Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGATAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah, sehingga penulisan makalah yang berjudul
“Bakteri Streptococcus sp”, dapat terselesaikan dengan baik. Dalam penyusunan
makalah ini banyak tantangan dan hambatan yang kami alami, namun berkat
ketekunan dan kerja keras serta do’a sehingga semua itu dapat terlewati.
kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan.Kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna untuk dapat
memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam makalah ini.

ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar -------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ii
Daftar Isi --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang --------------------------------------------------------------------------------------------------- 1
1.2. Rumusan Masalah ---------------------------------------------------------------------------------------------- 1
1.3. Tujuan -------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 2
1.4. Manfaat ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Morfologi dan Sifat Streptococcus sp. ---------------------------------------------------------------------- 3
2.2. Klafikasi dari bakteri Streptococcus sp. --------------------------------------------------------------------- 4
2.3. Diagnosis laboratorium Streptococcus sp. ----------------------------------------------------------------- 7
2.4. Cara penularan Streptococcus sp. --------------------------------------------------------------------------- 8
BAB III

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bakteri adalah organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar
luasdibandingkan makhluk hidup yang lain. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup
didarat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang
menguntungkantetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang
membedakannya denganmahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan
prokariot serta umumnyatidak memiliki klorofil dan berukuran renik atau mikroskopik.
Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak bahaya kerusakan. Hal itu terlihat
darikemampuannya menginfeksi manusia, hewan, tumbuhan, dan menimbulkan penyakit
yang berkisar dari infeksi ringan sampai kepada kematian. Mikroorganisme juga dapat
mencemarimakanan, dan menimbulkan perubahan-perubahan kimiawi didalamnya,
membuat makanantersebut tidak dapat dikomsumsi atau bahkan beracun.
Manusia dan binatang memiliki flora normal yang melimpah dalam tubuhnya yang
penyakitmelimpah dalam tubuhnya yang biasanya tidak menyebabkan tetapi mencapai
keseimbanganyang menjamin bakteri dan inang untuk tetap bertahan, tumbuh dan
berpropagasi. Beberapa bakteri penting yang menyebabkan penyakit pada perbenihan
biasanya tumbuh bersamadengan flora normal (misalnya Streptococcus pneumoniae,
Staphylococcus aureus.) Ada beberapa bakteria yang sudah jelas patogen (misalnya
Salmonella typhi), tapi infeksitetap belum kelihatan atau subklinis dan inang merupakan
“pembawa” bakteri (Brooks,dkk 2005).
Salah satu jenis bakteri yang penting dalam klinis adalah Streptococcus. Bakteri ini
merupakan gram-positif kokus yang biasanya menjadi penyebab dari sakit
tenggorokan,infeksi-infeksi pada luka, dan banyak penyakit lain yang tak kalah penting yang
juga disebabkan olehnya.
Sebagai seorang analis kesehatan yang bertugas untuk menentukan diagnosis dari
berbagai penyakit yang mungkin itu bisa disebabkan oleh Streptococcus,sudah seharusnya
tenagaanalis kesehatan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai bakteri ini sendiri,
mulai dariciri khas atau karakteristiknya, bagaimana patogenesisnya, hingga bagaimana cara
diagnosis laboratorium yang tepat untuk jenis bakteri ini.Maka dari itu, dalam makalah ini
akan dibahas lebih lanjut mengenai bakteri Streptococcus sp.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Morfologi dan sifat atau ciri khas dari bakteri Sterptococcus sp.
Secara umum?
2. Bagaimana klasifikasi dari bakteri Streptococcus sp.?
3. Bagaimana diagnosis laboratorium untuk bakteri streptococcus sp.?
4. Bagaimana cara penularan Streptococcus sp.?

1
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui morfologi dan sifat atau ciri khas dari bakteri Streptococcus
sp. secara umum
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari bakteri Streptococcus sp.
3. Untuk mengetahui diagnosis laboratorium untuk bakteri Streptococcus sp.
4. Untuk mengetahui cara penularan Streptococcus sp.
1.4. Manfaat
1. Dapat mengetahui morfologi dan sifat atau ciri khas dari bakteri Streptococcus
sp. secara umum
2. Dapat mengetahui klasifikasi dari bakteri Streptococcus sp.
3. Dapat mengetahui diagnosis laboratorium untuk bakteri Streptococcus sp.
4. Dapat mengetahui cara penularan Streptococcus sp.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Morfologi dan sifat atau ciri kha Streptococcus sp.
Streptococcus adalah suatu yang memiliki bentuk seperti rangkaian rantai. Streptococcus
berasal dari kata “strepto” yang berarti rantai dan “coccus” yang
berarti bulat. Sebagian besar bakteri yang masuk dalam kelompok streptococcus dapat
hidup dilingkungan beroksigen ataupun tanpa oksigen.
Klasifikasi Ilmiah
Ordo : Eubacteriales
Family : Streptococcacease
Genus : Streptococcus
Spesies : Streptococcus pynogenes
Streptococcus agalactiae
Streptococcus equisimitis
Streptococcus Faecalis (S.bovis, S.equinus)
Streptococcus pneumonia
Streptococcus viridans (S.mitis, S. sanguis, S.milleri, S.mutans)
a. Morfologi Bakteru Streptococcus Sp.

Streptococcus merupakan bakteri gram-positif yang berdiameter 0,5 - 1µ, terdapat dimana-
mana, patogen atau normal pada hewan dan manusia dengan bentuk bulat sedikit lonjong,
tersusun seperti rantai yang khas (dua-dua). Kokus agak memanjang pada arah sumbu rantai,
panjangnya tergantung dari lingkungan dimanamedia cair akan lebih tumbuh panjang dari pada
media padat panjangnya terdiri dari 8 buah kokus atau lebih. Beberapa pembentuk kapsul
polisakarida. Pada perbenihan yang baru bakteri ini tergolong gram-positif, bila perbenihan
telah berumur beberapa haridapat berubah menjadi gram-negatif hal ini di sebabkan karena

3
nutrisi yang ada padasel bakteri telah berkurang sehingga lapisan peptidoglikan pada dinding
sel bakterimenipis, kecuali beberapa strain yng hidupnya saprofitik.

Beberapa Streptococcus memiliki kapsul berupa polisakarida yang dapat dibedakan dengan
Pheumococcus. Sebagian besar dari grup A, B, dan C memiliki kapsul yang terdiri dari asam
hyaluronat. Kapsul ini dapat menghalangi proses fagositosis. Dinding sel Streptococcus terdiri
dari protein (antigen M, T, R) karbohidrat (kelompok spesifik) dan peptidoglikan. Pili seperti
rambut terdapat dalam kapsul pada Streptococcus grup A.

b. Sifat

Streptococcus tumbuh secara aerob dan fakultatif anaerob, tumbuh baik pada pH 7,4-7,6
dimana suhu optimum untuk pertumbuhan 37°C, dan tumbuh suhur pada media yang
ditambah protein, CO2 10% DA Eritosit (hemolysis), dan pada umumnya O2 harus dikurangi dan
di inkubasi selama 18-24 jam. Media isolasi primer adalalah agar darah dengan oksigen yang
rendah karena oksidasi intraseluler dapat menghasilkan hydrogen peroksida yang bersifat
toksik bagi bakteri Streptococcus sp bersifat Homofermentan Lactic acid dan Tidak mampu
sintesis beberapa asam amino.

2.2. Klasifikasi dari bakteri Streptococcus sp.


1. Klasifikasi bakteri Streptococcus berdasarkan kemampuan bakteri dalam
melisiskan darah terbagi dalam :
 Streptococcus beta hemolytic : Hemolisa darah sempurna, terbentuk
Cona jernih di sekitar koloni, contohnya Streptococcus pyogenes.
 Streptococcus alpha hemolytic : hemolisa tidak sempurna, perubahan
warna kehijauan (methemoglobin), contohnya Streptococcus pneumonia
 Streptococcus gama non-hemolytic : tidak menghemolisa darah,
contohnya Streptococcus agalactiae.

Hemolisis (Melisiskan Hemodigesti (Melisiskan darah Unhemolisis (Tidak melisiskan


darah seluruhnya) cth. sebagian) Cth. Streptococcus α darah Cth. Streptococcus Y
Streptococcus β

4
2. Streptococcus penyebab penyakit pada manusia dikelompokkan menjadi 4
diantaranya :
 Streptococcus grup A : paling mematikan meskipun manusia adalah tuan
rumah alaminya. Streptococcus ini bias menyebabkan infeksi pada
tenggorokan,tonsillitis (infeksi amandel), infeksi kulit, septicemia (infeksi
dalam darah), demam Scarlet, pneumonia, demam rematik, korea
Sydenham, (kelainan saraf yang ditandai oleh kekakuan otot atau St.
Vitu’s dance ) dan peradangan ginjal (glomerulonephritis).

Fringitis glomerulonefritis

 Streptococcus grup B : lebih sering menyebabkan infeksi yang berbahaya


pada bayi baru lahir (sepsis neonatorum) , infeksi pada sendi (artritis septi) dan
pada jantung(endocarditis).

Sepsis neonatorum Endocarditis

5
 Streptococcus grup C dan G : sering terdapat pada binatang, tetapi bias
juga hidup didalam tubuh manusia, yaitu di tenggorokan, usus, vagina,
dan kulit. Streptococcus ini bisa menyebabkan infeksi yang berat seperti
infeksi tenggorokan, pneumonia, infeksi kulit, sepsis post-partum(setelah
melahirkan) dan sepsis neonatorum, endocarditis dan artritis septik.
Setelah terinfeksi oleh bakteri ini bisa juga terjadi peradangan ginjal.

Pneumonia artritis septik

 Streptococcus grup D dan Enterococcus : dalam keadaan normal hidup di


saluran pencernaan bagian bawah, vagina dan kulit. Bakteri ini juga dapat
menyebabkan infeksi pada luka dan katup jantung, kandung kemih,
perut, dan darah.

Endokarditis

6
2.3. Diagnosis Lab
1. Cara langsung, cara ini merupakan cara yang paling sederhana, cepat dan murah.
Pemeriksaan langsung bersifat pengujian pendahuluan denga n melakukan pemeriksaan
mikrosopis dengan pengecatan gram. Kelemahan pemeriksaan langsung yaitu karena
hanya dapat menentukan bentuk koloni, susunan bakteri dan sifat pengecatan. Bentuk
khas dari Streptococcus gama non-hemolytic adalah berbentuk bulat telur, tampak
sebagai diplokokus, dan kadang-kadang menyerupai batang.
2. Cara isolasi dan kutur (dengan mengamatai pertumbuhan pada media/kultur)
3. Identifikasi (dengan pengecatan, tes katalase, tes terhadap antigen pada dinding sel).

Bahan pemeriksaan : nanah (pus), darah secret (apus) idung, hapus tenggorokan, dll

 Pemeriksaan
1. Mikroskopis
Pewarnaan Gram
a) Bentuk : bulat
b) Warna : ungu
c) Susunan : Berderet seperti rantai
d) Sifat : Gram (+)
2. Subkultur
Ditanam pada media Agar Darah diinkubasi 37°C selama 24 jam
Hasil :
Koloni Streptococcus yang tumbuh pada media ini berukuran kecl-kecil, bulat
halus, berdiameter kurang dari 1 mm, pinggiran rata dan disekeliling koloni
tampak zone:
 Bening : hemolysis total (Beta streptococcus)
 Jernih kehijauan : hemodigesti (Alpa Streptococcus)
 Tidak berubah sama sekali : Gamma Streptococcus
3. Uji katalase
1 tetes H2O2 + 1 Ose koloni, adanya gelembung menandakan positif
Persamaan reaksi dan hasil :

7
4. Uji Phade bacto
1 tetes anti sera + 1 Ose koloni, terjadi Aglutinasi (Streptococcus
Viridan/hemodigesti)
5. Uji kepekaan yaitu uji Bacitracin
Apa bila diameter yang terbentuk <10mm= Resisten
2.4. Cara Penularan
Melalui droplet atau kontak langsung dengan penderita atau carrier, jarang
melalui kontak tidak langsung. Penyebaran lewat carrier hidung merupakan cara utama
dalam penularan penyakit ini. Kontak secara kebetulan jarang menyebabkan infeksi. Pada popu
lasi dimana impetigo banyak dijumpai, streptokokus grup A ditemukan pada kulitnormal 2-2
minggu sebelum lesi kulit timbul. Strain yang sama ditemukan padatenggorokan (tanpa
menimbulkan gejala klinis pada tenggorokan) biasanya ditemukan belakang saat terjaid infeksi
kulit. Carrier anal, vagina, kulit dan faring diketahui sebagai penyebab KLB nosokomial infeksi
streptokokus yang serius pasca bedah. Beberapa KLB yang dilaporkan terjadi di kamar operasi
disebabkan oleh petugas sebagai carrier strain streptokokus. Untuk menemukan carrier
memerlukan penyedikan epidemiologis yang intensif di tunjukan dengan dukungan
laboratorium dan pemeriksaan mikrobiologis yang memadai. Menghilangkan status carrier pada
seseorang memerlukan upaya khusus dengan memberikan berbagai jenis antibiotika yang
berbeda dan biasanya sakit.Partikel yang mengandung streptokokus lepas ke udara melalui
barang-barang yang terkontaminasi (seperti debu lantai, sprei,saputangan, namun partikel ini
tidak infeksius untuk kulit dan selaput lendir yang
intak (utuh)) 494 KLB radang ternggorokan yang disebabkan oleh streptokokus disebabkan oleh
makanan yang terkontaminasi, yang paling sering terkontaminasi oleh streptokokus adalah susu
dan produk olahannya, salad telur dan telur rebus juga sering dilaporkan menjadi sumber
penularan sterptokokus grup A dari manusia dapat
menular kepada sapi dan menularkan kepada orang lain melalui susu sapi ini;sedangkan
streptokokus Grup B yang menimbulkan penyakit pada manusia dan yang
menyebabkan penyakit pada sapi secara biokimiawi berbeda satu sama lain.Terjadinya kontami
nasi pada susu dan makanan yang mengandung telur merupakan cara penularan yang paling
sering. Pernah juga ditemukan KLB streptokokus Grup C yang ditularkan oleh sapi.

8
BAB III

Anda mungkin juga menyukai