PENDAHULUAN
untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia yang lainnya. Hal ini
sudah menjadi salah satu kodrat manusia. Esensi manusia sebagai makhluk sosial
pada dasarnya adalah kesadaran manusia tentang status dan posisi dirinya dalam
Hal di atas senada dengan pendapat Plato (Rachmawati, 2005, hlm. 1.18)
manusia tidak terlepas dari berhubungan dengan orang lain dan membutuhkan
bantuan orang lain dalam menjalani kehidupannya, tidak terkecuali anak usia di
sekolah dasar.
berhubungan dengan orang lain, karena satu sama lain saling membutuhkan.
Hal senada pun diungkapkan oleh Gunawan (2013, hlm. 48) menyatakan
kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga negara yang
inovatif, kreatif dan tentu memmpunyai basis spiritualitas dan akhlak mulia.
suasana belajar dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
Esa.
khususnya dalam ketercapaian hasil belajar peserta didik. Pembelajaran yang baik
bagaimana gagasan dan emosi berinteraksi dengan suasana kelas dan bagaimana
keduanya dapat berubah sesuai suasana yang terus berubah (Joyce, Weil dan
Calhoun, 2009, hlm. 6-7) Selain itu, perlu dikembangkan kemampuan berpikir
terkait apa yang akan dikerjakan dan apa yang akan menjadi output individu.
mendukung terciptanya kondisi kelas yang positif, (2) berpikir perlu untuk
melatih aspek intelektual, emosional dan keterampilan bagi siswa. Salah satu
keberhasilan hidup karena terkait apa yang akan dikerjakan dan apa yang akan
model, role playing, jigsaw, membaca sajak, buku (novel), atau surat
sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu
dilaksanakan belum memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar lebih aktif
memahami dan menerapkan konsep dasar dari materi IPS dalam kondisi
kehidupan mereka.
dan pilihan sehingga dituntut untuk mampu berpikir secara kritis dan kreatif
Pengetahuan Sosial sebagai salah satu mata pelajaran yang dipelajari di sekolah
sangat penting dalam rangka pembentukan manusia yang kreatif, kritis dan
sistem evaluasinya. Agar pembelajaran IPS dapat mudah dipahami, menarik, tidak
membosankan menyenangkan, dan mudah diterima oleh siswa. Strategi yang akan
Jagat,ditemukan hal-hal sebagai berikut: (1) Siswa cepat bosan pada saat
IPS
menyebabkan penurunan nilai mata pelajaran IPS. Adapun nilai mata pelajaran
yang diperoleh siswa SD tersebut pada tahun ajaran 2018-2019 dibawah nilai
standar yaitu 6,1, sedangkan nilai standar yaitu 70 maka dapat dikatakan bahwa
Namun begitu, pendekatan ini bukan berarti tidak bisa digunakan dalam
Saintifik Pada Pembelajaran IPS Kelas VI SD Negeri Lueng Keube Jagat Kec.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah :
a. Siswa cepat bosan pada saat pembelajaran berlangsung
b. Kurangnya penggunaan berbagai macam pendekatan serta model
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
IPS Kelas VI SD Negeri Lueng Keube Jagat Kec. Tripa Makmur Kab. Nagan
Raya.
F. Manfaat penelitian
a. Bagi peneliti
Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan, ilmu pengetahuan
Responden
Diharapkan dapat menguntungkan siswa karena siswa merupakan obyek
pelajaran IPS.
c. Bagi Sekolah
Diharapakan dapat menjadi sumber bacaan ilmiah untuk penelitian
perpustakaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakikat Belajar
fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. Bukan pula sebagai
latihan belaka seperti latihan membaca dan menulis. Menurut Slameto (2010:2)
"Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengetahuan kita adalah bentukan kita sendiri Suparno (dalam Trianto, 2010:75)
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar ialah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
1. pengertian Pembelajaran
Salah satunya yaitu Dimyati dan Mudjiono (2009: 7) yang mengemukakan bahwa
pembelajaran adalah suatu persiapan yang dipersiapkan oleh guru guna menarik
dan memberi informasi kepada siswa, sehingga dengan persiapan yang dirancang
pembelajaran menurut Oemar Hamalik (2005: 57) adalah suatu kombinasi yang
antara pendidik dan peserta didik dalam suatu lingkungan belajar untuk mencapai
tujuan belajar. Pembelajaran harus didukung dengan baik oleh semua unsur dalam
pembelajaran yang meliputi pendidik, peserta didik, dan juga lingkungan belajar.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor
dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 2004:39). Dari
pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan
kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clark (1981:21)
oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni
lingkungan,masyarakat.
3. Pendekatan Saintifik
pembelajaran yang di rancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif
bahwa : The scientific method is the tool that scientific use to find the answers to
and testing each possibilityto find the best solution.Scientific method merupakan
betul atau sahihatas pertanyaan pada baagian awal.Bagi para saintis pendekatan
saitifik dapat digunakan sebagai alat bantu agar mereka tetap fokus pada
eksperimen.
pembelajran tradisional,informasi dari guru 10 persen setelah lima belas menit dan
pendekatan ilmiah,informasi dari guru sebasar 90 persen setelah dua hari dan
berikut :
1. Subtansi atau materi pembelajran berbasi pada fakta atau fenomena yang
2. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru peserta
pertanggungjawabkan.
menggamit transformasi subtansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu
subtansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.”Hasil akhirnya adalah
baik(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan uuntuk
hidup secara layak(hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi
sikap,keterampilan,dan pengetahuan(Kemdikbud,2013:4)
mengumpulka kan
n data
kondisi seperti ini,tentu saja proses pembelajran harus tetap menerapkan nilai-
nilai ataun sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat non ilmiah.
rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan
hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunkan
oleh guru.
2. Menanya
guru bertanya,pada sat itu pula dia membimbing atau memandu peserta
pembelajaran dilaksanakan?
menambahi/mengembangkan.
4. Mengasosiasikan/mengolah informasi: Siswa mengolah informasi yang
mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi -
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya - menyajikan
laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik; menyusun laporan tertulis; dan
yang dipelajari.
kebutuhan anak yang berusia antara 6-12 tahun. Anak dalam kelompok usia 7-11
dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan menganggap tahun yang akan datang
sebagai waktu yang masih jauh. Yang mereka pedulikan adalah sekarang
(kongkrit), dan bukan masa depan yang belum bisa mereka pahami (abstrak).
Padahal bahan materi IPS penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak.
enactive, iconic, dan symbolic melalui percontohan dengan gerak tubuh, gambar,
bagan, peta, grafik, lambang, keterangan lanjut, atau elaborasi dalam kata-kata
yang dapat dipaham siswa. Itulah sebabnya IPS SD bergerak dari yang kongkrit
dari yang mudah kepada yang sukar, dari yang sempit menjadi lebih luas, dari
siswa(Sofa,2010).
Moeljono Cokrodikardjo IPS adalah perwujudan suatu pendekatan
interdisipliner dari ilmu social,ips ini merupakan integrasi dari berbagai ilmu
adaptasi dari disiplin ilmu social atau humonaria,serta kegiatan dasar manusia
yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan Psikologi tujuan pendidikan.
dengan nya.
dua kota yang merupakan pusat industry Jepang,yaitu kota Hiroshima dan kota
Nagasaki.Pada tanggal 6 agustus 1945,kota Nagasaki dijatuhkan bom atom dari
berakhir.
diperlukan,yaitu:
iindonesia
Indonesia
merdeka.
2. Peristiwa Rengasdengklok
yang lain.
nama bangsa Indonesia dan bukan atas pemberian kekuasaan dari pemerintah
jepang.
kawan-kawannya di Jakarta.
dan golongan rua untuk menentukan waktu yang tepat untuk melaksanakan
pertemuan para tokoh pemuda dan anggota PPKI untuk membahas rencana
Proklamasi
Nya.
Djakarta,17-8-1945
sendiri.
Indonesia.
mengucapkan pidatonya.
putih.Proklamasi memiliki arti yang sangat penting bagi bangsa Indonesia dengan
proklamasi maka Negara akan berdiri tegak bebas dari kekuasaan bangsa lain.
D. Kerangka Konseptual
pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan antara materi ajar dengan
situasi dunia nyata siswa, yang dapat mendorong siswa membuat hubungan antara
IPS diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dan setelah kegiatan
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), karena jenis
penelitian ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan
pembelajaran di kelas.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah SDN Lueng Keube Jagat Kecamatan Kuala
Kabupaten Nagan Raya. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada tahun ajaran
2018-2019
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas VI SDN Lueng
orang siswa.Objek penelitian ini adalah sebagai upaya peningkatan hasil belajara
SDN.Lueng Keube Jagat Kec. Tripa Makmur Kab. Nagan Raya Tahun Ajaran
2018-2019.
D. Prosedur Penelitian
SDN.Lueng Keube Jagat dalam dua siklus yang masing-masing melalui empat
Observasi(4)Refleksi.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode angket, dimana data yang
alternatif jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak
belajar melalui Pendekatan saintifiki terhadap pelajaran IPS, yaitu jika persentase
konkret dianggap berhasil. Tetapi jika persentase aspek yang diukur kurang dari
50% yang menggunakan media benda konkret ini dianggap tidak berhasil.
Dalam memberikan penilaian, peneliti berpedoman kepada Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ada untuk melihat hasil peningkatan motivasi
belajar siswa. Dalam KKM di sebutkan nilai 70. Peneliti memotivasi siswa
dengan menggunakan media benda konkret ini melihat hasil dari pembelajaran
atau nilai siswa. Apabila nilai siswa ≥ 70 maka menggunakan media benda
konkret ini telah berhasill meningkatkan motivasi belajar, tetapi apabila nilai
siswa <70 maka menngunakan media benda konkret ini tidak berhasil
A. Hasil Penelitian
melakukan tes awal (pra tindakan). Dalam hasil ujian Preetest (sebelum belajar
mengajar) sumber soal dari materi Proklamasi Kelas VI yang diberikan kepada
responden ada 10 soal yang diajukan. Dari pertanyaan tersebut diberi pilihan
dari soal tersebut. Untuk lebih jelasnya jawaban responden tentang ujian preetes
Tabel 3.1 Hasil pelaksaan siswa Kelas VI SD Negeri Lueng Keube Jagat Pra
Tindakan
7 minah 60 60 Tuntas
17 rahmatullah 60 60 Tuntas
Jumlah 970
Dari hasil ujian preetes pada tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa siswa
Kelas VI SD Negeri Lueng Keube Jagat memperoleh nilai rata-rata 57.06 atau
belum mampu menjawab dengan benar (tidak tuntas) dari keseluruhan soal yang
diberikan.
a. Hasil Penelitian Tindakan Siklus
1. Siklus I
a. Perencanaan
1. Mengidentifikasi masalah pembelajaran.
2. Penyiapan perangkat pembelajaran berupa skenario Pembelajaran
3. Penyiapan media Pembelajaran
4. Penyiapan bahan dan alat Pembelajaran
5. Melaksanakan pembelajaran
6. Melakukan observasi pada saat pembelajaran
7. Melakukan ujian pos test setelah pembelajaran
8. Melakukan wawancara setelah proses belajar mengajar
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan tindakan, melakukan proses pembelajaran sebagai
berikut:
1. Siswa dihadapkan pada masalah nyata yang sering diketahui materi
proklamasi
2. Guru membawa bahan-bahan yang dibutuhkan dalam Pembelajaran.
3. Guru memperkenalkan kemudian guru menjelaskan tentang Pendekatan
jawabannya.
5. Guru melakukan Pembelajaran dengan pengguanaan Pendekatan Saintifik.
lembaran observasi.
7. Setelah proses belajar mengajar selesai peneliti melakukan tes dengan
Pembelajaran yang baru saja mereka laksanakan, dan sebaliknya guru harus
yang belum mereka ketahui. (Aspek refleksi/ memikirkan kembali apa yang
Tabel 3.2 Hasil pelaksaan siswa Kelas VI SD Negeri Lueng Keube Jagat Pada
siklus I
7 minah 60 60 Tuntas
17 rahmatullah 60 60 Tuntas
Jumlah 980
Negeri Lueng Keube Jagat memperoleh nilai rata-rata 57.64 atau belum mampu
menjawab dengan benar (tidak tuntas) yaitu 35.29% dan yang tuntas 64.70% dari
keseluruhan soal yang diberikan maka perlu untuk di lanjutkan pada siklus II.
c. Observasi
1. Hasil Observasi Siswa
Dalam pelaksanaan penelitian penulis juga melakukan observasi
Pendekatan Saintifik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel di bawah ini:
Frekuensi Persentase
No Aspek Pengamatan
Ya Tidak Ya Tidak
siswa senang dan aktif dalam belajar materi Proklamasi dengan menggunakan
yang melakukan terhadap aspek yang diobservasi adalah yang melakukan (ya)
berjumlah 24.70%.dan yang tidak melakukan (tidak) berjumlah 75.30% maka dari
Keterangan
No Kegiatan Guru
Ya Tidak
Berdasarkan tabel diatas dapat di katahui bahwa guru belum maksimal dalam
d. Refleksi
Dalam kegiatan ini merupakan upaya untuk mengkaji tindakan yang telah
melakukan revisi terhadap materi belajar guna untuk meningkatkan hasil belajar
sesuai apa yang ditemui di lapangan yaitu : tahap penemuan masalah, tahap
permasalahan yang berasal dari siswa dan permasalahan guru. Permasalahan dari
siswa yang ditemui pada saat pelaksanaan tindakan adalah siswa kurang
pada siklus I yaitu : (1) guru belum dapat mengontrol setiap kegiatan siswa dalam
menggunakan Pendekatan Saintifik (2) masih ada beberapa siswa yang masih
masih ditemui siswa yang sulit menarik kesimpulan dari hasil penggunaan
Pendekatan Saintifik. Berdasarkan hasil refleksi yag dilakukan guru dan peneliti,
dapat disimpulkan bahwa ada beberpa permasalahan yang muncul pada saat
proses pelaksanaan siklus I, maka dilakukan revisi pada rancangan tindakan.
2. Siklus II
a. Perencanaan
1. Mengidentifikasi masalah pembelajaran.
2. Penyiapan perangkat pembelajaran berupa skenario Pembelajaran
3. Penyiapan media Pembelajaran
4. Penyiapan bahan dan alat Pembelajaran
5. Melaksanakan pembelajaran
6. Melakukan observasi pada saat pembelajaran
7. Melakukan ujian pos test setelah pembelajaran
8. Melakukan wawancara setelah proses belajar mengajar
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan tindakan, melakukan proses pembelajaran sebagai
berikut:
1. Siswa dihadapkan pada masalah nyata yang sering terjadi di dalam
lembaran observasi.
7. Setelah proses belajar mengajar selesai peneliti melakukan tes dengan
Pembelajaran yang baru saja mereka laksanakan, dan sebaliknya guru harus
yang belum mereka ketahui. (Aspek refleksi/ memikirkan kembali apa yang
ujian yang di perolehnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.5 Hasil pelaksaan siswa Kelas VI SD Negeri Lueng Keube Jagat Pada
siklus II
4 marni 60 90 Tuntas
7 minah 60 80 Tuntas
14 arkhamsiagustinah 60 70 Tuntas
17 rahmatullah 60 80 Tuntas
siklus I sudah berhasil, dengan nilai rata-rata 79.41. Sehingga siklus II tingkat
ketuntasan secara klasikal 100% ini menunjukkan bahwa pada pelaksaan siklus II
sudah berhasil secara maksimal maka tidak perlu di lanjutkan pada siklus
c. Observasi
Dalam pelaksanaan penelitian penulis juga melakukan observasi terhadap
siswa senang dan aktif dalam belajar materi Proklamasi dengan menggunakan
yang melakukan terhadap aspek yang diobservasi adalah yang melakukan (ya)
Keterangan
No Kegiatan Guru
Ya Tidak
Berdasarkan table diatas dapat di lihat bahwa guru telah maksimal dalam
d. Refleksi
yang cukup seperti ruang kelas yang luas, perkarangan yang luas, dan listrik.
B. Pembahasan
Dalam hasil ujian para tindakan (sebelum belajar mengajar) sumber soal
dari materi Proklamasi Kelas VI yang diberikan kepada responden ada 10 soal
yang diajukan mengenai pembelajaran IPS materi Proklamasi. Maka hasil ujian
pada siklus I dan siklus II yang telah di hitung pada tabel-tabel di atas, maka rata-
rata jumlah hasil ujian preetes dan postes di atas dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 4.8 Tabulasi Nilai Rata-rata Hasil pelaksaan siswa Per Siklus
Rata-rata
No Jenis Ujian
Benar Salah
1 Para Tindakan 57.06 % 42.94 %
2 Siklus I 79.41 % 20.59 %
3 Siklus II 100% -
diketahui bahwa hasil ujian siklus I (pasca tindakan) meningkat 20% dengan
demikian dapat di ketahui hasil ujian siklus II (100%), ketuntasan yang di capai
berlangsung dibandingkan dengan hasil ujian para tindakan dan siklus I dimana
Keube Jagat.
Berdasarkan hasil belajar anatara sebelum dengan sesudah proses belajar
berjumlah 24.70%.dan yang tidak melakukan (tidak) berjumlah 75.30% maka dari
hasil observasi dari table di atas masih banyak kekurangan. Serta pada observasi
guru dapat di ketahui bahwa guru belum maksimal dalam melakukan kegiatan
Saintifik IPS.
bahwa yang melakukan (ya) berjumlah 79.30% dan yang tidak melakukan (tidak)
berjumlah 26.70%. Serta pada observasi guru dapat di ketahui bahwa bahwa guru
dapat mencapai ketuntasan secara klasikal pada mata pelajaran IPS. Dapat di lihat
Bab penutup ini merupakan bab terakhir dari pembahasan dan pengkajian
skripsi ini. Pada bab ini akan ditarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan
materi yang telah diuraikan. Selanjutnya juga akan dikemukakan beberapa saran
yang berkaitan dengan topik pembahasan skripsi ini, dan diharapkan dapat
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam penulisan skripsi ini adalah:
di luar sekolah
2. peningkatan hasil belajar antara ujian pra tindakan dengan ujian siklus I
hasil ujian siklus I (pasca tindakan) meningkat 20% dengan demikian dapat di
berlangsung dibandingkan dengan hasil ujian para tindakan dan siklus I dapat
B. Saran-saran
1. Diharapkan kepada segenap orang tua/wali, para guru dan seluruh elemen
akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia.
Widyatama.
M,Rizky.2008.Mutiara Serambi Mekkah,Teuku Umar dan Cut Nyak
Dhien.Jakarta:Gemawindu Pancaperkasa.
Dan Kebudayaan.
Dasar.Jakarta:Pradika.