Anda di halaman 1dari 14

TEORI DESAIN DAN KONSEP INTERIOR

A. TEORI DESAIN INTERIOR MENURUT PARA AHLI


a. Definisi Desain Interior
Pengertian desain interior dikemukakan oleh D.K. Ching (2002:46) sebagai berikut:
“Interior design is the planning, layout and design of the interior space within
buildings. These physical settings satisfy our basic need for shelter and protection, they set
the stage for and influence the shape of our activities, they nurture our aspirations and
express the ideas which accompany our action, they affect our outlook, mood and
personality.The purpose of interior design , therefore, is the functional improvement,
aesthetic enrichment, and psychological enhancement of interior space.”
“Desain interior adalah sebuah perencanaan tata letak dan perancangan ruang dalam
di dalam bangunan. Keadaan fisiknya memenuhi kebutuhan dasar kita akan naungan dan
perlindungan, mempengaruhi bentuk aktivitas dan memenuhi aspirasi kita dan
mengekspresikan gagasan yang menyertai tindakan kita, disamping itu sebuah desain interior
juga mempengaruhi pandangan, suasana hati dan kepribadian kita.Oleh karena itu tujuan dari
perancangan interior adalah pengembangan fungsi, pengayaan estetis dan peningkatan
psikologi ruang interior.”
Desain interior pada dasarnya terkait dengan hal merencanakan, menata, dan
merancang ruang ruang interior didalam sebuah bangunan agar menjadi sebuah tatanan fisik
untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam hal penyediaan sarana bernaung dan
berlindung.
Sebagai perpanjangan dari bagian perencanaan, desain dalam sebuah interior
merupakan hal yang penting untuk menciptakan hirarki visual untuk membantu dalam
penekanan ruangan yang digunakan untuk ruang membaca. Desain interior yang bersifat
kontemporer ditandai dengan adanya variasi dan fleksibilitas atas ruangannya, namun
keberhasilan dari hal tersebut ditentukan dari kesederhanaan dan kejelasan dalam penekanan
setiap ruangan yang menjadi tujuan utamanya (Kugler, 2007).
b. Tujuan Desain Interior
Tujuan desain interior menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014) adalah untuk :
1. Memperbaiki fungsi
2. Memperkaya nilai estetika
3. Meningkatkan aspek psikologis dari sebuah ruangan
c. Elemen Dasar Interior
Menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014), elemen elemen dasar interior adalah
sebagai berikut:
1. Garis
Sebuah garis adalah unsur dasar seni, mengacu padatanda menerus yang dibuat
disebuah permukaan. Titik adalah dasar terjadinya bentuk ruang yang menunjukkan suatu
letak di dalam ruang. Titik tidak mempunyai ukuran panjang, lebar, atau tinggi. Oleh karena
itu garis bersifat statis, tidak mempunyai arah gerak, dan terpusat. Sebuah titik dapat
digunakan untuk menunjukkan :
 Ujung ujung garis
 Persilangan antara dua garis
 Pertemuan ujung garis pada sudut bidang atau ruang
 Titik pusat medan/ruang
2. Bentuk (form)
Bentuk merupakan unsur seni. Pada dasarnya bentuk adalah suatu sosok geometris
dua atau tiga dimensi yang memungkinkan pengguna ruang untuk menangkap keberadaan
sebuah benda dan memahaminya dengan persepsi. Terdapat tiga bentuk primer yaitu
lingkaran, segitiga,dan bujur sangkar.
Lingkaran merupakan suatu sosok terpusat ke arah dalam, pada umumnya bersifat
stabil dan dengan sendirinya menjadi pusat dari lingkungannya. Penempatan sebuah
lingkaran pada pusat suatu bidang akan memperkuat sifat alaminya sebagai poros
Segitiga menunjukkan stabilitas. Jika salah satu sisinya menjadi penumpu, segitiga
merupakan bentuk yang sangat stabil. Namun jika salah satu sudutnya yang menjadi
penumpu segitiga juga dapat tampak seimbang dalam tahap yang sangat kritis atau tampak
tidak stabil dan cenderung jatuh pada sisinya.
Bujur Sangkar menunjukkan sesuatu yang murni dan rasional. Merupakan bentuk
yang statis, netral, dan tidak mempunyai arah tertentu.Bentuk bentuk segiempat lainnya dapat
dianggap sebagai variasi dari bentuk bujur sangkar,yang berubah dengan adanya penambahan
tinggi atau lebarnya.
a) Organisasi Bentuk
Berikut ini beberapa bentuk dapat ditambahkan dan dikelompokkan dalam beberapa kategori
pengorganisasian:
 Bentuk yang ditambahkan
 Bentuk terpusat, terdiri dari sejumlah bentuk sekunder yang mengitari bentuk
dominan yang beradadi tengah
 Bentuk liner, terdiri atas bentuk bentuk yang diatur dalam suatu deret yang berulang
 Bentuk radial, yaitu komposisi dari bentuk bentuk yang diatur dalam suatu deret dan
berulang
 Bentuk cluster,yaitu bentuk bentuk yang saling berdekatan atau bersama sama
menerima kesamaan visual
 Bentuk grid, yaitu bentuk bentuk modular yang hubungannya satu sama lain diatur
oleh grid grid tiga dimensi
b) Elemen Pembentuk Ruang
Ruangan interior dibentuk oleh beberapa bidang dua dimensi, yaitu lantai, dinding, plafon
serta bukaan pintu dan jendela. Menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014), apabila salah satu
diantaranya tidak ada maka tidak dapat disebut sebagai interior karena ruangan tersebut tidak
dapat berfungsi dan dipergunakan dengan baik. Secara tiga dimensional, terdapat empat
elemen dasar pembentuk interior yang terdiri dari tiga bidang dimensional (3D) yang akan
membentuk volume (panjang x lebar x tinggi) sebuah ruangan :
 Lantai sebagai bidang bawah
 Dinding sebagai bidang tengah/ penyekat
 Plafon sebagai bidang atas
 Berbagai bukaan yang dapat diaplikasikan ke dalam tiga bidang dimnsional diatas
 Elemen pengisi ruang yang disebut juga perabot /furniture, biasanya berwujud kursi,
meja, ranjang, lemari, lukisan, vegetasi, lampu dll
3. Bidang (shape)
Bidang adalah sebuah luasan yang tertutup dengan batas batas yang ditentukan oleh
unsur unsur lainnya yaitu garis, warna, nilai, tekstur, dan lain lain. Dua garis sejajar yang
dihubungkan kedua sisinya akan membentuk sebuah bidang. Bidang hanya terbatas pada dua
dimensi yaitu panjang dan lebar. Bidang geometris seperti lingkaran, persegi panjang, segi
empat, segi tiga, dan sebagainya memiliki sebuah batasan yang jelas. Sebuah bidang dibentuk
oleh beberapa garis. Ciri ciri permukaan suatu bidang adalah warna dan tekstur yang akan
mempengaruhi bobot visual dan stabilitasnya. Bidang juga berfungsi untuk menunjukkan
batasan sebuah ruangan. Menurut jenisnya, sebuah bidang terdiri atas tiga bagian yaitu:
 Bidang atas, dapat diumpamakan sebagai bidang atap. Bidang atas merupakan unsur
utama suatu bangunan yang melindunginya dari unsur unsur iklim. Bidang atas juga
merupakan bidang langit langit yang menjadi unsur pelindung ruang di dalam
arsitektur.
 Bidang dinding, bidang bidang dinding vertikal secara visual paling aktif dalam
menentukan dan membatasi ruang.
 Bidang dasar, memberikan pendukung secara fisik dan menjadi dasar bentuk bentuk
bangunan secara visual. Bidang lantai merupakan pendukung kegiatanpengguna di
dalam bangunan
4. Ruang (space)
Menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014), ruang adalah sebuah bentuk tiga dimensi
tanpa batas karena objek dan peristiwa memiliki posisi dan arah relatif. Ruang dapat juga
berdampak pada perilaku manusia dan budaya, menjadi faktor penting dalam arsitektur, dan
akan berdampak pada desain bangunan dan struktur. Ruang memiliki panjan, lebar dan
tinggi; bentuk; permukaan; orientasi serta posisi. Sebuah bidang yang dikembangkan
(menurut arah, selain dari yang telah ada) berubah menjadi ruang. Sebagai unsur tiga dimensi
di dalam perbendaharaan perancangan arsitektur,suatu ruang dapat berbentuk padat. Dalam
hal ini ruang yang berada di dalam atau dibatasi oleh bidang bidang akan dipindahkan oleh
massa atau ruang kosong.
5. Cahaya (light)
Cahaya mempengaruhi penataan interior dalam hal :
 Menentukan atmosfer ruang
 Mempengaruhi mood pengguna
 Mendukung fungsi ruang
Pada perancangan interior, jenis tata cahaya dapat dibagi menjadi pencahayaan alami
dan pencahayaan buatan.
a) Pencahayaan alami
Pencahayaan alami adalah proses menempatkan jendela, bukaan, dan permukaan
reflektif lainnya sehingga pada siang hari ruangan tersebut dapat menyediakan cahaya alami
yang efektif ke dalam ruangan.
b) Pencahayaan buatan
Pencahayaan buatan terkait dengan penemuan ornamen sumber cahaya itu sendiri.
Menurut perletakannya, pencahayaan dibagi menjadi :
 Lampu lantai
 Lampu dinding
 Lampu plafon
Faktor faktor tata cahaya dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu:
 Distribusi intensitas cahaya dari armature
 Perbandingan antara keluaran cahaya dari lampu dalam armature
 Reflektansi cahaya dari langit langit, dinding, lantai
 Pemasangan armatur, apakah menempel atau digantung di langit - langit
 Dimensi atau ukuran luas ruangan
Tema tata cahaya dapat dibagi menjadi 5, yaitu :
1) Tematik romantis, digunakan untuk menimbulkan kesan romantis pada ruangan. Hal
ini bisa dilakukan melalui penggunaan tata cahaya temaram dengan intensitas rendah
ataupun penempatan indirect lighting pada jarak dan pola tertentu.
2) Tematik rustik/naturalis, digunakan untuk menimbulkan kesan seolah olah seseorang
sedang berada di alam. Hal ini bisa dilakukan dengan jenis tata cahaya alami seperti
lilin, lampu templok, obor dengan dipadukan dengan penggunaan perabot yang alami.
3) Tematik ekshibisi, digunakan untuk memamerkan atau memajang produk atau karya
seni tertentu. Hal ini bisa dilakukan dengan penataan direct lighting dan indirect
lighting.
4) Tematik sunlit, dikenal dengan konsep less is more yang menggunakan cahaya buatan
sesedikit mungkin serta memaksimalkan masuknya cahaya alami ke dalam ruangan.
5) Tematik amenities, dihasilkan dari penggabungan penataan suara, cahaya, air, udara,
vegetasi, dan warna dalam satu skema yang akan memberi nilai tambah terhadap
kualitas penataan sebuah ruangan
6. Warna (color)
Semua warna dapat menimbulkan efek psikologis tertentu terhadap orang yang
melihatnya. Dalam ilmu arsitektur dan interior, setiap warna dapat menimbulkan kesan
berbeda beda terhadap keberadaan sebuah ruang, seperti kesan gelap terang yang dapat
mempengaruhi keberadaan sebuah ruangan. Jenis warna dapat dibagi menjadi tiga yaitu
warna primer, warna sekunder dan warna tersier.
Tujuan dari warna menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014) adalah :
 Menciptakan suasana
 Menunjukkan kesatuan atau keragaman
 Mengungkapkan karakter bahan
 Mendefinisikan bentuk
 Mempengaruhi proporsi
 Mempengaruhi skala
 Memberikan kesan berat
7. Pola (pattern)
Pola adalah desain dekoratif yang dipergunakan secara berulang. Pola juga dapat
disebut sebagai susunan dari sebuah desain yang sering ditemukan dalam sebuah objek. Motif
garis horizontal akan memperluas kesan ruangan, sedangkan motif garis vertikal akan
meninggikan kesan ruangan.
8. Tekstur (texture)
Tekstur adalah nuansa,penampilan, atau konsistensi permukaan suatu zat. Tekstur
juga berkaitan dengan material dan bahan yang digunakan.
B. TEORI UMUM DESAIN INTERIOR
a. Pengertian Desain Interior
Desain interior adalah Ilmu yang mempelajari perancangan suatu karya seni yang ada
di dalam suatu bangunan dan digunakan untuk memecahkan masalah manusia. Salah satu
bidang study keilmuan yang didasarkan pada ilmu desain, bidang keilmuan ini bertujuan
untuk dapat menciptakan suatu lingkungan binaan (ruang dalam) beserta elemen-elemen
pendukungnya, baik fisik maupun nonfisik. Sehingga kualitas kehidupan manusia yang
berada didalamnya menjadi lebih baik.
b. Ruang Lingkup Desain Interior
Perancangan interior meliputi bidang arsitektur yang melingkupi bagian dalam suatu
bangunan. Contoh : Perancangan interior tetap, bergerak, maupun dekoratif yang bersifat
sementara.
Misalkan pada pekerjaan desain dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
1) Perancangan interior tetap, perancangan desain inerior mulai dari merencana denah
existing bangunan, lay-out, floor plan, ceiling plan, potongan, aksonometri, detail,
perspektif, maket, animasi, dan teknis presentasi lainnya.
2) Perancangan interior bergerak (moveable), perancangan desain interior yang bersifat
mikro, misalkan pembuatan desain furniture, desain produk, desain landscape interior,
handycraft, dll.
3) Perancangan decoratif, perancangan yang bersifat menghias, misalkan mendesain
hiasan pesta pernikahan, mendesain pesta ulang tahun, dll.
c. Tujuan Desain Interior
Tujuan dari perancangan interior secara garis besar yaitu:
1) Untuk menciptakan lingkungan bina yang fungsional dan indah, selain itu dapat
menunjang kenyamanan user dalam beraktivitas di dalam ruang.
2) Interior merupakan sesuatu yang berada di dalam bangunan. Bisa juga diartikan
seperti desain atau dekorasi di dalam struktur.
3) Interior memadukan semua hal yang berkaitan erat dengan warna, tekstur, dan
lainnya.
4) Diaplikasikan pada iklim atau cuaca yang berbeda.
5) Harus memiliki kreativitas. Maksudnya yaitu interior terus berkembang sesuai dengan
kreativitas desainernya agar tidak monoton karena dapat menimbulkan kesan
membosankan pada ruang. Semakin tinggi kreativitas dari sang desainer maka
semakin bervariasi karya yang akan dia hasilkan.
d. Elemen - elemen Pembentuk Interior
Interior suatu ruangan dibentuk melalui elemen-elemen pembentuk yang saling
terkait. Elemen-elemen tersebut menjadi hal yang paling mendasar dalam perancangan
interior suatu ruangan. Adapun elemen-elemen interior terdiri dari:
1) Plafond: bagian dari interior yang berada di paling atas sebagai penutup ruang.
2) Dinding: bagian sari interior yang posisinya di tengah/mengelilingi/membentuk ruang
sebagai pembatas ruang.
3) Lantai: bagian paling bawah dari ruangan sebagai alas ruang tersebut.
Dalam penataan ruang interior terdapat hal-hal yang terkait seperti :
1) Geometri atau ukuran penting erat kaitannya dengan interior karena akan
mempengaruhi rancangan yang akan dibuat. Aspek-aspek yang dipertimbangkan
yaitu: (a) Bentuk: meliputi bagaimana orientasi ruang dan karakteristiknya; dan (b)
Dimensi: lebih ke ukuran, sirkulasi, ruang gerak, dan sebagainya.
2) Material, mempunyai peranan besar terhadap rancangan interior, yakni mempengaruhi
tampilan atau visual pada ruang. Hal-hal yang meliputi setting material yaitu: (a)
Bahan: bahan yang diaplikasikan pada elemen-elemen pembentuk, contoh: keramik,
parket kayu; (b) Tekstur: pola atau alur yang dapat dirasakan oleh kulit, contoh:
dinding yang halus, plesteran kasar; (c) Warna: memberikan tampilan visual yang
secara tidak langsung dapat menggambarkan karakter atau emosi dari ruang.
3) Furniture merupakan alat atau objek yang digunakan sebagai penunjang kegiatan
dalam ruang. Peletakannya disesuaikan dengan luas dan sirkulasi ruang. Ukurannya
sendiri dibuat standar untuk kenyamanan user, hanya bentuknya yang bervariasi.
Furniture ada dua jenis, yaitu: (a) Furniture utama : digunakan sebagai penunjang
kegiatan, contoh: meja, kursi, sofa, tempat tidur; (b) Furniture tambahan: digunakan
sebagai pelengkap dari furniture utama, kotak alat tulis pada meja kerja.
4) Pencahayaan dapat mempengaruhi karakter ruang. Intensitas cahaya juga ditentukan
oleh jenis kegiatan yang ada pada ruang tersebut untuk kenyaman user. Contoh: ruang
kerja dengan penerangan yang cukup, ruang tidur dengan lampu temaram agar user
bisa beristirahat tanpa merasa silau.
5) Setting additional, komponen ini bersifat dekoratif atau pemanis ruang, contoh: vas,
lukisan, tanaman hias, dsb.
C. PRINSIP PRINSIP DESAIN INTERIOR
Didalam bidang desain interior, hal ini pun memiliki prinsip, yaitu ;
1. Unity and Harmony
Unity/kesatuan adalah keterpaduan yang berarti tersusunnya beberapa unsur menjadi
satu kesatuan yang utuh dan serasi. Dalam hal ini seluruh unsur saling menunjang dan
membentuk satu kesatuan yang lengkap, tidak berlebihan, dan tidak kurang. Cara membentuk
kesatuan adalah dengan penerapan tema desain. Ide yang dominan akan membentuk kekuatan
dalam desain tersebut. Unsur-unsur rupa yang dipilih disusun dengan atau untuk mendukung
tema.
2. Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan/balance adalah suatu kualitas nyata dari setiap obyek dimana perhatian
visuil dari dua bagian pada dua sisi dari pusat keseimbangan (pusat perhatian) adalah sama.
Aksen pun harus memiliki keseimbangan dengan lingkungan sekitarnya. Keseimbangan
terbagi 3 yaitu: simetris, asimetris, dan radial.
3. Focal Point
Focal Point disini maksudnya adalah aksen yang menjadi daya tarik ruangan. Dalam
suatu ruang bisa terdapat satu atau lebih focal point. Misalnya focal point pada ruangan
adalah jendela besar yang ada di ruangan, perapian atau bisa juga lukisan.
4. Ritme
Dalam desain interior, ritme adalah semua pola pengulangan tentang visual. Ritme
didefinisikan sebagai kontinuitas atau pergerakan terorganisir.
5. Details
Detail adalah hal hal yang terperinci yang akan diterapkan pada suatu desain interior
misalnya pemilihan sakelar, tata cahaya ruang, letak pot bunga dan lainnya yang akan
menambah nilai suatu ruang.
6. Skala dan Proporsi
Skala adalah suatu sistem pengukuran (alat pengukur) yang menyenangkan,dapat
dalam satuan cm, inchi atau apa saja dari unit-unit yang akan diukur. Dalam arsitektur yang
dimaksud dengan skala adalah hubungan harmonis antara bangunan beserta komponen-
komponennya dengan manusia. Skala-skala itu ada beberapa jenis yaitu: skala intim, skala
manusiawi, skala monumental/megah, skala kejutan.
Menurut Vitruvius proporsi berkaitan dengan keberadaan hubungan tertentu antara
ukuran bagian terkecil dengan ukuran keselurahan. Proporsi merupakan hasil perhitungan
bersifat rasional dan terjadi bila dua buah perbandingan adalah sama. Proporsi dalam
arsitektur adalah hubungan antar bagian dari suatu desain dan hubungan antara bagian dengan
keseluruhan
D. KONSEP INTERIOR
a. Definisi Konsep
Konsep adalah representasi mental yang menggunakan otak untuk menunjukkan
klasifikasi terhadap berbagai hal di dunia. Konsep merupakan representasi mental yang
memungkinkan seseorang menarik kesimpulan yang tepat tentang jenis entitas yang dijumpai
pada kehidupan sehari hari.
b. Konsep Dasar Perancangan
Konsep desain sebagai ide kreatif dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan desain
klien. Konsep desain dapat berupa desain grafis atau ide benda fisik yang mirip dengan
prototipe. Konsep desain interior adalah dasar pemikiran desainer yang digunakan untuk
memecahkan permasalahan atau problematika desain. Secara subjektif, pencarian konsep
adalah suatu tahapan proses kegiatan (ekplorasi) intelektual untuk menangkap sesuatu hal
dengan panca indra secara objektif. Dapatdikatan konsep adalah gagasan yang memadukan
berbagai unsur dalam suatu kesatuan. Beberapa prinsip yang hanrus diperhatikan dalam
perencanaan interior antara lain :
 Pengatuaran denah (lay out) sebuah bangunan dan penetapan ukuran atau dimensi
yang diukur dengan skala tertentu yaitu metrik untuk skala Internasional (British,
Indonesia) dan inchi (AS).
 Penentuan tata warna dalam ruangan ruangan tersebut.
 Penentuan letak dan arah,
 Penyesuaian interior dengan elemen dasar pembentuk tata ruang dalam
c. Jenis Konsep Interior
Ada beberapa konsep yang biasanya digunakan dalam penataan desain, diantaranya :
1) Rustik
Secara harfiah, Rustik diartikan sebagai sesuatu yang simpel, tak berseni dan kasar.
Rustic dalam bahasa Indonesia berarti ‘berkarat’ atau tua, dan memiliki tekstur yang kasar
dan tidak difinish-ing dengan baik. Konsep rustik adalah konsep yang berbasis pada
kesadaran terhadap lingkungan dan dideskripsikan sebagai beragam gaya yang menekankan
pada alam serta elemen material yang belum terpabrikasi. Desain rustik adalah desain yang
membawa suasana alam ke dalam ruangan. Gaya rustik bisa diartikan sebagai gaya dalam
desain arsitektur dan interior yang menitikberatkan pada kesan alami, dari material yang tidak
difinish-ing atau dihaluskan, misalnya kayu, batu, logam, dan sebagainya.
Desain interior bangunan bergaya rustik merupakan desain yang mengutamakan bahan
alami, berkarat, lapuk, dan di rancang menjadi elemen ruang. Dalam penerapannya terdapat
beberapa bahan kunci yang bisa menggambarkan desain rustik. Seperti kayu, batu alam,
logam, dsb. Desain interior rustik modern akan membuat pengguna ruang merasa seperti
kembali ke pedesaan namun dengan pemikiran masa kini. Gaya rustik mengutamakan
perancangan suasna ruang agar terasa hangat dan nyaman. Karena pada dasarnya, gaya rustik
berawal dari rumah log kayu yang dibangun di daerah iklim kutub. Demi menghangatnkan
diri, maka digunakan material yang sesuai dan compatible seperti logwood yang disusun di
semua elemen ruang. Warna-warna yang digunakan pada ruang rustik adalah warna yang
membuat kesan hangat dan tenang seperti coklat, cream, putih, dan sebagainya serta warna
yang berkesan kuat seperti hitam, coklat tua, dll.

2) Konsep Klasik
Konsep klasik berasal dari gaya Yunani dan Romawi dimana konsep ini berbasispada
susunan, keseimbangan, dan harmonisasi yang sempurna. Desain klasik tidak termasuk
elemen modern dan pengaruh yang terjadi saat ini. Interior klasik berangkat dari tradisi.
Sebuah ruang yang didesain dengan konsep klasik mempunyai banyak titik fokus. tungku api,
meja besar, dan tangga yang megah adalah beberapa titik fokus yang sering digunakan.
Konsep klasik menghasilkan tampilan yang megah dan mewah. Konsep ini sering digunakan
untuk menghasilkan citra terbaik dan sempurna karena menggunakan perhitungan filosofi
arsitektur terkemuka pada zaman lampau. Kekurangan konsep klasik terletak pada
penggunaan material yang lebih banyak dan tidak efisien dalam waktu untuk pengerjaannya.
3) Konsep Modern Minimalis
Desain interiordengan gaya minimalis sudah ada sejak lama, sehingga tak asing lagi
gaya minimalis diterapkan untuk sebuah desain rumah. Kira-kira pada tahun 1920 silam,
desain minimalis sudah mulai berkembang tetapi belum begitu terkenal seperti saat ini.
Barulah pada tahun 1990 konsep yang mengusung kesederhanaan ini mulai banyak dikenal
orang dan terus mengalami perkembangan yang begitu pesat sepuluh tahun kemudian atau
pada tahun 2000 sampai sekarang. Banyak orang beranggapan bahwa konsep minimalis
adalah suatu desain yang akan menghasilkan ruang sederhana namun tetap memiliki nilai
estetika dan ruang yang lebih besar dan lapang. Padahal konsep sejati dari desain minimalis
tidak hanya itu saja. Salah satu alasan utama dari munculnya desain minimalis adalah sebagai
salah satu bentuk protes terhadap beberapa aliran arsitektur yang dianggap boros, dalam
menggunakan bahan untuk bangunan yang tidak ramah terhadap alam. Contohnya
penggunaan kayu yang berlebihan untuk bahan bangunan atau pembuatan interior yang
diambil dari alam, padahal manusia tidak bisa memproduksinya sendiri.
Konsep minimalis lebih mengutamakan fungsi dari penggunaan bahan bangunan dan
aksesoris secara lebih maksimal. Konsep ini juga selalu menghindari pemakaian ornamen
atau hiasan rumah yang di anggap tak perlu. Sehingga efisiensi terhadap penggunaan bahan
material harus di batasi. Dan ini menjadikan tantangan bagi arsitek dalam membuat
rancangan atau desain pada bangunan baru. Sehingga kini banyak bermunculan ide-ide baru
yang dimunculkan oleh para arsitektur untuk mendapatkan komposisi baru yang mampu
menyesuaikan dengan perkembangan jaman.

4) Konsep Futuristik
Futuristik mempunyai arti yang bersifat mengarah atau menuju masa depan. Citra
futuristik pada ruang berarti citra yang mengesankan bahwa ruang itu berorientasi ke masa
depan atau citra bahwa bangunan itu selalu mengikuti perkembangan jaman yang ditunjukkan
melalui ekspresi ruang. Konsep ini didasarkan pada imajinasi dan pemahaman desainer
terhadap sebuah ruangan dan objek objek masa depan. Biasanya menggunakan bahan bahan
atau material logam/ kombinasi dan model yang biasa digunakan untuk pesawat ulang alik.
Kelebihan konsep ini terletak pada desain yang bersifat iconic yang berbeda dengan
lingkungan sekitar. Kekurangannya adalah pada harga material yang mahal karena
kebanyakan mengandung unsur/ material logam dan kombinasinya sebagai finishing akhir

5) Konsep Eklektik
Ekletik berarti memadukan unsur terbaik yang ada dari tiap gaya. Anda membutuhkan
ruang lebih besar untuk bereksperimen dalam nuansa eklektik yang memadukan warna,
corak, dan aksesor. Kelebihan nuansa eklektik adalah menjadikan rumah lebih segar,
memikat, hangat, dan homey . Dalam gaya/style ini, anda dituntut untuk lebih peka sehingga
bisa menyeimbangkan berbagai unsur, rupa-rupa gaya yang disisipkan pasti lebih sedap
dipandang.

Sumber :
Wicaksono dan Tisnawati.2014.Teori Interior.Jakarta Penerbit :Griya Kreasi.
Ching, Franchis D.K. 1996. Ilustrasi Desain Interior. Jakarta: Airlangga.
Kugler, Cecilia. 2007. Interior Design Considerations And Developing The Brief. Principal.
Sydney. Australia: CK Design International
Kusumadewi, Ratih. 2015. Konsep Interior.
https://maderatihkusumadewi.wordpress.com/tag/konsep-interior/ diakses pada tanggal
17/09/2017 (21.35).

Anda mungkin juga menyukai