Kenaikan Konsumsi Bawang Putih (Ton) : I. Pendahuluan
Kenaikan Konsumsi Bawang Putih (Ton) : I. Pendahuluan
I. PENDAHULUAN
dalam negeri menyebabkan selisih atau kekosongan yang cukup besar diantara
konsumsi dan produksi dalam negeri. Hal ini pemerintah melakukan beberapa
kebijakan, salah satunya adalah import. Beberapa komoditas yang dikenai kebijakan
besar. beberapa komoditas pertanian mempunyai tingkat konsumsi yang cukup besar
di Indonesia, baik itu konsumsi untuk rumah tangga (individu) maupun konsumsi
Indonesia adalah bawang putih. Hal ini terlihat pada gambar 1.1 di bawah ini.
0
1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015
-200000
Dari gambar 1.1 dapat diketahui bahwa Indonesia memiliki kenaikan konsumsi
yang berfluktuatif. Pada mulanya kenaikan konsumsi cenderung stabil tetapi setelah
tahun 1992 kenaikan tersebut cenderung tidak stabil. Terkadang kenaikan konsumsi
bawang putih meningkat dan terkadang menurun tetapi berdasar gambar 1.1 kenaikan
produk pertanian yaitu bawang putih. Kebutuhan impor Indonesia mencapai dua kali
kebutuhan bawang putih brazil yaitu sebesar 361289 ton bawang putih untuk
Indonesia dan 153141 ton untuk brazil. Hal ini membuktikan bahwa bagi Indonesia
Bawang putih adalah nama tanaman dari genus Allium sekaligus nama dari
umbi yang dihasilkan. Umbi dari tanaman bawang putih merupakan bahan utama
untuk bumbu dasar masakan Indonesia. Klasifikasi ilmiah bawang putih dapat dilihat
bawang putih juga digunakan sebagai bahan obat dan bahan kosmetik. Beberapa
ANALISIS KONSUMSI DAN KETERSEDIAAN BAWANG PUTIH DI INDONESIA
I PUTU EKA WIJAYA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/ 3
manfaat bawang putih dibidang kesehatan dan kecatikan dapat dijelaskan sebagai
6. Meningkatkan pencernaan
Berbagai manfaat yang mampu diberikan oleh bawang putih membuat bawang
putih menjadi komoditas yang mempunyai tingkat konsumsi yang besar. konsumsi
bawang putih tersebut dapat dibagi menjadi dua yaitu konsumsi rumah-tangga dan
konsumsi industry. Dari data BPS diketahui bahwa dalam 10 tahun terakhir dari 2001
hingga 2010 besarnya konsumsi bawang putih pertahun untuk industry kurang dari 5
persen. Hal ini menunjukan bahwa konsumsi terbesar adalah dari sector rumah-
tangga. Konsumsi yang besar ini tidak diimbangi dengan ketersediaan dalam negeri
yang besar sehingga kegiatan impor pun tidak dapat terelakan. Pemerintah melalui
mampu melindungi produsen dan meningkatkan produksi dalam negeri. Salah satu
ANALISIS KONSUMSI DAN KETERSEDIAAN BAWANG PUTIH DI INDONESIA
I PUTU EKA WIJAYA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/ 4
bertujuan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas sector pertanian dan pada
sumber bahan makanan yang berasal dari sector agraris tetapi pada kenyataannya
Indonesia terus melakukan impor bawang putih hingga FAO menobatkan Indonesia
Tabel dibawah ini menggambarkan luas panen, produksi dan hasil panen di
Tabel 1.2. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Indonesia Selama 15 Tahun
Bawang Putih
Tahun Luas Panen Produksi Produktivitas
(ha) (ton) (ton/ha)
1997 18.566 102.283 5,5
1998 18.238 83.664 4,6
1999 12.936 62.222 4,8
2000 9.981 59.008 5,9
2001 9.279 49.573 5,3
2002 7.923 46.393 5,9
2003 6.345 38.957 6,1
2004 4.930 28.851 5,9
2005 3.280 20.733 6,3
2006 3.146 21.051 6,7
2007 2.690 17.313 6,4
2008 1.922 12.339 6,4
2009 2.293 15.419 6,7
2010 1.816 12.295 6,8
2011 1.828 14.749 8,1
Sumber. BPS, Jakarta (2013) data diolah
Tabel 1.2 menggambarkan bahwa luas panen selama lima belas tahun
cenderung mengalami penurunan walaupun ada beberapa tahun dimana luas panen
meningkat seperti pada tahun 2006, 2009, dan 2011. Hal ini berpengaruh juga pada
produksi yang cenderung menurun meskipun ada beberapa tahun dimana produksi
putih meskipun mahal tapi harga yang tidak bersaing akan merugikan petani. Hasil
Beberapa hal diatas menyebabkan bawang putih impor tidak dapat terelakan
untuk didatangkan ke Indonesia. Hal ini juga didukung kebijakan pemerintah yang
ANALISIS KONSUMSI DAN KETERSEDIAAN BAWANG PUTIH DI INDONESIA
I PUTU EKA WIJAYA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/ 6
tanggal 22 April 2013 tentang Ketentuan Impor Produk Hortikultura. Salah satu
poinnya adalah dihapusnya sistem kuota impor untuk bawang putih. Hal ini akan
Indonesia akan barang impor serta akan mematikan usahatani bawang putih.
Inti dari ulasan diatas tingkat konsumsi penduduk Indonesia akan bawang putih
tidak diimbangi dengan tingkat produksi bawang putih Indonesia sehingga Indonesia
membuat Indonesia melakukan impor bawang putih. Dalam penelitian ini mencoba
memecahkan beberapa masalah yang terkait dengan konsumsi dan produksi bawang
putih.
Bawang Putih merupakan salah satu produk dari tanaman hortikultura yang
memiliki permintaan yang cukup tinggi. Permintaan yang tinggi didasari oleh
permintaan yang cukup tinggi akan produk bawang putih tersebut dan memiliki pula
konsumsi yang tinggi, akan tetapi konsumsi tersebut tidak seimbang atau sesuai
dengan produksi yang mampu atau dapat dihasilkan oleh Negara Indonesia sehingga
Indonesia harus melakukan kebijakan impor bawang putih pada saat permintaan
bawang putih tersebut tinggi agar ketersediaan bawang putih di Indonesia meningkat.
Pada dasarnya tingkat konsumsi yang tinggi mampu dipandang sebagai peluang bagi
ANALISIS KONSUMSI DAN KETERSEDIAAN BAWANG PUTIH DI INDONESIA
I PUTU EKA WIJAYA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/ 7
Konsumsi bawang putih terdiri dari dua macam yaitu konsumsi bagi rumah
tangga dan konsumsi untuk industry. Sebagian besar konsumsi dilakukan oleh sector
rumah tangga. Konsumsi yang tinggi dari bawang putih mencerminkan bahwa
bawang putih sangat penting bagi konsumen sehingga mempunyai nilai yang cukup
tinggi. Manfaat bawang putih tidak hanya berperan sebagai bahan makanan saja
Tingkat konsumsi ini tidak seimbang dengan produksi bawang putih dalam
negeri. Produksi bawang putih dalam negeri yang kecil tidak mampu mencukupi
kebutuhan dalam negeri itu sendiri. Tabel 3 menggambarkan jumlah luas panen yang
mengecil yang menyebabkan produksi dalam negeri juga makin mengecil dari tahun
konsumsi dan produksi dalam negeri tersebut selama beberapa tahun ke depan
konsumsi dan produksi bawang putih di Indonesia maka permasalahan yang ingin
Indonesia.
Indonesia
20 tahun mendatang.
1.3 Tujuan
diatas maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Indonesia.
Indonesia
ANALISIS KONSUMSI DAN KETERSEDIAAN BAWANG PUTIH DI INDONESIA
I PUTU EKA WIJAYA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/ 9
20 tahun mendatang.
Sesuai dengan latar belakang, perumusan masalah dan tujuan penelitian ini,
maka kegunaan atau manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
merupakan salah satu syarat guna memperoleh derajat Megister of Science pada
2. Bagi Pembaca, penelitian ini sebagai bahan informasi mengenai konsumsi dan
serta studi terdahulu dalam penelitian yang akan dilakukan peneliti selanjutnya
3. Bagi pemerintah Indonesia dan instansi yang terkait, hasil penelitian ini dapat
impor dengan bawang putih lokal. Konsumsi yang digunakan adalah konsumsi secara