Disusun oleh :
Kelompok 6 Kelas XD
Muniroh 201412500288
Eka Sari 201412500295
Melda Kagungan 201412500359
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami.
Terima kasih kepada Allah SWT yang telah membantu kami dan memberi
kami kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Dan kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada dosen kami bapak Yogi Purnama yang selalu
mengajarkan kami dan memberikan banyak pengetahuan tentang ilmu Bahasa
Indonesia.
Makalah ini adalah salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang
terdiri dari diksi dan majas (gaya bahasa). Makalah ini disusun dengan maksimal
dan mendapatkan bantuan dari berbagai sumber sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Kami menyadari makalah ini tidak sempurna. Tapi kami
berharap dapat berguna bagi kita semua. Kritik dan saran akan kami terima untuk
membuat makalah ini lebih baik.
A. Latar Belakang
Pilihan kata merupakan satu unsur yang sangat penting, baik dalam dunia
karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Memang harus
diakui, sekarang ini ada kecenderungan orang semakin mengesampingkan
pentingnya penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara pemilihan kata.
Bahasa sendiri terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase,
klausa, dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah dan kalimat merupakan
tataran tertinggi.
Dalam makalah ini, kami berusaha menjelaskan mengenai diksi dan majas
yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam segi makna dan
relasi, gaya bahasa, ungkapan, kata popular, kata sapaan dan kata serapan.
Diksi dapat di artikan sebagai pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata
yang tepat dan selaras untuk menyatakan atau mengungkapkan gagasan
sehingga memperoleh efek tertentu. Sedangkan majas, majas sering dianggap
sebagai sinonim dari gaya bahasa, namun sebenarnya majas termasuk dalam
gaya bahasa. Dalam tulisan ini pengertian gaya bahasa adalah cara
menggunakan bahasa dalam konteks tertentu, oleh orang tertentu, untuk tujuan
tertentu. Sebaliknya, bila penggunaannya tidak tepat, maka penggunaan gaya
bahasa akan sia-sia belaka, bahkan mengganggu pembaca.
Pemakaian diksi atau pun majas baik dalam pendidikan atau yang lainnya
diharapkan dapat membantu dalam tulisan. Apalagi bagi para pendidik,
penulis, baik novel atau pun penulis puisi. Majas dapat dijadikan sebagai cara
mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang
memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis dengan pilihan kata, frase,
klausa, dan kalimatnya.
B. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan di bahas adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan diksi?
2. Apakah fungsi diksi?
3. Bagaimanakah persyaratan diksi dan pengelompokannya?
4. Apa yang dimaksud dengan gaya bahasa atau majas?
5. Apa sajakah jenis-jenis majas?
6. Seperti apakah contoh kalimat di dalam majas?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian diksi, pemilihan kata dan penggunaan diksi dalam
bahasa Indonesia
2. Mengetahui fungsi diksi
3. Bagaimana contoh-contoh kalimat diksi sesuai pengelompokannya
4. Mengetahui syarat-syarat yang di butuhkan dalam penggunaan diksi
5. Memahami penjelasan pilihan kata dan penggunaan diksi
6. Mengetahui pengertian majas atau gaya bahasa
7. Mengetahui macam-macam majas di dalam kelompok-kelompok majas
8. Mengetahui contoh-contoh kalimat majas sesuai pengelompokannya.
BAB II
PEMBAHASAN
DIKSI
A. Pengertian Diksi
Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat dan
selaras untuk menyatakan atau mengungkapkan gagasan sehingga
memperoleh efek tertentu. Diksi, dalam arti aslinya dan pertama, merujuk
pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti
kedua, arti "diksi" yang lebih umum digambarkan dengan kejelasan
pengucapan kata. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi,
daripada pemilihan kata dan gaya.
b. Perubahan Makna
Berdasarkan cakupan maknanya, perubahan makna dibedakan
atas.
1) Meluas, cakupan makna sekarang lebih luas daripada sebelumnya.
Misalnya:
c. Pergeseran Makna
Pergeseran makna dibedakan atas 2 macam:
1) Asosiasi adalah pergeseran makna yang terjadi karena adanya
persamaan sifat.
Contoh:
a) Tasya menyikat giginya sampai bersih
b) Pencuri itu menyikat habis barang-barang berharga di rumah itu
2) Sinestesia adalah perubahan makna akibat adanya pertukaran
tanggapan antara dua indra yang berbeda.
Contoh:
a) Sayur itu rasanya pedas sekali
b) Kata-katanya sangat pedas didengar.
d. Relasi Makna
1) Homonim adalah dua buah kata yang mempunyai persamaan
tulisan dan pengucapan.
Contoh :
Bisa berarti ;
Dapat, sanggup
Racun
Buku berarti ;
Kitab
Antara ruas dengan ruas
2) Homograf adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai
persamaan tulisan tetapi berlainan pengucapan dan arti.
Contoh:
Teras (inti) dengan teras (halaman rumah)
Sedan (isak) dengan sedan (sejenis mobil)
Tahu (paham) dengan tahu (sejenis makanan)
3) Homofon adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai
persamaan pengucapan tetapi berlainan tulisan dan arti
Contoh:
Bang dengan bank
Masa dengan massa
4) Sinonim adalah dua buah kata yang berbeda tulisan dan
pengucapannya tetapi mempunyai arti yang sama.
Contoh:
Pintar dengan pandai
Bunga dengan kembang
Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan
atau kemiripan. Oleh sebab itu, di dalam sebuah karang
mengarang sebaiknya dipergunakan sinonim kata supaya ada
variasinya dan ada pergantiannya yang membuat tulisan di
dalam karangan itu menjadi hidup.
5) Antonim adalah kata-kata yang berlawanan artinya.
Contoh:
Tua – muda
Besar – kecil
Luas – sempit
6) Polisemi berasal adalah kata poly dan sema, yang masing-
masing berarti’banyak’ dan ‘tanda’. Jadi polisemi berarti suatu
kata yang memiliki banyak makna.
Contoh:
Kata kepala yang mempunyai arti bahagian atas tubuh
manusia tetapi dapat juga berarti orang yang menjadi
pimpinan pada sebuah kantor dan sebagainya.
Kata kaki yang dipergunakan untuk menahan tubuh
manusia tetapi dapat juga kaki meja yang menahan meja.
2. Majas Pertentangan
a. Paradoks
Paradoks yaitu gaya bahasa yang bertentangan antara pernyataan
dan fakta yang ada atau 2 (dua) pengertian yang bertentangan
sehingga seperti tidak masuk akal. Contohnya: Aku merasa kesepian
di kota yang ramai ini. Dia merasa kesepian di antara banyaknya
orang yang sedang berpesta/Gajinya besar, tapi hidupnya melarat.
Artinya, uang cukup, tetapi jiwanya menderita.
b. Antitesis
Antitesis yaitu gaya bahasa yang pengungkapannya
berhubungan dengan situasi, benda ataupun sifat yang keadaannya
saling bertentangan dan juga memakai kata-kata yang berlawanan
arti. Seperti contohnya: Tua muda, laki-laki perempuan banyak yang
menonton film tersebut.
c. Kontradiksio Interminis
Majas yang memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan
apa yang sudah dikatakan semula. Apa yang sudah dikatakan,
disangkal lagi oleh ucapan kemudian.
Contoh :
1) Semuanya sudah hadir, kecuali Si Amir. Kalau masih ada yang
belum hadir, mengapa dikatakan “semua” sudah hadir.
2) Wajahmu sungguh sangat sempurna, tapi sayang banyak
jerawatnya
d. Anakronisme
Merupakan majas yang menunjukkan gaya bahasa yang berupa
pengungkapan atau sesuatu yang mengandung ketidaksesuaian
dengan waktu dan peristiwa yang dibicarakan saat itu. Contoh :
1) Sesaat setelah dilahirkan, bayi itu lantas bicara dengan ibunya.
(mustahil bayi bisa bicara setelah lahir)
2) Para pahlawan sebelum kemerdekaan RI yang pertama, telah
mengumumkan kabar berita dari internet. (waktu itu belum ada
internet).
e. Litotes
Litotes yaitu gaya bahasa yang menyatakan sesuatu dengan
cara-cara yang berlawanan dengan kenyataan, dengan cara
mengecilkan ataupun menguranginya. Seperti contohnya: Aku
tidaklah pintar itulah mengapa aku selalu bekerja keras.
3. Majas Sindiran
4. Majas Penegasan
a. Inversi
Inversi yaitu gaya bahasa yang kalimat predikatnya berada di
depan subjek kalimat tersebut. Seperti contohnya: Besar sekali
kolamnya.
b. Retoris
Retoris yaitu gaya bahasa yang kalimat tanya tidak bertanya,
yang di mana menyatakan kesangsian ataupun bersifat mengejek.
Seperti contohnya: Apa itu bukti dari janji yang kau ucapkan tadi?
c. Paralelisme
Paralelisme yaitu gaya bahasa yang pengulangan kata-katanya
digunakan untuk penegasan di dalam bahasa puisi. Contoh : Kau
adalah batu karang di lautan. penutur ingin membuat kesejajaran
antara seseorang dengan batu karang yang ada di lautan. Mungkin,
yang ingin disampaikan oleh penutur adalah seseorang itu memiliki
watak yang keras dan tangguh (batu karang).
d. Enumerasio
Enumerasio yaitu gaya bahasa yang digunakan untuk
melukiskan suatu keadaan atau peristiwa dengan cara menguraikan
satu demi satu keadaan tersebut, sehingga merupakan suatu
keseluruhan. Contoh : Laut tenang. Di atas permadani biru itu tanpak
satu-satunya perahu nelayan meluncur perlahan-lahan. Angin
berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Disana-
sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk
suatu lukisan yang haromonis. Itulah keindahan sejati.
e. Koreksio
Koreksio yaitu gara bahasa yang membetulkan kembali ucapan
yang tidak benar atau salah, baik itu secara sengaja ataupun tidak
disengaja. Seperti contohnya: Tadi dia baru saja pulang, oh… bukan
di baru saja berangkat lagi.
f. Repetisi
Repetisi yaitu gara bahasa yang pengulangan kata-katanya
dalam bahasa prosa. Seperti contohnya: Kita sudah berusaha, kita
sudah menang, kita sudah berhasil.
g. Klimaks
Klimaks yaitu gaya bahasa yang menguraikan suatu peristiwa
secara berturut-turut dan semakin lama maka ceritanya akan semakin
memuncak atau meningkat. Seperti contohnya: Semua kalangan dari
anak-anak sampai orang dewasa beramai-ramai mengikuti kompotisi
sepak bola. Contoh lain : Kesengsaraan membuahkan kesabaran,
kesabaran pengalaman, dan pengalaman harapan.
h. Anti klimaks
Anti klimaks yaitu gaya bahasa yang dimana penguraian suatu
peristiwa secara berturut-turut tapi makin lama maka ceritanya akan
semakin menurun, ini adalah kebalikan dari Klimaks. Seperti
contohnya: Ketua pengadilan negeri itu adalah orang yang kaya,
pendiam, dan tidak terkenal namanya.
i. Pleonasme
Pleonasme yaitu gaya bahasa yang menambahkan keterangan
pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan
yang sebenarnya tidak diperlukan. Seperti contohnya: Seluruh
pelajar yang berada di bawah segera naik ke atas / Mereka
menerobos masuk ke dalam stadion untuk menyaksikan
pertandingan tersebut.
j. Ekslamasio
Ekslamasio yaitu gaya bahasa yang didalam kalimatnya
memakai kata seru. Seperti contohnya: Wah…, keren sekali orang
itu! / Wah, biar kupeluk dengan tangan menggigil
k. Tautologi
Tautologi yaitu gaya bahasa yang mengulang beberapa kali
sepatah kata didalam suatu kalimat. Seperti contohnya: Mungkin,
mungkin dia bisa berhasil dalam melaksanakan tugasnya. / Kejadian
itu tidak saya inginkan dan tidak saya harapkan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang dalam
memilih kata untuk mencapai penyampaian yang tepat dalam berbicara
atau menulis, sehingga tidak menimbulkan makna yang tidak dikehendaki
pembicara atau penulis.
Dalam pemilihan kata terdapat berbagai syarat yang harus tepati
agar mencapai diksi yang baik dan tepat, diantaranya yaitu :
1. Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi.
2. Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim.
3. Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya.
4. Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri.
5. Waspada terhadap penggunaan akhiran asing.
6. Membedakan pemakaian kata penghubung yang berpasangan secara
tepat.
7. Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara
idiomatis.
8. membedakan kata umum dan kata khusus.
9. Memperhatikan perubahan makna yang terjadi.
10. Memperhatikan kelangsungan pilihan kata.
B. Saran
Penulis mendapatkan pengetahuan yang banyak dan berharga dalam
pembuatan makalah ini mengenai diksi (pilihan kata) serta gaya bahasa
(majas). Penulis menyarankan kepada semua pembaca untuk mempelajari
pemilihan kata serta gaya bahasa dalam membuat kalimat. Dengan
mempelajari diksi serta gaya bahasa diharapkan para mahasiswa memiliki
ketetapan dan kecakapan dalam menyampaikan, menyusun dan mengolah
suatu gagasan agar dapat disampaikan dengan mudah serta dipahami
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kuliah.info/2015/10/pengertian-macam-macam-jenis-majas-
lengkap-contoh.html