Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN

Nama : ADI WICAKSONO


Kelas : XII TLB
No.Absen : 02

A. PENGERTIAN PERENCANAAN PRODUK

Perencanaan produk yaitu proses menciptakan ide produk dan menindaklanjuti


sampai produk diperkenalkan ke pasar. Selain itu, perusahaan harus memiliki strategi
cadangan apabila produk gagal dalam pemasarannya. Termasuk diantaranya ekstensi produk
atau perbaikan, distribusi, perubahan harga dan promosi.
Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung kepada kemampuan
untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk
yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Hal ini bukan
merupakan tanggung jawab bagian pemasaran, bagian manufaktur, atau bagian desain saja,
melainkan merupakan tanggung jawab yang melibatkan banyak fungsi yang ada di
perusahaan. Metode pengembangan produk berdasarkan kepada permintaan atau persyaratan
serta spesifikasi produk oleh customer adalah metode yang cukup baik, karena dengan
berbasis keinginan customer maka kemungkinan produk tersebut tidak diterima oleh
customer menjadi lebih kecil. Dari sudut pandang investor pada perusahaan yang berorientasi
laba, usaha pengembangan produk dikatakan sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual
dengan menghasilkan laba.Namun laba seringkali sulit untuk dinilai secara cepat dan
langsung.
Terdapat 5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan
untuk menilai kinerja usaha pengembangan produk, yaitu sebagai berikut:

1. Kualitas Produk

Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat
memuaskan kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi
pangsa pasar dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan.

2. Biaya Produk

Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut
biaya manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan
oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.
3. Waktu Pengembangan Produk

Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam


berkompetisi,menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi dan pada
akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis
dari usaha yang dilakukan tim pengembangan.

4. Biaya Pengembangan

Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari
investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.

5. Kapabilitas Pengembangan.

Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan


untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan datang.

Perancangan dan pembuatan suatu produk baik yang baru atau yang sudah ada
merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada. Kegiatan ini
didapat dari persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan suatu
konsep produk, perancangan produk, pengembangan dan penyempurnaan produk, dan
diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian produk tersebut.

B.MENENTUKAN TAHAPAN KEBERHASILAN PRODUKSI

Berikut merupakan indicator-indikator keberhasilan dari suatu produksi menurut para pakar :

1. Kemampuan menyesuaikan diri, produktifitas, kepuasan kerja, kemampuan


mendapatkan laba dan pencarian sumber daya.- Steers (1978:45)

2. Suranti (2006:46), berpendapat bahwa indicator keberhasilan usaha dapan dinilai


melalui 3 pendekatan yaitu :
a. Pendekatan pencapaian tujuan menyebutkan bahwa keberhasilan usaha harus dinilai
sehubungan dengan pencapaian tujuan yaitu mendapatkan laba atau keuntungan yang
merupakan selisih antara harga jual dengan biaya produksi.
b. Pendekatan sistem mengatakan bahwa keberhasilan usaha dinilai cara yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan akhir yaitu bagaimana hubungan antar individu dalam unit usaha
dapat bekerjasama dan koordinasi sehingga tercipta kondisi kerja yang kondusif.
c. Pendekatan konstituensi strategis menyatakan bahwa keberhasilan usaha dinilai dari
hubungan baik dengan mitra kerja yang menjadi pendukung kelanjutan unit usaha. Kotler
(1997:58) menyebut bahwa yang termasuk mitra usaha/ pihak yang berkepentingan antara
lain pelanggan, karyawan, dan pemasok.
3. Keberhasilan usaha adalah permodalan sudah terpenuhi, penyaluran yang produktif dan
tercapainya tujuan organisasi - Ina Primiana (2009:49)

4. Keberhasilan usaha dapat dilihat dari efisiensi proses produksi yang dikelompokkan
berdasarkan efisiensi secara teknis dan efisiensi secara ekonomis. - Algifari (2003:118)

5. Apabila setelah jangka waktu tertentu usaha tersebut mengalami peningkatan baik
dalam permodalan, skala usaha, hasil atau laba, jenis usaha atau pengelolaan” . Erliah
(2007:49)

6. Menurut Dwi Riyanti (2003:28), dapat dilihat dari :


a) Peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan modal
b) Jumlah produksi
c) Jumlah pelanggan
d) Perluasan usaha
e) Perluasan daerah pemasaran
f) Perbaikan sarana fisik dan
g) Pendapatan usaha

7. Indikator keberhasilan usaha menurut Suryana (2003: 85) terdiri dari :


a) Modal
b) Pendapatan
c) Volume Penjualan
d) Output produksi
e) Tenaga Kerja

C. MENERAPKAN PROSES PRODUKSI MASSAL


Tahapan - tahapan penerapan proses produksi massal :

 Tahap persiapan. Tahap ini didahului oleh kegiatan seperti perencanaan dan desain
produk yang dihasilkan oleh kegiatan riset dan pengembangan

 Proses persiapan produksi yang terdiri dari kegiatan - kegiatan seperti


perencanaan urutan - urutan proses sebagai berikut:
1. Penjadwalan waktu
2. Pemilihan peralatan
3. Pengerjaan dengan perkakas
4. Mobilisasi personalia
5. Pembelian material
6. Pembagian pekerjaan

D. MENETAPKAN PERAKITAN PRODUK BARANG & JASA

Berikut adalah metode, macam & jenis perakitan:

1. Metode Dalam Perakitan

Ada beberapa metode dalam perakitan,diantaranya adalah sebagai berikut:


a. Metode perakitan yang dapat ditukar tukar

Pada metode ini, bagian-bagian yang akan dirakit dapat ditukarkan satu sama lain
( interchangeable ), karena bagian tersebut dibuat oleh suatu pabrik secara massal dan sudah
distandarkan baik menurut ISO, DIN, JIS, dan lain sebagainya. Keuntungan bila kita
menggunakan bagian atau komponen yang telah distandarkan adalah waktu perakitan
komponen yang lebih cepat dan dalam penggantian komponen yang rusak dapat diganti
dengan komponen yang sejenis yang ada di pasaran. Akan tetapi tetap mempunyai kerugian
yaitu kita harus membeli komponen tersebut dengan harga yang relatif lebih mahal.

b. Perakitan dengan pemilihan.

Pada metode perakitan dengan metode pemilihan, komponen-komponennya juga


dihasilkan dengan produksi massal yang pengukuran-pengukurannya tersendiri menurut
batasan-batasan ukuran.

c. Perakitan secara individual.

Perakitan secara individual dalam pengerjaannya tidak dapat kita pisahkan antara
pasangan satu dengan pasangannya. karena dalam pengerjaannya harus berurutan tergantung
bagian yang sebelumnya. Salah satu komponen yang berpasangan tersebut kita selesaikan
terlebih dahulu, kemudian pasangan lainnya menyusul dengan ukuran patokan yang diambil
dari komponen yang pertama.

2. Macam dan jenis perakitan.

Ada beberapa macam jenis perakitan yang sering digunakan di dunia industri, hal ini
tergantung pada pekerjaan yang akan dilakukan. Biasanya faktor bentuk dan jumlah produk
yang akan dihasilkan sangat menentukan. Pada umumnya ada dua macam jenis perakitan
yaitu :

– Perakitan Manual yaitu; perakitan yang sebagian besar proses dikerjakan menggunakan
tenaga manusia dengan peralatan yang sederhana.

– Perakitan otomatis yaitu; perakitan yang dikerjakan dengan sistem menggunakan mesin
otomatis.

Sedangkan untuk jenis perakitan dapat dibedakan menurut jenis produk yang akan dilakukan
perakitan yaitu;

– Produk tunggal Jenis perakitan tunggal yaitu perakitan dengan produk hanya satu jenis saja

– Produk seri Jenis perakitan produk seri adalah bila perakitan dilakukan dalam jumlah
massal dalam bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya proses perakitan produk elektronik,
perakitan mobil, perakitan motor dan lain-lain.

E. MENGANALISIS PROSEDUR PENGUJIAN & KESESUAIAN


Setelah melalui beberapa tahapan akhirnya kita sampai pada proses penganalisisan,berikut
tahapan dalam menganalisis suatu produk:

1. Technical Testing (Pengujian Teknis)


Yaitu dengan cara membuat prototype yang merupakan approximation (perkiraan)
produk akhir . Pengujian atas kinerja produk prototype dapat menghasilkansejumlah
informasi penting tentang product shelf life (usia panjang produk) , tingkat keusangan
produk masalah yang timbul dari pemakaian atau konsumsi yang tidak seharusnya, potensi
kerusakan yang memerlukan penggantian dan jadwal pemeliharaan yang tepat . Masing-
masing dari jenis informasi tersebut mempunyai dampak biaya terhadap pemasaran produk .
Contohnya, estimasi usia pajang produk bisa berpengaruh terhadap frekuensi dan biaya
pengiriman . Lalu kemungkinan adanya masalah penggunaan yang signifikan dapat
mengakibatkan perlunya tambahan informasi labeling, periklanan dsb nya .
2. Pengujian Preference and Satisfaction Testing (Preferensi dan Kepuasan)
Dipakai untuk menetapkan elemen-elemen yang akan dirancang dalam rencana pemasaran
serta membuat tafsiran penjualan awal produk baru . Secara umum ada utama yang
dibutuhkan dalam tipe pengujian ini, yaitu konsumen menggunakan sebuah produk selama
jangka waktu tertentu, kemudian mereka diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang
berhubungan dengan preferensi serta kepuasan . Selanjutnya meleksanakan “ blind test” yang
sedemikian rupa sehingga konsumen dapat membandingkan berbagai macam alternatif
produk tanpa mengetahui nama merek atau produsennya . Pada dasarnya, pengujian
preferensi dan kepuasan akan memberikan sejumlah manfaat pokok, yaitu sebagai berikut :
a) Uji Preferensi Aktual dan Uji Teknis bisa memberikan dasar klaim yang obyektif untuk
keperluan promosi, terlebih apabila perusahaan ingin menyajikan superioritas dalam hal
persepsi konsumen atas keunggulan spesifik pada produk perusahaan dari pada pesaing .
b) Estimasi tingkat pembelian ulang sangat penting untuk memperkirakan pangsa pasar
jangka panjang . Oleh karena itu hasil yang kurang bagus pada uji ini dapat berakibat
pada pembatalan peluncuran produk maupun perancangan ulang produk baru .
c) Meskipun penerimaan pasar atas produk baru ditentukan oelh semua elemen program
pemasaran, tetapi berbagai kasus menunjukkan bahwa skor yang tinggi dalam dimensi
kinerja produk menggambarkan bahwa ide produk yang bersangkutan sebaiknya
dilanjutkan pada tahap pengembangan produk baru selanjutnya .
d) Uji Preverensi pada umumnya dapat memberikan signal awal terbaik terhadap
kemungkinan terjadinya kanibalisasi produk .
3. Simulated Test Markets (Pengujian Pasar Simulasi)
Yaitu Prosedur Riset Pemasaran dibuat untuk memberikan gambaran yang murah dan cepat
tentang pangsa pasar yang bisa diharapkan dari produk baru . Beberapa model yang dapat
dipakai antara lain BASES, DESIGNOR, ASSESSOR, DAN LITMUS .
4. Test Markets ( Pengujian Pasar )
Yaitu perusahaan akan menawarkan sebuah produk untuk dijual diwilayah pasar terbatas
yang sebisa mungkin dapat mewakili keseluruhan pasar dimana produk itu nantinya akan
dijual.

F. MENGEVALUASI KESESUAIAN PRODUK DENGAN RANCANGAN

Evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan
dan menyajikan informasi dalam rangka pengambilan keputusan terhadap implementasi dan
efektifitas suatu produk.
proses evaluasi dapat dilakukan dari dua sisi yaitu evaluasi proses dan evaluasi
produk. hasil evaluasi ini akan membantu pengembang dan pengguna produk untuk melihat
hasil yang dicapai dari produk tersebut, kendala dan hambatan yang ditemukan dalam
penerapan produk, kelemahan dan keunggulan untuk pengembangan lebih lanjut.

Model evaluasi CIPP adalah model evaluasi yang terdiri dari empat komponen evaluasi
yaitu Context, Input, Process, dan Product (CIPP). Berikut ini langkah-langkah evaluasi
produk:

1. Evaluasi context menentukan kebutuhan dan masalah-masalah untuk menetapkan


tujuan. Evaluasi konteks merupakan need assesment kebutuhan pengembangan
produk di perusahaan. Sasaran evaluasi mencakup permasalahan yang dihadapi para
pembuat produk/produsen, seperti: sulitnya mencari pelanggan tetap dan mencari
lokasi yang strategis.

2. Evaluasi input berfokus pada pengumpulan informasi input yang penting seperti
pelaksanaan rencana kegiatan, sumber daya (SDM, bahan baku, keuangan),
penyediaan sarana, penyediaan biaya efektif untuk penyiapan kebutuhan dan
pencapaian tujuan.

3. Evaluasi process (dapat disebut monitoring) berkenaan dengan kajian seberapa jauh
pelaksanaan operasional produk yang telah berjalan secara efektif, menilai pelaksanaan
rencana, kemudian membantu pengguna menilai kinerja produk, dan membuat
penafsiran hasilnya.

4. Evaluasi product yakni evaluasi keluaran (output) yakni mengidentifikasi dan menilai
hasil baik jangka pendek dan jangka panjang. Evaluasi keluaran terarah pada hasil
langsung (direct) program. Kinerja SDM dan efektivitas produk yang teramati pada akhir
implementasi program akan dinilai pada tahap ini.

G. DESKRIPSI

1. Produksi Masal

Produksi massal, juga dikenal sebagai aliran produksi atau produksi terus-
menerus, adalah sistem produksi dalam jumlah besar dari produk yang
standar, termasuk dan terutama pada lini perakitan. Produksi masal ini
kebanyakan menggunakan tenaga otomatis, tidak menggunakan peralatan
yang sederhana. Produksi masal ini banyak digunakan di era sekarang karena
proses nya yang cepat & barang yang dihasilkan banyak dan juga berkualitas.

2. Perakitan Produk
Perakitan adalah suatu proses penyusunan dan penyatuan beberapa bagian
komponen menjadi suatu alat atau mesin yang mempunyai fungsi tertentu.
Pekerjaan perakitan dimulai bila obyek sudah siap untuk dipasang dan
berakhir bila obyek tersebut telah bergabung secara sempurna. Perakitan juga
dapat diartikan penggabungan antara bagian yang satu terhadap bagian yang
lain atau pasangannya.
Pada prinsipnya perakitan dalam proses manufaktur terdiri dari pasangan
semua bagian-bagian komponen menjadi suatu produk, proses pengencangan,
proses inspeksi dan pengujian fungsional, pemberian nama atau label,
pemisahan hasil perakitan yang baik dan hasil perakitan yang buruk, serta
pengepakan dan penyiapan untuk pemakaian akhir. Perakitan merupakan
proses khusus bila dibandingkan dengan proses manufaktur lainnya.
3. Pengujiaan & Evaluasi Produk
a) Pengujian produk adalah memastikan barang hasil dan barang
rancangan/perakitan tidak berbeda, apabila barang hasilnya berbeda maka
barang itu dapat dipastikan gagal produk/NG.
b) Evaluasi produk adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk
menilai rancangan dan menyajikan informasi dalam rangka pengambilan
keputusan terhadap implementasi dan efektifitas suatu produk.
Pengujian & evaluasi produk sangat berkaitan setelah pengujian dilakukan
pasti akan dilakukan evaluasi terhadap barang hasil tersebut.
4. Produk Barang & Jasa
a) Produk barang adalah produk fisik (memiliki wujud, bisa diraba dan bisa
dilihat) yang dapat diberikan kepada pembeli sehingga terjadi perpindahan
kepemilikan dari penjual ke konsumen. Ciri-ciri dari produk barang adalah
memiliki wujud, memiliki manfaat dan nilai yang dapat di rasakan saat
digunakan, serta bila digunakan produk barang nilai dan manfaatnya dapat
berkurang bahkan habis.

Adapun contoh produk barang adalah


1. Peralatan (alat otomotif, alat masak, alat pemanas dll)
2. Makanan (donat, nasi, jagung, ikan)
b) Produk jasa adalah layanan adalah aktivitas ekonomi yang melibatkan
sejumlah interaksi dengan konsumen. Sedangkan menurut Phillip Kotler
pengertian jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan
oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip intangibel dan tidak
menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun.

Adapun contoh produk jasa adalah :


1) Pengacara
2) Guru

Anda mungkin juga menyukai