Anda di halaman 1dari 18

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017, menyatakan
bahwa Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan gerakan pendidikan di
bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik
melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan
dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian
dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kebijakan pendidikan yang
tujuan utamanya adalah untuk mengimplementasikan Nawacita Presiden Joko
Widodo-Jusuf Kala dalam sistem pendidikan nasional. Kebijakan PPK ini terintegrasi
dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yaitu perubahan cara berpikir,
bersikap, dan bertindak menjadi lebih baik. Nilai-nilai utama PPK adalah religius,
nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas. Nilai-nilai ini ingin ditanamkan dan
dipraktikkan melalui sistem pendidikan nasional agar diketahui, dipahami, dan
diterapkan di seluruh sendi kehidupan di sekolah dan di masyarakat.
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) selain merupakan kelanjutan
dan kesinambungan dari Gerakan Nasional Pendidikan Karakter Bangsa Tahun 2010
juga merupakan bagian integral Nawacita. Dalam hal ini butir 8 Nawacita: Revolusi
Karakter Bangsa dan Gerakan Revolusi Mental dalam pendidikan yang hendak
mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk mengadakan perubahan
paradigma, yaitu perubahan pola pikir dan cara bertindak, dalam mengelola sekolah.
Untuk itu, gerakan PPK menempatkan nilai karakter sebagai dimensi terdalam
pendidikan yang membudayakan dan memberadabkan para pelaku pendidikan.
Tujuan program PPK adalah menanamkan nilai-nilai pembentukan karakter
bangsa secara masif dan efektif melalui implementasi nilai-nilai utama Gerakan
Nasional Revolusi Mental (religius, nasionalis, mandiri, gotong-royong dan integritas)
yang akan menjadi fokus pembelajaran, pembiasaan, dan pembudayaan, sehingga
pendidikan karakter bangsa sungguh dapat mengubah perilaku, cara berpikir dan cara
bertindak seluruh bangsa Indonesia menjadi lebih baik dan berintegritas.
PPK lahir karena kesadaran akan tantangan ke depan yang semakin kompleks
dan tidak pasti, namun sekaligus melihat ada banyak harapan bagi masa depan
bangsa. Hal ini menuntut lembaga pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik
secara keilmuan dan kepribadian, berupa individu-individu yang kokoh dalam nilai-
nilai moral, spiritual dan keilmuan. Memahami latar belakang, urgensi, dan konsep
2

dasar PPK menjadi sangat penting bagi kepala sekolah agar dapat menerapkannya
sesuai dengan konteks pendidikan di daerah masing-masing.
Gerakan PPK dapat dilaksanakan dengan berbasis struktur kurikulum yang
sudah ada dan mantap dimiliki oleh sekolah, yaitu pendidikan karakter berbasis kelas,
budaya sekolah, dan masyarakat. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Berbasis
Masyarakat diperlukan karena: (1) publik memiliki berbagai fungsi dan peran untuk
membantu sekolah mewujudkan kegiatan dan program pendidikan karakter, (2)
masyarakat dapat menjadai salah satu kontributor bagi sekolah untuk memcahkan
masalah yang terjadi di lingkungan sekitarnya, (3) sekolah membuka diri untuk
berkolaborasi dengan pihak luar agar dapat melaksnakan visi dan misinya.

B. Perumusan Masalah
Uraian pada latar belakang, memperlihatkan bahwa SD Al Hikmah
berkomitmen untuk mengimplementasikan gerakan penguatan pendidikan karakter
(PPK). Oleh karena itu rumusan permasalahan dalam karya tulis ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah upaya kepala sekolah dalam mewujudkan gerakan penguatan
pendidikan karakter berbasis masyarakat di SD Al Hikmah Kaliwungu Selatan
tahun 2019?
2. Bagaimanakah hasil atau dampak dari gerakan penguatan pendidikan karakter
berbasis masyarakat di SD Al Hikmah Kaliwungu Selatan tahun 2019?

C. Tujuan
Penyusunan best practice ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan upaya mewujudkan gerakan penguatan pendidikan karakter
berbasis masyarakat di SD Al Hikmah Kaliwungu Selatan tahun 2019.
2. Mendeskrispikan hasil atau dampak pelaksanaan gerakan penguatan pendidikan
karakter berbasis masyarakat di SD Al Hikmah Kaliwungu Selatan tahun 2019.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Peran Serta Masyarakat dalam Pendidikan

Masyarakat dan peningkatan kualitas sekolah merupakan dua hal yang tak
dapat dipisahkan karena, salah satu prinsip dalam manajemen berbasis sekolah
(MBS) yaitu adanya partisipasi dan peran serta masyarakat untuk meningkatkan
kualitas sekolah/pendidikan. Masyarakat memegang peran penting dalam
pelaksanaan dan penyelenggaraan pendidikan terutama dalam mendidik
moralitas/agama, menyekolahkan anaknya, dan membiayai keperluan pendidikan
anak-anaknya. Masyarakat memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang
baik dan mereka juga mempunyai kewajiban untuk mengembangkan serta
menjaga keberlangsungan penyelenggaraan proses pendidikan, sebagaimana
diamanatkan oleh Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun
2003 BAB IV yang didalamnya memuat bahwasannya pendidikan merupakan
tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga.
Masyarakat juga dapat terlibat dalam memberikan bantuan dana,
pembuatan gedung, area pendidikan, teknis edukatif seperti proses belajar
mengajar, menyediakan diri menjadi tenaga pengajar, mendiskusikan
pelaksanaan kurikulum, membicarakan kemajuan belajar dan lain-lain. Banyak
hal yang bisa disumbangkan dan dilakukan oleh masyarakat untuk membantu
terlaksananya pendidikan yang bermutu, mulai dari menggunakan jasa
pelayanan yang tersedia sampai keikutsertaannya dalam pengambilan
keputusan. Peran serta masyarakat dalam peningkatan mutu sekolah mencakup
seluruh stake holder (orang tua, masyarakat dan komite sekolah).
Realitas di lapangan, selama ini peran serta masyarakat khususnya orang
tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan masih sangat minim. Partisipasi
masyarakat selama ini pada umumnya sebatas pada dukungan dana, sementara
dukungan lain seperti pemikiran, moral, dan barang/jasa kurang diperhatikan
oleh karena itu untuk memperbaikinya perlu dilakukan suatu upaya-upaya
perbaikan, salah satunya adalah melakukan reorientasi penyelenggaraan
pendidikan dengan melibatkan peran serta masyarakat melalui manajemen
peningkatan mutu berbasis sekolah.
4

2. Penguatan Pendidikan Karakter


Penguatan Pendidikan Karakter atau disingkat PPK merupakan gerakan
pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat
karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan
olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga,
dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (Pasal 1
ayat 1 Perpres Nomor 87 Tahun 2017).
Penguatan Pendidikan Karakter dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai
Pancasila dalam pendidikan karakter terutama meiiputi nilai-nilai religius, jujur,
toleran, disiplin, bekerja keras, kreatit mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta
damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan
bertanggungiawab. (Pasal 3 Perpres Nomor 87 Tahun 2017).
Penguatan Pendidikan Karakter dilaksanakan dilakukan dengan
menggunakan prinsip sebagai berikut: (1) berorientasi pada berkembangnya
potensi Peserta Didik secara menyeluruh dan terpadu; (2) keteladanan dalam
penerapan pendidikan karakter pada masing-masing lingkungan pendidikan; dan
(3) berlangsung melalui pembiasaan dan sepanjang waktu dalam kehidupan
sehari-hari (Pasal 5 Perpres Nomor 87 Tahun 2017).
Penyelenggaraan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dilaksanakan di
dalam dan/atau di luar lingkungan satuan pendidikan formal. Penyelenggaraan
PPK pada satuan pendidikan jalur pendidikan formal dilakukan secara terintegrasi
dalam kegiatan: (1) intrakurikuier; (2) kokurikuler; dan (3) ekstrakurikuler. PPK
pada satuan pendidikan jalur pendidikan formal dilaksanakan dengan
manajemen berbasis sekolah/madrasah. Adapun penyelenggaraan PPK pada
satuan pendidikan jalur pendidikan formal merupakan tanggung jawab kepala
satuan pendidikan formal dan guru. (Pasal 6 Perpres Nomor 87 Tahun 2017).
Ada lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring
nilai yang perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK. Kelima nilai utama
karakter bangsa yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Religius, nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan
yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama
dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung
5

tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan


lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. Nilai karakter
religius ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu hubungan individu
dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu dengan alam semesta
(lingkungan). Nilai karakter religius ini ditunjukkan dalam perilaku mencintai
dan menjaga keutuhan ciptaan. Subnilai religius antara lain cinta damai,
toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian,
percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan
kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai
lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih.
b. Nasionalis, nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan
berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang
tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik
bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan
diri dan kelompoknya. Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa
sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa,rela berkorban, unggul, dan
berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin,
menghormati keragaman budaya, suku, dan agama.
c. Mandiri. nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak
bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran,
waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. Subnilai mandiri
antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang,
profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
d. Gotong Royong, nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan
menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan
persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi
bantuan/ pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan. Subnilai gotong
royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas
keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolongmenolong, solidaritas,
empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.
e. Integritas, nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku
yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki
komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas
moral). Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga
negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan
6

perkataan yang berdasarkan kebenaran. Subnilai integritas antara lain


kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi,
keadilan, tanggungjawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu
(terutama penyandang disabilitas). Kelima nilai utama karakter bukanlah nilai
yang berdiri dan berkembang sendiri-sendiri melainkan nilai yang berinteraksi
satu sama lain, yang berkembang secara dinamis dan membentuk keutuhan
pribadi. Dari nilai utama manapun pendidikan karakter dimulai, individu dan
sekolah pertlu mengembangkan nilai-nilai utama lainnya baik secara
(Koesoema, 2017: 13).
Penerapan penguatan pendidikan karakter akan berjalan dengan baik bila
kepala sekolah sebagai pemimpin mampu menjadi pemimpin yang dapat
dipercaya dan visioner. Menjadi orang yang dapat dipercaya berarti Kepala
Sekolah merupakan sosok berintegritas, mampu menjadi manajer yang berfokus
pada peningkatan kualitas pembelajaran melalui pembentukan karakter.
Visioner berarti kepala sekolah memiliki visi jauh ke depan tentang kekhasan,
keunikan, dan kualitas sekolah ( schoolbranding) yang akan ia bangun.
Kemampuan manajerial kepala sekolah untuk menggali potensi lingkungan
sebagai sumber belajar dan mengembangkan kerja sama dengan berbagai
pemangku kepentingan dalam ekosistem pendidikan yang ada untuk mendukung
program sekolah sangat diperlukan (Hendarman, 2017: 7).

3. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat


Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat a. Memperkuat
peranan Komite Sekolah dan orang tua sebagai pemangku kepentingan utama
pendidikan. b. Melibatkan dan memberdayakan potensi lingkungan sebagai
sumber pembelajaran seperti keberadaan dan dukungan pegiat seni dan budaya,
tokoh masyarakat, dunia usaha, dan dunia industri. c. Mensinergikan
implementasi PPK dengan berbagai program yang ada dalam lingkup akademisi,
pegiat pendidikan, dan LSM. d. Mensinkronkan program dan kegiatan melalui
kerja sama dengan pemerintah daerah, kementerian dan lembaga pemerintahan,
dan masyarakat pada umumnya (Hendarman, 2017: 17).
Satuan pendidikan tidak dapat menutup diri dari kemungkinan berkolaborasi
dengan lembaga, komunitas, dan masyarakat lain di luar lingkungan sekolah.
Pelibatan publik dibutuhkan karena sekolah tidak dapat melaksanakan visi dan
misinya sendiri. Karena itu, berbagai macam bentuk kolaborasi dan kerja sama
antarkomunitas dan satuan pendidikan diluar sekolah sangat diperlukan dalam
7

penguatan pendidikan karakter. Satuan pendidikan dapat melakukan berbagai


kolaborasi dengan lembaga, komunitas, dan organisasi lain di luar satuan
pendidikan yang dapat menjadi mitra dalam Penguatan Pendidikan Karakter.
Yang dimaksud dengan komunitas yang berada di luar satuan pendidikan
diantaranya adalah sebagai berikut: 1. komunitas orang tua-peserta didik atau
paguyuban orang tua, baik itu per-kelas maupun per-sekolah; 2. komunitas
pengelola pusat kesenian dan budaya, yaitu berbagai perkumpulan, kelompok
hobi, sanggar kesenian, bengkel teater, padepokan silat, studio musik, bengkel
seni, dan lain-lain, yang merupakan pusat-pusat pengembangan kebudayaan
lokal dan modern; 3. lembaga-lembaga pemerintahan (BNN, Kepolisian, KPK,
Kemenkes, Kemenpora, dan lain-lain); 4. lembaga atau komunitas yang
menyediakan sumber-sumber pembelajaran (perpustakaan, museum, situs
budaya, cagar budaya, paguyuban pecinta lingkungan, komunitas hewan
piaraan, dan lainlain); 5. komunitas masyarakat sipil pegiat pendidikan; 6.
komunitas keagamaan; 7. komunitas seniman dan budayawan lokal (pemusik,
perupa, penari, pelukis, dan lain-lain); 8. lembaga bisnis dan perusahaan yang
memiliki relevansi dan komitmen dengan dunia pendidikan; 9. lembaga
penyiaran media, seperti televisi, koran, majalah, radio, dan lain-lain.
Beberapa prinsip pengembangan program Penguatan Pendidikan Karakter
melalui kerja sama/kolaborasi dengan komunitas antara lain: 1. penanggung
jawab utama dalam setiap program dan kegiatan PPK di lingkungan sekolah
adalah kepala sekolah; 2. kolaborasi bertujuan untuk memperkuat PPK bagi
seluruh anggota komunitas sekolah; 3. fokus kolaborasi PPK dengan komunitas
terutama diperuntukkan bagi peserta didik; 4. rasional atau alasan mengapa
sekolah melakukan kolaborasi dengan komunitas tertentu perlu didiskusikan dan
dikomunikasikan pada seluruh komunitas sekolah; 5. satuan pendidikan wajib
membuat dokumentasi kegiatan mulai dari pembuatan proposal, pelaksanaan,
evaluasi, dan pelaporan; 6. prinsip kolaborasi tidak bertentangan dengan prinsip-
prinsip umum PPK, tidak melanggar nilai-nilai moral, dan tidak menjadikan
sekolah sebagai objek pemasaran produk tertentu.
Berpijak dari uraian paragraf di atas, pada penelitian ini penulis
mensarikan bahwa peran serta yang dimaksud dalam penelitian ini adalah adalah
peran serta masyarakat dalam membantu sekolah mewujudkan kegiatan dan
program pendidikan karakter dan memberi ruang kepada masyarakat untuk
berkontribusi bagi sekolah untuk memcahkan masalah yang terjadi di lingkungan
sekitarnya.
8

B. Kerangka Berpikir
Serangkaian aktivitas dalam melaksanakan gerakan penguatan pendidikan
karakter berbasis masyarakat di SD Al Hikmah Kecamatan Kaliwungu Selatan
Kabupaten Kendal dapat digambarkan dalam bagan berikut ini:

Kepedulian masyarakat dalam


Kepala berpartisipasi dalam pendidikan
Sekolah stagnan.
Kondisi belum Sekolah mengalami kesulitan dalam
Awal melakukan implementasi PPK berbasis
gerakan PPK masyarakat. .
berbasis Implementasi PPK berbasis masyarakat
masyarakat belum optimal
Perilaku siswa dalam 5 nilai karakter
stagnan.

Aksi Sekolah :
1. Identifikasi dan analisis kebutuhan
Kepala sekolah.
Sekolah 2. Identifikasi partisipasi masyarakat.
Aktivitas melakukan 3. Membangun jejaring dan kolaborasi.
gerakan PPK 4. Medesain kegiatan Pendidikan
berbasis Karakter (PPK).
masyarakat 5. Implementasi program.
6. Evaluasi program.
7. Menjaga keberlanjutan kolaborasi.

Kepedulian masyarakat dalam berpartisipasi


dalam pendidikan meningkat.
Sekolah terbantu dalam implementasi PPK
Hasil
berbasis masyarakat. .
/Dampak Akhir
Implementasi PPK berbasis masyarakat
optimal
Perilaku siswa dalam 5 nilai karakter
meningkat.

Bagan 2.1: Kerangka Berpikir

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, penulis berasumsi bahwa setelah


sekolah melakukan gerakan penguatan pendidikan karakter berbasis masyarakat,
sebagai berikut: (1) Kepedulian masyarakat dalam berpartisipasi dalam pendidikan
meningkat, (2) Sekolah tidak mengalami kesulitan dalam implementasi PPK berbasis
9

masyarakat, (3) Implementasi PPK berbasis masyarakat dapat optimal, (4) Perilaku
siswa dalam 5 nilai karakter meningkat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Karya Tulis


Karya tulis ini merupakan best practice yang menggunakan pendekatan ex post
facto. Sudjana dan Ibrahim (2007: 60) mengatakan bahwa pendekatan ex post facto
dimulai dengan mendeskripsikan situasi sekarang yang diasumsikan sebagai akibat
dari faktor-faktor yang telah terjadi atau bereaksi sebelumnya. Dengan demikian,
peneliti harus menoleh ke belakang untuk menentukan faktor-faktor yang
diasumsikan penyebab, yang telah beroperasi pada masa lalu.
Dalam konteks ini peneliti melakukan analisis mengenai upaya sekolah dalam
mengimplementasikan gerakan penguatan pendidikan karakter berbasis masyarakat
di SD Al Hikmah, yang terdiri atas lima bagian, yakni pendahuluan, landasan teori
dan kerangka berpikir, metodologi penelitian, pembahasan, simpulan dan
rekomendasi.

B. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data dalam penulisan best practices ini terdiri atas:
1. Studi dokumentasi, dilakukan dengan menganalisis dokumen sekolah yang sudah
disusun dalam bentuk laporan evaluasi diri, laporan prestasi peserta didik dan
profil sekolah
2. Observasi, dilakukan dengan mengadakan pengamatan terhadap aktivitas dan
perilaku peserta didik dan guru dalam pembelajaran dan di luar pembelajaran.
3. Wawancara, dilakukan dengan mengadakan wawancara yang bersifat
kekeluargaan, seperti sambungrasa dan diskusi dengan warga sekolah.

C. Analisis Data
Analisis dilakukan dengan menyusun laporan secara deskriptif kuantitatif dan
kualitatif terhadap implementasi penguatan pendidikan karakter berbasis masyarakat
di SD Al Hikmah Kecamatan Kaliwungu Selatan, dilihat dari: (1) terbentuknya
kesadaran masyarakat dan warga sekolah dalam berpartisipasi dalam
mengimplementasikan penguatan pendidikan karakter berbasis masyar6akat, (2)
terbentuknya perilaku siswa dalam 5 nilai karakter.
10

BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH

A. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah


Alasan pemilihan strategi melalui pelibatan masyarakat dalam penguatan
karakter dari masyarakat sebagai alternatif untuk memecahkan masalah, dilandasi
bahwa (1) kepedulian masyarakat dan warga sekolah dalam berpartisipasi dalam
pengembangan karakter belum optimal, sebagai indikatornya adalah: keterlibatan
dari masyarakat dan warga sekolah hanya masih bersifat finansial, sehingga sekolah
kekurangan narasumber dari masyarakat (2) pendidikan karakter di SD Al Hikmah
hingga saat ini belum terlaksana dengan optimal, sebagai indikatornya adalah
perilaku terhadap 5 nilai karakter belum sesuai harapan.

B. Aksi Yang diterapkan dan Hasil atau Dampak yang Dicapai


1. Aksi Yang Diterapkan
Aksi yang dilakukan dalam mengimplementasikan penguatan pendidikan
karakter berbasis masyarakat di SD Al Hikmah adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan sekolah.
Identifikasi merupakan kegiatan mencari, menemukan, mengumpulkan,
meneliti, mendaftarkan, mencatat data dan informasi dari “kebutuhan”
lapangan. Analisis kebutuhan merupakan alat untuk mengidentifikasi masalah
guna menentukan tindakan yang tepat. kebutuhan ( need) diartikan sebagai
kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan kondisi yang sebenarnya,
keinginan adalah harapan ke depan atau cita-cita yang terkait dengan
pemecahan terhadap suatu masalah.
Dalam kegiatan ini, kepala sekolah
sebagai manajer sekolah bersama tim
pengembang sekolah, melakukan kegiatan
mengidentifikasi kebutuhan sekolah
tentang penguatan pendidikan karakter,
kemudian menganalisis kebutuhan
tersebut, guna menentukan instrumen
guna pemecahan masalah. Dengan
demikian program penguatan pendidikan Kegiatan Kepala Sekolah dan Tim
Pengembang mengidentifikasi dan
menganalis kebutuhan sekolah.
11

karakter (PPK) yang akan dijalankan oleh


sekolah dapat berjalan secara optimal.

b. Mengidentifikasi partisipasi masyarakat.


Dalam kegiatan ini, kepala sekolah bersama tim pengembang sekolah,
melakukan kegiatan mengidentifikasi jenis partisipasi atau peran serta apa saja
yang berasal dari potensi masyarakat dan orang tua peserta didik. Dengan
demikian narasumber dalam implementasi penguatan pendidikan karakter
(PPK) yang akan dijalankan oleh sekolah tidak tumpang tindih.

c. Membangun jejaring dan kolaborasi.


Jejaring diartikan pola hubungan secara fungsional diantara komponen-
komponen yang diarahkan untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan
kolaborasi diartikan perbuatan kerjasama. Dengan demikian dalam kegiatan
yang dilakukan oleh sekolah membangun hubungan kerjasama dengan
beberapa lembaga atau orang untuk mencapai tujuan penguatan pendidikan
karakter.
Kerjasama dengan lembaga lain yang
dimaksud adalah kerjasama dengan: (1)
Puskesmas Kaliwungu Selatan, kerjasama
dilakukan pada bidang kesehatan dan
kebersihan, (2) Takmir Masjid Al Mujahidin
Perumahan Kaliwungu Indah, kerjasama
dilakukan pada bidang keagamaan, misalnya:
Kegiatan Konsultasi Kebersihan
siswa dan guru pembina sholat dhuhur
Dengan Petugas PUSKESMAS
berjamaah bersama warga, sholat Jum’at dan
sholat dhuha di masjid Mujahidin, (3) Pemuda
Muhamadiyah Kaliwungu Selatan, kerjasama
dilakukan dalam kegiatan malam bina iman
dan takwa (mabit) dan kegiatan ektrakurikuler
marching band.

d. Medesain kegiatan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).


Agar program kegiatan dapat
dilaksanakan dengan baik, maka
dibutuhkan desain kegiatan yang matang.
Desain kegiatan diartikan membuat
rencana, membuat rangka kerja. Demikian
juga sebagai implementasi program
Kegiatan kepsek dan Tim Pengembang
menyusun Program Kegiatan Sekolah
12

penguatan pendidikan karakter berbasis


masyarakat, agar dapat dilaksanakan
secara optimal di SD Al Hikmah.
Desain program yang dimaksud berupa rencana formal, yaitu rencana
tertulis yang harus dilaksanakan SD Al Hikmah dalam jangka waktu tertentu.
Kegiatan perencanaan ini berfungsi untuk: (1) menetapkan tujuan dan target
PPK, (2) merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis
tersebut, (3) menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan, (4)
menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan
target PPK.
Kepala sekolah sebagai manajer bersama tim pengembang sekolah,
menyusun program penguatan pendidikan karakter (PPK) yang dituangkan
pada program menengah dan dijabarkan pada program tahunan sekolah.
Rencana program yang dimaksud adalah mengacu pada branding SD Al Hikmah
yaitu “............................................”.

e. Implementasi program
Yang dimaksud implementasi program diartikan sebagai pelaksanaan
atau penerapan program penguatan pendidikan karakter (PPK) di SD Al
Hikmah. Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak
di SD Al Hikmah serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat
menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas
yang tinggi.
Di dalam kegiatan ini, juga termasuk kegiatan dalam fungsi
pengarahan dan implementasi, antara lain: (1) mengimplementasikan proses
pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada narasumber dari masyarakat
dan para guru, agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian
tujuan, (2) memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan, dan
(3) menjelaskan kebijakan program PPK yang telah ditetapkan ditetapkan.

f. Evaluasi program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).


Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mengukur dan mengevaluasi
implementasi dari program penguatan pendidikan karakter (PPK). Pengukuran
dan evaluasi kinerja dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Tanggung
jawab kepala sekolah selaku penentu kebijakan sangat diperlukan karena di
tangan kepala sekolah kelancaran setiap kegiatan ditentukan sehingga
keberhasilan sekolah sesuai yang dicita-citakan akan terwujud.
13

Pengukuran dan evaluasi kinerja kegiatan ini dilakukan oleh semua pihak
baik sebagai (1) customer ( peserta didik, orang tua siswa, dan masyarakat),
(2) kompetiter atau pesaing (sekolah lain dan lembaga sosial masyarakat
(LSM), dan (3) stakeholder (yayasan Al Hikmah, Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan, dan Pemerintah Daerah ), dengan azas kejujuran, keterbukaan
dan pembinaan guna peningkatan pengembangan sekolah seutuhnya secara
bertanggung jawab.

g. Menjaga keberlanjutan kolaborasi.


Menjaga keberlanjutan kolaborasi dalam penelitian ini diartikan
menjaga keberlanjutan kerjasama yang dilakukan oleh SD Al Hikmah dengan
beberapa lembaga atau orang untuk mencapai tujuan penguatan pendidikan
karakter, agar program penguatan pendidikan karakter dapat dilaksanakan
secara berkesinambungan.
Kerjasama dengan lembaga lain yang dimaksud adalah kerjasama
dengan: (1) Puskesmas Kaliwungu Selatan, kerjasama dilakukan pada bidang
kesehatan dan kebersihan, (2) Takmir Masjid Al Mujahidin Perumahan
Kaliwungu Indah, kerjasama dilakukan pada bidang keagamaan, misalnya:
siswa dan guru pembina sholat dhuhur berjamaah bersama warga, sholat
Jum’at dan sholat dhuha di masjid Mujahidin, (3) Pemuda Muhamadiyah
Kaliwungu Selatan, kerjasama dilakukan dalam kegiatan malam bina iman dan
takwa (mabit) dan kegiatan ektrakurikuler marching band.

2. Hasil atau Dampak yang Dicapai


Hasil atau dampak yang dicapai dari implementasi penguatan pendidikan
karakter (PPK) berbasis masyarakat di SD Al Hikmah adalah sebagai berikut:
a. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masyarakat
Perumahan Kaliwungu Indah Desa Protomulyo Kecamatan Kaliwungu Selatan.
Masyarakat Perumahan Kaliwungu Indah dipilih sebagai tempat pembelajaran
anak-anak dikarenakan secara geografis SD Al Hikmah berada di kawasan
Perumahan Kaliwungu Indah dan masih berada di daerah pedesaan yang masih
kental dengan nilai-nilai sosial.
Selain itu kerjasama sekolah yang juga berbasis relegius dengan
masyarakat perumahannkaliwungu Indah yang relegius nasionalis menjadi
pertimbangan utama, supaya dalam praktik pembelajarannya bisa saling
membantu dan bertukar pengalaman. Bahkan masyarakat Perumahan
14

Kaliwungu Indah dengan suka rela menjadi narasumber dan donatur keuangan
sekolah.
Jenis kegiatan dan daftar partisipasi masyarakat dalam kegiatan
penguatan pendidikan karakter (PPK) di SD Al Hikmah sebelum Implementasi
PPK adalah sebagai berikut:
Tabel 1: Jenis Kegiatan dan Daftar Partisipasi Masyarakat Sebelum
Implementasi PPK.
Nilai
No Nama Kegiatan Narasumber Keterangan
Karakter
1 Relegius 1. Sholat Dhuhur 1. Drs. H. Susilo 1. Takmir Masjd
Berjamaah. Al Muhajirin.
2. Majelis Bina Iman 2. Abdul basid 2. Pemuda
dan Takwa (MABIT) Muhamadiyah
2 Nasionalis Ekstra Kurikuler Pemuda
Marcing Band. Muhamadiyah
3 Mandiri - - -
4 Gotong Gotong royong Sobirin Tokoh
Royong membersihkan Masyarakat
lingkungan masjid dan
sekolah.
5 Integritas - -

Adapun jenis kegiatan dan daftar partisipasi masyarakat dalam kegiatan


penguatan pendidikan karakter (PPK) di SD Al Hikmah sesudah Implementasi
PPK adalah sebagai berikut:
Tabel 2: Jenis Kegiatan dan Daftar Partisipasi Masyarakat
Sesudah Implementasi PPK.
Nilai
No Nama Kegiatan Narasumber Keterangan
Karakter
1 Relegius 1. Sholat Dhuhur 1. Drs. H. Susilo 1.Takmir Masjd
Berjamaah. Al Muhajirin.
2. Majelis Bina Iman 2. Abdul basid 2.Pemuda
dan Takwa (MABIT) Muhamadiyah
3. Ekstra Kurikuler 3.Pemuda
Rebana Muhamadiyah
2 Nasionalis 1. Upacara Bendera Iptu Nur Kholis Tokoh
dan Paskibra Masyarakat
2. Ekstra Kurikuler ... ...
Marcing Band
3 Mandiri Penanaman kerja Kompol Sartam Tokoh
keras, disiplin dan Masyarakat
berani
4 Gotong 1. Penanaman nilai 1. Drs. Jalu Tokoh
Royong gotong royong Ananto Masyarakat
antara lain: kerja
sama dan
tolongmenolong.
2. Gotong royong 2. Sobirin Tokoh
membersihkan Masyarakat
lingkungan masjid
dan sekolah
15

5 Integritas Penanaman nilai: Tokoh


kejujuran, Masyarakat
keteladanan,
kesantunan, dan cinta
pada kebenaran.

Berpijak dari tabel 1 dan 2 di atas, dapat disarikan bahwa jumlah


partisipasi masyarakat di SD Al Hikmah Kecamatan Kaliwungu Selatan tahun
2019, adalah sebagai berikut.
Tabel 3: Partisipasi Masyarakat Sebelum dan Sesudah Implementasi PPK
Jumlah Partisipasi Masyarakat
No Nilai Karakter
Sebelum Sesudah
1 Relegius 2 3
2 Nasionalis 1 2
3 Mandiri - 1
4 Gotong Royong 1 2
5 Integritas - 1
Jumlah 4 9

Berdasarkan tabel 3 di atas, bila disajikan dalam diagram batang adalah


sebagai berikut:

Nilai karakter yang muncul sebelum dan sesudah implementasi PPK di SD


Al Hikmah adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Nilai Karakter Yang Muncul
Nilai Deskripsi Nillai Karakter Deskripsi Nillai Karakter
No
Karakter Sebelum Implementasi PPK Sesudah Implementasi PPK
1 Relegius Anak-anak sholat dhuhur Anak-anak rutin dan rajin
berjamaah di masjid secara sholat 5 waktu berjamaah di
berkala. masjid.
2 Nasionalis Belum tampak dengan Sudah tampak dengan baik,
baik, karena belum semua karena semua anak yang
anak melakukan upacara melakukan kegiatan upacara
bendera dengan baik. bendera dengan baik.
3 Mandiri Belum tampak dengan Sudah tampak dengan baik,
baik, karena anak masih karena tidak ada lagi anak
minta dijenguk dan yang ditunggui orang tuanya
16

dibawakan jajan oleh orang dan dibawakan jajan oleh


tua kandungnya. orang tua kandungnya
4 Gotong Belum tampak dengan Sudah tampak dengan baik,
Royong baik, karena hanya karena semua anak yang
sebagian anak saja yang melakukan gotong royong
melakukan gotong royong. dengan baik.
5 Integritas Belum tampak dengan Sudah tampak dengan baik,
baik, karena hanya karena semua anak saling
sebagian anak saja yang bersalaman dan menyapa
bersalaman dan menyapa teman ketika berpapasan
teman ketika berpapasan dengan sopan.
dengan sopan.

c. Faktor-Faktor Pendukung
Beberapa faktor pendukung sebagai penguat pelaksanaan dalam
implementasi penguatan pendidikan karakter (PPK) berbasis masyarakat di SD Al
Hikmah adalah sebagi berikut: (1) kepala sekolah, guru, dan tenaga pendidikan
memiliki dedikasi yang tinggi untuk mewujudkan penguatan pendidikan karakter
dan pembelajaran yang berkualitas, (2) komite sekolah sangat mendukung program
sekolah, (3) Korwil bidang bidang pendidikan dan Pengawas Kecamatan Kaliwungu
Selatan memiliki kepedulian membina sekolah binaannya khususnya memberikan
motivasi untuk kemajuan sekolah, (4) pemerintah pusat lewat program BOS guna
operasional sekolah, (5) Yayasan Islam Al Hikmah, dalam pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan, perekrutan tenaga pendidikan dan kependidikan dan (6)
terjalinnya kerjasama yang erat dengan lembaga lain, misalnya: (a) Puskesmas
Kaliwungu Selatan, kerjasama dilakukan pada bidang: UKS, pemeriksaan gigi,
imunisasi, pembagian obat cacing, (b) Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS)
Kecamatan Kaliwungu Selatan, kerjasama dilakukan dalam peningkatan kompetensi
kepala sekolah, (c) Kelompok Kerja Guru Gugus Ki Hajar Dewantara, kerjasama
dilkukan dalam rangka memberi pelatihan kepada guru guna meningkatkan
kompetensi, (d) Takmir Masjid Al Mujahidin Perumahan Kaliwungu Indah, kerjasma
dilakukan pada bidang keagamaan.
17

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Uraian pengalaman mengelola sekolah sebagaimana diuraikan pada bab-bab
terdahulu dapat disimpulkan beberapa temuan penting, diantaranya:
1. Upaya mewujudkan implementasi penguatan pendidikan karakter (PPK) berbasis
masyarakat di SD Al Hikmah Kaliwungu Selatan tahun 2018/2019 adalah sebagi
berikut: (1) Identifikasi dan analisis kebutuhan sekolah, (2) Identifikasi partisipasi
masyarakat, (3) Membangun jejaring dan kolaborasi, (4) Medesain kegiatan
Pendidikan Karakter (PPK), (5) Implementasi program, (6) Evaluasi program, (7)
Menjaga keberlanjutan kolaborasi.
2. Dampak atau hasil dari pelaksanaan implementasi penguatan pendidikan karakter
(PPK) berbasis masyarakat di SD Al Hikmah Kaliwungu Selatan tahun 2018/2019
adalah adalah: Pertama, masyarakat Perumahan Kaliwungu Indah Desa
Protomulyo Kecamatan Kaliwungu Selatan berpartipasi dengan aktif dan baik
dalam kegiatan implementasi penguatan pendidikan karakter (PPK) di SD Al
Hikmah, dengan demikian: (1) kepedulian masyarakat dalam berpartisipasi dalam
pendidikan meningkat, (2) sekolah terbantu dalam implementasi PPK berbasis
masyarakat, (3) implementasi PPK berbasis masyarakat optimal. kedua,
munculnya 5 nilai karakter yang positif, diantaranya: (1) nilai relegius, anak-
anak rutin dan rajin sholat 5 waktu berjamaah di masjid dan ikut kegiatan
keagamaan lainnya, (2) nilai nasionalis, sudah tampak dengan baik, karena
semua anak yang melakukan kegiatan upacara bendera dengan baik, (3) nilai
mandiri, sudah tampak dengan baik, karena tidak ada lagi anak yang ditunggui
orang tuanya dan dibawakan jajan oleh orang tua kandungnya, (4) nilai gotong
royong, sudah tampak dengan baik, karena semua anak yang melakukan gotong
royong dengan baik, (5) nilai interitas, sudah tampak dengan baik, karena
semua anak saling bersalaman dan menyapa teman ketika berpapasan dengan
sopan.

B. Rekomendasi
Berdasarkan simpulan di atas, penulis merekomendasikan agar sekolah
terutama sekolah dasar swasta, dalam mengimplentasikan penguatan pendidikan
karakter (PPK) dapat melibatkan peran partisipasi masyarakat dan orang tua siswa.
18

Disisi lain hendaknya sekolah memberdayakan guru, membudayakan nilai karakter


melalui teladan kepala sekolah dan guru, serta menjalin kerjasama dengan pihak lai
DAFTAR PUSTAKA

Fajri Muhamad. 2013. Hakikat Pendidikan Karakter. Diunduh dari: https://vhajrie27.


wordpress.com/2012/02/13/hakikat-pendidikan-karakter/. Tanggal 5 Maret 2018.

Hendarman, Ir. M.Sc. 2017. Konsep Dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter Tingkat
Sekolah Dasar Dan Sekolah Menengah Pertama. Jakarta. Kemendiknas.

Direktorat Ketenagaan Dirjen Dikti Kemdiknas. 2010. Kerangka Acuan Pendidikan Karakter
Tahun Anggaran 2010. Jakarta Kemendiknas. PDF.

Koesoema, Doni. Prof. Dr. 2017. Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak Di Zaman
Global (Edisi Revisi). Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Peraturan Menteri Nomor 44 Tahun 2012 tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya
Pendidikan pada Satuan Pendidikan Dasar

Perpres Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.

Said Samsudin. 2015. Pentingnya Pendidikan Karakter Di Sekolah. Diunduh dari:


https://www.kompasiana.com/said_samsudin/59eb7961ff24052aa1296c62/pen
tingnya-pendidikan-berkarakter-di-sekolah. Tanggal 5 Maret 2018

Sudjana dan Ibrahim. 2007. Penelitian dan Penilaian Pendidikan . Bandung: Sinar Baru.

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional .

Anda mungkin juga menyukai