Anda di halaman 1dari 8

TUGAS TERSTRUKTUR

MIKROBIOLOGI PERTANIAN
PNA1306

Oleh :
1. NABILA AIMANIFFAT (A1D016062)
2. MOHAMMAD GUSTIAN AKBAR (A1D016081)
3. ANINDITYA GITI FIONIKA PUTRI (A1D016143)
4. ANGELICA RENATA (A1D016187)
5. ETHELDREDA DEVINE KEVEEN L (A1D016192)
6. PUSPITO NUGROHO (A1D016207)
7. NANDA AGUSTIA YULIANA (A1D018008)
8. VARADITA ANGGRAENI P (A1D018014)
9. INDRIANI NUR AULIA AZHAR (A1D018027)
10. RIZKA RAMADHANI (A1D018027)
11. AZZAHRA DINDA PITALOKA (A1D018033)

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2019
Mikroskop adalah instrumentasi yang paling banyak digunakan dan paling

bermanfaat di laboratorium mikroskopi. Dengan alat ini diperoleh perbesaran

sehingga memungkinkan untuk melihat mikroorganisme dan struktur yang tak

tampak dengan mata telanjang. Mikroskop memungkin perbesaran dalam kisaran

luas seratus kali sampai ratusan ribu kali (Michael J, 1986). Mikroskop adalah alat

utama dalam mempelajari struktur benda-benda kecil. Mikrokskop optik dapat

dibagi atas 2, yaitu mikroskop Biologi (monokuler) dan mikroskop stereo

(Binokuler) (Suripto, 1994). Mikroskop biologi adalah mikroskop yang digunakan

pada pengamatan benda tipis transparan. Penyinaran dilakukan dari bawah dengan

sinar alam atau lampu. Mikroskop binokuler adalah mikroskop yang digunakan

untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu besar, atau tidak transparan.

Penyinaran dapat diatur dari atas maupun dari bawah dengan sinar alam atau lampu

(M. Amin, 1994).

Jenis-jenis mikroskop yang digunakan:

1. Mikroskop Cahaya

Mikroskop cahaya mempunyai pembesaran maksimum 1000 kali.

Mikroskop cahaya mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar

dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa yaitu:

lensa objektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler

terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop

bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung

bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa objektif yang bisa dipasang

tiga lensa tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja
mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah

kondensor.

Gambar 1: Skema Mikroskop Optic (Sibilia, J.P)

Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan lensa-lensa mikroskop

lain. Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar

matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung yang

terdapat dibawah kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar ke

dalam kondensor. Pada mikroskop modern sudah dilengkapi lampu sebagai

pengganti sumber cahaya matahari. Lensa obyektif bekerja dalam

pembentukan banyangan pertama, lensa ini menentukan struktur dan bagian

renik yang akan terlihat pada banyangan akhir. Ciri penting lensa obyektif

adalah memperbesar banyangan obyek dan mempunyai nilai apertura (NA).

Nilai aperture adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan

menentukan daya pisah specimen, sehingga mampu menunjukkan struktur


renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah. Lensa okuler

merupakan lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung yang

berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar

bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif dan perbesaran bayangan yang

terbentuk beriksar 4 – 25 kali. Lensa kondensor berfungsi untuk mendukung

terciptanya pencahayaan pada obyek yang akan di fokus, sehingga bila

pengaturannya tepat akan diperoleh daya pisah maksimal. Jika daya pisah

kurang maksimal dua benda akan tampak menjadi satu. Perbesaran akan

kurang bermanfaat jika daya pisah mikroskop kurang baik (Bima, 2005).

Cara kerja dari mikroskop optic adalah dari cahaya lampu yang dibiaskan

oleh lensa condenser, setelah melewati lensa kondenser sinar mengenai

spesimen dan diteruskan oleh lensa objektif. Lensa objektif ini merupakan

bagian yang paling penting dari mikroskop karena dari lensa ini dapat diketahui

perbesaran yang dilakukan mikroskop. Sinar yang diteruskan oleh lensa

objektif ditangkap oleh lensa okuler dan diteruskan pada mata atau kamera.

Pada mikroskop ini mempunyai batasan perbesaran yaitu dari 400 X sampai

1400 X.

2. Mikroskop Fase Kontras

Mikroskop fase kontras adalah mikroskop yang digunakan untuk

mengamati benda atau sel hidup yang tidak diwarnai dengan kontras sehingga

bisa diamati bagian-bagian sel secara lebih teliti. Mikroskop Fase kontras

menggunakan iluminasi bidang terang dengan suatu phase annulus (pada

kondensor) dan phase plate (dipasang pada obyektif) pada lintas cahaya.
Bayangan yang dihasilkan nyata (tidak maya) dan perbesaran maksimum pada

lensa adalah 1000 kali perbesaran.

3. Mikroskop Medan Gelap

Mikroskop medan gelap adalah mikroskop yang digunakan untuk

melihat bakteri dalam keadaan hidup. Mikroskop ini mempunyai kondensor

yang mencegah cahaya ditransmisikan melalui bahan, tapi sebaliknya

menyebabkan cahaya merefleksikan bahan pada sudut tertentu, sehingga objek

kelihatan lebih besar bersinar dengan latar belakang yang gelap. Dengan

menahan sebagian berkas cahaya yang masuk ke dalam kondensor, cincin

medan gelap hanya melewatkan berkas cahaya yang mengenai objek pada slide

spesimen agar memasuki objektif. Karena itu objeknya (mikroba) menjadi

diterangi dalam medan mikroskopik yang seharusnya gelap.

4. Mikroskop Ultraviolet

Mikroskop ultraviolet merupakan salah satu variasi dari mikroskop

cahaya biasa. Karena cahaya ultraviolet memiliki panjang gelombang yang

lebih pendek dari pada cahaya yang dapat dilihat, penggunaan cahaya

ultraviolet untuk pecahayaan dapat meningkatkan daya pisah menjadi 2 kali

lipat daripada mikroskop biasa. Kelemahan dari mikroskop ultraviolet adalah

menggunakan lensa kuasa, terlalu rumit serta mahal untuk digunakan dalam

pekerjaan sehari-hari.

5. Mikroskop Flourenscence

Mikroskop flourenscence atau mikroskop pender ini dapat digunakan

untuk mendeteksi benda asing atau antigen (seperti bakteri, ricketsia, atau
virus) dalam jaringan. Mikroskop ini juga dilengkapi dengan sinar ultraviolet.

Ketika sinar ultraviolet ini tidak dipakai maka mikroskop pendar juga dapat

berfungsi sebagai mikroskop cahaya biasa. Perbesaran pada mikroskop ini

mampu mencapai 1000 kali perbesaran. Strukturnya hampir sama dengan

mikroskop cahaya namun ukurannya agak lebih besar dan fitur-fiturnya lebih

lengkap dan canggih dari mikroskop cahaya. Mikroskop pender ini mempunyai

perbesaran lensa objektif 4x, 10x, 40x, 70x dan 100x. Hasil gambar dari

mikroskop ini sudah dapat diketahui berapa diameter per satu sel dan berapa

jarak antar sel.

6. Mikroskop Elektron

Gambar 2. Mikroskop Scanning Elektron dan skemanya (Khan, E.B)

Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100 ribu kali,

elektron digunakan sebagai pengganti cahaya. Mikroskop elektron mempunyai

dua tipe, yaitu mikroskop elektron scanning (SEM) dan mikroskop elektron

transmisi (TEM). Scanning Electron Microscope (SEM) juga merupakan jenis


mikroskop elektron dengan kekuatan perbesaran rendah dari mikroskop

elektron transmisi. Namun, mikroskop ini membantu dalam melihat gambar

tiga dimensi dari mikroorganisme dan spesimen lainnya. Emas dan paladium

digunakan untuk noda spesimen dipasang pada mikroskop elektron scanning.

Sedangkan Transmission Electron Microscope (TEM) digunakan untuk

mempelajari sel. Ultrathin irisan mikroorganisme seperti virus ditempatkan

pada grid kawat. Kemudian, sel-sel ini diwarnai dengan emas atau paladium

dan kemudian digunakan untuk mengamati di bawah mikroskop elektron

transmisi. Berkas elektron dibelokkan pada bagian dilapisi padat dari sel dan

gambar diamati pada latar belakang gelap dan terang.

Cara kerja dari mikroskop scanning elektron adalah sinar dari lampu

dipancarkan pada lensa kondensor, sebelum masuk pada lensa kondensor ada

pengatur dari pancaran sinar elektron yang ditembakkan. Sinar yang melewati

lensa kondensor diteruskan lensa objektif yang dapat diatur maju mundurnya.

Sinar yang melewati lensa objektif diteruskan pada spesimen yang diatur

miring pada pencekamnya, spesimen ini disinari oleh deteksi x-ray yang

menghasikan sebuah gambar yang diteruskan pada layar monitor.

Gambar 3: Hasil dari SEM (Sumber: Khan, E.B.)


DAFTAR PUSTAKA

Kahn, Bruce E. 2002. Hand Out Scanning Electron Microskopy.

Karlík, Miroslav. 2001. Lattice Imaging In Transmission Electron Microscopy,


Department of Materials, Faculty of Nuclear Sciences and Physical
Engineering, Czech Technical. University in Prague. Trojanova 13, 120
00 Prague 2, Czech Republic.
Resptati. 2008. Macam-macam mikroskop dan penggunaan. Jurnal Momentum.
Vol 4 No 2. Universitas Wahid Hasyim. Semarang.
Sibilia, John P. 1988. A Guuide to Matterials Characterization and Chemical
Analysis. VCH. New York, USA.
Soedarjo. 2014. Mikroskop Biologi. Semarang.

Bendersky, Leonid A. and Gayle, Frank W. 2001. Electron Diffraction Using


Transmission Electron Microscopy. National Institute of Standards and
Technology. Gaithersburg. MD 20899-8554.

Anda mungkin juga menyukai