Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Keperawatan
Keluarga
Disusun oleh :
ASRI
PRISTIANINGRUM
P1337420515018
KRESNA 1
BAB I
PENDAHULUAN
Klasifikasi Vertigo
1. Vertigo paroksismal
Yaitu vertigo yang serangannya datang mendadak, berlangsung
beberapa menit atau hari, kemudian menghilang sempurna; tetapi suatu
ketika serangan tersebut dapat muncul lagi. Di antara serangan, penderita
sama sekali bebas keluhan. Vertigo jenis ini dibedakan menjadi:
a. Yang disertai keluhan telinga
Termasuk kelompok ini adalah : Morbus Meniere, Arakhnoiditis
pontoserebelaris, Sindrom Lermoyes, Sindrom Cogan, tumor fossa
cranii posterior, kelainan gigi/ odontogen.
b. Yang tanpa disertai keluhan telinga
Termasuk di sini adalah : Serangan iskemi sepintas arteria
vertebrobasilaris, Epilepsi, Migren ekuivalen, Vertigo pada anak
(Vertigo de L’enfance), Labirin picu (trigger labyrinth).
c. Yang timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi
Termasuk di sini adalah : Vertigo posisional paroksismal laten,
Vertigo posisional paroksismal benigna.
2. Vertigo Kronis
Yaitu vertigo yang menetap, keluhannya konstan tanpa (Cermin
Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 47) serangan akut, dibedakan menjadi:
a. Yang disertai keluhan telinga : Otitis media kronika, meningitis Tb,
labirintitis kronis, Lues serebri, lesi labirin akibat bahan ototoksik,
tumor serebelopontin.
b. Tanpa keluhan telinga : Kontusio serebri, ensefalitis pontis, sindrom
pasca komosio, pelagra, siringobulbi, hipoglikemi, sklerosis
multipel, kelainan okuler, intoksikasi obat, kelainan psikis, kelainan
kardiovaskuler, kelainan endokrin.
c. Vertigo yang dipengaruhi posisi : Hipotensi ortostatik, Vertigo
servikalis.
3. Vertigo yang serangannya mendadak/akut, kemudian berangsur-angsur
mengurang, dibedakan menjadi :
a. Disertai keluhan telinga : Trauma labirin, herpes zoster otikus,
labirintitis akuta, perdarahan labirin, neuritis n.VIII, cedera pada
auditiva interna/arteria vestibulokoklearis.
b. Tanpa keluhan telinga : Neuronitis vestibularis, sindrom arteria
vestibularis anterior, ensefalitis vestibularis, vertigo epidemika,
sklerosis multipleks, hematobulbi, sumbatan arteria serebeli inferior
posterior.
B. Etiologi
1. Penyakit Sistem Vestibuler Perifer :
a. Telinga bagian luar : serumen, benda asing.
b. Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media
purulenta akuta, otitis media dengan efusi, labirintitis, kolesteatoma,
rudapaksa dengan perdarahan.
c. Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma, serangan
vaskular, alergi, hidrops labirin (morbus Meniere ), mabuk gerakan,
vertigo postural.
d. Nervus VIII. : infeksi, trauma, tumor.
e. Inti Vestibularis: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria
serebeli posterior inferior, tumor, sklerosis multipleks.
2. Penyakit Sistem Saraf Pusat
a. Hipoksia Iskemia otak. : Hipertensi kronis, arterios-klerosis, anemia,
hipertensi kardiovaskular, fibrilasi atrium paroksismal, stenosis dan
insufisiensi aorta, sindrom sinus karotis, sinkop, hipotensi ortostatik,
blok jantung.
b. Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses, lues.
c. Trauma kepala/ labirin.
d. Tumor.
e. Migren.
f. Epilepsi
3. Kelainan endokrin: hipotiroid, hipoglikemi, hipoparatiroid, tumor
medulla adrenal, keadaan menstruasi-hamil-menopause.
4. Kelainan psikiatrik: depresi, neurosa cemas, sindrom hiperventilasi,
fobia.
5. Kelainan mata: kelainan proprioseptik.
6. Intoksikasi.
C. Patofisiologi
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang
disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam
sistem ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus
menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain
yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang
menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan
vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh
reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan
kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor
visual dan yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik.
Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi
alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan
proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam
keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul
berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan
bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya
terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer
atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang
gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan
terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping
itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul
gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat
berdiri/ berjalan dan gejala lainnya.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. ENG
2. Audiometri dan BAEP
3. Psikiatrik
4. Laboratorium
5. Radiologik dan Imaging
6. EEG, EMG, dan EKG
F. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan tergantung pada penyebabnya. Obat untuk mengurangi
vertigo yang ringan adalah meklizin, dimenhidrinat, perfenazin dan
skopolamin. Skopolamin terutama berfungsi untuk mencegah motion
sickness, yang terdapat dalam bentuk plester kulit dengan lama kerja selama
beberapa hari. Semua obat diatas bisa menyebabkan ngantuk, terutama pada
usia lanjut. Skopolamin dalam bentuk plester kulit memiliki efek.
3. Struktur keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam diantaranya adalah:
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudar dalam
beberapa generasi, dimana hubungab itu disusun melalui jalur garis
ibu.
c. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami
d. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
isteri.
e. Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan suami atau isteri.
4. Ciri-ciri struktur keluarga
a. Terorganisasi
Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga
b. Keterbatasan
Setiap anggota keluarga memiliki kebebasan tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugas
masing-masing
c. Perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-
masing.
6. Fungsi keluarga
a. Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, yaitu:
1) Fungsi biologis
a) Untuk meneruskan keturunan
b) Memelihara dan membesarkan anak
c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d) Memelihara dan merawat anggota keluarga
2) Fungsi psikologis
a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
3) Fungsi sosialisasi
a) Membina sosialisasi pada anak
b) Membentuk norma –norma tingkah laku dengan tingkat
perkembangan anak
c) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4) Fungsi ekonomi
a) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga
untukmemenuhi kebutuhan keluarga.
c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa
yang akan datang misalnyapendidikan anak-anak jaminan
hari tua dan sebagainya.
5) Fungsi pendidikan
a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan
bakat dan minat yang dimiliki
b) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat
perkembangannya.
2) Menentukan masalah
Dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga ada 5 (lima) hal yang harus diperhatikan yaitu :
a) Menentukan tipologi kesehatan dan keperawatan keluarga
Dalam menentukan tipologi masalah kesehatan
keluarga ada tiga (3) kelompok masalah besar yaitu :
1. Ancaman kesehatan
a. Penyakit keturunan, seperti asma bronciale,
diabetes melitus
b. Keluarga/anggota keluarga menderita penyakit
menular, seperti YBC, GO dan hepatitis.
c. Jumlah anggota terlalu besar dan tidak sesuai
dengan kemampuan dan sumber daya keluarga,
seperti anak terlalu banyak sedangkan penghasilan
keluarag kecil
d. Resiko terjadi kecelakaan dalam keluarga misalnya
benda tajam diletakkan sembarangan, tangga
rumah terlalu curam
e. Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing-
masing anggota keluarga
f. Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan setres
antara lain : hibungan keluarga yang kurang
harmonis, hubungan anak dan orang tua tegang,
orang tua yang tidak dewasa
g. Sanitasi lingkungan yang buruk di antaranya :
ventilasi dan penerangan rumah kurang baik,
kebisingan, polusi udara, sumber air minum yang
tidak memenuhi syarat, tempat pembuangan tinja
mencenari air minum
h. Imunisasi anak yang tidak lengkap
i. Kebiasaan-kebiasaan yang merugikan kesehatan,
seperti : minum-minuman keras, tidak memakai
alas kaki
j. Riwayat persalinan sulit
2. Kurang atau tidak sehat
Adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan
yang termasuk didalamnya adalah :
a. Keadaan sakit, apakah sesudah atau belum
diagnosis
b. Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan
anak yang tidak sesuai dengan pertumbuhan
normal.
e) Menentukan scoring
Untuk menentukan scoring ada beberapa langkah yang
harus dilakuakan yaitu :
1. Tentukan skor untuk setiap criteria
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan
dengan bobot
3. Jumlah skor untuk semua criteria
4. Skor tertinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh bobot
a. Kurang pengetahuan/ketidaktahuan fakta
b. Rasa takut akibat masalah yang diketahui
Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan prioritas,
yaitu :
1. Sifat masalah; dalam menentukan masalah bobot yang
paling besar diberikan kepada keadaan sakit atau yang
mengancam kehidupan keluarga, yaitu keadaan sakit
atau pertumbuhan anak yang tidak sesuai dengan usia,
kemudian baru diberikan kapada hal-hal yang
mengancam kesehatan keluarga dan selanjutnya kepada
situasi krisis dalam keluarga dimana terjadi situasi
yang menuntut penyesuaian dalam keluarga.
2. Kemungkinan masalah dapat diubah, factor-faktor yang
mempengaruhi masalah yang dapat diubah adalah :
a. Pengetahuan, teknologi dan tindakan-tindakan
untuk menangani masalah
b. Sumber daya keluarga, diantaranya keuangan,
tenaga, sran dan prasarana
c. Sumber daya perawatan, diantaranya adalah
pengetahuan keterampilan dan waktu
d. Sumber daya masyarakat, dapat dalam bentuk
fasilitas, organisasi seperti posyandu.
3. Potensi masalah untuk dicegah, hal-hal yang perlu
diperhatikann dalm melihat potensi masalah adalah :
a. Kepelikan atau kesulitan masalah, hal ini berkaitan
dengan beratnya atau masalah yang menunjukkan
kepada prognosa dan beratnya masalah.
b. Lamanya masalah, berhubungan dengan jangka
waktu terjadinya masalah. Lamanya masalah
berhiubungan erat dengan beratnya masalah yang
menimpa kelurga dan potensi masalh untuk
dicegah. Tindakan yang sudah dan sedang
dijalankan, adalah tindakan untuk mencegah dan
memperbaiki masalah dalam rangka meningkatkan
status kesehatan keluarga.
b. Perencanaan
Langkah selanjutnya setelah pengkajian dan perumusan masalah
adalah menyusun perencanaan perawatan dan kesehatan keluarga.
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang
ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan, dalam memecahkan
masalah kesehatan dari perencanaan, yaitu :
1) Masalah kesehatan
2) Masalah keperawatan
3) Sasaran
4) Tujuan
5) Kriteria
6) Standar
7) Intervensi
Ciri-ciri rencana perawatan keluarga, yaitu :
1) Rencana perawatan keluarga berhubungan dengan masa dating
2) Berkaitan denhgan masalah kesehatan dan keperawatan yang
diidentifikasi
3) Rencana perawatan merupakan cara untuk mencapai tujuan
4) Merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus-menerus
c. Implementasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap kel;uarga,
didasarkan kepada rencana asuhan keperawatan yang telah disusun.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan terhadap keluarga :
1) Sumber daya keluarga (keuangan)
2) Tingkat pendidikan keluarga
3) Adat istiadat yang berlaku
4) Respon dan penerimaan keluargasarana dan prasarana dalam
keluarga
d. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai
atau tidak.Evaluasi berkaitan dengan tujuan. Tolok ukur yang
dipergunakan dalam evaluasi adalah :
1) Kriteria keberhasilan
2) Standar keperawatan
3) Keadaan fisik, misalnya peningkatan BB anak
4) Pengetahuan dan perubahan, keluarga melaksanakan petunjuk-
petunjuk tentang perawatan dan kesehatan yang telah diberikan
oleh perawat.
5) Psikologi dan sikap, misalnya berkembangnya sikap positif
keluarga terhadap perawat dalam memberikan asuhan di rumah.
Alasan pentingnya evaluasi :
1) Menghentikan tindakan/kegiatan yang tidaak berguna
2) Untuk menambah ketepatgunaan tindakan keperawatan
3) Sebagai bukti hasil dari tindakan keperawatan
4) Untuk mengembangkan dan menyempurnakan praktik
keperawatan.
Metode yang digunakan untuk penilaian atau evaluasi, yaitu :
1) Observasi langsung, mengamati secara langsung perubahan yang terjadi
dalam keluarga
2) Wawancara, mewawancarai keluarga yang berkaitan dengan perubahan
sikap apakah telah menjalankan anjuran yang telah diberiakn oleh
perawat.
3) Memeriksa laporan. Dapat lihat dari rencana asuhan keperawatan yang di
buat dan tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana
4) Latihan stimulasi, latihan stimulasi berguna dalm menentukan
perkembangan kesanggupan melaksanakan asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, Gloria M, et all. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC). Jakarta: Elsevier
Herdman, T. Heather. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017
Edisi 10. Jakarta: EGC
Lumban Tobing. S.M, .2003. Vertigo Tujuh Keliling. Jakarta : FK UI
Moorhead, Sue, et all. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). Jakarta: Elsevier
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Data Umum
Nama kepala keluarga : Tn. S
Umur : 53 tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa
Alamat : Purworejo
No Nama Lengkap Jenis Hubungan Umur Status Pekerjaan
kelamin dg KK perkawina
n
1. Tn. S L Suami 54 tahun Kawin PNS
2. Ny. E P Istri 52 tahun Kawin IRT
3. Nn. A P Anak 20 tahun Belum Pelajar
kawin
4. An. Ar P Anak 11 tahun Belum Pelajar
kawin
2. Genogram
3. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. S termasuk keluarga inti (nuclear family), karena
terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.
4. Suku/bangsa
Tn. S adalah suku Jawa dan Ny. E adalah suku Jawa, tidak ada
budaya atau istiadat yang dianut keluarga yang dapat merugikan
kesehatan keluarga.
5. Agama
Keluarga Tn. S beragama Islam, tidak ada nilai kepercayaan yang
merugikan kesehatan maupun pemahaman yang bertentangan dengan
kesehatan atau dapat mempengaruhi budaya.
6. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Penghasilan rata-rata ± Rp. 3.000.000,- per bulan yang didapat dari
hasil pekerjaan Tn. S sebagai PNS.
7. Aktifitas rekreasi keluarga
Rekreasi jarang dilakukan oleh keluarga. Keluarga menikmati hari
libur dengan bersantai bersama di rumah. Untuk kegiatan olahraga, Tn. S
dan Ny. E sering jalan-jalan pagi setelah sholat subuh.
Keterangan:
1 : teras rumah 7 : ruang shola
2 : kamar anak 8 : kamar mandi
3 : ruang tamu 9 : sumur
4 : kamar anak 10 : dapur
5 : kamar utama 11 : garasi
6 : ruang tv
D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi yang biasa digunakan adalah menggunakan bahasa
Jawa. Komunikasi keluarga sifatnya terbuka satu sama lain dan dua arah.
Sehingga apabila ada masalah akan cepat terselesaikan dengan adanya
partisipasi dari seluruh anggota keluarga.
2. Struktur kekuatan keluarga
Dalam keluarga dari pihak suami atau istri keduanya saling
menghargai dan mendukung. Anak-anak cukup patuh pada orang tua.
Pengambilan keputusan terletak pada kepala keluarga yaitu Tn. S.
3. Struktur peran
Tn. S sebagai kepala keluarga dan sebagai anggota masyarakat,
sedangkan Ny. E sebagai istri dan ibu rumah tangga yang mengurusi
keperluan suami dan anaknya. Sedang Nn. A sebagai mahasiswa di luar
kota, dan An. Ar sebagai anak siswa sekolah dasar yang aktif dalam
bermain dan senang bergaul dengan teman-teman yang berada di sekitar
rumahnya.
4. Nilai dan norma keluarga
Keluarga cukup taat dalam melaksanakan kewajiban agamanya yaiut
ibadah sholat lima waktu. Setiap anggota keluarga saling menghargai
satu sama lain.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Keluarga Tn. S tampak rukun dan damai, terdapat perasaan memiliki
dan dimiliki dalam keluarga dan adanya dukungan terhadap anggota
keluarga yang lainnya.
2. Fungsi sosialisasi
Hubungan dalam keluarga Tn. S tampak harmonis, hubungan
dengan tetangga juga harmonis dengan adanya tetangga yang sering
duduk di teras rumah Tn. S.
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan
Keluarga belum mengetahui mengenai fakta-fakta dari masalah
kesehatan yang sedang dialami keluarga, yaitu meliputi pengertian,
tanda dan gejala, faktor penyebab, terlihat keluarga tidak tau kalau
salah satu keluarga menderita Vertigo.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
Keluarga Tn. S tidak mampu mengambil keputusan untuk
mengatasi masalah kesehatan yang dialaminya, karena Tn. S merasa
takut untuk memeriksakan keadaannya ke dokter atau ke rumah
sakit.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Tn. S belum mengerti cara perawatan yang
berhubungan dengan penyakit Vertigo.
d. Memelihara lingkungan rumah yang sehat
Keluarga cukup mampu memodifikasi lingkungan yang dapat
meningkatkan gizi bagi keluarga.
e. Menggunakan fasilitas pelayana kesehatan
Bila ada anggota keluarga yang sakit, selalu dibawa berobat ke
puskesmas atau rumah sakit.
4. Fungsi reproduksi
Keluarga Tn. S mempunyai tiga orang anak perempuan dari istri
pertamanya. Sedangkan dengan istri kedua, klien tidak memiliki anak.
5. Fungsi ekonomi
Keluarga Tn. S mempunyai penghasilan yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
G. Pemeriksaan Fisik
Px. Fisik Tn. S Ny. E Nn. A An. Ar
TD 120/80 mmHg 120/75 mmHg 110/70 mmHg 110/80 mmHg
N 86 x/mnt 80 x/mnt 76 x/mnt 80 x/mnt
RR 20 x/mnt 22 x/mnt 20 x/mnt 23 x/mnt
BB 63 kg 58 kg 45 kg 39 kg
Kepala Mesocepal Mesocepal Mesocepal Mesocepal
Rambut Bersih Beruban, Bersih Bersih
bersih
Konjungtiva Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis
Sklera Tidak ikterik Tidak ikterik Tidak ikterik Tidak ikterik
Hidung Bersih Bersih Bersih Bersih
Telinga Bersih Bersih Bersih Bersih
Mulut Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir
lembab lembab lembab lembab
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar tyroid
tyroid tyroid tyroid
Paru-paru I: bentuk dada I: bentuk dada I: bentuk dada I: bentuk dada
simetris simetris simetris simetris
P: vocal P: vocal P: vocal P: vocal
fremitus kanan fremitus kanan fremitus kanan fremitus kanan
kiri teraba sama kiri teraba sama kiri teraba sama kiri teraba sama
P: sonor P: sonor P: sonor P: sonor
A: vesikuler, A: vesikuler, A: vesikuler, A: vesikuler,
Tidak ada suara Tidak ada suara Tidak ada suara Tidak ada suara
tambahan, tambahan, tambahan, tambahan,
Jantung I: ictus cordis I: ictus cordis I: ictus cordis I: ictus cordis
tidak tampak tidak tampak tidak tampak tidak tampak
P: IC teraba di P: IC teraba di P: IC teraba di P: IC teraba di
ICS 5 mid ICS 5 mid ICS 5 mid ICS 5 mid
clavicula clavicula clavicula clavicula
P: Pekak P: Pekak P: Pekak P: Pekak
A: tidak ada A: tidak ada A: tidak ada A: tidak ada
bunyi tambahan bunyi tambahan bunyi tambahan bunyi tambahan
J. Analisa Data
No Tanggal, jam Data Etiologi Problem
DS: Agen cidera Nyeri akut
1. Tn. S mengatakan biologis
merasa pusing yang
Ditandai
berputar-putar
dengan pusing
P : kelelahan, telat makan
yang tiba-tiba
Q: seperti berputar-putar
R: pusing di bagian seperti
temporal berputar-putar
S: 5 (dari 1-10)
T : sering terjadi saat
kelelahan
DO: ekspresi wajah
meringis
Skoring Masalah
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
Masalah Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis ditandai dengan
adanya pusing seperti berputar-putar yang terjadi saat Tn. S mengalami
kelelahan dan telat makan
2. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi ditandai
dengan pernyataan keluarga yang belum mengetahui tentang penyakit
vertigo.
K. Intervensi Keperawatan
No Kriteria hasil Intervensi
dx
1. Setelah dilakukan perawatan 2x24 jam 1. Lakukan Lakukan
diharapkan nyeri pada pusing seperti pengkajian nyeri
berputar-putar klien dapat teratasi dengan secara komprehensif
kriteria hasil: yang meliputi lokasi,
1. Nyeri yang dilaporkan dari skala 4 (cukup karakteristik, onset /
berat) menjadi skala 5 (tidak ada) durasi, frekuensi,
2. Panjangnya episode nyeri dari skala 4 kualitas, intensitas
(cukup berat) menjadi skala 5 (tidak ada) atau beratnya nyeri
3. Tidak bisa istirahat dari skala 4 (cukup dan faktor pencetus
2. Kurangi atau
berat) menjadi skala 5 (tidak ada)
eliminasi faktor-
4. Ekspresi nyeri di wajah dari dari skala 4
faktor yang dapat
(cukup berat) menjadi skala 5 (tidak ada)
mencetuskan atau
meningkatkan nyeri
(misalnya, ketakutan,
kelelahan, keadaan
monoton dan kurang
pengetahuan)
3. Dukung
istirahat/tidur yang
adekuat untuk
membantu
penurunan nyeri.
4. Ajarkan penggunaan
metode non
farmakologi
2. Setelah dilakukan perawatan 2x24 jam 1. Kaji tingkat
diharapkan defisiensi pengetahuan klien dan pengetahuan pasien
keluarga teratasi dengan kriteria hasil: terkait dengan proses
1. Faktor-faktor penyebab dan faktor yang penyakit yang
berkontribusi dari skala 3 (pengetahuan spesifik.
sedang) menjadi skala 5 (pengetahuan 2. Beri informasi
sangat banyak) kepada
2. Strategi untuk mengelola kenyamanan keluarga/orang yang
dari skala 3 (pengetahuan sedang) penting bagi pasien
menjadi skala 5 (pengetahuan sangat mengenai
banyak) perkembangan
3. Pentingnya istirahat yang cukup dari pasien, sesuai
skala 3 (pengetahuan sedang) menjadi kebutuhan.
skala 5 (pengetahuan sangat banyak) 3. Edukasi pasien
mengenai tindakan
untuk
mengontrol/memini
malkan gejala, sesuai
kebutuhan.
P: lanjutkan intervensi
1. lakukan pengkajian
nyeri secara
komprehensif
2. kurangi atau
mengliminasi
faktor-faktor yang
dapat mencetuskan
nyeri
3. dukung
istirahat/tidur yang
adekuat
4. ajarkan penggunaan
metode non
farmakologi (nafas
dalam).
2 1. Mengkaji tingkat pengetahuan S: klien mengatakan
pasien terkait dengan proses tidak mengetahui kenapa
penyakit yang spesifik. bisa mengalami keluhan
2. Memberi informasi kepada seperti pusing berputar-
keluarga/orang yang penting putar.
bagi pasien mengenai Keluarga klien
perkembangan pasien, sesuai mengatakan bingung
kebutuhan. bagaimana mengatasi
3. Mengedukasi pasien mengenai saat klien mengalami
tindakan untuk pusing.
mengontrol/meminimalkan Keluarga mengatakan
gejala, sesuai kebutuhan. belum tau bagaimana
perawatan yang benar
untuk mengalami
masalah Tn. S
O: klien menunjukkan
wajah bingung, keluarga
berusaha untuk merawat
Tn. S dengan sebaik
mungkin.
A: masalah defisiensi
pengetahuan belum
teratasi.
P: lanjutkan intervensi
1. beri informasi
kepada keluarga
mengenai
perkembangan
pasien, sesuai
kebutuhan.
2. edukasi pasien
mengenai tindakan
untuk
mengontrol/memini
malkan gejala,
sesuai kebutuhan.
Minggu, 1 1. Melakukan pengkajian nyeri S: klien mengatakan
16 Juli secara komprehensif yang masih merasa pusing
2017 meliputi lokasi, karakteristik, seperti berputar-putar.
onset / durasi, frekuensi, Klien mengatakan sudah
kualitas, intensitas atau mempraktikkan untuk
beratnya nyeri dan faktor nafas dalam saat merasa
pencetus pusing
2. Mengurangi atau mengliminasi
Klien mengatakan
faktor-faktor yang dapat
pusing sedikit berkurang
mencetuskan atau
setelah dilakukan nafas
meningkatkan nyeri (misalnya,
dalam.
ketakutan, kelelahan, keadaan P : kelelahan, telat makan
monoton dan kurang Q:seperti berputar-putar
pengetahuan) R: pusing di bagian
3. Mendukung istirahat/tidur yang temporal
adekuat untuk membantu S: 4 (dari 1-10)
penurunan nyeri. T : sering terjadi saat
4. Mengajarkan penggunaan kelelahan
metode non farmakologi
O: TD: 120/70 mmHg ,
N: 82 x/mnt , RR: 22
x/mnt,
Klien seperti menahan
pusing.
P: lanjutkan intervensi
1. lakukan pengkajian
nyeri secara
komprehensif
2. kurangi atau
mengliminasi
faktor-faktor yang
dapat mencetuskan
nyeri
2 1. Mengkaji tingkat pengetahuan S: klien mengatakan
pasien terkait dengan proses sudah paham dengan
penyakit yang spesifik. penjelasan yang
2. Memberi informasi kepada diberikan oleh perawat.
keluarga/orang yang penting Keluarga mengatakan
bagi pasien mengenai akan merawat klien
perkembangan pasien, sesuai sesuai arahan yang
kebutuhan. diberikan perawat
3. Mengedukasi pasien mengenai
tindakan untuk O: klien dan keluarga
mengontrol/meminimalkan berusaha memahami
gejala, sesuai kebutuhan. materi yang
disampaikan perawat.
Keluarga dan klien
mampu menjawab
pertanyaan dari perawat
mengenai materi yang
diberikan.
A: masalah defisiensi
pengetahuan sudah
teratasi
P: hentikan intervensi.