran yang fleksibel diharapkan menunjukkan pendapatan dan biaya untuk berbagai
tingkat produksi atau aktivitas penjualan. Ini jauh lebih berguna daripada statis anggaran ,
yang tetap pada jumlah tunggal aktivitas perusahaan diasumsikan, yang kemungkinan akan
menyimpang jauh dari aktivitas yang sebenarnya selama periode anggaran.

Sebaliknya, sebuah perusahaan dengan menggunakan anggaran fleksibel dapat


membandingkan hasilnya dengan model yang relevan sepanjang masa anggaran. Sebuah
anggaran fleksibel ini juga berguna untuk perencanaan selama periode lebih lama dari
siklus anggaran, karena mudah untuk model skenario yang berbeda dan melihat bagaimana
mereka mempengaruhi pendapatan dan keuntungan tingkat. Anggaran fleksibel (flexible
budgeti) merupakan anggaran yang meyesuaikan pendapatan dan beban dengan jumlah
output aktual yang dicapai.

Aktivitas penyesuaian anggaran melibatkan 2(dua) asumsi penting tentang perilaku


biaya :

 Total Biaya Variable berubah dalam tingkat proporsi langsung dengan perubahan
aktivitasnya,

 Biaya Tetap tidak beruban sepanjang dalam cakupan aktivitas tertentu. Disamping itu
pula terdapat sekurang-kurangnya ada 3(tiga) faktor penting dalam seleksi basis aktivitas
untuk Anggaran Fleksibel :

 Basis aktivitas dan Overhead variable seharusnya berkorelasi.

 Aktivitas seharusnya tidak dinyatakan dalam mata uang dollar atau mata uang lain.
Contoh, Baiaya Tenaga Kerja Langsung biasanya adalah pilihan terburuk dari sebuah
basis aktivitas karena perubahan dalam tingkat upah tidak menghasilkan perubahan
proporsional di dalam Overhead.

 Basis aktivitas harus sederhana dan mudah dimengerti.

3
Anggaran fleksibel sangat bermanfaat baik sebelum maupun sesudah priode
bersangkutan tertentu. Anggaran fleksibel ini dapat memebantu manager mencoba memilih
tingkat volume untuk tujuan perencanaan. Dapat juga membantu pada akhir priode ketika
manager mencoba menganalisis hasil yang sesungguhnya.

B. Tahap-tahap penyusunan Anggaran fleksibel

 Menentukan kisaran relevan atas aktivitas yg diharapkan berfluktuasi masa periode


yang akan datang.

 Menganalisis biaya pada relevant range dalam elemen variabel,tetap dan semi
variabel.

 Memisahkan biaya berdasarkan perilakunya dan menetupan tarif untuk biaya, tetap ,
variabel dan semi variabel.

 Menggunakan tarif untuk bagian variabel dari biaya, menyusun sebagai budget yg
memperlihatkan biaya-biaya apa yg akan dikeluarkan pada berbagai titik operasi
pada semua relevant range.

 Melakukan analisis Varians khusus Overhead dan Factory Overhead atas Biaya
Variabel dan Biaya Variabel untuk mengukur kinerja perusahaan .

Contoh : seandainya para manager dapat memperkirakan bahwa volume


sesungguhnya adalah 10.000 unit maka anggaran induk akan ditetapkan sebesar volume
tersebut .

Varians anggaran tetap dapat dipecah kedalam dua kategori utama yaitu

a. Varians Volume penjualan

Perbedaan antara jumlah anggaran fleksibel dan jumlah anggaran tetap. Harga jual
dan variabel per ubit adalah tetap.

b. Varians Aggaran Fleksibel

Perbedaan antara jumlah sesungguhnya dengan jumlah anggarn fleksibel untuk


keluaran sesungguhnya tercapai.

Contoh soal: PT.Mitra Prima adalah sebuah perusahaan produsen rak televisi.
Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan adalah sebesar 12.000 unit per tahun. Untuk
tahun 2009, perusahaan merencanakan menjual sebanyak 10.200 unit produk. Jumlah
persediaan barang pada awal Januari 2009 diperkirakan sebanyak 300 unit.
Sedangkan jumlah persediaan barang pada akhir setiap bulan direncanakan sebanyak
100 unit produk. Dari total volume penjualan yang dianggarkan sebesar 10.200 unit
dalam setahun tersebut, direncanakan akan dijual dalam 12 bulan operasi, dengan
rincian sebagai berikut :

4
Bulan Volume

Januari 900

Februari 900

Maret 700

April 700

Mei 700

Juni 700

Juli 500

Agustus 500

September 1.100

Oktober 1.100

November 1.200

Desember 1.200

Total 10.200

5
Maka untuk tahun 2009 perusahaan harus memproduksi barang sebanyak
10.000 unit, yang berasal dari :

Volume Penjualan 2009 10.200

Volume Persediaan , akhir tahun 100

Volume Persediaan , awal tahun (300)

Volume Produksi 2009 10.000

Karena perusahaan menggunakan metode persediaan stabil (dengan jumlah


persediaan setiap akhir bulan sebesar 100 unit), maka atas rencana produksi tahun 2009
tersebut, anggaran produksi bulanan disusun sebagai berikut :

Persediaan Volume
Bulan Volume Penjualan
Produksi
Akhir Siap Dijual Awal

Januari 900 100 1.000 300 700

Februari 900 100 1.000 100 900

Maret 700 100 800 100 700

April 700 100 800 100 700

Mei 700 100 800 100 700

Juni 700 100 800 100 700

Juli 500 100 600 100 500

6
Agustus 500 100 600 100 500

September 1.100 100 1.200 100 1.100

Oktober 1.100 100 1.200 100 1.100

Contoh soal berikut yang didasarkan pada contoh soal sebelumnya mungkin dapat
memperjelas pemahaman tentang perlunya anggaran produksi bulanan fleksibel bagi
perusahaan :

Januari Februari
Keterangan
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi

Volume Penjualan 900 625 900 725

Volume Persediaan
100 ? 100 ?
akhir bulan

Volume Persediaan
siap dijual 1.000 1.000 1.000 1.275

Volume Persediaan ,
(300) (300) (100) (375)
awal bulan

Volume persediaan akhir Januari aktual

= Volume Produksi + Persediaan awal – Volume Penjualan

= 700 + 300 – 625

= 375 unit

Volume persediaan akhir Februari aktual


7
= Volume Produksi + Persediaan awal – Volume Penjualan

= 900 + 375 – 725

= 550 unit

Dalam ilustrasi diatas terlihat, bahwa PT.Mitra Prima menganggarkan volume


produksi sebesar 700 unit untuk bulan Januari dan sebesar 900 unit untuk bulan Februari,
dengan jumlah persediaan sebesar 100 unit pada setiap akhir bulan. Sedangkan
persediaan awal Januari yang dimiliki diperkirakan sebesar 300 unit. Anggaran tersebut
disusun dengan asumsi, jumlah produk yang dijual pada bulan Januari dan Februari
masing-masing sebesar 900 unit. Jika ternyata pada bulan Januari penjualan aktual
yang dilakukan perusahaan hanya sebesar 625 unit, atau sebesar 275 unit lebih kecil dari
volume yang dianggarkan, hal itu mengakibatkan volume persediaan akhir yang dimiliki
menjadi sebanyak 375 unit, padahal volume persediaan akhir yang dianggarkan adalah
sebanyak 100 unit. Itu terjadi karena perusahaan memproduksi barang sebanyak 700 unit
sesuai anggaran.

Volume persediaan pada akhir Januari akan menjadi persediaan pada awal
Februari. Jika perusahaan tetap memproduksi sebanyak 900 unit pada bulan Februari
(sesuai anggaran tetap), sedangkan penjualan aktual yang dilakukan perusahaan pada
bulan Februari hanya sebesar 725 unit, hal itu menyebabkan jumlah persediaan pada
akhir bulan Februari sebanyak 550 unit, padahal volume persediaan yang dianggarkan
sebanyak 100 unit (450 unit lebih banyak dari yang seharusnya). Itu berarti terjadi
penumpukan persediaan barang pada akhir Januari dan Februari. Penumpukan barang
lebih besar dari volume yang diperlukan, berarti ketidakefisienan sumber daya
perusahaan.

Kedua ilustrasi tersebut disajikan untuk menunjukkan bahwa menggunakan


anggaran tetap sebagai tolok ukur satu-satunya bagi pengendalian biaya produksi adalah
sangat tidak tepat. Perusahaan memerlukan anggaran produksi bulanan fleksibel

Januari Februari
Keterangan
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi

Volume Penjualan 900 625 900

Volume Persediaan
akhir bulan 100 ? 100

8
Volume Persediaan
siap dijual 1.000 1.000 1.000

Volume Persediaan
(300) (300) (375)
awal bulan

Volume Produksi
700 700 625
Bulanan

Volume persediaan akhir Januari aktual

= Volume Produksi + Persediaan awal – Volume Penjualan

= 700 + 300 – 625

= 375 unit

Jika penjualan aktual yang dilakukan perusahaan lebih kecil dari volume yang
dianggarkan, hal ini akan mengakibatkan jumlah persediaan pada akhir bulan lebih tinggi
dari volume persediaan yang dianggarkan. Maka sebaiknya perusahaan mengurangi
volume produksi yang dianggarkan pada bulan berikutnya. Supaya tidak terjadi
penumpukan persediaan pada akhir bulan tersebut. Dalam ilustrasi diatas, perusahaan
menganggarkan penjualan sebanyak 900 unit per bulan untuk bulan Januari dan Februari.
Pada bulan Januari penjualan aktual perusahaan adalah sebesar 625 unit. Karena pada
awal bulan tersebut produksi telah terlanjur dilakukan (aktivitas produksi mendahului
aktivitas penjualan), yaitu sebanyak 700 unit, maka hal itu akan mengakibatkan volume
persediaan akhir Januari sebanyak 375 unit.

Jumlah tersebut lebih besar dari volume persediaan akhir yang dianggarkan, yaitu
sebanyak 100 unit. Penyesuaian anggaran baru dapat dilakukan pada bulan berikutnya,
Februari. Karena persediaan pada akhir Januari menjadi persediaan pada awal Februari,
maka persediaan akhir Januari sebanyak 375 unit tersebut menjadi persediaan pada awal
Februari. Persediaan pada awal Februari tersebut kelebihan sebanyak 275 unit dari
persediaan awal Februari yang dianggarkan. Supaya tidak terjadi lagi penumpukan
persediaan pada akhir Februari, maka perusahaan dapat mengurangi volume produksi pada
bulan Februari. Jika jumlah persediaan sebanyak 100 unit merupakan jumlah yang
dianggap aman bagi perusahaan, maka pada bulan Februari perusahaan harus
menyesuaikan anggaran produksinya dari semula 900 unit menjadi sebanyak 625 unit saja
(berkurang 275 unit dari rencana semula 900 unit).

9
a. Anggaran Produksi Bulanan Fleksibel

Januari Februari
Keterangan
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi

Volume Penjualan 900 980 900

Volume Persediaan
100 ? 100
akhir bulan

Volume Persediaan
1.000 1.000 1.000
siap dijual

Volume Persediaan
(300) (300) (20)
awal bulan

Volume Produksi
700 700 980
Bulanan

Volume persediaan akhir Januari aktual

= Volume Produksi + Persediaan awal – Volume Penjualan

= 700 + 300 – 980

= 20 unit

b. Anggaran Biaya Produksi Fleksibel

Anggaran biaya produksi disusun setelah perusahaan menyusun anggaran


produksi terlebih dulu. Sedangkan anggaran produksi disusun, setelah perusahaan
terlebih dulu menyusun anggaran penjualan. Karena itu, anggaran biaya produksi sangat
dipengaruhi oleh anggaran penjualan. Jika kemampuan perusahaan merealisasikan target
penjualannya berbeda dengan jumlah yang telah disusun di dalam anggaran penjualan,
maka anggaran biaya produksi yang telah disusun, tidak relevan lagi untuk digunakan

10
sebagai alat pengendalian biaya bagi perusahaan. Karena itu, perusahaan perlu membuat
anggaran biaya produksi yang disusun berdasarkan berbagai tingkat aktivitas produksi.

c. Anggaran Pemasaran Fleksibel

Besarnya biaya pemasaran yang dikeluarkan perusahaan sangat dipengaruhi oleh


besarnya realisasi volume produk yang dijual perusahaan. Semakin besar volume produk
yang dijual perusahaan, maka akan semakin besar pula biaya pemasaran aktual yang
dikeluarkan perusahaan. Sebaliknya, semakin kecil volume produk yang dapat dijual
perusahaan, akan semakin kecil pula biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Naiknya turunnya biaya pemasaran tersebut dipengaruhi oleh biaya pemasaran variabel
yang dimiliki perusahaan

Dari berbagai macam biaya pemasaran yang mungkin dikeluarkan oleh suatu
perusahaan, harus dapat dipilah dengan jelas, jenis-jenis biaya yang bersifat variabel dan
jenis biaya yang bersifat tetap. Biaya pemasaran terdiri dari berbagai biaya berikut
beserta sifat dan perilakunya

11
Perilaku Biaya
Jenis Biaya Faktor yang mempengaruhi
Tetap Variabel

Gaji staf administrasi


Tetap
penjualan.

Gaji wiraniaga. Tetap

Komisi wiraniaga. Variabel Volume penjualan

Gaji manajer pemasaran Tetap

Komisi manajer Volume penjualan


Variabel
pemasaran

Biaya iklan Variabel Frekwensi pemasangan iklan

Biaya pelatihan Frekwensi pelatihan


Variabel
wiraniaga.

Biaya telepon kantor Jumlah pulsa yang dipakai


Tetap Variabel
pemasaran

Biaya listrik kantor Jumlah pemakaian listrik


Tetap Variabel
pemasaran

Biaya depresiasi kantor


Tetap
pemasaran.

Biaya depresiasi
kendaraan Tetap
pemasaran.

Biaya alat tulis dan


cetak kantor Tetap
pemasaran

Biaya korespondensi Variabel Jumlah surat yang dikirim

Biaya angkut Variabel


12 Jumlah produk yang dikirim

Contoh barang gratis Variabel Jumlah produk yang dibagikan


Dari daftar diatas, terlihat bahwa biaya pemasaran terdiri dari dua kelompok biaya,
yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Kedua kelompok biaya tersebut dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang berbeda. Bahkan sesama biaya pemasaran variabel-pun juga dipengaruhi
oleh faktor yang berbeda. Tidak semua biaya pemasaran dipengaruhi besarnya volume
penjualan. Tetapi berkaitan dengan penyusunan anggaran pemasaran fleksibel, perusahaan
harus memilah dengan jelas kelompok biaya pemasaran tetap dan kelompok biaya
pemasaran variabel yang dipengaruhi oleh volume penjualan. Biaya pemasaran yang tidak
dipengaruhi secara langsung oleh volume penjualan produk, lebih baik dikelompokkan ke
dalam kelompok biaya tetap. Hal itu dilakukan untuk menentukan tarif biaya pemasaran
variabel per unit produk.

d. Biaya Administrasi & Umum

Biaya administrasi dan umum adalah biaya yang tidak memiliki hubungan
langsung dengan tingkat aktivitas produksi dan tingkat aktivitas penjualan. Karena itu,
biaya administrasi dan umum cenderung bersifat tetap.

DAFTAR PUSTAKA

Charles T dkk, akuntansi biyaya pendekatan marjinal,( Jakarta: Erlangga, 2006)

Marianus sinaga, Cost Acounting, a manajemen emphasis, 6th edition,(Jakarta: Erlangga,1996)

http://kmplnmakalah.blogspot.com/2013/03/penganggaran.html.

http://anakfoseiunhas.blogspot.com/2013/10/anggaran-fleksibel-akuntansi-manajemen.html

http://rahmisetyautamy9.blogspot.com/2013/03/definisi-dan-contoh-biaya-tetap.html.

http://khadijahmuin.blogspot.com/2013/12/anggaran-fleksibel-varian-biaya.html.

http://d-ekatnadi.blogspot.com/2010/09/makalahresume-flexible-budget.html

13

Anda mungkin juga menyukai