Anda di halaman 1dari 5

GASTROENTERITIS AKUT

No. Dokumen :

No. Revisi : 00
SOP TanggalTerbit :

Halaman : 1/4
NAZRI.S.Kep.Ners
PUSKESMAS RANAI NIP.9761206 199703 1 001

1. Pengertian Diare adalah keluar tinja (buang air besar) yang bentuk dan konsistensinya lain dari
biasanya, dapat bersifat cair, berlendir atau berdarah yang frekuensinya lebih dari 3
kali dalam 24 jam. Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan
berlangsung paling lama 3-5 hari. Diare berkepanjangan adalah diare yang
berlangsung lebih dari 7 hari. Diare kronis atau persisten adalah diare yang terjadi 14
hari atau lebih. Disentri adalah berak campur darah
2. Tujuan Prosedur kerja ini bertujuan agar pasien dengan penyakit diare dapat ditangani
terutama untuk mengatasi dehidrasi
3. Kebijakan

4. Referensi PERMENKES RI NO.5 Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer, tahun 2014
5. Alat & Bahan 1. Buku Rekam Medik
2. Blangko Pelayanan
3. Alat Pemeriksaan fisik
4. Alat tulis
6. Langkah- Langkah 1. Petugas melakukan anamnesa keluhan:
a. Keluhan berupa buang air besar (BAB) lembek atau cair dengan frekuensi 3
kali atau lebih dalam waktu 24 jam.
b. Keluhan dapat disertai lendir dan darah, demam, rasa tidak nyaman di perut
(nyeri atau kembung), mual dan muntah serta tenesmus
c. Faktor resiko pada pasien berupa: higiene pribadi dan sanitasi lingkungan
yang kurang, riwayat intoleransi lactose, riwayat alergi obat, infeksi HIV atau
infeksi menular seksual
2. Dokter melakukan pemeriksaan Fisik terutama derajat dehidrasi
a. Metode Pierce
Dehidrasi ringan, kebutuhan cairan = 5% x Berat badan (kg) Dehidrasi
sedang, kebutuhan cairan = 8% x Berat badan (kg) Dehidrasi berat,
Kebutuhan cairan = 10% x Berat badan (kg)
3. Dokter melakukan pemeriksaan lokalis berupa melihat langsung bagian dalam
celana dalam atau pampers anak-anak serta Colok dubur dianjurkan dilakukan
pada semua kasus diare dengan feses berdarah, terutama pada usia >50 tahun.
Selain itu, perlu dilakukan identifikasi penyakit komorbid
4. Dokter melakukan Penegakan Diagnosis (Assessment)
5. Dokter melakukan Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan) berupa:
a. Memberikan cairan dan diet adekuat
- Pasien tidak dipuasakan dan diberikan cairan yang adekuat untuk
rehidrasi.
- Hindari susu sapi karena terdapat defisiensi laktase transien.
- Hindari juga minuman yang mengandung alkohol atau kafein, karena
dapat meningkatkan motilitas dan sekresi usus.
- Makanan yang dikonsumsi sebaiknya yang tidak mengandung gas, dan
mudah dicerna.
b. Obat anti diare berupa golongan opioid (loperamide 2mg tiap BAB cair) dan
obat untuk mengeraskan tinja (atapulgit 4x2 tablet), namun obat ini tidak
dianjurkan pada pasien dengan disentri yang disertai demam, pada anak-
anak serta penggunaannya harus dihentikan apabila diare semakin berat
walaupun diberikan terapi.
c. Terapi antimikroba empirik diindikasikan pada pasien yang diduga mengalami
infeksi bakteri invasif, traveller’s diarrhea, dan imunosupresi:
- Golongan kuinolon yaitu ciprofloxacin 2 x 500 mg/hari selama 5-7 hari,
atau
- Trimetroprim/Sulfamethoxazole 160/800 2x 1 tablet/hari.
- Apabila diare diduga disebabkan oleh Giardia, metronidazole dapat
digunakan dengan dosis 3x500 mg/ hari selama 7 hari.
- Bila diketahui etiologi dari diare akut, terapi disesuaikan dengan etiologi.
d. Pemberian zink 10 mg (usia <6 bulan) dan 20 mg (usia >6 bulan)
e. Terapi probiotik dapat mempercepat penyembuhan diare akut.
f. Apabila terjadi dehidrasi, setelah ditentukan derajat dehidrasinya,
pasien ditangani dengan langkah sebagai berikut:
- Menentukan jenis cairan yang akan digunakan: pada diare akut awal
yang ringan, tersedia cairan oralit yang hipotonik, Cairan lain adalah
cairan ringer laktat dan NaCl 0,9% yang diberikan secara
intravena
- Menentukan jumlah cairan yang akan diberikan
- Menentukan jadwal pemberian cairan:
 Dua jam pertama (tahap rehidrasi inisial): jumlah total
kebutuhan cairan diberikan langsung dalam 2 jam ini agar
tercapai rehidrasi optimal secepat mungkin.
 Satu jam berikutnya/ jam ke-3 (tahap ke-2) pemberian diberikan
berdasarkan kehilangan selama 2 jam pemberian cairan rehidrasi
inisial sebelumnya. Bila tidak ada syok dapat diganti cairan per oral.
 Jam berikutnya pemberian cairan diberikan berdasarkan
kehilangan cairan melalui tinja dan insensible water loss.
g. Kondisi yang memerlukan evaluasi lebih lanjut pada diare akut apabila
ditemukan:
- Diare memburuk atau menetap setelah 7 hari, feses harus dianalisa lebh
lanjut.
- Pasien dengan tanda-tanda toksik (dehidrasi, disentri, demam ≥ 38.5⁰C
- Nyeri abdomen yang berat pada pasien usia di atas 50 tahun
- Pasien usia lanjut
- Muntah yang persisten
- Perubahan status mental seperti lethargi, apatis, irritable.
- Terjadinya outbreak pada komunitas
- Pada pasien yang immunocompromised.
h. Kriteria Rujukan
- Tanda dehidrasi berat
- Terjadi penurunan kesadaran
- Nyeri perut yang signifikan
- Pasien tidak dapat minum oralit
- Tidak ada infus set serta cairan infus di fasilitas pelayanan
7. Diagram Alir Petugas melakukan anamnesa Petugas melakukan
keluhan pasien: pemeriksaan fisik pada
- BAB lembek/cair > 3 kali/24 jam pasien:
Mulaipnyerta: BAB
- Adakah gejela - Mengukur tanda vital
darah, demam, nyeri perut, mual - Menentukan status
dan muntah dehidrasi
- Adakah faktor resiko - Melihat langsung celana

Petugas melalukan
Berikan penatalaksanaan penegakan diagnosis
yang tepat gastroenteritis akut,
etiologi dan derajat
dehidrasi

Penatalaksanaan :
Pengobatan
Menangani dehidrasi sesuai status dehidrasi
Memberikan obat anti diare (loperamaid 2 mg/BAB cair, Atapulgit 4x2 tab) namun
tidak dianjurkan pada anak-anak, disentri atau diare yang memberat setelah
diberika obat tersebut.
Pemberian zink dan probiotik
Pemberian antimikroba sesaui etiologi
Konseling: anjurkan pasien untuk dapatkan cairan yang adekuat untuk rehidrasi,
hindari susu sapi, hindari juga minuman yang mengandung alkohol atau kafein,
makanan yang dikonsumsi sebaiknya yang tidak mengandung gas, dan mudah
dicerna serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan
Petugas merujuk pasien jika sesuai kriteria rujukan atau perlu evaluasi lebih lanjut

Selesai
8. Hal-hal yang perlu -
diperhatikan
4. Dokumen Terkait 1. Rekam Medis
2. Blangko pelayanan
10. Unit terkait 1. Poli Umum
2. Poli Lansia
3. Poli Anak
4. Poli KIA
5. UGD
11. Rekaman Historis
Perubahan No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
diberlakukan

GASTROENTERITIS AKUT
No. Dokumen :
DAFTAR No. Revisi : 00
TanggalTerbit :
TILIK
Halaman : 1/1
NAZRI.S.Kep.Ners
PUSKESMAS RANAI NIP.9761206 199703 1 001

Unit : ……………………………………………………………………...
Nama Petugas : ……………………………………………………………………...
Tanggal Pelaksanaan : ………………………………………………………………….......

NO LANGKAH KEGIATAN YA TIDAK KET

1 Apakah pasien memiliki keluhan berupa BAB lembek/cair > 3 kali/24 jam
dan adakah gejela pnyerta seperti BAB darah, demam, nyeri perut, mual
dan muntah
Serta memiliki faktor resiko seperti imunokompromais, alergi, sanitasi
buruk dll?
2 Apakah pada petugas melakukan pemeriksaan fisik berupa mengukur
tanda vital, menentukan status dehidrasi dan melihat langsung celana
dalam atau pampers anak?
3 Apakah petugas memastikan Diagnosis Gastroenteritis akut, etiologi dan
derajat dehidrasi?
4 Apakah petugas melakukan penatalaksanaan terapi farmakologi yang
tepat sesaui indikasi?
(mengatasi dehidrasi sesuai derajat dehidrasi, pemberian anti diare,
antimikroba, probiotik dan zink )
5 Apakah petugas memberikan edukasi pada pasien berupa anjurkan
pasien untuk dapatkan cairan yang adekuat untuk rehidrasi, hindari susu
sapi, hindari juga minuman yang mengandung alkohol atau kafein,
makanan yang dikonsumsi sebaiknya yang tidak mengandung gas, dan
mudah dicerna serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan?
6. Apakah petugas merujuk pasien jika sesuai kriteria rujukan atau perlu
evaluasi lebih lanjut?
Jumlah

Compliance rate (CR) : …………………………………%


……………………………..,……
Pelaksana / Auditor

……………………………...........

NIP………………....................

Anda mungkin juga menyukai