Pengaruh Suhu Air dan Lama Proses Crisping Terhadap Kualitas Sayur
Bayam Hijau Menggunakan Metode Eksperimen
OLEH
JURUSAN FISIKA
2017
DAFTAR ISI
Halaman Judul
C. Tujuan Penelitian.........................................................................
D. Manfaat Penelitian.......................................................................
Kajian Teori.................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
diperlukan oleh tubuh manusia sebagai sumber vitamin dan mineral, namun sangat
pelayuan yang cepat (Ness & Powles, 1996; Salunkhe et al., 1974). Banyak
laporan menyebutkan bahwa susut pascapanen sayuran relatif sangat tinggi yaitu
masyarakat baik dikonsumsi sebagai bagian menu utama maupun sebagai makanan
ringan seperti keripik bayam. Bayam hijau memiliki kandungan yang baik bagi
tubuh. Bayam segar memiliki sumber gizi air, energi, protein, lemak, karbohidrat,
asam pantothenic, vitamin B6, folate, vitamin B12, vitamin A, vitamin E (Lalage,
2013). Selain kandungan gizi lengkap, bayam hijau merupakan sayuran hijau yang
modern.
masyarakat baik dikonsumsi sebagai bagian menu utama maupun sebagai makanan
ringan seperti keripik bayam. Bayam hijau memiliki kandungan yang baik bagi
tubuh. Bayam segar memiliki sumber gizi air, energi, protein, lemak, karbohidrat,
asam pantothenic, vitamin B6, folate, vitamin B12, vitamin A, vitamin E (Lalage,
2013). Selain kandungan gizi lengkap, bayam hijau merupakan sayuran hijau yang
modern.
Salah satu penyebab terjadinya pelayuan pada bayam hijau adalah karena
adanya proses transpirasi atau penguapan air yang tinggi melalui bukaan-bukaan
alami seperti stomata, hidatoda dan lentisel yang tersedia pada permukaan dari
produk sayuran daun. Kadar air (85-98%) dan rasio yang tinggi antara luas
tinggi sehingga proses pelayuan dapat terjadi dengan cepat (Van Den Berg &
Lenz, 1973). Selain faktor internal produk, faktor eksternal seperti suhu,
permukaan produk seperti stomata dipengaruhi oleh suhu produk. Pada kondisi
membuka dan sebaliknya pada keadaan suhunya relatif rendah maka bukaan alami
B. Rumusan Masalah
bayam hijau?
2. Bagaimana pengaruh suhu air dan lama waktu perendaman pada proses
C. Manfaat Riset
3. Untuk menentukan suhu air dan lama perendaman optimal untuk proses
KAJIAN TEORI
A. Dasar Teori
merupakan organ hidup meskipun telah dipanen sehingga masih melakukan proses
termodifikasi (Günşen, et. al., 2011; Karaçay and Ayhan, 2010; Sari dan
Hadiyanto, 2013; Singh and Sagar, 2010). Penyimpanan suhu rendah dengan
suhu 20oC dapat bertahan sampai 3 hari dan selada sampai 3 hari pada suhu 15oC.
mempertahankan kelembaban relatif (RH) di sekitar sayuran agar tetap tinggi agar
seluruh bagian sayuran (daun, batang dan akar) selama 1-7 menit dalam air dengan
suhu 30oC, 40oC, dan 50oC. Utama (2007) menyimpulkan bahwa perendaman
sampai dua hari pemajangan pada suhu 10oC±2oC. Perendaman juga umum
1. Bayam Hijau
yang tidak terawat, ladang, kebun, dan lain-lain. Tanaman bayam memerlukan
cahaya matahari penuh, kebutuhan tanaman bayam akan sinar matahari cukup
besar. Kelembaban udara yang cocok untuk tanaman bayam antara 40-60% dan
suhu udara yang cocok untuk tanaman bayam berkisar antara 16-20℃. Bayam
Bayam hijau adalah jenis bayam yang bisa dikonsumsi oleh masyarakat.
Bentuk daunnya yang kecil dan lembut sangat digemari oleh masyarakat, bayam
ini juga disebut bayam cabut.(Amaranthus Tricolor. L). Juga ada bayam berdaun
lebar, tebal dan agak liat yang disebut bayam tahunan (Amaranthus Hybridus. L)
osmosis, imbibisi dan difusi untuk gas difusi difusi itu bertambah 1,2 sampai 1,3
jenis benih. Tingkat penyerapan air juga dipengaruhi oleh temperatur, temperatur
B. Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Riset
Bahan yang digunakan adalah Sayur bayam, Air, dan es batu. Alat yang
2. Prosedur Kerja
a. Menyelidiki Pengaruh Suhu pada Proses Crisping dengan waktu yang sama
beberapa batang sayur bayam ke dalam lima wadah. Setelah batang sayur
ditempatkan pada wadah yang telah disediakan, kemudian mengukur massa dari
merendam sayur bayam pada wadah dengan variasi suhu yang berbeda-beda. Pada
wadah Pertama ditetapkan suhu 36℃, wadah kedua 11℃, wadah ketiga 40℃,
wadah keempat 33℃ dan wadah kelima yaitu variabel bebas dengan suhu 20℃.
Untuk suhu air yang panas digunakan pemanas air dielektrik dan suhu yang dingin
digunakan es batu.
pada empat wadah ini akan dibagi menjadi dua wadah dengan suhu yang sama
wadah yang bersuhu 20℃ direndam dengan lama perendaman 5 menit dan 10
menit. Begitu juga dengan dua wadah yang bersuhu 13℃ juga direndam dengan
dua perlakuan berbeda yakni yang satu selama 5 menit dan yang lainnya selama 10
menit. Setelah proses crisping selesai, sayur bayam diukur kembali massa setelah
proses crisping.
B. Variabel Riset
terdiri dari 4 variabel terikat yaitu berupa variasi suhu air rendaman dan satu
variabel bebas yang tidak diberi air rendaman. Sedangkan untuk percobaan
berbeda.
C. Tabel Data
4 26 gr 33℃ 30 gr 15,384%
(Variabel Bebas)
2. Hubungan Antara Lama Perendaman terhadap Kadar Air
Sampel Lama waktu Suhu Massa Awal Massa Akhir Kadar Air
1 hari. Setelah itu pada sayur bayam hijau diamati perubahan fisisnya hasilnya
sebagai berikut:
sebagian lagi
kecoklatan
kecoklatan
(Kehitaman)
D. Pengolahan Data
Dengan rumus:
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 − 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑤𝑎𝑙
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 = × 100%
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑤𝑎𝑙
Massa Awal=28,5 gr
30,2 − 28,5
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 = × 100% = 5,964%
28,5
Massa Awal=26,5 gr
27,7 − 26,5
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 = × 100% = 4,528%
26,5
Massa Awal=26,5 gr
27,4 − 26,5
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 = × 100% = 3,396%
26,5
Massa Akhir= 30 gr
30 − 26
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 = × 100% = 15,384%
26
Massa Awal=26 gr
26,6 − 26
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 = × 100% = 2,307%
26
t= 5 menit
Massa Awal=26,2 gr
Massa Akhir= 27 gr
27 − 26,2
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 = × 100% = 3,053%
26,2
t= 10 menit
Massa Awal=25,7 gr
26,8 − 25,7
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 = × 100% = 4,280%
25,7
t= 5 menit
Massa Awal=27,1 gr
Massa Akhir= 29 gr
29 − 27,1
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 = × 100% = 7,011%
27,1
t= 10 menit
Massa Awal=26,4 gr
28,4 − 26,4
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 = × 100% = 7,575%
26,4
E. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada 15 menit perendaman dengan
variasi suhu air yang berbeda-beda, kadar air yang diserap juga berbeda. Pada suhu
36℃ kadar air yang diserap oleh sayur bayam hijau sebesar 5,964%. Pada suhu
11℃ kadar air yang diserap sebesar4,528%. Untuk suhu sebesar 40℃ kadar air
yang diserap sebesar 3,396%. Dan suhu sebesar 33 ℃ kadar air yang diserap
sebesar 15, 384%. Sedangkan untuk variabel bebas yaitu sayur bayam hijau yang
dibiarkan di dala suatu wadah tanpa air rendaman selama 15 menit kadar air yang
Berikut adalah grafik hubungan antara suhu terhadap kadar air yang diserap sayur
20
15
Kadar Air
10
0
0 11 33 36 40
Suhu oC
Grafik 1. Hubungan antara suhu terhadap kadar air yang diserap sayur Bayam
variasi suhu yang berbeda-beda, maka didapat bahwa % kadar air yang diserap
paling banyak terjadi pada sampel 4 yaitu dengan suhu sebesar 33℃ dan % kadar
air yang diserap paling sedikit adalah pada sampel 5 yaitu sayur bayam yang
Setelah satu hari dibiarkan pada suhu kamar, maka didapat kondisi sayur
bayam yang berbeda-beda. Kondisi paling baik terlihat pada sampel dengan suhu
33 ℃ dengan warna daun masih hijau dan kondisinya asih segar. Sedangkan
kondisi paling buruk terdapat pada sampel dengan suhu 40℃ dengan warna daun
hijau tua (mendekati kehitaman) dan kondisinya sudah layu dan lembek. Jelas
peningkatan difusi air ke dalam produk, hal ini kemungkinan disebabkan oleh
metabolisme dari produk. Menurut Story & Simons (1989), secara umum suhu
45oC adalah suhu maksimum kritis bagi produk hortikultura karena mulai pada
suhu tersebut produk sangat mengalami kemunduran dimana laju respirasi turun
drastis dan cenderung menuju pada pelayuan dan kematian bila suhu ditingkatkan.
perendaman terhadap kadar air yang diserap sayur bayam hijau menunjukkan
bahwa untuk suhu 13℃, dengan lama perendaman 5 menit menghasilkan kadar air
sebesar 3,053%. Hal ini berbeda dengan perlakuan selama 10 menit dengan suhu
yang sama menghasilkan kadar air sebesar 4,280%. Sedangkan untuk suhu 20℃
dengan lama perendaman 5 menit menghasilkan kadar air sebesar 7,011% dan
menghasilkan kadar air sebesar 7,575%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
grafik berikut
7.7
7.6
7.5
7.4
7.3
7.2
% Kadar Air
7.1
7
6.9
6.8
6.7
5 10
Grafik 2. Hubungan antara lama perendaman terhadap kadar air pada suhu 13℃
4.5
4
3.5
3
2.5
2 %kadar air
1.5
1
0.5
0
5 10
Grafik 3. Hubungan antara lama perendaman terhadap kadar air pada suhu 20℃
DAFTAR PUSTAKA
I Made Supartha Utama, Komang Ayu Nocianitri, dan Ida Ayu Rina Pratiwi Pudja.
(2007). Pengaruh Suhu Air dan Lama Waktu Perendaman Beberap Jenis Sayuran
Daun pada Proses Crisping. Agritrop, 26 (3) : 117 - 123
Rela Sartika, Roedhy Purwanto.2009. Pengaruh Suhu Dan Kelembaban Udara
Terhadap Shelf-Life dan Karakteristik Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
Selama Penyimpanan. Makalah Seminar. Institut Pertanian Bogor.