Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PENGGAMBARAN UKURAN HORIZONTAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kartografi

Dosen : Dra. Esti Sarjanti

Kelompok 3 :

Saifullah Yusuf (1701010004)

M Hanif Nurfaizi (1701010008)

Nur Aliyah Firdaus (1701010014)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

TAHUN AKADEMIK 2017/2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita taufiq dan
hidayah-Nya, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik
kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-
cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.

Terima kasih kami ucapkan kepada dosen kami serta teman-teman sekalian yang telah
membantu, baik bantuan berupa moril maupun materil, sehingga pembuatan makalah
“Penggambaran Ukuran Horizontal” terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Melalui
makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu dan pengetahuan.

Kami menyadari, dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta
banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun penulisan serta
penyampaiannya, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah
ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca.

Purwokerto,15 September 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…….………………………………………………………………………ii

DAFTAR ISI …….………………………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………..………………………………………………………………….1

B. Rumusan Masalah ……………..……………………………………………………………....1

C. Tujuan Penulisan …………………..…………………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengumpulan Data …………………………………………………………………………….2

B. Penyajian Data Kedalam Peta …………………………………………………………………4

C. Menentukan Skala ……………………………………………………………………………..9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………….……………………………12

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………….………………………………..13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peta merupakan gambaran suatu tempat seperti kota, negara atau benua yang
memperlihatkan karakteristik utamanya. Jadi pemetaan dapat diartikan sebagai kegiatan
penggambaran permukaan bumi yang di proyeksikan ke dalam bidang datar dengan skala
tertentu. Sebuah peta dasar dibuat dengan skala terkecil mulai dari 1 : 50.000 sampai 1 :
250.000.

Proyeksi diartikan sebagai metoda atau cara dalam usaha mendapatkan bentuk ubahan dari
dimensi tertentu menjadi bentuk dimensi yang sistematik

Secara umum, proyeksi peta dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari cara
pemindahan data topografi dari permukaan Bumi ke atas permukaan peta.Proyeksi peta adalah
teknik-teknik yang digunakan untuk menggambarkan sebagian atau keseluruhan permukaan
tiga dimensi yang secara kasaran berbentuk bola ke permukaan datar dua dimensi dengan
distorsi sesedikit mungkin.Dalam proyeksi peta diupayakan sistem yang memberikan hubungan
antara posisi titik-titik di muka bumi dan di peta.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara melakukan pengumpulan data?

2. Bagaimana cara menyajikan data kedalam peta?

3. Bagaimana cara menentukan skala?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui cara melakukan pengumpulan data

2. Untuk mengetahui penyajian data kedalam peta

3. Untuk mengetahui cara menentukan skala peta

4
BAB II

Pembahasan

A. Penyajian Ukuran Vertikal


Untuk mencerminkan ukuran tiga dimensi seperti rumah pohon, Menara dapat digambarkan
bagian dasarnya saja. Akan tetapi dalam menggambarkan relief seperti gunung, lembah, bukit,
tidak dapat hanya dasarnya saja, melaikan digambarkan dalam bentuk model yang
mencerminkan perubahan relief tersebut. Beberapa model ukuran vertical (relief) dalam
pemetaan adalah :
1. Spot Hight
Spot Hight merupakan cara pencerminan evaluasi/ketinggian dalam bentuk titik – titik
tinggi. Dimana titik- titik tinggi ini diukur dari permukaan laut diatas atau kebawah
(kedalaman) dengan menggunakan alat pengukur ketinggian disebut Altimeter, dan
pengukuran kedalaman laut, danau dengan mode seismic (gema duga). Titik ketinggian
yang diukur dengan ketelitian tinggi dinamakan titik triangulasi (primer) terletak di puncak
– puncak gunung. Titik ketinggian yang lain adalah titik sekunder, tertier, quarter. Sebagai
tanda ketinggian dibuat sebuah bangunan permanen yang disebut Banch Mark. Pada peta
digambar dalam bentuk :
X : Titik Triangulasi
+ : Menunjukan di atas permukaan air laut
- : Menunjukan di bawah permukaan air lut

Contoh :

2. Hachure
Cara pencerminan ukuran vertical dengan garis patah – patah dengan ketebalan yang
berbeda beda. Arah garis searah aliran permukaan, ketebalan menentukan keadaan lereng
makin curam garis semakin tebal dan garis tipis menunjukan lereng landai.
Contoh :
3. Shading/shadow/hill shading
Merupakan pencerminan ukuran vertical dengan menggunakan efek bayangan, dengan
warna hitam putih. Contoh : makin gelap bayangannya makin terjal lerengnya dan
sebaliknya makin terang bayangannya makin landau.
4. Altitude Tint/Layer tint
Pencerminan ukuran vertical dengan ukuran warna bertingkat (gradasi warna), misal : dari
warna biru tua – biru sedang – biru muda untuk perairan.
5. Tanaka Kitira
Pencerminan ukuran vertical dengan menggunakan kombinasi metode kontur dengan
bayangan.
6. Blok Diagram

5
Merupakan pencerminan relief yang dilihat dari arah samping (oblique) dari suatu
landfrom.
Contoh :
7. Gari kontur
Garis kontur ini sering disebut juga dengan garis tinggi atau isohype atau tanche. Dari
berbagai metode pencerminan relief metode ini paling banyak digunakan karena
mempunyai kelebihan dalam :
a. Menunjukkan tinggi suatu tempat secara eksak
b. Menunjukkan bentuk relief secara jelas
c. Menunjukkan bentuk lereng secara jelas
d. Menunjukkan besar kemiringan lereng secara eksak

SKIP

Pembuatan Gari Kontur


Gari yang merupakan garis – garis yang menghubungkan tempat- tempat yang mempunyai
ketinggian yang sama diatas atau dibawah datum plane (bidang level/permukaan air laut
(pal), dalam pembuatannya dibuat secara logical contouring yaitu menggunakan logika.
Pada peta didahului dengan pengukuran – pengukuran tinggi beberapa titik penting
dilapangan (titik primer, sekunder) misalnya : dipuncak puncak bukit, gunung, pertemuan
– pertemuan sungai, dasar lembah, perubahan – perubahan lereng, dan sebagainya.
Langkah yang harus dilakukan adalah :
1. menentukan interval konturnya terlebih dahulu, interval kontur ini besar dan kecil
tergantung dari tujuan dan kasar halusnya relief. Bagi daerah yang relief kasar maka
kontur intervalnya besar, sebaliknya bagi daerah yang landai kontur intervalnya kecil,
hal ini dimaksudkan agar relief akan lebih terlihat.
2. Menentukan metodenya yaitu : cara interpolasi atau grafis/extrapolasi

Skip

Beberapa Sifat garis kontur.

1. Garis kontur yang rapat menunjukan lereng curam


2. Garis kontur bersifat horizontal
3. Garis kontur selalu membelok belok dan akan mengikuti lereng dari lembah ke aruh
udik

6
4. Garis kontur selalu tegak lurus jurusan air yang mengalir ke permukaan
5. Garis kontur merupakan garis yang tertutup
6. Garis kontur yang tingginya ½ Ci (kontur interval) di gambarkan dengan titik.

Penggambaran garis kontur

1. Angka – angka kontur diletakan pada lereng sebelah selatan.


2. Puncak yang lebih kecil atau sama dengan ½ Ci Digambar dengan garis kontur putus –
putus.
3. Tidak semua angka kontur di tulis, tetapi hanya pada garis tertentu saja. Garis kontur
yang ada angkanya di sebut kontur petunjuk/indeks kontur, sedang angkanya disebut
kontur.

Profil (Penampang melintang) dari peta kontur

Suatu profil menggambarkan gambaran yang paling mudah dimengerti tentang


suatu lereng atau gambar bentuk penampang suatu daerah apabila daerah itu di potong oleh
suatu bidang vertical yang tegak lurus pada bidang permukaannya

Penggunaan Vertikal Exageration (pembesaran ukuran vertical)

Pembesaran Vertikal merupakan suatu cara memperbesar profil agar relief daerah
Nampak lebih jelas. Penggunaan tergantung pada :

1. Maksud dari pembuat profil


- Profil untuk mempelajari landfrom atau keadaan morfologi suatu daerah maka
di perlukan vertical exaggeration (Ve).
- Profil waduk/dam diperlukan vertical exageration supaya jelas konfigurasinya
- Untuk kepentingan geologi sebaiknya vertical exageration tidak digunakan
karena lapisan – lapisan batuannya akan berubah (salah).
2. Tergantungan pada konfigurasi reliefnya.
- Bagi relief kasar tidak diperlukan vertical exaggeration,
- Bagi relief halus di perlukan vertical exaon.
3. Tergantung pada besarnya skala.
Untuk skala kecil Ve digunakan supaya naik turunnya relief kelihatan atau nyata.
Contoh :
Peta Skala 1 : 50.000
Ci = 25 m
25
Jadi setiap tinggi 25 m akan diwakili 500
25m diwakili 1/20 cm, bila diperbesar 1 cm maka ukuran vertikalnya diperbesar =
5 x (Ve = 5).
Kegunaan garis kontur pada peta.

7
1) Untuk perencanaan tracing jalan raya pada daerah yang berbukit (bergunung –
gunung).
2) Memperkirakan isi (volume) suatu reservoir (Dam)
3) Untuk perencanaan jarring irigasi
4) Untuk perencanaan pembuatan terasering
5) Untuk menentukan jalur pendakian gunung.
6) Dan sebagainya
8. Maket
Maket merupakan gambar asli permukaan bumi yang di perkecil, terletak pada sebuah
papan. Contoh : bisa dilihat pada laboratorium Geografi.

Anda mungkin juga menyukai