Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia selain sebagai makhluk individu, juga disebut sebagai makhluk

sosial, artinya manusia memerlukan kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan

untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia yang lainnya. Hal ini

sudah menjadi salah satu kodrat manusia. Esensi manusia sebagai makhluk sosial

pada dasarnya adalah kesadaran manusia tentang status dan posisi dirinya dalam

kehidupan bersama, melaksanakan tanggung jawab dan kewajibannya, serta

merupakan suatu keharusan bagi manusia untuk dapat meningkatkan keterampilan

sosialnya sebagai dasar penunjang di dalam bergaul dan bersosialisasi dengan

anggota masyarakat lainnya.

Hal di atas senada dengan pendapat Plato (Rachmawati, 2005, hlm. 1.18)

bahwa: Manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial, sehingga sepanjang hidupnya

manusia tidak terlepas dari berhubungan dengan orang lain dan membutuhkan

bantuan orang lain dalam menjalani kehidupannya, tidak terkecuali anak usia di

sekolah dasar.

Pendapat di atas semakin memperkuat bahwa setiap individu tidak

terkecuali anak usia SD perlu meningkatkan keterampilan sosialnya untuk dapat

berhubungan dengan orang lain, karena satu sama lain saling membutuhkan.

Pelajaran IPS termasuk kelompok mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan


Teknologi (PP no. 19. 2005 pasal 7 ayat (3), pasal 70 ayat (2) dan (4)), selalu

berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat.

Hal senada pun diungkapkan oleh Gunawan (2013, hlm. 48) menyatakan

bahwa: Pembelajaran IPS bertujuan membentuk warga negara yang

berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di tengah-tengah

kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga negara yang

baik dan bertanggung jawab.

Proses perkembangan sosial anak dapat dipengaruhi oleh pendidikan

dimana pendidikan merupakan media strategis untuk melakukan transformasi

sosial dalam menyiapkan human resources yang cerdas, dinamis, progresif,

inovatif, kreatif dan tentu memmpunyai basis spiritualitas dan akhlak mulia.

Sebagaimana tercantum dalam UU Sisdiknas Nomor 23 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1

yang menyatakan bahwa:

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan Nasional yang berdasrkan pancasila dan undang-undang Dasar Negara

Republik Indonesia TAhun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabt dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta


didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha

Esa.

Berahlak mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif,mandiri,dan menjadi warga

Negara yang demokratis serta bertanggu jawab.Untuk mengembangkan fungsi

tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu system pendidikan Nasional

sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang

system pendidikan nasional.

Pendidikan nasioanl harus mampu menjamin pemerataan kesempatan

pendidikan peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen

pendidikan.pemerataan kesempatan pendidikan diwujud dalam pogram wajib

belajar 9 tahun.Peningkatan mutu oendidikan diarahkan untuk meningkatkan

kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati,olah pikir,daya saing

dalam menghadapi tantangan global.Peningkatan relevansi pendidikan dimaksud

untuk menghasilkan lulusan yang sesuia dengan tuntutan kebutuhan berbasis

koppotensi sumber daya alam Indonesia.

Dengan demikian, pendidikan memegang peranan yang sangat penting,

tidak hanya perkembangan dan perwujudan individu, melainkan juga bagi

pengembangan kehidupan suatu bangsa dan negara. Karena itu, diperlukan

perencanaan dan pelaksanaan pendidikan yang bermutu. Proses pembelajaran

merupakan suatu fase yang sangat menentukan peningkatan mutu pendidikan,

khususnya dalam ketercapaian hasil belajar peserta didik. Pembelajaran yang baik

adalah pembelajaran yang merangkul pengalaman belajar tanpa batas mengenai

bagaimana gagasan dan emosi berinteraksi dengan suasana kelas dan bagaimana
keduanya dapat berubah sesuai suasana yang terus berubah (Joyce, Weil dan

Calhoun, 2009, hlm. 6-7) Selain itu, perlu dikembangkan kemampuan berpikir

kritis siswa, karena kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang

sangat penting untuk kehidupan. Kemampuan seseorang untuk dapat berhasil

dalam kehidupannya antara lain ditentukan oleh keterampilan berpikirnya,

terutama dalam upaya memecahkan masalah-masalah kehidupan yang

dihadapinya. Kemampuan berpikir akan mempengaruhi keberhasilan hidup karena

terkait apa yang akan dikerjakan dan apa yang akan menjadi output individu.

Hal senada dikemukakan Marzano (dalam Morgan, 1999) memberikan

kerangka tentang pentingnya pembelajaran berpikir yaitu:

(1) berpikir diperlukan untuk mengembangkan sikap dan persepsi yang

mendukung terciptanya kondisi kelas yang positif, (2) berpikir perlu untuk

memperoleh ddan mengintegrasikan pengetahuan, (3) perlu untk memperluas

wawasan pengetahuan, (4) perlu untuk mengaktualisasikan kebermaknaan

pengetahuan, (5) perlu untuk mengembangkan perilaku berpikir yang

menguntungkan. Beberapa keterampilan berpikir yang dapat meningkatkan

kecerdasan memproses dalam life skill adalah keterampilan berpikir kritis,

keterampilan mengorganisir otak, dan keterampilan analisis.

Berpikir kritis (critical thinking) adalah sinonim dari pengambilan keputusan

(decision making), perencanaan strategik (strategik planning), proses ilmiah

(scientific process), dan pemecahan masalah (problem solving). Berpikir kritis

mengandung makna sebagai proses penilaian atau pengambilan keputusan yang

penuh pertimbangan dan dilakukan secara mandiri.


Proses perumusan alasan dan pertimbangan mengenai fakta, keadaan,

konsep, metode dan kriteria. Setiap proses pembelajaran hendaknya mampu

melatih aspek intelektual, emosional dan keterampilan bagi siswa. Salah satu

potensi tersebut adalah kemampuan berpikir kehidupan. Kemampuan seseorang

untuk dapat berhasil ddalam kehidupannya antara lain ditentukan oleh

keterampilan berpikirnya, terutama dalam upaya memecahkan masalah-masalah

kehidupan yang dihadapinya. Kemampuan berpikir akan mempengaruhi

keberhasilan hidup karena terkait apa yang akan dikerjakan dan apa yang akan

menjadi output individu.

sebagai sumber informasi, selayaknya meningkatkan kinerjanya dengan

metode pembelajaran yang bervariasi, seperti menyajikan cooperative learning

model, role playing, jigsaw, membaca sajak, buku (novel), atau surat

kabar/majalah/jurnal agar siswa diikutsertakan dalam aktivitas akademik.

Menerapkan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM)

yang memungkinkan anak mengerjakan kegiatan yang beragam untuk

mengembangkan keterampilan, sikap dan pemahaman dengan penekanan belajar

sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu

belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik,

menyenangkan dan efektif (Gunawan, 2013, hlm. 52).

Setelah dilakukan pengamatan, proses pembelajaran IPS yang

dilaksanakan belum memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar lebih aktif

dengan melakukan eksplorasi terhadap materi yang diajarkan. Strategi

pembelajaran yang digunakan sebagian besar ekspositori, berupa ceramah yang


berjalan satu arah (pendekatan teacher center) dan menekankan pada penguasaan

materi yang sebanyak-banyaknya. Kegiatan belajar lebih ditandai dengan budaya

hafalan daripada berpikir, akibatnya siswa menganggap materi pelajaran IPS

hanya untuk dihafalkan. Kenyataan ini menyebabkan siswa tidak mampu

memahami dan menerapkan konsep dasar dari materi IPS dalam kondisi

kehidupan mereka.

Dalam kehidupan ini, kita senantiasa berhadapan dengan berbagai masalah

dan pilihan sehingga dituntut untuk mampu berpikir secara kritis dan kreatif

dalam menyelesaikan suatu masalah. Itulah sebabnya mengapa siswa perlu

dibiasakan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. Ilmu

Pengetahuan Sosial sebagai salah satu mata pelajaran yang dipelajari di sekolah

sangat penting dalam rangka pembentukan manusia yang kreatif, kritis dan

inovatif, serta menghargai nilai-nilai perjuangan bangsa yang sasarannya lebih

ditekankan pada pembentukan pemahaman, kesadaran dan wawasan para siswa

sebagai bekal kehidupan di masa mendatang.

Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan kemampuan guru dalam

mengembangkan materi pelajaran IPS dan menentukan strategi pembelajaran serta

sistem evaluasinya. Agar pembelajaran IPS dapat mudah dipahami, menarik, tidak

membosankan menyenangkan, dan mudah diterima oleh siswa. Strategi yang akan

diambil melalui penerapan pendekatan saintifik ini diharapkan mampu menjadi

rujukan utama dalam pembelajaran IPS.


Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada SD Negeri Lueng Keube

Jagat,ditemukan hal-hal sebagai berikut: (1) Siswa cepat bosan pada saat

pembelajaran berlangsung (2) Kurangnya penggunaan berbagai macam

pendekatan serta model pembelajaran yang bervariasi.(3)Rendahnya hasil belajar

IPS

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut di atas dapat dikatakan bahwa

proses pembelajaran di SD Negeri Lueng Keube Jagat tidak kondusif, sehingga

menyebabkan penurunan nilai mata pelajaran IPS. Adapun nilai mata pelajaran

yang diperoleh siswa SD tersebut pada tahun ajaran 2018-2019 dibawah nilai

standar yaitu 6,1, sedangkan nilai standar yaitu 70 maka dapat dikatakan bahwa

dalam pelaksanaan proses belajar mengajar tidak optimal.

Pendekatan saintifik ini baru saja diterapkan pada Kurikulum 2013.

Namun begitu, pendekatan ini bukan berarti tidak bisa digunakan dalam

pembelajaran KTSP 2006. Sehingga, berdasarkan latar belakang masalah tersebut.

peneliti bertujuan untuk meneliti tentang “Peningkatan hasil belajar siswa

melalui Pendekatan Saintifik pada pembelajaran ips di Kelas VI SDN Lueng

Keube Jagat Kec. Tripa Makmur Kab. Nagan Raya”.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan judul “ Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan

Saintifik Pada Pembelajaran IPS Kelas VI SD Negeri Lueng Keube Jagat Kec.

Tripa Makmur Kab. Nagan Raya”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah :
a. Siswa cepat bosan pada saat pembelajaran berlangsung
b. Kurangnya penggunaan berbagai macam pendekatan serta model

pembelajaran yang bervariasi.


c. Rendahnya hasil belajar IPS.
C. Pembatasan Masalah
Peningkatan Hasil Belajar siswa melalui Pendekatan Saintifk pada

pembelajaran IPS di Kelas VI SDN Lueng Keube Jagat Kec. Tripa

Makmur Kab. Nagan Raya.T.A.2018-2019


D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimanakah peningkatan hasil belajar

siswa melalui pendekatan saintifik pada pembelajaran IPS Kelas VI SD Negeri

Lueng Keube Jagat Kec. Tripa Makmur Kab. Nagan Raya”?

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan

peningkatan hasil belajar siswa melalui pendekatan saintifik pada pembelajaran

IPS Kelas VI SD Negeri Lueng Keube Jagat Kec. Tripa Makmur Kab. Nagan

Raya.
F. Manfaat penelitian
a. Bagi peneliti
Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan, ilmu pengetahuan

dan pengelaman peneliti tentang meningkatkan hasilbelajar siswa SD

dengan menggunakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPS Bagi

Responden
Diharapkan dapat menguntungkan siswa karena siswa merupakan obyek

langsung, yang dikenai tindakan semestinya ada perubahan-perubahan

dalam diri siswa dan dapat meningkatnya aktivitas belajar siswa.


b. Bagi guru
Diharapkan dapat menambah wawasan guru di sekolah dalam

menyelenggarakan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

saintifik dalam proses belajar mengajar dengan siswa, terutama dalam

pelajaran IPS.

c. Bagi Sekolah
Diharapakan dapat menjadi sumber bacaan ilmiah untuk penelitian

berikutnya yang sejenis dan dapat dijadikan sebagai sumber referensi di

perpustakaan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar

Belajar bukanlah semata-mata mengumpulkan dan melafalkan fakta-

fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. Bukan pula sebagai

latihan belaka seperti latihan membaca dan menulis. Menurut Slameto (2010:2)

"Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya", selanjutnya

belajar menurut pandangan konstruktivis merupakan hasil konstruksi kognitif

melalui kegiatan seseorang. Pandangan ini memberi penekanan bahwa

pengetahuan kita adalah bentukan kita sendiri Suparno (dalam Trianto, 2010:75)
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar ialah

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya.

1. pengertian Pembelajaran

Berbagai definisi mengenai pembelajaran dikemukakan oleh para ahli.

Salah satunya yaitu Dimyati dan Mudjiono (2009: 7) yang mengemukakan bahwa

pembelajaran adalah suatu persiapan yang dipersiapkan oleh guru guna menarik

dan memberi informasi kepada siswa, sehingga dengan persiapan yang dirancang

oleh guru dapat membantu siswa dalam menghadapi tujuan. Definisi

pembelajaran menurut Oemar Hamalik (2005: 57) adalah suatu kombinasi yang

tersusun meliputi.unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan

prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

disebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.


Dari definisi di atas, pembelajaran adalah sutu proses interaksi yang terjadi

antara pendidik dan peserta didik dalam suatu lingkungan belajar untuk mencapai

tujuan belajar. Pembelajaran harus didukung dengan baik oleh semua unsur dalam

pembelajaran yang meliputi pendidik, peserta didik, dan juga lingkungan belajar.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil belajar

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor

dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 2004:39). Dari

pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan
kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clark (1981:21)

menyatakan bahwa hasil

oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni

lingkungan,masyarakat.

3. Pendekatan Saintifik

B. Pengertian Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah merupakan roses

pembelajaran yang di rancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif

mengontruk konsep,hukum atau prinsip melalaui tahapan-tahapan

mengamati( untuk mengidentifikasi atau menemukan maslah) merumuskan

masalah,mengajukan atau merumumskan hipotesis,mengumpulkan data dengan

berbagai teknnik,menganalisis data, menaraik kesimpulan dan mengomunikasikan

konsep,hukum atau prinsip yang ditemukan ( Kemdikbud,2013:59).

Discovery education dalam sabar Nurochman (2007:5) menyebutkan

bahwa : The scientific method is the tool that scientific use to find the answers to

question.it is the process of thingking through the possible solution to a problrm

and testing each possibilityto find the best solution.Scientific method merupakan

serangkaian proses untuk menjawab pertanyaan (questions). Melalui suatu proses

berpikir,sebuah hipotesis diajukan untuk menjadi jawaban sementara atas

pertanyaan yang diajukan.Serangkaian tes dijalakan untuk menguji hipotesis

tersebut,sampai di temukan jawaban yang sebenarnya atas pertanyaan yang

muncul pada bagian awal proses.


Berdasarkan dua pendapat tesebut,maka dapat dikatakan bahwa

pendekatan saitifik merupakan serangkaian proses ilmiah yang diawali dengan

suatu pertanyaan,diikuti pengajuan hipotesis sebagai jawaban sementara atas

pertanyaan yang muncul,lalu dilakukan proses pengujian hipotesis melalui

eksperimen,dan pada akhirnya disusun kesimpulan sebagai jawaban yang lebih

betul atau sahihatas pertanyaan pada baagian awal.Bagi para saintis pendekatan

saitifik dapat digunakan sebagai alat bantu agar mereka tetap fokus pada

pertanyaan projek,mengkontruksi hipotesis,mendesain dan mengevaluasi

eksperimen.

Pembelajran berbasis pendekatan ilmiah akan lebih efektif hasilnya dibandingkan

dengan pembelajran tradisional.hasil penelitian membuktikan bahwa pada

pembelajran tradisional,informasi dari guru 10 persen setelah lima belas menit dan

perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25 persen.Pada pembelajaran berbasis

pendekatan ilmiah,informasi dari guru sebasar 90 persen setelah dua hari dan

perolehan pemahaman kontekstual sebesar 50-70 persen.(kemdikbud,2013:2).

Proses pembelajaran harus dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan ilmiah.

pengamatan,penalaran,penemuan,pengabsahan,dan penjelasan tentang suatu

kebenaran. Dengan demikian,proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan

dipandu niali-nilai,prinsip-prinsip,atau kriteria ilmiah. Kemdikbud(2013:3)

menyatakan,proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria sebagai

berikut :
1. Subtansi atau materi pembelajran berbasi pada fakta atau fenomena yang

dapat dijelakan denga logika atau penalaran tertentu,bukan sebatas kira-

kira,khayalan,legenda,atau dogeng semata.

2. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru peserta

didik terbatas dari prasangka yang serta merta, pemekiran subjektif,atau

penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

3. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara

kritis,analistis,dan tepat dalm mengindentifikasi, memahami, memecahkan

maslah, dan mengaplikasikan subtansi atau materi pembelajaran.

4. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik

dalam melihat perbedaan, kesamaan,dan tautan satu sama lain dari

subtansi atau materi pembelajaran

5. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami,

menerapkan, dan mengembangkan pola pikir yang rasional dan objektif

dalam merespon subtansi atau materi pembelajaran.

6. Berbasis pada konsep,teori dan fakta empiris yang dapat di

pertanggungjawabkan.

7. Tujuan pembelajran dirumuskan secara sederhana dan jelas,namaun

menarik sistem penyajian.

1. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik

Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk jenjang SD,SMP dan

SMA atau sederajat dilaksakan menggunakan pendekatan ilmiah,proses

pembelajaran menyentuh tiga ranah,yaitu sikap,pengetahuan dan


keterampilan.Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah,ranah sikap

menggamit transformasi subtansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu

mengapa”. Ranah keterampilan menggamit transformasi subtansi atau materi ajar

agar peserta didik “tahu bagaimana”.Ranah pengetahuan menggamit transformasi

subtansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.”Hasil akhirnya adalah

peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang

baik(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan uuntuk

hidup secara layak(hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi

sikap,keterampilan,dan pengetahuan(Kemdikbud,2013:4)

kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam

pembelajaran,yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.Pendekatan ilmiah(scientific

approach) dalam pembelajaran sebagaiman yang dimaksud meliputi

mengamati,menanya,mengumpulkan informasi,mengasosiasi dan komunikasi

unutuk semua mata pelajaran(permendikbud No.81a

Mengamati Menanya Mencoba/ Mengasosiasi Mengkomunikasi

mengumpulka kan

n data

Untuk mata pelajaran,materi,atau situasi tertentu,sangat mungkin

pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepa diaplikasikan secara prosedural.Padda

kondisi seperti ini,tentu saja proses pembelajran harus tetap menerapkan nilai-

nilai ataun sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat non ilmiah.

Kemdikbud (2013:5) menyatakan,,pendekatan saitifik dalam pembelajran

disajikan sebagai berikut:


1. Mengamati

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses

pembelajran(meaningfull learning).Metode ini memiliki keunggulan

tertentu,seperti menyajikan media objke secara nyata,peserta didik senangdan

tertantang,dan mudah pelaksanaannya. Tetntu saja kegiatan mengamati dalam

rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan

matang,biaya dan teanga relatif banyak,dan jika tidak terkendali akan

mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.

Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu

peserta didik.Sehingga proses pembelajaran memilki kebermaknaan yang

tinggi.Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada

hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunkan

oleh guru.

2. Menanya

Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan

dan mengembangkan ranah sikap,keterampilan,dan pengetahuannya.pada saat

guru bertanya,pada sat itu pula dia membimbing atau memandu peserta

didiknya,belajar dengan baik.Ketika guru menjawab pertanyaan peserta

didiknya,ketika itu pula di mendorong asuhannya itu uuntuk menjadi penyimak

dan pembelajran yang baik.

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang

terdiri atas kegiatan mengamati (untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin

diketahui), merumuskan pertanyaan (dan merumuskan hipotesis),


mencoba/mengumpulkan data (informasi) dengan berbagai teknik, mengasosiasi/

menganalisis/mengolah data (informasi) dan menarik kesimpulan serta

mengkomunikasikan hasil yang terdiri dari kesimpulan untuk memperoleh

pengetahuan, keterampilan dan sikap. Langkah-langkah tersebut dapat dilanjutkan

dengan kegiatan mencipta.

Kurikulum 2013 mengembangkan sikap spiritual, sikap sosial,

pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. (Permendikbud Nomor 54/2013)

Bagaimana Kurikulum 2013 memfasilitasi peserta didik memperoleh nilai-nilai,

pengetahuan, dan keterampilan secara berimbang?, bagaimana proses

pembelajaran dilaksanakan?

Prinsip-prinsip kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik

kurikulum 2013, yakni :

1. peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu;


2. peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;
3. proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;
4. pembelajaran berbasis kompetensi;
5. pembelajaran terpadu;
6. pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki

kebenaran multi dimensi;


7. pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif;
8. peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-

skills dan soft-skills;


9. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta

didik sebagai pembelajaran sepanjang hayat;


3. Mencoba/mengumpulkan data (informasi): melakukan eksperimen,

membaca sumber lain dan buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas,

wawancara dengan narasumber - Mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi,

mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak, melakukan eksperimen,


membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data dari nara

sumber melalui angket, wawancara, dan memodifikasi/

menambahi/mengembangkan.
4. Mengasosiasikan/mengolah informasi: Siswa mengolah informasi yang

sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen

mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi -

mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk

membuat kategori, mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi yang

terkait dalam rangka menemukan suatu pola, dan menyimpulkan.


5. Mengkomunikasikan: Siswa menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan

berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya - menyajikan

laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik; menyusun laporan tertulis; dan

menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan.


6. (Dapat dilanjutkan dengan) Mencipta: SISWA menginovasi, mencipta,

mendisain model, rancangan, produk (karya) berdasarkan pengetahuan

yang dipelajari.

B. Konsep Pembelajaran IPS

Pembelajaran suatu pelajaran akan bermakna bagi siswa apabila guru

mengetahui tentang objek yang diajarkannya sehingga dapat mengajarkan materi

tersebut dengan penuh dinamika dan inovasi dalam proses pembelajarannya.

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD harus memperhatikan

kebutuhan anak yang berusia antara 6-12 tahun. Anak dalam kelompok usia 7-11

tahun menurut Piaget (1963) berada dalam perkembangan kemampuan

intelektual/kognitifnya pada tingkatan kongkrit operasional. Mereka memandang

dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan menganggap tahun yang akan datang
sebagai waktu yang masih jauh. Yang mereka pedulikan adalah sekarang

(kongkrit), dan bukan masa depan yang belum bisa mereka pahami (abstrak).

Padahal bahan materi IPS penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak.

Konsep-konsep seperti waktu, perubahan, kesinambungan (continuity), arah mata

angin, lingkungan, ritual, akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan,

permintaan, atau kelangkaan adalah konsep-konsep abstrak yang dalam program

studi IPS harus dibelajarkan kepada siswa SD.

Berbagai cara dan teknik pembelajaran dikaji untuk memungkinkan

konsep-konsep abstrak itu dipahami anak. Bruner (1978) memberikan pemecahan

berbentuk jembatan bailey untuk mengkongkritkan yang abstrak itu dengan

enactive, iconic, dan symbolic melalui percontohan dengan gerak tubuh, gambar,

bagan, peta, grafik, lambang, keterangan lanjut, atau elaborasi dalam kata-kata

yang dapat dipaham siswa. Itulah sebabnya IPS SD bergerak dari yang kongkrit

ke yang abstrak dengan mengikuti pola pendekatan lingkungan yang semakin

meluas (expanding environment approach) dan pendekatan spiral dengan memulai

dari yang mudah kepada yang sukar, dari yang sempit menjadi lebih luas, dari

yang dekat ke yang jauh, dan seterusnya.

1. Pengertian IPS Menurut para Ahli

Prof. Nu’man Soemantri, IPS adalah ilmu-ilmu social yang

disederhanakan untuk pendidikan SD,SLTP,SLTA,penyederhaan ini ada arti

menununkan tingkat kesukaran ilmu-ilmu social yang biasanya dipelajari di

universitas mennjadi pelajaran yang sesuai dengan kemantangan berfikir

siswa(Sofa,2010).
Moeljono Cokrodikardjo IPS adalah perwujudan suatu pendekatan

interdisipliner dari ilmu social,ips ini merupakan integrasi dari berbagai ilmu

social yakni Sosiologi,Antropologi,Budaya,Sejarah,Ekkonomi.

Nasution Sumaatmadja(2002:123) IPS merupakan suatu pogram

pendidikan yang merupakan suatu keseluuhan yang pada pokoknya

mempersoalkan manusia dan lingkungan alam fisik maupun lingkungan social

bahannya diambil dari berbagai ilmu social,Ekonomi,Sosiologi,Sejarah,Geografi.

Saprya(2008:9) Bahwa pendidkan IPS merupakan penyederhanaan atau

adaptasi dari disiplin ilmu social atau humonaria,serta kegiatan dasar manusia

yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan Psikologi tujuan pendidikan.

Soemantri(2001:103)IPS merupakan penyederhanaan adaptasi, seleksi

,modifikasi,dari disiplin akademis ilmu-ilmu social yang diorganisasikan dan

disajikan secara ilmiah.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa IPS adalah

mempelajari tentang lingkungan,budaya,social,dan ilmu-ilmu yang berkaitan

dengan nya.

C. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

1. Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Sejak jepang dikalahkan oleh tentara sekutu(Amerika,Inggris,Cina,dan

Belanda) di laut karang tanggal 7 Mei 1945,Jepang terus menerus mengalami

kekalahan.Pasukan Amerika di bawah pimpinan Jendral Mac Arthur ingin segera

menyelesaikanperang.Ameriak serikat kemudian memutuskan untuk mengebon

dua kota yang merupakan pusat industry Jepang,yaitu kota Hiroshima dan kota
Nagasaki.Pada tanggal 6 agustus 1945,kota Nagasaki dijatuhkan bom atom dari

pesawat B29 oleh tentara sekutu.Menyusul kemudian tanggal 9 Agustus 1945,kota

Hiroshima juga di jatuhi bom atom.

Kehancuran kedua kota tersebut membuat pasukan jepang semakin tidak

berdaya menghadapi sekutu.Pada tanggal 14 Aggustus 1945,Jepang menyerahkan

tanpa syarat kepada sekutu.Pada saat itulah,kekuasaan Jepang di Indonesia

berakhir.

Pada tanggal 15 Agustus 1945,kaisar Jepang.Hirohito memerintahkan

penghentian permusuhan dengan sekutu.Peristiwa ini disiarkan oleh radio Jepang

di Tokyo dalam bahasa jepang.Pasukan Jepang di Indonesia berusaha

merahasiakan kekalahan Jepang,tetapi para tokoh pemuda Indonesia dapat

menangkap berita radio tersebut.Mereka berharaap para pemimpin bangsa segera

memanfatkan kekosongan kekuasaan di Indonesia untuk segera

memproklamasikan kemerdekaan.para tokoh pemimpin bangsa segera

mengadakan pertemuan di Jakarta untuk merumuskan langkah-langkah yang

diperlukan,yaitu:

1. Menentukan langkah-langkah yang tepat untuk memproklamasikan

iindonesia

2. Menentukan para tokoh yang akan memproklamasikan kemerdekaan

Indonesia

3. Merencanakan penyusunan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia

4. Menentukan tata cara memproklamasikan Negara Indonesia.


5. Mempersiap kelengkapan yang di perlukan uuntuk membentuk Negara

merdeka.

2. Peristiwa Rengasdengklok

Tokoh-tokoh pemuda,antara lain Chaerul saleh,Darwis,Jusup

Kunto,Wikana,dan Subadio pada tanggal 15 Agustus 1945,mengadakn rapat untuk

mengambil langkah-langkah yang di perlukan.dalam rapat itu diputuskan untuk

mendesak Ir.Soekarno dan Drs.Moh.Hatta,agar segera memproklamasikan

kemerdekaan Negara Indonesia tanpa campur tangan pemerintah jepang.

Malam harinnya,para pemuda menghadap Ir.Soekarno di Jln.Pengangsaan

Timur No 56,Jakarta,untuk menyampaiakn maksudnya.Ir Soekarno menolak

permintaan tersebut karena masih hharus bermusyawarah dengan anggota PPKI

yang lain.

Pada tanggal 16 Agustus 1945 mereka membawa Ir Soekarno dan

Drs.Moh.Hatta ke Rengasdengklok,sebuah kota kecil dekat Cirebon yang di

kuasai tentara peta.Tujuan nya hanyalah untuk menjauhkan Ir.Soekarno dari

pengaruh jepang.para pemuda,yang dipimpin Syudanco singgih,sekali lagi

memohon Ir.soekarno bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia atas

nama bangsa Indonesia dan bukan atas pemberian kekuasaan dari pemerintah

jepang.

Ir.Soekarno menyetuji bahwa proklamasi kemerdekaan akan

dikumandangkan pada tnggal 17 Aggustus 1945,setelah kembali berada di

Jakarta.Para pemuda sangat gembira mendengarkan pernyataan


tersebut.Syudancvo Singgih segera menyebarkan kabar gembira itu kepada

kawan-kawannya di Jakarta.

Pada saat yang hamper bersamaan,golongan pemuda yang diwakili

Wikana dan golongan tua yang diwakili oleh Mr.Achmad soebardjo,mengadakn

pertemuan yang memutuskan bahwa proklamasi harus dilaksanakan di

Jakarta.Laksaman Tadashi Maeda,tokoh Jepang yang memihak

Indonesia,mengizinkan rumahnya di Jln.Imam Bonjol No 1, Jakarta untuk

dijadiakn tempat berunding.setelah terjadi kesepakatan itu,Mr.Acmad

Soebardjo,Jusup Kunto,dan sudiro menjemput Ir.soekarno dan Drs.Moh.Hatta ke

rengasdengklok uuntuk diajak kembali ke Jakarta.

Peristiwa rengasdengklok merupakan kompromi antara golongan muda

dan golongan rua untuk menentukan waktu yang tepat untuk melaksanakan

proklamasi.Inilah tujuan dari musyawarah,walaupun banyak perbedaan dan

terkadang adanya pemaksaan kehendak,tetapi dengan menggunakan akal sehat

tetap dapat hasil yang bias di terima semua pihak.

C.Penyusunan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Pada malam hari tanggal 16 agustus 1945,rombongan Ir.Soekarno dan

Drs.Moh.Hatta dari rengasdengklok langsung menuju ke rumah laksaman tadashi

Maeda,di Jln. Imam Bonjol,No,1 Jakarta.Malam itu juga diselenggarakan

pertemuan para tokoh pemuda dan anggota PPKI untuk membahas rencana

penyusunan naskah proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.Teks

proklamasi dirumuskan diruang makan oleh Ir.Soekarno,drs.Moh.Hatta,dan

Mr.Acmad Soebardjo ayng disksikan langsung oleh tokoh-tokoh pemuda,yaitu


Sukarni,Jusup Kunto,dan B.M.Diah.Naskah proklamasi ditulis Tangan oleh

ir.Soekarno dan Drs.Moh.hatta serta Mr.Acmad Soebardjo menyemprnakan

dengan menyampaikan pendapat dan saran.

Perumusan teks proklamasi berjalan lancer hingga pagi.Ir.Soekarno

membacakan teks proklamasi kepada hadirin dan meminta pendapat untuk

penandatanganan naskah itu.semula diusul naskah harus di tandatangani oleh

semua hadirin yang hadir,namun Sukarni mengusulkan yang bahwa naskah di

tandatangani oleh Ir.Soekarno Dan Drs.Moh.Hatta atas nama bangsa

Indonesia.Usulan tersebut di sanbut baik dan disetujui oleh segenap

hadirin.Naskah Proklamasi kemudian diketik oleh Sayuti Melik.

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan

Ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal yang mengenai pemindahan

Kekuasaan d.l.l.,di selenggarakan dengan cara

Seksama dan dalam tempoh yang sesingkat-singkat

Nya.

Djakarta,17-8-1945

Wakil-wakil bangsa Indonesia


D.Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Naskah proklamasi telah siap dibacakan.Para pemuda segera menyebarkan

rencana pembacaan proklamasi keseluruh penjuru kota.Para tokoh

mempersiapkan lapangan Ikada(sekarang lapangan Monas) untuk upacara

Bendera Merah Putih,dan pembacaan teks proklamasi.Namun,jalan-jalan menuju

lapangan sudah dijaga ketat oleh tantara jepang.Masyarakat yang ingin

menyaksikan pembacaan teks proklamasi kesulitan dan dapat terjadi bentrokan.

Akhirnya, para tokkoh memustuskan bahwa pelaksanaan proklamasi

kemerdekaan diselenggarakan di halaman rumah Ir.Soerkarno.Yaitu di

Jln.Pengangsaan timur No,56,Jakarta pukul 10.00 WIB.Mr.Wilopo mempersiap

pengeras suara dan perlengkapan upacara.suhud mempersiapkan tiang bendera.Ibu

Fatmawati,istri Ir.soekarno, Menyiapkan bendera Merah Putih yang dijahitnya

sendiri.

Menjelang pukul 10.00.WIB para tokoh pemimpin bangsa Indonesia mulai

berdatangan ke jalan penggasaan Timur Nnomor 56,Jakarta.Beberapa tokoh

bangsa yang terkenal,antara lain Ki Hajar Dewantara,Mr.A.A.Maramis,Otto

Iskandardinata,K.H.Mas Mansyur,Abikusno daan masih banyak lagi.Mereka

menanti-nanti saat yang berdebar,yaitu pernyataan proklamasi kemerdekaan

Indonesia.

Drs.Moh.hatta datang lima menit sebelum acara dimulai dan langsung

menemui Ir.soekarno.Upacara pun segera dimulai.Syudanco segera menyiapkan

barisan.suasana menjadi hening.Ir soekarno yang didampingi Drs.Moh Hatta


segera maju mendekati mikrofon.dengan suara yang mantap,Ir soekarno

mengucapkan pidatonya.

Setelah acara pembacaan proklamasi,sang saka merah putih kemudian dikibarkan

dengan khidmat oleh suhud dan syudanco.secara Sopan,semua yang hadir

menyanyikan lagu Indonesia raya mengiringi pengibaran sang saka merah

putih.Proklamasi memiliki arti yang sangat penting bagi bangsa Indonesia dengan

proklamasi maka Negara akan berdiri tegak bebas dari kekuasaan bangsa lain.

D. Kerangka Konseptual

Pendekatan saintifik Merupakan suatu pendekatan ilmiah dalam

pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan antara materi ajar dengan

situasi dunia nyata siswa, yang dapat mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dipelajari dengan penerapannya dalam kehidupan para siswa

sebagai anggota keluarga dan msayarakat. Dalam pelaksanaan pendekatan

saintifik, guru terlebih dahulu menerangkan sub materi pokok proklamasi

kemerdekaan indonesia, kemudian siswa dilibatkan secara penuh untuk dapat

menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi. Maka

peningkatan siswa untuk hasil belajar proklamasi dapat meningkat dengan

menerapkan pendekatan saitifik.

Dengan demikian penggunaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran

IPS diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dan setelah kegiatan

belajar mengajar selesai diadakan tes untuk mengukur pemahaman siswa.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), karena jenis

penelitian ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan

meningkatkan profesionalisme pendidik dalam proses belajar mengajar di kelas

dengan melihat kondisi siswa.Suyanto dalam wahidmurni ( 2008) menyatakan

PTK sebagai penelitian praktis yang di maksudkan untuk memperbaiki

pembelajaran di kelas.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah SDN Lueng Keube Jagat Kecamatan Kuala

Kabupaten Nagan Raya. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada tahun ajaran

2018-2019

C. Subjek dan Objek

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas VI SDN Lueng

Keube Jagat Kecamatan Kuala Tahun Ajaran 2018-2019.Yanag berjumlah 17

orang siswa.Objek penelitian ini adalah sebagai upaya peningkatan hasil belajara

siswa pada mata pelajaran IPS dengan pendekatan Saintifik di Kelas VI

SDN.Lueng Keube Jagat Kec. Tripa Makmur Kab. Nagan Raya Tahun Ajaran

2018-2019.
D. Prosedur Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan

kelas(PTK) untuk pelaksanaa perbaikan nilai mata pelajaran IPS di Kelas VI

SDN.Lueng Keube Jagat dalam dua siklus yang masing-masing melalui empat

tahapan atau empat aitem.(1) Perencanaan(2) Pelaksanaan(3)

Observasi(4)Refleksi.

Menurut Arikunto (2007) tahap-tahap dalam penelitian tindakan kelas.


E. Teknik Analisis Data

Setelah peneliti mengumpulkan data, langkah selanjutnya menganalisis

data yang telah diperoleh. Peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode angket, dimana data yang

diperoleh dari angket atau Check-list, dijumlahkan atau dikelompokkan sesuai

dengan bentuk instrumen yang digunakan. Peneliti menggunakan angket dengan

alternatif jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak

Setuju (TS) (Arikunto, 2006).


Dari uraian di atas yang ingin diteliti adalah keberhasilan siswa dalam

belajar melalui Pendekatan saintifiki terhadap pelajaran IPS, yaitu jika persentase

yang diukur meningkat 50% maka dikategorikan menggunakan media benda

konkret dianggap berhasil. Tetapi jika persentase aspek yang diukur kurang dari

50% yang menggunakan media benda konkret ini dianggap tidak berhasil.
Dalam memberikan penilaian, peneliti berpedoman kepada Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang ada untuk melihat hasil peningkatan motivasi

belajar siswa. Dalam KKM di sebutkan nilai 70. Peneliti memotivasi siswa

dengan menggunakan media benda konkret ini melihat hasil dari pembelajaran

atau nilai siswa. Apabila nilai siswa ≥ 70 maka menggunakan media benda

konkret ini telah berhasill meningkatkan motivasi belajar, tetapi apabila nilai

siswa <70 maka menngunakan media benda konkret ini tidak berhasil

meningkatkan motivasi belajar siswa.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Sebelum melakukan tindakan mengajar di kelas, penulis terlebih dahulu

melakukan tes awal (pra tindakan). Dalam hasil ujian Preetest (sebelum belajar

mengajar) sumber soal dari materi Proklamasi Kelas VI yang diberikan kepada

responden ada 10 soal yang diajukan. Dari pertanyaan tersebut diberi pilihan

jawaban kepada responden untuk memudahkan responden dalam mengisi jawaban

dari soal tersebut. Untuk lebih jelasnya jawaban responden tentang ujian preetes

tersebut, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Hasil pelaksaan siswa Kelas VI SD Negeri Lueng Keube Jagat Pra

Tindakan

No. Nama Siswa KKM Nilai tes Keterangan

1 asti saprianti 60 50 Tidak Tuntas

2 hexsa apiyanto 60 50 Tidak Tuntas

3 angela veronica 60 Tuntas


60
pioh

4 marni 60 40 Tidak Tuntas

5 azanata darussalam 60 60 Tuntas

6 yuliana pratiwi 60 50 Tidak Tuntas

7 minah 60 60 Tuntas

8 arya indra pramana 60 70 Tuntas

9 elis wahyuningseh 60 70 Tuntas


10 satrio nugroho 60 Tuntas
60
wijayanto

11 dian junita sari 60 50 Tidak Tuntas

12 raudhatun nisa 60 60 Tuntas

13 widia putri arianti 60 70 Tuntas

14 arkhamsiagustinah 60 50 Tidak Tuntas

15 muhammad iman 60 60 Tuntas

16 astriyani putri jihat 60 50 Tidak Tuntas

17 rahmatullah 60 60 Tuntas

Jumlah 970

Nilai Rata-rata 53,89 Tidak Tuntas

Dari hasil ujian preetes pada tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa siswa

Kelas VI SD Negeri Lueng Keube Jagat memperoleh nilai rata-rata 57.06 atau

belum mampu menjawab dengan benar (tidak tuntas) dari keseluruhan soal yang

diberikan.
a. Hasil Penelitian Tindakan Siklus
1. Siklus I
a. Perencanaan
1. Mengidentifikasi masalah pembelajaran.
2. Penyiapan perangkat pembelajaran berupa skenario Pembelajaran
3. Penyiapan media Pembelajaran
4. Penyiapan bahan dan alat Pembelajaran
5. Melaksanakan pembelajaran
6. Melakukan observasi pada saat pembelajaran
7. Melakukan ujian pos test setelah pembelajaran
8. Melakukan wawancara setelah proses belajar mengajar
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan tindakan, melakukan proses pembelajaran sebagai

berikut:
1. Siswa dihadapkan pada masalah nyata yang sering diketahui materi

proklamasi
2. Guru membawa bahan-bahan yang dibutuhkan dalam Pembelajaran.
3. Guru memperkenalkan kemudian guru menjelaskan tentang Pendekatan

Saintifik Pembelajaran IPS materi Proklamasi.


4. Guru menyediakan media dan alat Pembelajaran, dan siswa diberi

kebebasan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut sesuai jalan

pikirnya. Disini siswa mengaitkan/ merekonstruksi masalah nyata menjadi

kalimat IPS baik secara kelompok maupun individu untuk mendapatkan

jawabannya.
5. Guru melakukan Pembelajaran dengan pengguanaan Pendekatan Saintifik.

Disini guru memberikan beberapa contoh materi Proklamasidengan

menggunakan Pendekatan Saintifik. Adapun siswa memperhatikan dan

menanggapinya. (Aspek proses pembelajaran yang interaktif)


6. Guru melihat dan memperhatikan semua kegiatan siswa selama proses

belajar mengajar berlangsung, sebagai langkah observasi guru menyiapkan

lembaran observasi.
7. Setelah proses belajar mengajar selesai peneliti melakukan tes dengan

jumlah soal 10 dan bobot masing-masing soal 10.


8. Kemudian peneliti menanyakan beberapa hal kepada siswa tentang

Pembelajaran yang baru saja mereka laksanakan, dan sebaliknya guru harus

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang Pembelajaran

yang belum mereka ketahui. (Aspek refleksi/ memikirkan kembali apa yang

telah dikerjakan/ dihasilkan)

Tabel 3.2 Hasil pelaksaan siswa Kelas VI SD Negeri Lueng Keube Jagat Pada
siklus I

No. Nama Siswa KKM Nilai tes Keterangan

1 asti saprianti 60 50 Tidak Tuntas


2 hexsa apiyanto 60 50 Tidak Tuntas

3 angela veronica 60 Tuntas


60
pioh

4 marni 60 40 Tidak Tuntas

5 azanata darussalam 60 60 Tuntas

6 yuliana pratiwi 60 50 Tidak Tuntas

7 minah 60 60 Tuntas

8 arya indra pramana 60 70 Tuntas

9 elis wahyuningseh 60 60 Tuntas

10 satrio nugroho 60 Tuntas


60
wijayanto

11 dian junita sari 60 70 tuntas

12 raudhatun nisa 60 60 Tuntas

13 widia putri arianti 60 70 Tuntas

14 arkhamsiagustinah 60 50 Tidak Tuntas

15 muhammad iman 60 60 Tuntas

16 astriyani putri jihat 60 50 Tidak Tuntas

17 rahmatullah 60 60 Tuntas

Jumlah 980

Nilai Rata-rata 57.65 Tidak Tuntas

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa siswa Kelas VI SD

Negeri Lueng Keube Jagat memperoleh nilai rata-rata 57.64 atau belum mampu

menjawab dengan benar (tidak tuntas) yaitu 35.29% dan yang tuntas 64.70% dari

keseluruhan soal yang diberikan maka perlu untuk di lanjutkan pada siklus II.
c. Observasi
1. Hasil Observasi Siswa
Dalam pelaksanaan penelitian penulis juga melakukan observasi

terhadap siswa ketika belajar tentang materi Proklamasi dengan menggunakan

Pendekatan Saintifik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel di bawah ini:

Tabel 3.3 Hasil Observasi Siswa pada siklus I

Frekuensi Persentase
No Aspek Pengamatan
Ya Tidak Ya Tidak

1 Siswa Aktif belajar dengan


5 12 29.42% 70.58%
menggunakan Pendekatan Saintifik

2 Siswa lebih memahami pelajaran


materi Proklamasidengan 2 15 11.76% 88.24%
menggunakan Pendekatan Saintifik

3 Siswa masuk tepat waktu pelajaran 17 - 100% -

4 Selain di sekolah siswa juga belajar


8 9 47.06% 52.94%
di rumah

5 Siswa senang belajar materi


Proklamasi dengan menggunakan 5 12 29.42% 70.58%
Pendekatan Saintifik

6 Orang tua siswa selalu mengawasi


siswa dengan cara berkoordinasi 10 7 58.83% 41.17%
dengan guru

7 Siswa mentaati semua peraturan


6 11 35.30% 64.70%
yang di tetapkan oleh guru

8 Siswa memperhatikan Penjelasan 2 15 11.76% 88.24%


Guru
9 Menyiapkan kebutuhan belajar 17 - 100% -

10 Siswa tidak mencontek hasil belajar 1 16 5.88% 94.12%


temannya
11 Menjawab ujian free test 17 - 100% -

12 Mencatat hal-hal penting saat guru 3 14 17.65% 82.35%


menjelaskan
13 Mengajukan pertanyaan jika ada hal 12 5 70.59% 29.41%
yang kurang dIPShami

14 Siswa mendeskripsikan hasil belajar 8 9 47.06% 52.94%


yang telah disampaikan
15 Siswa membereskan bahan-bahan
1 16 5.88% 94.12%
yang digunakan dalam belajar

Berdasarkan hasil observasi pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

siswa senang dan aktif dalam belajar materi Proklamasi dengan menggunakan

Pendekatan Saintifik. Berdasarkan hasil persentase pada tabel di atas rata-rata

yang melakukan terhadap aspek yang diobservasi adalah yang melakukan (ya)

berjumlah 24.70%.dan yang tidak melakukan (tidak) berjumlah 75.30% maka dari

hasil observasi dari table di atas masih banyak kekurangan.

Tabel 3.4 Hasil Observasi Guru pada siklus I

Keterangan
No Kegiatan Guru
Ya Tidak

1 Membuat Rencana Pembelajaran 

2 Mengajar sesuai dengan RPP yang telah dibuat 

3 Melakukan tes awal 

4 Menggunakan Pendekatan Saintifik dalam belajar 

5 Mengajar sesuai dengan kemampuan siswa 

5 Menerapkan cara belajar siswa aktif 

6 Menggunakan metode belajar yang bervariasi 

7 Masuk dan keluar kelas tepat waktu 

8 Melakukan evaluasi personal 

9 Sekolah memiliki pustaka 


10 Memiliki ruangan yang nyaman untuk belajar 

11 Memiliki buku bacaan yang cukup 

12 Kepala sekolah mengontrol pendidikan siswa 

13 Kepala sekolah menegur guru yang tidak disiplin 

14 Guru berkonsultasi dengan kepala sekolah tentang 


pendidikan siswa

15 Guru dan kepala sekolah saling mufakat dalam 


memajukan pendidikan

16 Sekolah melakukam pendekatan intensif dengan 


orang tua siswa

17 Orang tua siswa sangat aktif dalam mengawasi 


jalannya pendidikan di SD Negeri Lueng Keube
Jagat

18 Guru melakukan tes akhir setiap proses belajar 


mengajar

19 Guru sering menghukum siswa yang bandel di 


sekolah

20 Hukuman yang diberikan kurang mendidik 

Berdasarkan tabel diatas dapat di katahui bahwa guru belum maksimal dalam

melakukan kegiatan pembelajaran maka siswa masih banyak terkendala pada

penggunaan Pendekatan Saintifik IPS.

d. Refleksi

Dalam kegiatan ini merupakan upaya untuk mengkaji tindakan yang telah

dilakukan sebelumnya ada kendala-kendala yang ditemui. Disamping itu untuk

melakukan revisi terhadap materi belajar guna untuk meningkatkan hasil belajar

siswa menjadi lebih maksimal dari sebelumnya.


Refleksi juga merupakan bagian yang penting dalam setiap langkah proses

penelitian tindakan untuk mengatasi permasalahan dengan merevisi sebelumnya

sesuai apa yang ditemui di lapangan yaitu : tahap penemuan masalah, tahap

merancang tindakan dan tahap pelaksanaan.

Dengan melihat hasil evaluasi dan monitoring, maka pada pelaksanaan

siklus I belum banyak peningkatan dan hasilnya belum optimal. Permasalahan

pada pembelajaran IPS khususnya dalam Penggunaan Pendekatan Saintifik yaitu

permasalahan yang berasal dari siswa dan permasalahan guru. Permasalahan dari

siswa yang ditemui pada saat pelaksanaan tindakan adalah siswa kurang

memahami bagaimana menggunakan Pendekatan Saintifik pada mata pelajaran

IPS. Sedangkan kendala dihadapi guru saat pelaksanaan proses pembelajaran

yaitu terbatasnya waktu yang ada sehingga pembelajaran dengan menggunakan

Pendekatan Saintifik ini belum dapat dilakukan secara optimal. Keterbatasan

strategi mengajar yang digunakan sehingga pembelajaran IPS masih kurang

menarik ada beberapa siswa yang sulit dalam menjawab pertanyaan.

Permasalahan ditemui oleh guru dalam proses pelaksanaa pembelajaran

pada siklus I yaitu : (1) guru belum dapat mengontrol setiap kegiatan siswa dalam

menggunakan Pendekatan Saintifik (2) masih ada beberapa siswa yang masih

mengalami kesulitan untuk penerapan model pembelajaran yang diberikan (3)

masih ditemui siswa yang sulit menarik kesimpulan dari hasil penggunaan

Pendekatan Saintifik. Berdasarkan hasil refleksi yag dilakukan guru dan peneliti,

dapat disimpulkan bahwa ada beberpa permasalahan yang muncul pada saat
proses pelaksanaan siklus I, maka dilakukan revisi pada rancangan tindakan.

Maka peneliti melanjutkan pada siklus II

2. Siklus II
a. Perencanaan
1. Mengidentifikasi masalah pembelajaran.
2. Penyiapan perangkat pembelajaran berupa skenario Pembelajaran
3. Penyiapan media Pembelajaran
4. Penyiapan bahan dan alat Pembelajaran
5. Melaksanakan pembelajaran
6. Melakukan observasi pada saat pembelajaran
7. Melakukan ujian pos test setelah pembelajaran
8. Melakukan wawancara setelah proses belajar mengajar

b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan tindakan, melakukan proses pembelajaran sebagai

berikut:
1. Siswa dihadapkan pada masalah nyata yang sering terjadi di dalam

kehidupannya mengenai materi Proklamasi.


2. Guru membawa bahan-bahan yang dibutuhkan dalam Pembelajaran.
3. Guru memperkenalkan kemudian guru menjelaskan tentang Pendekatan

Saintifik Pembelajaran IPS materi Proklamasi.


4. Guru menyediakan media dan alat Pembelajaran, dan siswa diberi

kebebasan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut sesuai jalan

pikirnya. Disini siswa mengaitkan/ merekonstruksi masalah nyata menjadi

baik secara kelompok maupun individu untuk mendapatkan jawabannya.


5. Guru melakukan Pembelajaran dengan pengguanaan Pendekatan Saintifik.

Disini guru memberikan beberapa contoh materi Proklamasidengan

menggunakan Pendekatan Saintifik. Adapun siswa memperhatikan dan

menanggapinya. (Aspek proses pembelajaran yang interaktif)


6. Guru melihat dan memperhatikan semua kegiatan siswa selama proses

belajar mengajar berlangsung, sebagai langkah observasi guru menyiapkan

lembaran observasi.
7. Setelah proses belajar mengajar selesai peneliti melakukan tes dengan

jumlah soal 10 dan bobot masing-masing soal 10.


8. Kemudian peneliti menanyakan beberapa hal kepada siswa tentang

Pembelajaran yang baru saja mereka laksanakan, dan sebaliknya guru harus

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang Pembelajaran

yang belum mereka ketahui. (Aspek refleksi/ memikirkan kembali apa yang

telah dikerjakan/ dihasilkan)

Setelah penulis melakukan mengajar IPS materi Proklamasi dengan

menggunakan Pendekatan Saintifik, siswa mengalami peningkatan dalam hasil

ujian yang di perolehnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.5 Hasil pelaksaan siswa Kelas VI SD Negeri Lueng Keube Jagat Pada
siklus II

No. Nama Siswa KKM Nilai tes Keterangan

1 asti saprianti 60 60 Tuntas

2 hexsa apiyanto 60 70 Tuntas

3 angela veronica pioh 60 80 Tuntas

4 marni 60 90 Tuntas

5 azanata darussalam 60 80 Tuntas

6 yuliana pratiwi 60 70 Tuntas

7 minah 60 80 Tuntas

8 arya indra pramana 60 90 Tuntas

9 elis wahyuningseh 60 100 Tuntas


10 satrio nugroho 80 Tuntas
60
wijayanto

11 dian junita sari 60 70 Tuntas

12 raudhatun nisa 60 80 Tuntas

13 widia putri arianti 60 90 Tuntas

14 arkhamsiagustinah 60 70 Tuntas

15 muhammad iman 60 80 Tuntas

16 astriyani putri jihat 60 80 Tuntas

17 rahmatullah 60 80 Tuntas

Nilai Rata-rata 79,41 Tuntas

Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran pada

siklus I sudah berhasil, dengan nilai rata-rata 79.41. Sehingga siklus II tingkat

ketuntasan secara klasikal 100% ini menunjukkan bahwa pada pelaksaan siklus II

sudah berhasil secara maksimal maka tidak perlu di lanjutkan pada siklus

berikutnya. menurut pengakuan wali Kelas VI dapat disimpulkan bahwa

Pendekatan Saintifik sangat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran .

c. Observasi
Dalam pelaksanaan penelitian penulis juga melakukan observasi terhadap

siswa ketika belajar tentang materi Proklamasidengan menggunakan Pendekatan

Saintifik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel di bawah ini:

Tabel 3.6 Hasil Observasi Siswa pada siklus II


Frekuensi Persentase
No Aspek Pengamatan
Ya Tidak Ya Tidak

1 Siswa Aktif belajar dengan


12 5 70.58% 29.42%
menggunakan Pendekatan Saintifik

2 Siswa lebih memahami pelajaran


materi Proklamasidengan 15 2 88.24% 11.76%
menggunakan Pendekatan Saintifik

3 Siswa masuk tepat waktu pelajaran 17 - 100% -

4 Selain di sekolah siswa juga belajar


9 8 52.94% 47.06%
di rumah

5 Siswa senang belajar materi


Proklamasi dengan menggunakan 12 5 70.58% 29.42%
Pendekatan Saintifik

6 Orang tua siswa selalu mengawasi


siswa dengan cara berkoordinasi 7 10 41.17% 58.83%
dengan guru

7 Siswa mentaati semua peraturan


11 6 64.70% 35.30%
yang di tetapkan oleh guru

8 Siswa memperhatikan Penjelasan 15 2 88.24% 11.76%


Guru
9 Menyiapkan kebutuhan belajar 17 - 100% -

10 Siswa tidak mencontek hasil belajar 16 1 94.12% 5.88%


temannya
11 Menjawab ujian free test 17 - 100% -

12 Mencatat hal-hal penting saat guru 14 3 82.35% 17.65%


menjelaskan
13 Mengajukan pertanyaan jika ada hal
5 12 29.41% 70.59%
yang kurang dIPShami

14 Siswa mendeskripsikan hasil belajar 9 8 52.94% 47.06%


yang telah disampaikan
15 Siswa membereskan bahan-bahan
16 1 94.12% 5.88%
yang digunakan dalam belajar
Berdasarkan hasil observasi pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

siswa senang dan aktif dalam belajar materi Proklamasi dengan menggunakan

Pendekatan Saintifik. Berdasarkan hasil persentase pada tabel di atas rata-rata

yang melakukan terhadap aspek yang diobservasi adalah yang melakukan (ya)

berjumlah 75.30% dan yang tidak melakukan (tidak) berjumlah 24.70%.

Tabel 3.7 Hasil Observasi Guru pada siklus I I

Keterangan
No Kegiatan Guru
Ya Tidak

1 Membuat Rencana Pembelajaran 

2 Mengajar sesuai dengan RPP yang telah dibuat 

3 Melakukan tes awal 

4 Menggunakan Pendekatan Saintifik dalam belajar

5 Mengajar sesuai dengan kemampuan siswa 

5 Menerapkan cara belajar siswa aktif 

6 Menggunakan metode belajar yang bervariasi 

7 Masuk dan keluar kelas tepat waktu 

8 Melakukan evaluasi personal 

9 Sekolah memiliki pustaka

10 Memiliki ruangan yang nyaman untuk belajar 

11 Memiliki buku bacaan yang cukup 

12 Kepala sekolah mengontrol pendidikan siswa 

13 Kepala sekolah menegur guru yang tidak disiplin 

14 Guru berkonsultasi dengan kepala sekolah tentang 


pendidikan siswa

15 Guru dan kepala sekolah saling mufakat dalam 


memajukan pendidikan

16 Sekolah melakukam pendekatan intensif dengan 


orang tua siswa

17 Orang tua siswa sangat aktif dalam mengawasi 


jalannya pendidikan di SD Negeri Lueng Keube
Jagat

18 Guru melakukan tes akhir setiap proses belajar


mengajar

19 Guru sering menghukum siswa yang bandel di 


sekolah

20 Hukuman yang diberikan kurang mendidik 

Berdasarkan table diatas dapat di lihat bahwa guru telah maksimal dalam

melakukan kegiatan pembelajaran maka ketuntasan siswa dapat mencapai

ketuntasan secara klasikal pada mata pelajaran IPS.

d. Refleksi

Menurut pengamatan penulis dalam menggunakan Pendekatan Saintifik dalam

materi Proklamasi di SD Negeri Lueng Keube Jagat adalah tersedianya fasilitas

yang cukup seperti ruang kelas yang luas, perkarangan yang luas, dan listrik.

Menurut penulis guru bisa menerapkan Pendekatan Saintifik dalam mengajar

beberapa pokok pembahasan dalam pembelajaran IPS seperti materi Proklamasi

dengan menggunakan Pendekatan Saintifik

B. Pembahasan

Dalam hasil ujian para tindakan (sebelum belajar mengajar) sumber soal

dari materi Proklamasi Kelas VI yang diberikan kepada responden ada 10 soal
yang diajukan mengenai pembelajaran IPS materi Proklamasi. Maka hasil ujian

pada siklus I dan siklus II yang telah di hitung pada tabel-tabel di atas, maka rata-

rata jumlah hasil ujian preetes dan postes di atas dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel 4.8 Tabulasi Nilai Rata-rata Hasil pelaksaan siswa Per Siklus

Rata-rata
No Jenis Ujian
Benar Salah
1 Para Tindakan 57.06 % 42.94 %
2 Siklus I 79.41 % 20.59 %
3 Siklus II 100% -

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar antara ujian pra tindakan

dengan ujian siklus I adalah (79.41%-57.06% = 22.35%), dengan demikian dapat

diketahui bahwa hasil ujian siklus I (pasca tindakan) meningkat 20% dengan

demikian dapat di ketahui hasil ujian siklus II (100%), ketuntasan yang di capai

artinya peningkatan dari pratindakan sebesar 43.94% setelah proses belajar

mengajar IPS materi Proklamasi dengan menggunakan Pendekatan Saintifik

berlangsung dibandingkan dengan hasil ujian para tindakan dan siklus I dimana

Pendekatan Saintifik sangat berperan dalam meningkatkan hasil belajar siswa

pada materi Proklamasi pada siswa SD Negeri Lueng Keube Jagat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah SD Negeri

Lueng Keube Jagat Pendekatan Saintifik sangat berperan dalam meningkatkan

pengetahuan anak tentang pendidikan khususnya pelajaran IPS materi Proklamasi.

Penggunaan Pendekatan Saintifik dalam belajar mengajar sangat

efektif/bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman siswa SD Negeri Lueng

Keube Jagat.
Berdasarkan hasil belajar anatara sebelum dengan sesudah proses belajar

mengajar dengan menggunakan Pendekatan Saintifik dapat di diketahui bahwa

nilai siswa mengalami peningkatan sebesar 43.94% dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa Pendekatan Saintifik sangat bermanfaat dalam meningkatkan

hasil belajar siswa.

Hasil observasi siswa pada siklus I menunjukkan dapat di ketahui bahwa

berjumlah 24.70%.dan yang tidak melakukan (tidak) berjumlah 75.30% maka dari

hasil observasi dari table di atas masih banyak kekurangan. Serta pada observasi

guru dapat di ketahui bahwa guru belum maksimal dalam melakukan kegiatan

pembelajaran maka siswa masih banyak terkendala pada penggunaan Pendekatan

Saintifik IPS.

Hasil observasi siswa pada siklus II menunjukkan dapat di ketahui

bahwa yang melakukan (ya) berjumlah 79.30% dan yang tidak melakukan (tidak)

berjumlah 26.70%. Serta pada observasi guru dapat di ketahui bahwa bahwa guru

telah maksimal dalam melakukan kegiatan pembelajaran maka ketuntasan siswa

dapat mencapai ketuntasan secara klasikal pada mata pelajaran IPS. Dapat di lihat

pada keterangan grafik dibawah ini


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab penutup ini merupakan bab terakhir dari pembahasan dan pengkajian

skripsi ini. Pada bab ini akan ditarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan

materi yang telah diuraikan. Selanjutnya juga akan dikemukakan beberapa saran

yang berkaitan dengan topik pembahasan skripsi ini, dan diharapkan dapat

menjadi bahan pertimbangan.

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam penulisan skripsi ini adalah:

1. Pendekatan Saintifik sangat berperan dalam meningkatkan hasil belajar siswa

pada materi Proklamasi. Anak-anak berhadapan dengan media pembelajaran

dan melakukan aktivitas pembelajaran secara interaktif melalui media untuk

memperoleh materi belajar dari berbagai sumber belajar. Anak akan

melakukan kegiatan belajar yang sesuai dengan kondisi kemampuan

individualnya sehingga anak yang lambat atau cepat akan memperoleh

pelayanan pembelajaran yang sesuai dengan dirinya baik di sekolah maupun

di luar sekolah

2. peningkatan hasil belajar antara ujian pra tindakan dengan ujian siklus I

adalah (79.41%-57.06% = 22.35%), dengan demikian dapat diketahui bahwa

hasil ujian siklus I (pasca tindakan) meningkat 20% dengan demikian dapat di

ketahui hasil ujian siklus II (100%), ketuntasan yang di capai artinya

peningkatan dari pratindakan sebesar 43.94% setelah proses belajar mengajar

IPS materi Proklamasi dengan menggunakan Pendekatan Saintifik

berlangsung dibandingkan dengan hasil ujian para tindakan dan siklus I dapat

disimpulkan dimana Pendekatan Saintifik sangat berperan dalam

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Proklamasi pada siswa SD

Negeri Lueng Keube Jagat.

B. Saran-saran

1. Diharapkan kepada segenap orang tua/wali, para guru dan seluruh elemen

masyarakat agar secara terpadu melaksanakan pendidikan bagi anak baik

di rumah maupun di sekolah atau di tempat lainnya.


2. Diharapkan pada murid-murid SD Negeri Lueng Keube Jagat untuk lebih

serius lagi dalam belajar.

3. Diharapkan kepada guru untuk dapat menguasai beberapa model

pembelajaran terutama Pendekatan Saintifik demi kemajuan pendidikan,

dengan demikian dapat mewujutkan generasi yang cerdas dimasa yang

akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

-----2001,Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka.

Clak Jhon,Jhon.2000.Panduan Geografi.Semarang:Mandira Jaya Abadi.

Dinyanti dan Mujiono,2009.Pengantar Pendidikan.jakarata:UT

Gunarso,Arief.2007.Ensiklopedia Pahlawan Nasional.Jakarta:Tanda Baca.

Hamalik Omar,2005.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Universitas Terbuka

J, B.Soedarmanta.2007.Jejak-jejak Pahlawan.Jakarta:Gramedia Widiasarana

Indonesia.

Kamandoko, 2006.Kisah Pahlawan dan Pejuang Nusantara.Sleman:Pustaka

Widyatama.
M,Rizky.2008.Mutiara Serambi Mekkah,Teuku Umar dan Cut Nyak

Dhien.Jakarta:Gemawindu Pancaperkasa.

Saprya,dkk,2008.Pendidikan Ilmu Pengetahuan Social.Bandung:

Laboratorium UPI Press.

Somantri,2001.Menggagas Pembaharuan Ilmu Pengatahuan Sosial.Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Surya Moh,2004.Model pembelajaran.Semarang:Balai Pustaka.

Thachir Malik,dkk,2011.Ilmu Pengetahuan Sosial SD KelasV.Sidoarjo:Masmedia

Wardana Datta,1995.Ilmu Pengetahuan Sosial.Jakarata:Departeman Pendidikan

Dan Kebudayaan.

Wibisono,C,Y.,et all.2001.Atlas Lengkap Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah

Dasar.Jakarta:Pradika.

Anda mungkin juga menyukai