Gizikia
Gizikia
id/kesepakatanhasilkoordinasiteknispusatdandaerahterintegrasiprogramkesehatankerjadanolahragadenganprogram…
Kesepakatan Hasil Koordinasi Teknis Pusat dan Daerah Terintegrasi
Program Kesehatan Kerja dan Olahraga dengan Program Pelayanan
Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer Tahun 2013
Dirjen Bina Gizi dan KIA Dr. dr. H. Slamet Riyadi Yuwono,
DTM&H, MARS saat memberikan arahan pada Pertemuan
Rakontek Pusat dan Daerah Integrasi Program Kesjaor dan
Yankes Tradkom.
Pelaksanaan pertemuan koordinasi teknis pusat dan daerah yang terintegrasi antara Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga dengan Direktorat Bina Kesehatan Tradisional, Alternatif
dan Komplementer pada tahun 2013 merupakan kegiatan pertama kali sejak kedua direktorat ini lahir berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan. Sesuai dengan harapan Dirjen Bina Gizi dan KIA akan penting dan perlunya menyelenggarakan kegiatan nasional yang terintegrasi
khususnya di lingkungan Ditjen Bina Gizi dan KIA sehingga dapat terjalin komunikasi dan sharing terkait pelaksanaan kegiatan program Kesjaor dan Yankestradkom, dapat
mengintergrasikan kegiatan kedua program tersebut di lapangan (masyarakat) serta untuk efisiensi penggunaan anggaran. Kegiatan yang berlangsung selama 4 hari dari tanggal 10 – 13 April
2013 di Bandung juga bertujuan diantaranya untuk sosialisasi dukungan BOK untuk pencapaian Renstra, isuisu terkini, dukungan lintas sektor dan lintas program, serta kebijakan
dan upaya pengembangan tentang program Kesjaor dan Yankes Tradkom; mendapatkan masukan terkait implementasi pelayanan kesehatan CTKI, pengembangan kesehatan perkotaan,
capaian integrasi, implementasi capaian dan inovasi program Kesjaor dan Yankes Tradkom; adanya laporan kegiatan sampai dengan triwulan 1 tahun 2013.
Kegiatan diikuti oleh peserta pusat dan daerah, diantaranya adalah kepala bidang yang menangani Program Yankes Tradkom dan Program Kesja & Olahraga, kepala seksi yang menangani
Program Yankes Tradkom dan Program Kesja & Olahraga, staf yang mengelola Program Yankes Tradkom, staf yang mengelola Program Kesja & Olahraga dari 33 provinsi, kepala bidang
yang menangani pengawasan ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja Provinsi; serta beberapa lintas program/sektor dan UPT terkait. Beberapa narasumber dari lintas program dan lintas sektor
yang memberikan paparan untuk bahan diskusi kelompok dan pengembangan program, yaitu dari Sesditjen Bina Gizi dan KIA, Direktur Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif
dan Komplementer, Direktur Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga, serta dari Ditjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kementerian Dalam Negeri, Ditjen Pembinaan dan Pengawasan
Ketenagakerjaan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, Badan POM, Ditjen Otonomi Daerah Kementerian
Dalam Negeri, Komisi Penyiaran Indonesia, Sekretaris Komite TKI Kementerian Kesehatan, Perkumpulan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga, Program Studi Kajian Perkotaan PPsUI,
Dinkes Provinsi Lampung, Dinkes Kabupaten Lamongan, RSUD Cengkareng, Dinkes Provinsi Jawa Timur, Dinkes Kota Cilegon, Dinkes Kabupaten Lumajang, BKKM Bogor, dan
BKOM Kalimantan Selatan.
Adapun butirbutir kesepakatan hasil pertemuan yang ditandatangani oleh seluruh perwakilan daerah dan UPT Kesjaor dan Yankes Tradkom untuk dapat dijadikan sebagai dasar
meningkatkan pelaksanaan kedua program di daerah sesuai tugas pokok dan fungsi masingmasing adalah sebagai berikut:
1. Program Kesehatan Kerja dan Olahraga serta Program Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer merupakan program kesehatan yang harus
mendapat perhatian serius dalam rangka pencapaian citacita masyarakat Indonesia dalam bidang kesehatan yaitu Derajat Kesehatan yang setinggitingginya. Hal ini sangat
penting untuk meningkatkan kualitas hidup seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali, sehingga Indonesia di kancah dunia menjadi negara yang kuat dan disegani.
2. Hal lain yang dapat dicapai dengan menjalankan programprogram tersebut diatas adalah semua kesepakatan di dunia yang telah diratifikasi oleh Indonesia dapat
dilaksanakan dengan segala keyakinan dan penuh tanggung jawab, salah satunya adalah percepatan pencapaian MDG’s yang ditargetkan dapat tercapai pada akhir tahun
2015. .
3. Mengingat sisa waktu pencapaian target MDG’s yang demikian sempitnya, maka sebagai salah satu program pendukung pencapaian target, dirasa perlu segera dilakukan
terobosanterobosan yang inovatif dalam pelaksanaan programprogram Kesehatan Kerja dan Olah Raga serta Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif, dan
Komplementer.
4. Terobosanterobosan yang diharapkan dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
Terobosan untuk Program Kesehatan Kerja dan Olahraga yakni:
http://www.gizikia.depkes.go.id/kesepakatanhasilkoordinasiteknispusatdandaerahterintegrasiprogramkesehatankerjadanolahragadenganprogramp… 1/2
7/31/2015 www.gizikia.depkes.go.id/kesepakatanhasilkoordinasiteknispusatdandaerahterintegrasiprogramkesehatankerjadanolahragadenganprogram…
Terobosan untuk Program Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer yakni dengan: :
Inventarisasi potensi kearifan lokal dan pemetaan kondisi dan permasalahan yang ada di daerah masingmasing.
Mengintegrasikan pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer yang sudah dapat dipertanggungjawabkan keamanan dan manfaatnya bagi kesehatan di
fasilitas kesehatan baik Rumah Sakit maupun Puskesmas.
Pembinaan dan pengawasan yang lebih intensif terhadap penyelenggaraan pengobatan tradisional dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor serta menegakkan
sanksi bagi pelanggaran yang ada.
Memberdayakan masyarakat dalam selfcare dan pemanfaatkan TOGA untuk meningkatkan kesehatan mereka.
Langkahlangkah yang perlu segera dilakukan sebagai Rencana Tindak Lanjut kedua program tersebut di atas yang akan dilaksanakan di daerah masingmasing sebagai berikut :
A. PROGRAM KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA
Maping data dasar mengenai jumlah pekerja, lakilaki dan perempuan, jumlah industri formal dan informal dan penentuan prioritas sasaran sesuai besaran masalah di
daerah masingmasing.
Melakukan advokasi dan sosialisasi program yang berkesinambungan di tingkat Provinsi, dan Kabupaten/Kota
Melakukan integrasi Program Kesehatan Kerja dan Olahraga di Provinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmas dengan program untuk mendukung MDG’s seperti Kesehatan Ibu,
Gizi atau ASI, TB, HIV AIDS dan Malaria di tempat kerja dan masyarakat
Memperkuat Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif (GP2SP) di provinsi dan kabupaten/kota guna mendukung percepatan pencapaian target MDG’s khususnya
MDG’s nomor 1, 4 dan 5 melalui sosialisasi, Tim implementasi di tempat kerja dan pembinaan
Membentuk Tim/forum Kesehatan kerja di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dalam pelaksanaan kesehatan kerja
Memfasilitasi pelaksanaan pertemuan Tim atau Forum Kesehatan Kerja
Mensosialisasikan jabatan fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja dan mengusulkan pengangkatan jabatan fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja untuk pengangkatan di
provinsi, kabupaten/kota, BKKM, Puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya
Mendorong pelaksanaan kesehatan kerja di semua tempat kerja seperti fasilitas kesehatan, instansi Pemerintah, sektor informal dan perusahaan
Meningkatkan pelayanan kesehatan dan pembinaan pemantauan bagi CTKI di daerah masing, baik sebelum berangkat maupun setelah kembali ke tanah air.
Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan di provinsi, kabupaten/kota, puskesmas,rumah sakit ,BKKM, BKOM di bidang kesehatan kerja dan olahraga bekerjasama
dengan diklat, organisasi profesi dan Perguruan Tinggi
Meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan di propinsi, kabupaten/kota, BKKM, dan Puskesmas melalui orientasi atau pelatihan, bagi Puskesmas, RS dan fasilitas
kesehatan lainnya
Meningkatkan pemberdayaan kelompok pekerja baik di sektor informal melalui UKBM POS UKK maupun yang di sektor formal seperti P2K3/komite atau klinik perusahaan
Pembinaan dan pemantauan secara berkesinambungan di provinsi, kabupaten/kota dan Puskesmas dalam pelaksanaan kesehatan kerja dan olahraga khususnya di
kabupaten/kota dan Puskesmas percontohan
Bersamasama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi melakukan pembinaan ke tempat kerja di daerah
Meningkatkan pembinaan bagi klinik perusahaan oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan kabupaten/kota
Menggalang dukungan dari semua pemangku kepentingan seperti pemerintah daerah, dan pengusaha, serikat buruh/pekerja, organisasi profesi dan Perguruan Tinggi dalam
pelaksanaan kesehatan kerja dan olahraga
Melakukan penggandaan mediamedia promosi kesehatan kerja dan olahraga seperti pedoman, poster, brosur, film , talk show dll
Melakukan kajian dan penelitian terkait dengan permasalahan kesehatan kerja dan olahraga seperti pekerja di fasilitas kesehatan, sektor infomal dan perusahaan, tingkat
kebugaran jasmani karyawan / pekerja dan anak sekolah, calon jemaah haji dan masyarakat
Meningkatkan penyelenggaraan pembinaan latihan fisik selama kehamilan dan nifas melalui kelas ibu hamil di Puskesmas dan bidan praktek swasta.
Menyelenggarakan pembinaan kebugaran jasmani bagi anak sekolah melalui UKS dengan melibatkan Dinas Pendidikan.
B. PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL, ALTERNATIF & KOMPLEMENTER
Melakukan sosialisasi program Yankes Tradkom secara berkesinambungan di provinsi masingmasing dengan melibatkan para pelaksana program di kabupaten/kota dan
lintas sektor terkait.
Melaksanakan integrasi pelayanan kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer di Puskesmas dan Rumah Sakit, dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan
didukung oleh SK Kepala Dinas Kesehatan dan Direktur Rumah Sakit.
Mengupayakan biaya operasional pelayanan kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer melalui APBD dan sumber lainnya.
Meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan Puskesmas dan Rumah Sakit di bidang yankes tradkom melalui pelatihan dan pendidikan dari institusi yang terakreditasi sesuai
standar.
Menganjurkan Dinas Kabupaten/Kota untuk meregistrasi seluruh pengobat tradisional yang ada di wilayah kerjanya sebagai langkah awal pembinaan dan pengawasan.
Mendorong kabupaten/kota membentuk Tim Pembina dan Pengawasan di tingkat Kabupaten/Kota dan selanjutnya melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
periklanan dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer bersama lintas program dan lintas sektor terkait di wilayah kerja masing
masing
Melakukan koordinasi dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) di daerah dalam pengawasan iklan di media cetak maupun elektronik.
Meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui selfcare tradisional (ramuan dan pijat) dan pemanfaatan TOGA (Taman Obat Keluarga)
Mendukung manajemen, ketersediaan tenaga, sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer.
Mengoptimalkan fungsi dan peran SP3T untuk menginventarisasi dan mengkaji kearifan lokal masingmasing.
Dengan adanya hasil pertemuan berupa kesepakatan bersama di atas, diharapkan integrasi dalam implementasi kegiatan program Kesehatan Kerja dan Olahraga serta program Pelayanan
Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer di masyarakat dapat berjalan dengan efektif dan optimal. Semoga….
http://www.gizikia.depkes.go.id/kesepakatanhasilkoordinasiteknispusatdandaerahterintegrasiprogramkesehatankerjadanolahragadenganprogramp… 2/2