Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN BACA TENTANG AGAMA AGAMA di INDONESIA &

AJARANNYA BESERTA POLA HIDUP SEHAT DARI AGAMA TERSEBUT

HINDU
Agama Hindu adalah agama yang pertama masuk ke Indonesia. Hindu masuk ke Indonesia melalui
pedagang-pedagang dari India yang berdagang di selat Malaka. Para pedagang tersebut berdagang
rempah-rempah dan sutra sambil menyebarkan agama Hindu. Sebelum Hindu masuk ke Indonesia,
mayoritas penduduknya menganut aliran kepercayaan. Aliran keperyaan yang dianut biasanya aliran
animism dan dinamisme.
Pemuka Agama Hindu adalah Wasi. Sedangkan tempat ibadah umat hindu adalah di pura. Hari besar
Hindu disebut nyepi. Saat nyepi, umat hindu berada di dalam rumah dan merefleksi hidupnya, agar
mereka dapat hidup lebih baik. Dasar dari ajaran agama Hindu berasal dari Kitab Suci Weda, yang
merupakan Kitab Suci Agama Hindu. Para umat penganut Hindu selalu memegang teguh, ajran-
ajaran yang berasal dari Kitab Suci Weda. Weda adalah sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa
yang diterima oleh para Maharesi. Keterangan ini terdapat dalam Kitab Bhumikabhasya, karya
Maharesi Sayana. Resi disebut sebagai mantra drstah, yang artinya adalah orang-orang yang melihat
mantra. Kitab Suci Weda dikenal dengan berbagai nama antara lain:
1. Kitab Sruti yang artinya bahwa Kitab Weda adalh wahyu yang diterima melalui pendengaran suci
atau kemekaran intuisi para Maharesi.
2. Kitab Rahasya, karena inti ajarannya adalah usaha mencapai tujuan hidup yang tertinggi, berupa
Moksa.
3. Kitab Mantra, karena memuat nyanyi-nyanyian pujian.
Dalam Kitab Weda, terdapat empat tujuan manusia. Tujuan-tujuan tersebut adalah keadilan,
kekayaan, keinginan, dan pembebaasan. Namun tujuan-tujuan tersebut harus dicapai secara
berpasangan: keadilan dengan kekayaan. Kekayaan harus didapatkan dengan keadialan. Lalu
keinginan dengan pembebasan. Semua keinginan untuk mencapai pembebasan. Jika manusia
mengambil secara terpisah, maka semuanya tidak akan didapat. (A Recapitulation of Sathya Sai
Baba’s Divine Teachings oleh Grace J. Mc Martin. 1982; hlm. 12)

Ajaran agama islam yaitu :


1. Brahman (Percaya adanya Tuhan/Hyang Widhi)
Percaya terhadap Tuhan, mempunyai pengertian yakin/iman terhadap Hyang Widhi/Tuhan itu
sendiri. Hal ini merupakan pengakuan atas dasar keyakinan bahwa sesungguhnya Tuhan itu ada,
Maha Kuasa, Maha Adil dan Bijaksana, Maha Esa dan Maha segala-galanya.

Tuhan Yang Maha Esa yang juga disebut Hyang Widhi (Brahman) Ia yang kuasa atas segalanya ini.
Tidak ada apapun yang luput dari kuasa-Nya. Ia sebagai pencipta, sebagai pemelihara, dan pelebur
alam semesta dengan segala isinya. Dalam Bhagawadgita X.20 :

Aham atma gudakesa, sarva bhūtāsya sthutah


Aham adis cha, madyam eka, bhutanam anta eva cha
Aku adalah jiwa yang bersemayam dalam hati semua insani. Wahai Gudakesa, Aku adalah permulaan
pertengahan dan akhir dari semua mahluk dan yang ada ini.

Hyang Widhi bersifat maha ada, juga berada di setiap mahluk hidup, di dalam maupun di luar dunia
(imanent dan transenden). Beliau merasap di segala tempat yang ada (wyapi-wyapaka) serta tidak
berubah dan kekal abadi (nirvikara) bersifat gaib (suksme) dan abstrak tetapi ada.

Dalam Bhuwana Kosa dinyatakan sebagai berikut :

“Bhatara Siwa sira wyapaka, sira suksma tan keneng angên-angên, kadyangganing akasa tan
kagrahita dening manah mwang indrya”

Tuhan (Siva) Dia ada dimana-mana, Dia gaib sukar dibayangkan, bagaikan akasa (ether) Dia tidak
dapat dibayangkan oleh akal maupun panca indra.

Walaupun amat gaib tetapi Tuhan hadir dimana-mana. Beliau bersifat wyapi-wyapaka, meresapi
segalanya, tiada suatu tempatpun yang Beliau tiada tempati. Beliau ada disini dan berada di sana.
Tuhan memenuhi jagatraya ini.

Tuhan Yang Maha Esa, yang tidak terjangkau oleh pikiran dan indrya, yang gaib disebut dengan
berbagai nama sesuai dengan jangkauan pikiran, namun Ia hanya satu Tunggal ada-Nya. Chandogya
Upanisad IV.2.1 menyebutkan “Ekam eva Advityam Brahman” Tuhan hanya satu tidak ada dua-Nya.
“Eko narayanad na dvityo sti kascit (Weda Sanggraha). Hanya satu Tuhan tidak ada duanya.

Kekawin Sutasoma menyebutkan : “………….Bhineka tunggalika tan hana dharma mangrva”


Berbeda-beda tetapi satu tidak ada “Dharma”/sat/kebenaran yang dua.

Mantram Rg. Weda I.46 menyebutkan :

“Indram nutram varunam agnim akur atho dwiyah sa suparmo garutman, ekam sad vipra bahudha
vadantyagnim yamam matarisvanam ahuh”.

Mereka menyebut Indra, Mitra, Varuna, Agni dan Dia yang bercahaya, yaitu Garutman yang
bersayap elok, satu itu (Tuhan) Sang bijaksana menyebut banyak nama, seperti Agni, Yama,
Matarisvan.

Karena Tuhan tidak terjangkau oleh pikiran, maka orang membayangkan bermacam-macam sesuai
dengan kemampuannya. Tuhan Yang Tunggal (Esa) itu dipanggilnya dengan banyak nama sesuai
dengan fungsi-Nya. Ia disebut Brahma sebagai Pencipta, Wisnu sebagai Pemelihara dan Siwa sebagai
Pamralina. Banyak lagi panggilan-Nya yang lain. Orang-orang menyembahNya dengan bermacam-
macam cara pada tempat yang berbeda. KepadaNyalah orang bersaksi, berserah diri, mohon
perlindungan dan petunjukNya agar menemukan jalan yang terang dalam mengarungi bahtera
kehidupan ini.
2. Atman (Percaya adanya Jiwa)
Dalam berbagai Upanisad Atman dikatakan sebagai percikan dari Hyang Widhi/Tuhan (Paramātma).
Atman dalam badan manusia disebut Jiwatma, yang menyebabkan manusia itu hidup. Atman
dengan badan ibarat kusir dengan kereta. Kusir adalah atma yang mengemudikan, kereta adalah
badan.

Angustha matrah purusantarātman


Sada jananam hrdoya samuvishtthah
Hradam nisi manasbhi kerto yaetad
Viduramrstate bhavanti (Upanisad)

Ia adalah jiwa yang paling sempurna (Purusa), Ia adalah yang paling kecil, yang menguasai
pengetahuan, yang bersembunyi dalam hati dan pikiran, mereka mengetahuinya menjadi abadi.

Satu “Sat” yang bersembunyi dalam setiap mahluk yang menghidupi semuanya, yang merupakan
jiwa semua mahluk, raja dari semua perbuatan pada semua mahluk, saksi yang mengetahui dan
tunggal. Demikian atman merupakan percikan kecil dari Paramātman, bagaikan titik embun berasal
dari uapan air laut. Demikian juga percikan pancaran sinar matahari menerangi pelosok alam
semesta ini.

Oleh karena atman adalah bagian dari Brahman maka atman pada hakekatnya memiliki sifat yang
sama dengan sumbernya, yakni Brahman itu sendiri. Atman bersifat sempurna dan kekal abadi, tidak
mengalami kelahiran dan kematian, bebas dari suka dan dukha.

Dalam Bhagawadgita II,23-25 disebutkan bahwa sifat-sifat atman sebagai berikut :


Senjata tidak dapat melukai Dia, dan api tak dapat membakarnya, angin tak dapat mengeringkan
Dia, dan air tidak bisa membasahiNya.

Dia adalah abadi, tiada berubah, tidak bergerak, tetap selama-lamanya. Dia dikatakan tidak
termanifestasikan, tidak dapat dipikirkan, tidak berubah-ubah, dan mengetahui halnya demikian
engkau hendaknya jangan berduka. Dia mengatasi segala elemen materi, kekal abadi dan tidak
terpikirkan. Oleh karena itu atman tidak dapat menjadi subyek maupun obyek dari perubahan-
perubahan yang dialami oleh pikiran, hidup dan badan jasmani. Karena semua bentuk-bentuk yang
dialami ini bisa berubah, datang dan pergi, tetapi jiwa itu tetap langgeng untuk selamanya.

Perpaduan jiwatman dengan badan jasmani, menyebabkan Dia terpengaruh oleh sifat-sifat maya
yang menimbulkan avidya (kegelapan). Jadi manusia lahir dalam keadaan avidya, yang menyebabkan
ketidaksempurnaannya. Atman itu tetap sempurna, tetapi manusia itu sendiri tidaklah sempurna.
Manusia tidak luput dari hukum lahir, hidup dan mati. Walaupun manusia itu mengalami kematian,
namun atman itu tidak akan bisa mati. Hanya badan yang mati dan hancur, sedangkan atman tetap
kekal abadi.

“Ibarat orang yang menanggalkan pakaian lama dan menggantikannya dengan pakaian yang baru
demikian jiwa meninggalkan badan tua dan memasuki jasmani yang baru. Apabila badan jasmani tua
dan hancur, maka alam pikiran sebagai pembalut jiwa merupakan kendaraan baginya untuk
berpindah-pindah dari satu badan ke badan lain yang disebut reinkarnasi atau punarbhawa sesuai
dengan karma phalanya. Karena itu atman tidak akan selalu dapat kembali kepada asalnya yaitu
Tuhan. Orang-orang yang berbuat baik di dunia akan menuju sorga dan yang berbuat buruk akan
jatuh ke neraka. Di neraka jiwatman mendapat siksaan dan setelah itu menjelma terus berkelanjutan
sampai jiwatman sadar akan jati dirinya sebagai atman terlepas dari pengaruh awidya dan mencapai
moksa (kebahagiaan dan bersatu kembali kepada-Nya).

3. Karma Phala (Percaya akan Hukum Sebab Akibat)


Segala gerak (aktivitas) yang dilakukan disengaja atau tidak, baik atau buruk, benar atau salah
disadari atau diluar kesadaran kesemua itu disebut “karma” berasal dari √kr (bahasa Sanskerta)
artinya bergerak atau berbuat. Menurut hukum sebab-akibat, maka setiap sebab pasti ada akibat.
Demikian pula sebab dari suatu gerak atau perbuatan akan menimbulkan akibat, buah atau hasil.

Dalam Slokantara, 68 dinyatakan : “……… Karma Phala ngaranika phalaning gawe hala hayu”
maksudnya Karmaphala adalah akibat phala dari baik buruk suatu perbuatan (karma). Hukum karma
itu sesungguhnya amat berpengaruh terhadap baik buruknya segala mahluk dan menentukan
seseorang hidup bahagia atau menderita lahir bathin. Setiap orang berbuat baik (subha karma) pasti
akan membuahkan hasil yang baik demikian pula sebaliknya.

Phala (hasil) dari perbuatan itu tidak selalu langsung dapat dirasakan (dinikmati). Tangan yang
menyentuh es akan seketika merasakan dingin, namun menanam padi harus menunggu berbulan-
bulan untuk dapat memetik hasilnya. Setiap perbuatan akan meninggalkan bekas (ada bekas yang
nyata dalam angan dan ada yang abstrak). Oleh karena itu hasil-hasil perbuatan yang tidak sempat
dinikmati pada saat berbuat atau pada kehidupan sekarang maka akan ia terima setelah di akhirat
kelak atau adakalanya dinikmati pada kehidupan/penjelmaan yang akan datang

POLA HIDUP SEHAT HINDU


 Hubungan agama dengan kesehatan Pergeseran zaman dan kemajuan tekhnologi tidak
dapat terelakkan lagi, saat ini penyakit sudah dapat dilihat dan diobati dengan obat-obatan
yang bagus dengan menggunakan metode pengolahan canggih, perkembangan ilmu
pengetahuan dapat lebih menspesifikkan penyakit-penyakit tersebut. Dengan demikian,
berkembanglah ilmu kesehatan yang dapat mengurangi atau malah dapat menyembuhkan
berbagai penyakit. Namun, kita juga belum bisa menghubungkan mana yang berdasarkan
ajaran agama atau tidak.

 Pengertian Keluarga Berencana


PengertianKB(KeluargaBerencana)secaraumumialahupayapeningkatkankepedulianmasyarak
atdalam
mewujudkankeluargakecilyangbahagiasejahtera.KeluargaBerencanaadalahsuatuusahauntukm
enjarangkanatau merencanakanjumlahdanjarakkehamilandenganmemakaikontrasepsi.
UsahaKeluargaBerencanaadalahuntukmengendalikan,membatasi,menjarangkankelahirandeng
ancara-cara
ilmiahyangdihalalkanolehagama.Adapunpencegahankehamilansecarailmiahtersebutadalah:

1. menggunakansifat-sifatilmiahdaribadan

2. menggunakanalatmedisuntukwanita,

3. untukpriadigunakankondom(sarkom)

4. menggunakancaraoperasi yangsifatnyatetap

 Pandangan agama buddha tentang kb Masalah kependudukan dan Keluarga Berencana


belum timbul ketika Buddha Gotama masih hidup. Tetapi kita bisa menelaah ajaran- Nya
yang relevan dengan makna Keluarga Berencana. Kebahagiaan dalam keluarga adalah
adanya hidup harmonis antara suami dan isteri, dan antara orang tua dengan anaknya.
Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah berusaha menimbulkan
danmemperkembangkan kesejahteraan untuk anak- anaknya. Jadinya, bila kitaperhatikan KB
menurut agama budha harus dilaksanakan, karena KB menimbul kankesejahteraan keluarga.
KB dibenarkan dalam agama Buddha. Dan umat Buddha hanya memilih cara KB yang cocok
untuk mereka masing-masing.

 Pandangan agama hindu tentang kb Menurut agama hindu KB diperbolehkan. Didalam


Bharmapurana 44.2 menyebutkan bahwa tujuan keluarga hindu adalah “dharma artha kama
moksanam sarira sadhanam” artinya badan adalah alat untuk mencapai kesejahteraan dan
kebahagiaan abadi. Dengan mempunyai anak yang tidak banyak maka kehidupan akan sejahtera.
BUDDHA
Agama Buddha masuk ke Indonesia beberapa tahun setelah masuknya Hindu. Pemuka Agama
Buddha, biasa disebut biksu (laki-laki) dan, biksuni (perempuan). Tempat ibadah umat buddha
disebut Vihara. Sedang hari besarnya adalah Hari Waisak. Tujuan utama umat buddha adalah
mencapai Nibbana. Untuk mencapai Nibbana, umat budda melakukan punna (berpahala) sebagai
penghormatan tertinggi pada Buddha.
Kitab suci Agama Buddha adalah Kitab Suci Tripitaka. Kata Tipitaka (Pali) atau Tripitaka (Sansekerta)
terdiri dari kata “Ti” dan “pitaka”, “ti” (tri) artinya “tiga” sedangkan “pitaka” artinya “kelopok” “atau
keranjang tempat penyimpanan” ajaran Sang Buddha. Buddha membimbing umatnya memalui jalan
Ariya (mulia) yang berunsur delapan, yaitu pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar,
perbuatan benar, mata pencaharian benar, usaha benar, perhatian benar, dan meditasi benar.

Ajaran agama buddha :


agama Buddha merupakan agama besar yang kedua, yang banyak penganutnya di dunia.
Ajaran agama Buddha tidak bertitik tolak pada Tuhan dan hubungannya dengan alam semesta
beserta seluruh isinya termasuk manusia. Tetapi dari keadaan yang dihadapi manusia dalam
kehidupan sehari-hari khususnya tentang tata susila yang dijalankan manusia agar terbatas
dari lingkaran dukha yang selalu mengiringi hidupnya.

Ajaran agama Buddha dapat dirangkum dalam tiga ajaran pokok, yaitu Buddha, Dhamma dan
Sangha. Ajaran tentang Buddha Gautama sebagai pendiri agama Buddha dan asas rohani
yang dapat dicapai oleh setiap makhluk hidup pada perkembangan.

Ajaran tentang Buddha berkaitan pula dengan masalah ketuhanan yang menjadi salah satu
ciri ajaran semua agama. Ajaran tentang Damma banyak membicarakan tentang masalah-
masalah yang dihadapi manusia dalam hidupnya baik yang berkaitan dengan ciri manusia itu
sendiri maupun hubungannya dengan apa yang disebut Tuhan dan alam semesta dengan
segala isinya. Ajaran tentang Sangha sebagai pasamuan para bikshu juga berkaitan dengan
umat yang menjadi tempat para bikshu menjalankan dhammanya.

Umat Buddha di seluruh dunia menyatakan ketaatan dan kesetiaan mereka kepada Buddha,
dhamma, Sangha dengan kata dalam satu rumusan kuno yang sederhana namun menyentuh
hati, yang terkenal dengan nama Tiratana yang berasal dari bahasa Pali yang artinya satu
bagian terpenting dan yang menjadi dasar agama Buddha. Tiratana berasal dari dua kata Ti
yang berarti tiga dan Ratana yang berarti permata arti keseluruhannya adalah tiga permata
mulia, yang maksudnya adalah tiga Perlindungan, rumusan tersebut berbunyi :

Buddha Saranam Gaccami – Aku berlindung kepada Buddha; Dhamma Saranam Gaccami –
Aku berlindung kepada Dhamma; Sangha Saranam Gaccami – Aku berlindung kepada
Sangha

Permata yang pertama adalah Buddhayaitu seseorang yang mencapai penerapan yang
sempurna dengan kemampuan sendiri tanpa bantuan dari makhluk-makhluk lain. Ia
mempunyai kemampuan untuk menguraikan dan membabarkan penyatuan kepada makhluk-
makhluknya. Permata yang kedua adalah Dhammayaitu ajaran-ajaran yang diberikan dan
dibabarkan sang Buddha untuk mencapai Nibbana. Permata yang ketiga adalah
AriyaSanghayaitu persaudaraan para pengikut sang Buddha yang telah melaksanakan
dhamma dengan sempurna dan yang telah mencapai magga (jalan) dan phala (hasil) dapat
juga dikatakan persaudaraan para pengikut sang Buddha yang telah mencapai tingkatan-
tingkatan kesucian baik tingkatan pertama (sota panna) orang yang telah mencapai tujuh kali
kelahiran, kedua (saka dagami) orang yang telah mencapai lima kali kelahiran, ketiga
(anagani) orang yang telah mencapai satu kali kelahiran, maupun yang keempat (arahat)
orang yang tidak sama sekali mengalami kelahiran.

Perlindungan adalah suatu yang dituju orang ketika mereka mengalami penderitaan atau
ketika mereka membutuhkan keselamatan dan perasaan aman.

Aku pergi ... berlindung kepada Buddha, aku pergi berlindung kepada dhamma, aku pergi
berlindung kepada Sangha (untuk yang kedua kalinya ... untuk yang ketiga kalinya)

Tiga perlindungan tersebut merupakan doa yang dapat dilaksanakan kapan saja dan di
manapun, tetapi dalam dunia Buddha diyakini bahwa hari yang Paling baik untuk
memulainya yaitu dengan mengikat tiga permata atau tiga perlindungan, dan yang dapat
menjadikannya sebagai penutup hari sebagai umat Buddha sebelum tidur.

Meskipun doa tersebut sangat singkat namun perlu diingat bahwa kalimat tersebut meliputi
seluruh ajaran Buddhis, Buddha guru agung dan penunjuk jalan kehidupan bagi umat
Buddha, dhamma merupakan ajaran yang diwariskannya kepada umat Buddha sebagai
pedoman dalam menempuh kehidupan ini, sedangkan Sangha atau persaudaraan para bikshu
melambangkan panjang dhamma.

POLA HIDUP SEHAT MENURUT BUDDHA

Manusia merupakan satu kesatuan dari unsur jasmani dan rohani, mengenai pemahaman
yang benar terhadap tubuh yang rapuh yang merupakan sarang suatu penyakit yang justru
akan mendorong agar manusia memperhatikan perawatan tubuhnya dengan baik.
“Perhatikanlah tubuh yang indah ini, penuh penyakit, terdiri dari tulang belulang, lemah dan
perlu banyak perawatan, keadaannya tidak kekal serta tidak tetap” (Dhp.XI.147). Perilaku
yang bersih dan sehat akan menghasilkan lingkungan yang bersih dan sehat pula, begitu
pula sebaliknya lingkungan yang bersih dan sehat akan mendorong prilaku yang bersih dan
sehat pula, walaupun diri sendiri merupakan faktor utama dalam menciptakan keadaan yang
sehat.

Salah satu hal yang sangat penting dalam pribadi seseorang adalah kesehatan mental, yaitu
kondisi mental yang tidak sakit. Buddha Dhamma berperan besar dalam memecahkan
kesulitan para ahli tentang kesehatan mental, Buddha menunjukkan bahwa setiap orang
secara terus-menerus mendengarkan suatu suara dalam dirinya dan menafsirkan apa yang
sedang dirasakannya. Tindakan ini merupakan tindakan untuk menenangkan diri terhadap
prasangka, kegelisahan dan ketakutan. “Melenyapkan kegelisahan, dan kekawatiran maka
akan terbebas dari perasaan tegang, dengan pikiran tenang, mensucikan batinnya dari
kegelisahan dan kekawatiran. Ia melenyapkan keragu-raguan, ia hidup bagaikan orang yang
telah bebas dari kekacauan batin dan batinnya berada dalam kebaikan, ia mensucikan
batinnya dari keragu-raguan” (D.III.XIV.25).

“Sehat adalah anugrah tertinggi, Nibbana adalah kebahagiaan tertinggi” (M.II.VII.65).


Nibbana adalah tujuan tertinggi umat Buddha, sedangkan sakit, usia tua, kematian sebagia
ciri dari penderitaan merupakan proses tak terelakkan yang penuh makna dan hikmah
dalam perjalanan mencapai tujuan tertinggi. “Sungguh bahagia hidup tanpa penyakit diantar
orang-orang yang berpenyakit, diantara orang-orang yang berpenyakit hidup tanpa penyakit”
(Dhp.XV.198). Jadi dalam hal ini bisa dikatakan bahwa tujuan agama adalah sebuah
keadaan kesehatan mental yang sempurna dan kebahagiaan sejati, tetapi selama manusia
belum melenyapkan dukkha dalam dirinya mak kesakitan mental akan berada dalam dirinya
bahkan dapat berkembang dengan cepat dan kedamaiaan Nibbana belum dapat dirasakan.
Perlu diketahui bahwa tujuan dari Buddha mengajarkan Dhamma adalah untuk kebahagiaan
umat manusia dan memperoleh mental yang benar-benar bebas dari penyakit apapun.
Bhagava mengajarkan Dhamma agar Dharma dapat melenyapkan dukkha dari orang yang
melaksanakannya (D.III.XIV.24). Dukkha merupakan kekacauan-kakacauan dan Nibbana
adalah keadaan yang teratur dan sehat, tetapi umat Buddha adalah pengurangan serta
pelenyapan dukkha dan mencapai Nibbana yaitu dengan pelaksanaan delapan jalan utama
secara sempurna.

Keseluruhan terapi Buddhis menjadi suatu pedoman yang disebut dengan jalan utama
beruas delapan, yang merupakan terapi penolong dan terapi yang sebenarnya, terapi ini
mencakup prilaku setiap hari dari disiplin mental serta pengenalan terhadap teori filsafat
Buddha Dharma, terapi yang sebenarnya adalah adalah Meditasi (Dhyana) dalam terapi
Buddhis dalam melenyapkan kekacuaan mental memiliki beberapa kesamaan seperti test
wawancara dan diskusi, meditasi mirip dengan teknik terapi perilaku karena bagaimanapun
terdapat beberapa aspek meditasi yang merupakan keunggulan dalam terapi Buddhis, hal
yang penting dalam meditasi adalah perhatian, sempurna dalam perilaku, suci dalam cara
hidup, sempurna dalam sila, terjaga pintu indriya, memiliki perhatian murni dan pengertian
yang jelas. Terapi Buddhis mengatakan bahwa penyebab tubuh ini menjadi sakit dan sehat
adalah karena adanya melalui perasaan jasmani (rasa sakit) dan keadaan pikiran (emosi-
emosi) yang mempengaruhinya. Dengan begitu apabila tubuh ini ingin tetap sehat
hendaknya menyadari segala bentuk-bentuk pikiran emosi-emosi yang timbul dalam diri.
Yang dimaksud dengan bentuk pikiran yang menyebabkan penderitaan karena mempunyai
beberapa hal yaitu : (1). Keserakahan, (2). Harga diri yang terluka, (3). Iri hati, (4).
Kebencian, (5). Kekuatiran (Ruth Walshe, alih bahasa Upi. Ksantidewi, Terapi secara
Buddhis).

ISLAM
Isalam masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari Arab dan Gujarad yang berdagang di selat
Malaka. Mereka berdagang sambil menyebarkan agama Islam. Bahkan banyak pedagang Arab yang
menikah dengan penduduk pribumi di Indonesia, khususnya di daerah Aceh dan sekitarnya. Oleh
karena itu, mayoritas dari penduduk Aceh beragama Islam. Bahkan Aceh sering kali disebut sebagai
Serambi Mekkah.
Menurut Agama Islam, manusia diciptakan oleh Alloh tidak untuk hidup sia-sia, namun diberi
amanat untuk beribadah kepada-Nya. Melalui Ibadah, manusia dapat mencapai kehidupan yang
berguna dan dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Pemuka Agama Islam biasa disebut
Ustadz atau Imam. Hari raya umat Islam adalah hari raya Idul Fitri. Tempat ibadah umat Islam di
Masjid. Sedangkan kitab suci Agama Islam adalah Kitab Suci Alquran. Pada sejarah tentang Agama
Islam, bahwa Alquran adalah Kalam (perkataan) Alloh SWT yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad SAW melalui Malaekat Jibril dengan lafal dan maknanya (QS. 26:192-195). Alquran
sebagai Kitab Allah, menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam
dan berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat.
Alqaranul Karim ialah Kalamullah (firman Alloh) yang diwahyukan kepada Rasul-Nya yang terakir
(Nabi Muhammad SAW), yang dipandang dapat dibaca dan harus dijadikan pedoman hidup seluruh
umat manusia sampai akhir zaman. Alquran diturunkan secara bertahab selama 22 tahun 2 bulan 22
hari. Nabi Mohammad SAW lahir pada tanggal 6 Agustus 610 M. Ayat Alquran pertama kali
diturunkan di Mekkah pada tanggal 17 Ramadan tahun ke-41 dari kelahiran Nabi Mohammad.

AJARAN AGAMA ISLAM :


1. Berserah Diri Kepada Allah Dengan Merealisasikan Tauhid

Yaitu kerendahan diri dan tunduk kepada Allah dengan tauhid, yakni mengesakan Allah
dalam setiap peribadahan kita. Tidak boleh menunjukan satu saja dari jenis ibadah kita
kepada selainNya. Karena memang hanya Dia yang berhak untuk diibadahi. Dia lah yang
telah menciptakan kita, memberi rezeki kita dan mengatur alam semesta ini, pantaskah kita
tujukan ibadah kita kepada selainNya, yang tidak berkuasa dan berperan sedikitpun pada diri
kita? Semua yang disembah selain Allah tidak mampu memberikan pertolongan bahkan
terhadap diri mereka sendiri sekali pun. Allah berfirman:
“Apakah mereka mempersekutukan dengan berhala-berhala yang tak dapat menciptakan
sesuatu pun? Sedang berhala-berhala itu sendiri yang diciptakan. Dan berhala-berhala itu
tidak mampu memberi pertolongan kepada para penyembahnya, bahkan kepada diri meraka
sendiripun berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan.” (QS. al A’raf: 191-192)

Semua yang disembah selain Allah tidak memiliki sedikitpun kekuasaan di alam semesta ini.
Allah berfirman:

“Dan orangorang yang kamu seru selain Allah tiada mempunyai apa apa walaupun setipis
kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu? dan kalau mereka
mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu, dan pada hari kiamat
mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberi keterangan
kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui.” (QS. Fathir: 13-14)

2. Tunduk dan Patuh Kepada Allah Dengan Sepenuh Ketaatan

Pokok Islam yang kedua adalah adanya ketundukan dan kepatuhan yang mutlak kepada
Allah. Dan inilah sebenarnya yang merupakan bukti kebenaran pengakuan imannya.
Penyerahan dan perendahan semata tidak cukup apabila tidak disertai ketundukan terhadap
perintahperintah Allah dan RasulNya dan menjauhi apa apa yang dilarang, sematamata hanya
karena taat kepada Allah dan hanya mengharap wajahNya semata, berharap dengan balasan
yang ada di sisiNya serta takut akan azabNya. Kita tidak dibiarkan mengatakan sudah
beriman lantas tidak ada ujian yang membuktikan kebenaran pengakuan tersebut. Allah
berfirman:

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan: “Kami telah beriman”,
sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang
sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orangorang yang benar dan
sesungguhnya Dia mengetahui orangorang yang dusta.” (QS. alAnkabut: 23).

Orang yang beriman tidak boleh memiliki pilihan lain apabila Allah dan RasulNya telah
menetapkan keputusan. Allah berfirman:

“Dan tidaklah patut bagi lakilaki yang beriman dan tidak pula perempuan yang beriman,
apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan
tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguh
dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata.” (QS. alAhzab: 36).

Orang yang beriman tidak membantah ketetapan Allah dan RasulNya akan tetapi mereka
menaatinya lahir maupun batin. Allah berfirman,:

“Sesungguhnya jawaban orang orang beriman, bila mereka diseru kepada Allah dan
RasulNya agar Rasul menghukum di antara mereka ialah ucapan. ‘Kami mendengar, dan
kami patuh’. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. An Nur: 51)

3. Memusuhi dan Membenci Syirik dan Pelakunya


Seorang muslim yang tunduk dan patuh terhadap perintah dan larangan Allah,
maka konsekuensi dari benarnya keimanannya maka ia juga harus berlepas diri dan
membenci perbuatan syirik dan pelakunya. Karena ia belum dikatakan beriman dengan
sebenarbenarnya sebelum ia mencintai apa yang dicintai Allah dan membenci apa yang
dibenci Allah. Padahal syirik adalah sesuatu yang paling dibenci oleh Allah. Karena syirik
adalah dosa yang paling besar, kezaliman yang paling zalim dan sikap kurang ajar yang
paling bejat terhadap Allah, padahal Allahlah Rabb yang telah menciptakan, memelihara dan
mencurahkan kasih sayangNya kepada kita semua. Allah telah memberikan teladan kepada
bagi kita yakni pada diri Nabi Allah Ibrahim ‘alaihis salam agar berlepas diri dan memusuhi
para pelaku syirik dan kesyirikan. Allah berfirman:

“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orangorang yang
bersama dengan dia? ketika mereka berkata kepada kaum mereka: ‘Sesungguhnya kami
berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Alloh, kami
mengingkari kamu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat
selamalamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.’” (QS. alMumtahanah: 4).

Jadi ajaran Nabi Ibrahim ‘alaihis salam bukan mengajak kepada persatuan agama-agama
sebagaimana yang didakwakan oleh tokoh-tokoh Islam Liberal, akan tetapi dakwah beliau
ialah memerangi syirik dan para pemujanya. Inilah millah Ibrahim yang lurus! Demikian pula
Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam senantiasa mengobarkan peperangan terhadap
segala bentuk kesyirikan dan memusuhi para pemujanya.

POLA HIDUP SEHAT ISLAM :


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur lebih awal dan bangun lebih awal. Rasulullah selalu
mengajak umatnya agar selalu bangun sebelum waktu Subuh serta melaksanakan shalat Subuh di
masjid. Selain mendapat pahala, dengan berjalan ke masjid, kita akan menghirup udara pagi yang
segar yang kaya kandungan oksigen. Karena itu orang yang suka bangun pagi dan menghirup udara
pagi mempunyai paru-paru yang lebih kuat dan sehat.

Di samping itu, udara pagi dapat memperkuat pikiran dan menyehatkan perasaan. Keuntungan yang
akan diperoleh adalah badan sehat, otak cerdas, penghidupan lapang dan mendapatkan kebaikan di
dunia akhirat. Prinsipnya, cepat tidur dan cepat bangun. Beliau tidur di awal malam dan bangun
pada pertenganhan malam kedua. Biasanya Rasulullah bangun dan bersiwak, lalu berwudhu dan
shalat sampai waktu diizinkan Allah.

Penelitian yang dilakukan di Jepang dan di Amerika selama enam tahun dengan responden berusia
30 sampai dengan 120 tahun menyimpulkan bahwa orang yang biasa tidur lebih dari 8 jam sehari
memiliki risiko kematian yang lebih cepat. Sangat berlawanan dengan mereka yang bisa tidur 6 – 7
jam sehari.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa tidur selepas isya untuk kemudian bangun malam. Jadi
beliau tidur tidak lebih dari 8 jam.

Ibnu Qoyyim, seorang intelektual Islam berkata, “Barangsiapa yang memperhatikan pola tidur
Rasulullah, niscaya ia akan memahami pola tidur yang benar dan paling bermanfaat untuk badan dan
organ tubuh.”

Ibnu qayyim Al Jauziyyah dalam buku Metode Pengobatan Nabi mengungkapkan bahwa Rasul tidur
dengan memiringkan tubuh ke arah kanan, sambil berzikir kepada Allah hingga matanya terasa
berat. Tekadang beliau memiringkan badannya ke sebelah kiri sebentar, untuk kemudian kembali ke
sebelah kanan. Tidur seperti ini merupakan tidur paling efisien.

Allah berfirman dalam Al Quran Surat al A’raf ayat 31, “Hai anak Adam, kenakan pakaianmu yang
indah disetiap memasuki masjid, makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya allah tidak menyukai orang-orang yang belebih-lebihan.”

Prinsip pertama makanan dan minuman harus halal dan thoyib (baik). Maksudnya selain masuk
kategori halal, maka makanan dan minuman kaum muslimin harus bersih dan mengandung
kandungan gizi yang cukup.

Prinsip kedua seimbang, sederhana dan tak berlebihan. Rasulullah bersabda, “Anak Adam tidak
memenuhkan suatu tempat yang lebih jelek dari perutnya. Cukuplah bagi mereka beberapa suap
yang dapat memfungsikan tubuhnya. Kalau tidak ditemukan jalan lain, maka (ia dapat mengisi
perutnya) dengan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya lagi untuk
pernafasan.” (HR Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).

Rasulullah melarang untuk makan lagi sesudah kenyang. “Kami adalah kaum yang tidak makan
sebelum merasa lapar dan bila kami makan tidak pernah kekenyangan.” (HR Bukhari Musim).

Di dalam Islam prinsip ekonomi diterapkan agar kita sebagai manusia tidak hidup bermewah-
mewah, tidak berbisnis dan bekerja yang dilarang maupun diharamkan, membayar zakat dan
menjauhi riba, memakan makanan dan meminum minuman yang halal. Ini semua merupakan tujuan
dari akidah akhlak dan syariat Islam yang menjadikan tujuan untuk berkembangannya sistem
ekonomi Islam. Nilai-nilai moral dan akhlak manusia itu sendiri sangat mendukung dalam sistem ini,
interaksi dalam individu, berkelompok, maupun secara umum

KATOLIK

Agama Katolik masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari Portugis. Pedagang tersebut
berdagang di daerah sekitar Maluku untuk membeli rempah-rempah. Agama Katolik juga dibawa
oleh penjajah Belanda.
Ajaran utama Agama Katolik adalah hukum cinta kasih. Hukum tersebut mengajarkan untuk
mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri, juga diajarkan untuk mencintai musuh kita,
walaupun musuh tersebut telah menyakiti kita habis-habisan. Pemimpin agama katolik biasa
dipanggil dengan sebutan Pastur. Hari raya umat Katolik adalah hari raya Natal. Tempat ibadah
Agama Katolik adalah di Gereja. Sedangkan kitab suci Agama Katolik disebut Alkitab.
Alkitab bisa disebut Injil. Namun Injil di sini dapat dibenarkan dalam arti kabar gembira, yaitu suatu
berita yang menggembirkan karena Tuhan mendatangi, menyapa, dan menyelamatkan manusia dari
kuasa dosa. Alkitab dibagi menjadi dua bagian yaitu Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Pejanjian
Lama, diwahyukan sebelumYesus Kristus lahir di dunia. Perjanjian Baru diwahyukan sesudah Yesus
Kristus lahir di dunia. Pada Perjanjian Lama, perjanjian itu diawali dengan janji Tuhan pada Abraham.
Sedangkan pada Perjajian Baru, pejanjian diadakan oleh Yesus saat malam perjamuan terakhir.

AJARAN AGAMA KATOLIK

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang
tidak kita lihat.Kerena iman kita mengerti bahwa alam semesta telah dijadikan oleh
Allah[Ibrani 11:1.3].Karena iman semua orang dibenarkan[Gal 2:16b;Roma 3:28;5:1].Karena
iman,kita diselamatkan[2 Tim 3:15].Oleh iman akan Kristus,kita memperoleh pengampunan
dosa,dan mendapat bagian dalam kebahagiaan yang ditentukan untuk orang-orang yang
dikuduskan[Kis 26:18b].

Guna menjaga khazanah iman,gereja Katolik merumuskan pokok-pokok iman yang tertuang
dalam syahadat.Tetapi,sekalipun kita memiliki iman yang sempurna,jika tidak mempunyai
kasih,kita sama sekali tidak berguna[1 Kor 13:2b].Maka iman harus diamalkan dalam
kasih.Dan hukum kasih telah diberikan oleh Yesus sendiri[Mrk 12:30-31].

Iman dan kasih harus diamalkan secara nyata dalam perbuatan,karena iman tampa perbuatan
adalah iman yang kosong[Yak 2-17].Oleh karena itu ada beberapa pedoman hidup Katolik
yang perlu diketahui sebagai petunjuk untuk mengamalkan iman dan kasih tersebut dalam
perbuatan.

Pokok-pokok iman dan pedoman hidup Katolik meliputi antara lain:

Pengakuan Iman.

Hukum Kasih.

Amal Kasih.
Sabda Bahagia.

Sepuluh Perintah Allah.

Lima Perintah Gereja.

POLA HIDUP KATOLIK


Di dalam dunia yang semakin berkembang ini manusia dihadapkan pada “pertanyaan-pertanyaan
tentang perkembangan dunia modern ini, tentang tempat dan peranan manusia di alam semesta,
tentang arti usaha-usahanya baik secara perorangan mau-pun bersama-sama, dan akhirnya tentang
tujuan terakhir dunia dan manusia ini” (GS 3). Kita berada di mana dan akan dibawa ke mana?
Apakah masih ada tempat untuk saya? Adakah manusia ditakdirkan untuk ikut-ikutan saja, bahkan
tanpa mengetahui tujuannya? Masih adakah rasa persaudaraan di antara manusia? Dunia adalah
“panggung sejarah manusia, yang ditandai oleh kegiatan-kegiatannya, oleh kegagalan dan
keberhasilannya, yang di-imani sebagai ciptaan Allah, yang jatuh dalam perbudakan setan, namun
dibebaskan oleh Kristus” (GS 2). Dunia seperti itu mau dibangun ke arah mana?

Arti hidup berkaitan dengan arti dunia, dan manusia bersatu dengan alam semesta. Manusia bukan
hanya penghuni dunia dan alam semesta. Manusia mengolahnya, hidup darinya, dan bertanggung
jawab atasnya. Oleh Tuhan ia diberi kepercayaan untuk ikut “menciptakan” dunia, maka dunia harus
senantiasa baru dan se-makin sesuai dengan tujuan hidup manusia. Dalam dunia macam ini Tuhan
mempercayai manusia menentukan nasibnya sendiri.

Ternyata tidak dalam segala hal manusia bebas menangani nasib hidupnya sendiri. Maklumlah,
aneka macam ikatan dan hubungan sudah menentukan corak hidupnya. Ia mempunyai hubungan
dengan Tuhan, yang pasti memainkan peranan penting dalam hidupnya. Ia juga mempunyai
hubungan dengan sesama manusia, secara individual atau bersama-sama dalam masyarakat. Ia juga
terikat pada dunia material di sekitarnya. Akhirnya, ia pun mempunyai relasi dengan dirinya sendiri.
Dalam hidup yang konkret manusia sering harus mengambil sikap terhadap seluruh latar belakang
hidupnya : misalnya pendidikan dan pergaulan – yang telah membentuk kepribadiannya secara
khusus. Jaringan relasi itulah yang dimaksudkan dengan kata kebudayaan.

.
KRISTEN
Seperti halnya Agama Katolik, Agama Kristen masuk ke Indonesia melalui pedagang-pedagang
Porugis yang berdagang di sekitar Maluku. Mereka berada di Maluku untuk membeli rempah-
rempah. Penjajahan Belanda juga turut berperan dalam penyebaran Kristen di Indonesia.
Ajaran, kitab suci, hari raya, dan tempat ibadah Agama Kristen, sama dengan Agama Katolik. Karena
sebenarnya, Kristen adalah bagian dari Katolik. Kristen melepaskan diri dari Katolik. Karena pada
jaman itu para pemuka agama katolik sering kali memanfaatkan jabatannya demi kepentingan
pribadi dan untuk memuaskan hawa nafsu. Oleh karena itu, sebagian umat katolik mencoba
melepaskan diri dari Katolik dan membentuk perkumpulan saat ini fungsi utama pemuka agama
katolik telah kembali seperti semula.

AJARAN AGAMA KRISTEN :

1. Tuhan dan Guru kita YESUS KRISTUS, ketika Ia mengucapkan "Bertobatlah," dan seterusnya,
menyatakan bahwa seluruh hidup orang-orang yang percaya harus diwarnai dengan pertobatan.

2. Kata ini tidak boleh dimengerti mengacu kepada hukuman sakramental; maksudnya, berkaitan
dengan proses pengakuan dan pelepasan (dosa), yang diberikan oleh imam-imam yang dilakukan di
bawah pelayanan imam-imam.

3. Dan, pertobatan tidak hanya mengacu pada penyesalan batiniah; tidak, penyesalan batiniah
semacam itu tidak ada artinya, kecuali secara lahiriah menghasilkan pendisiplinan diri terhadap
keinginan daging.

4. Jadi, hukuman itu terus berlanjut selama ada kebencian pada diri sendiri - maksudnya, penyesalan
batin yang sejati berlanjut: yaitu, sampai kita masuk ke dalam kerajaan surga.

5. Paus tidak memiliki kekuatan maupun kuasa untuk mengampuni kesalahan apa pun, kecuali yang
telah ia diberikan dengan otoritasnya sendiri, atau oleh peraturan.

6. Paus tidak memiliki kuasa untuk mengampuni dosa apa pun, kecuali dengan menyatakan dan
menjaminnya te1ah diampuni Allah; atau setidaknya ia dapat memberikan pengampunan pada
kasus-kasus yang menjadi tanggung jawabnya, da1am kasus tersebut, jika kuasanya diremehkan,
kesalahan akan tetap ada.

7. Allah tidak pernah mengampuni dosa apa pun, tanpa pada saat yang sama Dia menundukkan diri
manusia itu, merendahkan diri da1am sega1a sesuatu, kepada otoritas imam, wakilnya.

8. Peraturan pengakuan dosa hanya dikenakan pada orang yang hidup dan tidak seharusnya
dikenakan pada orang yang mati; menurut peraturan tersebut.
9. Oleh karena itu ROH KUDUS berkarya da1am diri Paus me1akukan hal yang baik bagi kita, sejauh
da1am keputusannya, Paus se1a1u membuat perkecualian terhadap aturan ten tang kematian dan
nasib seseorang.

10. Imam-imam bertindak salah dan tanpa pengetahuan,jika dalam kasus orang yang sekarat,
mengganti hukuman kanonik dengan api penyucian.

11. Benih ilalang tentang mengubah hukuman kanonik menjadi hukuman di api penyucian
tampaknya tentu saja telah ditaburkan sementara para uskup tertidur.

12. Pada mulanya, hukuman kanonik dikenakan bukan sesudah, melainkan sebe1um pengampunan,
sebagai ujian untuk pertobatan mendalam yang sejati.

13. Orang yang sekarat melunasi semua hukuman dengan kematian, dianggap sudah mati sesuai
hukum kanon dan mendapat hak dilepaskan dari hukum kanon.

14. Kebaikan atau kasih yang tidak sempurna dari orang yang sekarat pasti menyebabkan ketakutan
yang besar; dan makin sedikit kebaikan atau kasihnya, makin besar ketakutan yang diakibatkannya.

15. Rasa takut dan ngeri tersebut sudah cukup bagi dirinya sendiri, tanpa berbicara hal-hal lain,
tanpa ditambah penderitaan di api penyucian karena hal itu sangat de kat dengan kengerian
keputusasaan.

16. Neraka, api penyucian, dan surga tampak berbeda seperti halnya keputusasaan, hampir putus
asa, dan kedamaian pikiran itu berbeda.

17. Jiwa dalam api penyucian, tampaknya harus seperti ini: saat kengerian menghilang, kasih
meningkat.

18. Namun, hal itu tampaknya tidak terbukti dengan penalaran apa pun atau ayat Alkitab mana pun,
api penyucian berada di luar kebaikan seseorang atau meningkatnya kasih.

19. Hal itu juga tidak terbukti; bahwa jiwa dalam api penyucian yakin dan mantap dengan berkat
mereka sendiri; mereka semua, bahkan jika kita bisa sangat yakin dengan hal tersebut.

20. Oleh karena itu Paulus, ketika ia berbicara ten tang pengampunan sepenuhnya dari semua
hukuman, itu bukan sekadar bermakna semua dosa, melainkan hanya hukuman yang ia jatuhkan
sendiri.

Pola hidup sehat kristen

1. Hidup dalam keseimbangan

Manusia terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Ketiga bagian ini adalah merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan dan harus sama-sama diperhatikan dengan baik. Seorang yang tubuhnya sehat
namun jiwanya sakit akan disebut orang gila, dan sebaliknya bila jiwa sehat namun tubuh sakit maka
hidupnya akan terbaring di tempat tidur tanpa bisa melakukan apa-apa. Sedangkan bila rohaninya
yang sakit maka ia akan mengalami kerasukan, kehilangan arah hidup/tujuan hidup, dan hidup dalam
dosa. Bila demikian pentingnya menjaga keseimbangan hidup, sudahkah Anda menjaganya dengan
baik? Bagaimanakah Anda menjaganya agar tetap seimbang?

2. Hidup dalam pengendalian

Setiap manusia memiliki keinginan, hasrat, yang ingin dipenuhi. Perhatikanlah bahwa, ada orang
yang ingin memuaskan keinginan/hasrat jasmaninya secara berlebih seperti dalam hal makan, tidur,
bekerja, belajar. Sedangkan dalam hal jiwani, berfoya-foya, pesta ria, haus pujian, penghargaan,
kasih sayang sedangkan dalam hal rohani melakukan kegiatan rohani apakah doa, puasa, pelayanan
sehingga mengabaikan istri, anak, pekerjaan. Perhatikan Yesus, sekalipun melayani adalah tujuan
hidupnya, tapi Yesus tidak melayani 24 jam bukan? Waktu istirahat, bersama murid, doa pribadi
diatur sedemikian rupa agar dapat berjalan sebagaimana mestinya. Bagaimana kiat-kiat Anda
mengendalikan hidup Anda?

3. Hidup dalam sukacita

Hati yang gembira adalah obat. Tips ini sudah terbukti sejak dahulu kala bahkan sampai saat
sekarang ini pun, dokter, psikolog, terapis selalu menganjurkan pasiennya untuk bersukacita. Hal
apakah membuat kita orang percaya dapat bersukacita? Ingat, kebaikan, kesetiaan, perlindungan,
pertolongan, berkat dari Tuhan, maka ucapan syukur serta sukacita illahi akan melingkupi diri kita.
Bagaimanakah menjaga agar sukacita tetap dan terus menggali dalam hati kita? Pola hidup seperti
apakah yang akan Anda lakukan agar kesehatan illahi menjadi bagian dari hidup Anda?
F. Khonghucu
Khonghucu adalah agama yang berasal dari Cina. Khonghucu, masuk ke Indonesia melalui para
penduduk Cina yang mengembara ke Indonesia. Tempat ibadah Agama Khonghucu adalah di
Klenteng. Sedangkan kitab sucinya ada tiga, yaitu Kitab Suci Wu Cing (Ngo King: kitab yang lima),
Kitab Suci Su Si (kitab yang empat), dan Hau King (kitab Bakti). Hari raya Khonghucu Adalah hari raya
Imlek.
Tujuan hidup yang dicita-citakan dalam Konfusianisme adalah menjadi seorang kuncu. Kuncu berarti:
manusia budiman. Untuk mencapai kuncu, seseorang harus dapat menerapkan dan melaksanakan
ajaran Khonghucu dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat,
maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kuncu identik dengan orang yang memiliki
moralitas tinggi, yang dapat mendekati moralitas nabi.
Bersumber dari kitab sucinya, terutama Su Si dan Hau King, Khonghucu sangat menekankan nilai-
nilai etika baik dalam kehidupan rumah tangga, dalam kelompok jemaah seagama, maupun dalam
masyarakat dan pemerintahan

AJARAN AGAMA KONGHUCU

KONGZI, KHONGCU, CONFUCIUS


Kongzi (Huayu) atau Khongcu (dialek Hokkian) atau Confucius (Latin) adalah nama nabi terakhir
dalam agama Khonghucu. Beliau lahir tanggal 27, bulan 8, tahun 0001 Imlek atau 551 sM. Kongzi
adalah nabi terbesar dalam agama Khonghucu dan oleh sebab itu banyak orang yang kemudian
menamai Ru Jiao sebagai Confucianism, yang kemudian di Indonesia dikenal sebagai Agama
Khonghucu.
Sebagai bukti akan kebesaran Kongzi atau Nabi Khongcu, tahun pertama dari penanggalan Imlek
dihitung sejak tahun kelahirannya. Padahal penanggalan Imlek diciptakan pada zaman Nabi Huang
Di, 2698-2598 sM., dan telah digunakan sejak Dinasti Xia, 2205-1766 sM. Penetapan tahun pertama
kalender ini dilakukan Kaisar Han Wu Di dari Dinasti Han pada tahun 104 sM.

NABI LAIN DALAM AGAMA KHONGHUCU


Nabi pertama yang tercatat dalam sejarah Ru Jiao adalah Fu Xi, hidup pada 30 abad sM, yang
mendapat wahyu dan menuliskan Kitab Yi Jing atau Kitab Perubahan. Fu Xi beristrikan Nabi Nu Wa,
yang menciptakan Hukum Perkawinan. Sejak saat itu anak bukan lagi dianggap anak ibu saja,
melainkan juga anak ayah. Selain Nu Wa, di dalam Ru Jiao dikenal nabi perempuan lain, yaitu Lei Zu,
Jiang Yuan dan Tai Ren. Nabi lain yang masih dikenal antara lain Huang Di, Yao, Shun, Xia Yu, Wen,
Zhou Gong atau Ji Dan dan terakhir Kongzi. Kitab Yi Jing yang kita kenal sekarang tidak ditulis oleh Fu
Xi belaka, namun ditulis dan disempurnakan oleh 5 (lima) nabi yang mendapat wahyu dalam tempo
berlainan, yaitu : Fu Xi, Xia Yu, Wen, Zhou Gong dan Kongzi.

POLA HIDUP SEHAT KONGHUCU

Orang zaman dulu sangat mementingkan pembinaan diri, maka walaupun mereka sudah
mendapat kedudukan tinggi, namun mereka masih tetap pada prinsip hidup dalam koridor
membina diri, mendekatkan diri pada yang maha kuasa. Hal ini sangat berbeda dengan orang
zaman sekarang yang setiap hari mengejar harta kekayaan dan kedudukan. Banyak orang
sekarang seakan sudah tidak ada waktu lagi untuk memikirkan masalah peningkatan
kesadaran rohani. Sekilas kita melihat taraf hidup manusia zaman sekarang sudah makin
meningkat, namun angka kebahagiaan justru makin menurun, itu karena batin kita sudah
tidak lagi dibina, alam batin kita penuh dengan rumput ilalang yang menyesatkan pola pikir
kita.
Konghucu selalu mengajarkan pada muridnya, jika sudah makan kenyang, janganlah terus
memikirkan bagaimana supaya dapat makan lebih enak; sudah ada tempat tinggal, janganlah
selalu memikirkan bagaimana mendapat tempat tinggal yang lebih mewah lagi. Bekerja
sangat cekatan, berbicara sangat hati-hati, inilah yang dinamakan memiliki pola pikir yang
sehat.
Ini semuanya bukan berarti kita dianjurkan untuk hidup susah. Namun disini Konghucu
menitik beratkan bahwa selain kebutuhan hidup, kita juga jangan tinggalkan pembinaan diri,
menjadi seorang insan kamil.

Anda mungkin juga menyukai