BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017, menyatakan
bahwa Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan gerakan pendidikan di
bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik
melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan
dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian
dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kebijakan pendidikan yang
tujuan utamanya adalah untuk mengimplementasikan Nawacita Presiden Joko
Widodo-Jusuf Kala dalam sistem pendidikan nasional. Kebijakan PPK ini terintegrasi
dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yaitu perubahan cara berpikir,
bersikap, dan bertindak menjadi lebih baik. Nilai-nilai utama PPK adalah religius,
nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas. Nilai-nilai ini ingin ditanamkan dan
dipraktikkan melalui sistem pendidikan nasional agar diketahui, dipahami, dan
diterapkan di seluruh sendi kehidupan di sekolah dan di masyarakat.
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) selain merupakan kelanjutan
dan kesinambungan dari Gerakan Nasional Pendidikan Karakter Bangsa Tahun 2010
juga merupakan bagian integral Nawacita. Dalam hal ini butir 8 Nawacita: Revolusi
Karakter Bangsa dan Gerakan Revolusi Mental dalam pendidikan yang hendak
mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk mengadakan perubahan
paradigma, yaitu perubahan pola pikir dan cara bertindak, dalam mengelola sekolah.
Untuk itu, gerakan PPK menempatkan nilai karakter sebagai dimensi terdalam
pendidikan yang membudayakan dan memberadabkan para pelaku pendidikan.
Tujuan program PPK adalah menanamkan nilai-nilai pembentukan karakter
bangsa secara masif dan efektif melalui implementasi nilai-nilai utama Gerakan
Nasional Revolusi Mental (religius, nasionalis, mandiri, gotong-royong dan integritas)
yang akan menjadi fokus pembelajaran, pembiasaan, dan pembudayaan, sehingga
pendidikan karakter bangsa sungguh dapat mengubah perilaku, cara berpikir dan cara
bertindak seluruh bangsa Indonesia menjadi lebih baik dan berintegritas.
PPK lahir karena kesadaran akan tantangan ke depan yang semakin kompleks
dan tidak pasti, namun sekaligus melihat ada banyak harapan bagi masa depan
bangsa. Hal ini menuntut lembaga pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik
secara keilmuan dan kepribadian, berupa individu-individu yang kokoh dalam nilai-
nilai moral, spiritual dan keilmuan. Memahami latar belakang, urgensi, dan konsep
2
dasar PPK menjadi sangat penting bagi kepala sekolah agar dapat menerapkannya
sesuai dengan konteks pendidikan di daerah masing-masing.
Gerakan PPK dapat dilaksanakan dengan berbasis struktur kurikulum yang
sudah ada dan mantap dimiliki oleh sekolah, yaitu pendidikan karakter berbasis kelas,
budaya sekolah, dan masyarakat. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Berbasis
Masyarakat diperlukan karena: (1) publik memiliki berbagai fungsi dan peran untuk
membantu sekolah mewujudkan kegiatan dan program pendidikan karakter, (2)
masyarakat dapat menjadai salah satu kontributor bagi sekolah untuk memcahkan
masalah yang terjadi di lingkungan sekitarnya, (3) sekolah membuka diri untuk
berkolaborasi dengan pihak luar agar dapat melaksnakan visi dan misinya.
B. Perumusan Masalah
Uraian pada latar belakang, memperlihatkan bahwa SD Al Hikmah
berkomitmen untuk mengimplementasikan gerakan penguatan pendidikan karakter
(PPK). Oleh karena itu rumusan permasalahan dalam karya tulis ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah upaya kepala sekolah dalam mewujudkan gerakan penguatan
pendidikan karakter berbasis masyarakat di SD Al Hikmah Kaliwungu Selatan
tahun 2019?
2. Bagaimanakah hasil atau dampak dari gerakan penguatan pendidikan karakter
berbasis masyarakat di SD Al Hikmah Kaliwungu Selatan tahun 2019?
C. Tujuan
Penyusunan best practice ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan upaya mewujudkan gerakan penguatan pendidikan karakter
berbasis masyarakat di SD Al Hikmah Kaliwungu Selatan tahun 2019.
2. Mendeskrispikan hasil atau dampak pelaksanaan gerakan penguatan pendidikan
karakter berbasis masyarakat di SD Al Hikmah Kaliwungu Selatan tahun 2019.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Peran Serta Masyarakat dalam Pendidikan
Masyarakat dan peningkatan kualitas sekolah merupakan dua hal yang tak
dapat dipisahkan karena, salah satu prinsip dalam manajemen berbasis sekolah
(MBS) yaitu adanya partisipasi dan peran serta masyarakat untuk meningkatkan
kualitas sekolah/pendidikan. Masyarakat memegang peran penting dalam
pelaksanaan dan penyelenggaraan pendidikan terutama dalam mendidik
moralitas/agama, menyekolahkan anaknya, dan membiayai keperluan pendidikan
anak-anaknya. Masyarakat memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang
baik dan mereka juga mempunyai kewajiban untuk mengembangkan serta
menjaga keberlangsungan penyelenggaraan proses pendidikan, sebagaimana
diamanatkan oleh Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun
2003 BAB IV yang didalamnya memuat bahwasannya pendidikan merupakan
tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga.
Masyarakat juga dapat terlibat dalam memberikan bantuan dana,
pembuatan gedung, area pendidikan, teknis edukatif seperti proses belajar
mengajar, menyediakan diri menjadi tenaga pengajar, mendiskusikan
pelaksanaan kurikulum, membicarakan kemajuan belajar dan lain-lain. Banyak
hal yang bisa disumbangkan dan dilakukan oleh masyarakat untuk membantu
terlaksananya pendidikan yang bermutu, mulai dari menggunakan jasa
pelayanan yang tersedia sampai keikutsertaannya dalam pengambilan
keputusan. Peran serta masyarakat dalam peningkatan mutu sekolah mencakup
seluruh stake holder (orang tua, masyarakat dan komite sekolah).
Realitas di lapangan, selama ini peran serta masyarakat khususnya orang
tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan masih sangat minim. Partisipasi
masyarakat selama ini pada umumnya sebatas pada dukungan dana, sementara
dukungan lain seperti pemikiran, moral, dan barang/jasa kurang diperhatikan
oleh karena itu untuk memperbaikinya perlu dilakukan suatu upaya-upaya
perbaikan, salah satunya adalah melakukan reorientasi penyelenggaraan
pendidikan dengan melibatkan peran serta masyarakat melalui manajemen
peningkatan mutu berbasis sekolah.
4
B. Kerangka Berpikir
Serangkaian aktivitas dalam melaksanakan gerakan penguatan pendidikan
karakter berbasis masyarakat di SD Al Hikmah Kecamatan Kaliwungu Selatan
Kabupaten Kendal dapat digambarkan dalam bagan berikut ini:
Aksi Sekolah :
1. Identifikasi dan analisis kebutuhan
Kepala sekolah.
Sekolah 2. Identifikasi partisipasi masyarakat.
Aktivitas melakukan 3. Membangun jejaring dan kolaborasi.
gerakan PPK 4. Medesain kegiatan Pendidikan
berbasis Karakter (PPK).
masyarakat 5. Implementasi program.
6. Evaluasi program.
7. Menjaga keberlanjutan kolaborasi.
masyarakat, (3) Implementasi PPK berbasis masyarakat dapat optimal, (4) Perilaku
siswa dalam 5 nilai karakter meningkat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
C. Analisis Data
Analisis dilakukan dengan menyusun laporan secara deskriptif kuantitatif dan
kualitatif terhadap implementasi penguatan pendidikan karakter berbasis masyarakat
di SD Al Hikmah Kecamatan Kaliwungu Selatan, dilihat dari: (1) terbentuknya
kesadaran masyarakat dan warga sekolah dalam berpartisipasi dalam
mengimplementasikan penguatan pendidikan karakter berbasis masyar6akat, (2)
terbentuknya perilaku siswa dalam 5 nilai karakter.
10
BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH
e. Implementasi program
Yang dimaksud implementasi program diartikan sebagai pelaksanaan
atau penerapan program penguatan pendidikan karakter (PPK) di SD Al
Hikmah. Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak
di SD Al Hikmah serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat
menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas
yang tinggi.
Di dalam kegiatan ini, juga termasuk kegiatan dalam fungsi
pengarahan dan implementasi, antara lain: (1) mengimplementasikan proses
pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada narasumber dari masyarakat
dan para guru, agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian
tujuan, (2) memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan, dan
(3) menjelaskan kebijakan program PPK yang telah ditetapkan ditetapkan.
Pengukuran dan evaluasi kinerja kegiatan ini dilakukan oleh semua pihak
baik sebagai (1) customer ( peserta didik, orang tua siswa, dan masyarakat),
(2) kompetiter atau pesaing (sekolah lain dan lembaga sosial masyarakat
(LSM), dan (3) stakeholder (yayasan Al Hikmah, Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan, dan Pemerintah Daerah ), dengan azas kejujuran, keterbukaan
dan pembinaan guna peningkatan pengembangan sekolah seutuhnya secara
bertanggung jawab.
Kaliwungu Indah dengan suka rela menjadi narasumber dan donatur keuangan
sekolah.
Jenis kegiatan dan daftar partisipasi masyarakat dalam kegiatan
penguatan pendidikan karakter (PPK) di SD Al Hikmah sebelum Implementasi
PPK adalah sebagai berikut:
Tabel 1: Jenis Kegiatan dan Daftar Partisipasi Masyarakat Sebelum
Implementasi PPK.
Nilai
No Nama Kegiatan Narasumber Keterangan
Karakter
1 Relegius 1. Sholat Dhuhur 1. Drs. H. Susilo 1. Takmir Masjd
Berjamaah. Al Muhajirin.
2. Majelis Bina Iman 2. Abdul basid 2. Pemuda
dan Takwa (MABIT) Muhamadiyah
2 Nasionalis Ekstra Kurikuler Pemuda
Marcing Band. Muhamadiyah
3 Mandiri - - -
4 Gotong Gotong royong Sobirin Tokoh
Royong membersihkan Masyarakat
lingkungan masjid dan
sekolah.
5 Integritas - -
c. Faktor-Faktor Pendukung
Beberapa faktor pendukung sebagai penguat pelaksanaan dalam
implementasi penguatan pendidikan karakter (PPK) berbasis masyarakat di SD Al
Hikmah adalah sebagi berikut: (1) kepala sekolah, guru, dan tenaga pendidikan
memiliki dedikasi yang tinggi untuk mewujudkan penguatan pendidikan karakter
dan pembelajaran yang berkualitas, (2) komite sekolah sangat mendukung program
sekolah, (3) Korwil bidang bidang pendidikan dan Pengawas Kecamatan Kaliwungu
Selatan memiliki kepedulian membina sekolah binaannya khususnya memberikan
motivasi untuk kemajuan sekolah, (4) pemerintah pusat lewat program BOS guna
operasional sekolah, (5) Yayasan Islam Al Hikmah, dalam pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan, perekrutan tenaga pendidikan dan kependidikan dan (6)
terjalinnya kerjasama yang erat dengan lembaga lain, misalnya: (a) Puskesmas
Kaliwungu Selatan, kerjasama dilakukan pada bidang: UKS, pemeriksaan gigi,
imunisasi, pembagian obat cacing, (b) Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS)
Kecamatan Kaliwungu Selatan, kerjasama dilakukan dalam peningkatan kompetensi
kepala sekolah, (c) Kelompok Kerja Guru Gugus Ki Hajar Dewantara, kerjasama
dilkukan dalam rangka memberi pelatihan kepada guru guna meningkatkan
kompetensi, (d) Takmir Masjid Al Mujahidin Perumahan Kaliwungu Indah, kerjasma
dilakukan pada bidang keagamaan.
17
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Uraian pengalaman mengelola sekolah sebagaimana diuraikan pada bab-bab
terdahulu dapat disimpulkan beberapa temuan penting, diantaranya:
1. Upaya mewujudkan implementasi penguatan pendidikan karakter (PPK) berbasis
masyarakat di SD Al Hikmah Kaliwungu Selatan tahun 2018/2019 adalah sebagi
berikut: (1) Identifikasi dan analisis kebutuhan sekolah, (2) Identifikasi partisipasi
masyarakat, (3) Membangun jejaring dan kolaborasi, (4) Medesain kegiatan
Pendidikan Karakter (PPK), (5) Implementasi program, (6) Evaluasi program, (7)
Menjaga keberlanjutan kolaborasi.
2. Dampak atau hasil dari pelaksanaan implementasi penguatan pendidikan karakter
(PPK) berbasis masyarakat di SD Al Hikmah Kaliwungu Selatan tahun 2018/2019
adalah adalah: Pertama, masyarakat Perumahan Kaliwungu Indah Desa
Protomulyo Kecamatan Kaliwungu Selatan berpartipasi dengan aktif dan baik
dalam kegiatan implementasi penguatan pendidikan karakter (PPK) di SD Al
Hikmah, dengan demikian: (1) kepedulian masyarakat dalam berpartisipasi dalam
pendidikan meningkat, (2) sekolah terbantu dalam implementasi PPK berbasis
masyarakat, (3) implementasi PPK berbasis masyarakat optimal. kedua,
munculnya 5 nilai karakter yang positif, diantaranya: (1) nilai relegius, anak-
anak rutin dan rajin sholat 5 waktu berjamaah di masjid dan ikut kegiatan
keagamaan lainnya, (2) nilai nasionalis, sudah tampak dengan baik, karena
semua anak yang melakukan kegiatan upacara bendera dengan baik, (3) nilai
mandiri, sudah tampak dengan baik, karena tidak ada lagi anak yang ditunggui
orang tuanya dan dibawakan jajan oleh orang tua kandungnya, (4) nilai gotong
royong, sudah tampak dengan baik, karena semua anak yang melakukan gotong
royong dengan baik, (5) nilai interitas, sudah tampak dengan baik, karena
semua anak saling bersalaman dan menyapa teman ketika berpapasan dengan
sopan.
B. Rekomendasi
Berdasarkan simpulan di atas, penulis merekomendasikan agar sekolah
terutama sekolah dasar swasta, dalam mengimplentasikan penguatan pendidikan
karakter (PPK) dapat melibatkan peran partisipasi masyarakat dan orang tua siswa.
18
Hendarman, Ir. M.Sc. 2017. Konsep Dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter Tingkat
Sekolah Dasar Dan Sekolah Menengah Pertama. Jakarta. Kemendiknas.
Direktorat Ketenagaan Dirjen Dikti Kemdiknas. 2010. Kerangka Acuan Pendidikan Karakter
Tahun Anggaran 2010. Jakarta Kemendiknas. PDF.
Koesoema, Doni. Prof. Dr. 2017. Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak Di Zaman
Global (Edisi Revisi). Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Peraturan Menteri Nomor 44 Tahun 2012 tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya
Pendidikan pada Satuan Pendidikan Dasar
Sudjana dan Ibrahim. 2007. Penelitian dan Penilaian Pendidikan . Bandung: Sinar Baru.