Anda di halaman 1dari 7

A.

Sekilas Sejarah Lahirnya Konsep Bimbingan dan Konseling Perkembangan


Dalam abad ke-21 peran konselor dan fokus bimbingan dan konseling mengalami
perubahan. Perubahan ini merupakan respon atas perubahan dalam diri peserta didik dan
lingkungannya.
1. Pra 1950 fokus perhatian konselor adalah bimbingan karier sebagai respon atas perubahan kultur
produksi rumah tangga ke produksi massal yang melibatkan banyak tenaga kerja di dunia
industri. Layanan bimbingan konseling karier yang di perkenalkan oleh tokoh-tokoh pencetus
BK awal seperti Frank Parson adalah layanan atas persoalan ketanagakerjaan pada masa itu.
Parson mendirikan Vocation Bureau di Boston pada tahun 1908.
2. 1950-an fokus perhatian konselor adalah perkembangan personal (personal growth).
3. 1960-an fokus perhatian konselor adalah mengembangkan (memperluas, memperdalam)
perkembangan individu.
4. 1970an-sekarang fokus perhatian konselor melaksanakan progam bimbingan perkembangan
komprehensif.[1]

B. Pengertian BK Perkembangan
Menurut Ahman, Bimbingan dan konseling perkembangan adalah upaya pemberian
bantuan kepada siswa yang dirancang dengan memfokuskan pada kebutuhan, kekuatan, minat,
dan isu-isu yang berkaitan dengan tahapan perkembangan siswa dan merupakan bagian penting
dan integral dari keseluruhan progam pendidikan.[2]
Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa dalam bimbingan perkembangan lebih
mengutamakan pertumbuhan aspek positif dari setiap individu, ketimbang menekankan pada
orientasi krisis. Di samping itu, bahwa dalam bimbingan perkembangan melibatkan guru kelas,
kepala sekolah, dan orang tua dalam kerjasama yang merupakan suatu tim bimbingan.[3]
BK Perkembangan memakai titik pandang (teori) perkembangan dengan alasan BK tidak
hanya berurusan dengan perilaku maladaptif dan mencegah perilaku maladaptif tersebut, tetapi
lebih-lebih pengembangan perilaku efektif. Sudut pandang ini mengandung konsekuensi yaitu
layanan BK tidak hanya disediakan bagi siswa di sekolah, tetapi seluruh individu dalam
organisasi dan kultur asal peserta didik, karena perkembangan yang sehat dan optimum individu
akan terjadi dalam lingkungan yang sehat. Pendekatan perkembangan dalam bimbingan dan
konseling menuntut Bk memberikan layanan secara lebih proaktif melebihi pendekatan krisis,
remedial, dan preventif.[4]
Bimbingan dan konseling perkembangan dengan demikian dapat diartikan sebagai
perspektif, pendekatan dalam bimbingan dan konseling yang berlandaskan pada teori-teori
perkembangan dan bertujuan mengembangkan individu ke arah perkembangan optimal dalam
(dan dengan mengembangkan) lingkungan perkembangan yang mendukung.

C. Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling Perkembangan


Menurut Muro dan Kottman (1995: 50-53) bimbingan konseling dan perkembangan adalah
program bimbingan yang didalamnya mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut[5]:
1. Bimbingan dan konseling dibutuhkan oleh seluruh siswa
2. Bimbingan dan konseling perkembangan memfokuskan pada pembelajaran siswa
3. Di dalam program bimbingan dan konseling perkembangan, konselor, dan guru merupakan
fungsionaris yang bekerjasama.
4. Kurikulum yang diorganisasikan dan direncanakan merupakan bagian penting dalam bimbingan
dan konseling perkembangan.
5. Program dan bimbingan konseling perkembangan peduli dengan penerimaan diri, pemahaman
diri, dan pengayaan diri.
6. Bimbingan dan konseling perkembangan memfokuskan pada proses mendorong perkembangan
siswa.
7. Bimbingan dan konseling perkembangan lebih berorientasi kepada perkembangan yang terarah
daripada tujuan yang positif.
8. Bimbingan dan konseling perkembangan berorientasi tim dan mensyaratkan pelayanan dari
konselor profesional yang terlatih.
9. Bimbingan dan konseling perkembangan peduli dengan identifikasi awal akan kebutuhan-
kebutuhan khusus dari siswa.
10. Bimbingan dan konseling perkembangan berkenaan dengan psikologi terapan.
11. Bimbingan dan konseling perkembangan memiliki kerangka dasar dari psikologi anak, psikologi
perkembangan anak, dan teori belajar.
12. Bimbingan dan konseling perkembangan bersifat fleksibel dan sekuensial (berurutan).

D. Asumsi Bimbingan dan Konseling Perkembangan


Model bimbingan dan konseling perkembangan memungkinkan konselor untuk
memfokuskan tidak sekedar terhadap gangguan emosional klien, melainkan lebih mengupayakan
pencapaian tujuan dalam kaitan penguasaan tugas-tugas perkembangan, menjembatani tugas-
tugas yang muncul pada saat tertentu, dan meningkatkan sumber daya dan kompetensi dalam
memberikan bantuan terhadap pola perkembangan yang optimal dari klien. (Blocher, 1974: 79).
Menurut Myrick (dalam Muro dan Kottman, 1995: 49) berasumsi bahwa:
“developmental guidance and counseling are based on the premise that human nature moves
individuals sequentially and possitivelly toward self-enhancement”
Maksudnya asumsi dasar bimbingan dan konseling perkebangan bahwa setiap manusia
secara individual bergerak secara urut dan secara positif menuju peningkatan diri.
Menurut Blocher (1974: 5), bahwa asumsi dasar bimbingan dan konseling perkembangan
yaitu perkembangan individu akan berlangsung dalam interaksi yang sehat antara individu
dengan lingkungannya. Asumsi ini membawa dua implikasi pokok bagi pelakasanaan Bimbingan
dan konseling perkembangan di sekolah, yaitu:
1. Perkembangan adalah tujuan bimbingan dan konseling. Oleh karena itu para petugas bimbingan
dan konseling di sekolah perlu memiliki kerangka berfikir konseptual unutk memhami
perkembanagn siswa sebagai dasar perumusan isi dan tujuan bimbingan dan konseling.
2. Interaksi sehat merupakan suatu iklim perkembangan yang harus dikembangkan oleh petugas
bimbingan dan konseling. Oleh karena itu, petugas Bimbingan dan Konseling perlu menguasai
pengetahuan dan khusus unutk mengembangkan interaksi yang sehat sebagai pendukung sistam
peluncuran Bimbingan dan konseling di sekolah. (Sunaryo Kartadinata, dkk., 1996: 10).[6]

E. Tugas Perkembangan Sebagai Dasar Bimbingan dan Konseling


Pemahaman terhadap tugas-tugas perkembangan siswa sangat berguna bagi pendidik.
Havighurst (1961: 5) mengajukan dua alasan pentingnya pemahaman terhadap konsep tugas-
tugas perkembangan bagi pendidik, yaitu:
First, it helps in discovering and starting the purposes of education in school. Education may be
concived as effort of the society, through the school, to help the individual achiev certain of
developmental tasks.
The second.us of concept is in timing of educational effort. When the body is ripe, and society
requires, and the self is ready to achieve a certain tasks, the teachable moment has come.
Mengacu pada dua alasan Havighurst tersebut, maka dalam kacamata Bimbingan dan
Konseling pemahaman terhadap tugas-tugas perkembangan siswa sangat berguna bagi
perkembangan Bimbingan dan Konseling di sekolah, karena sangat membantu dalam
menemukan dan menentukan tujuan program Bimbingan dan konseling, dan menentukan kapan
waktu upaya Bimbingan dan konseling dapat dimulai.
Lebih jelas lagi dikemukakan oleh Ahman (dalam Mamat Supriatna, 2011: 38-39), bahwa
layanan Bimbingan dan konseling perkembangan bertujuan untuk membantu siswa agar dapat
memnuhi tugas-tugas perkembangan yang berkaitan aspek pribadi sosial, pendidikan, dan karir
sesuai dengan tuntutan dan lingkungan. Adapun penjelasan mengenai tiga aspek perkembangan
tersebut sebagai berikut:
Dalam aspek perkembangan pribadi sosial, layanan Bimbingan dan Konseling membantu
siswa agar:
1. Memiliki pemahaman diri
2. Mengembangan sikap positif
3. Membuat pilihan kegiatan secara sehat
4. Mampu menghargai orang lain
5. Memiliki rasa tanggung jawab
6. Mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi
7. Dapat menyelesaikan masalah
8. Dapat membuat keputusan secara baik
Dalam aspek perkembangan pendidikan, layanan Bimbingan dan konseling membantu
siswa agar dapat:
1. Melaksanakan cara-cara belajar yang benar
2. Menetapkan tujuan dan rencana pendidikan
3. Mencapai prestasi belajar secara optimal sesuai bakat dan kemampuannya
4. Memiliki keterampilan untuk menghadapi ujian
Dalam aspek perkembangan karier, layanan Bimbingan dan konseling membantu siswa
agar dapat:
1. Mengenali macam-macam dan ciri-ciri dari berbagai jenis pekerjaan
2. Menentukan cita-cita dan merencanakan masa depan
3. Mengeksplorasi arah pekerjaan
4. Menyesuaikan keterampilan, kemampuan, dan minat dengan jenis pekerjaan.

F. Struktur Layanan Bimbingan dan Konseling Perkembangan


Struktur layanan Bimbingan dan konseling perkembangan meliputi empat komponen,
yaitu: layanan dasar, layanan responsif, layanan perencanaan individual, dan hubungan sistem.
(Uman Suherman AS, 2011: 24-28). Adapun mengenai penjelasan 4 komponen tersebut sebagai
berikut[7]:
1. Layanan dasar
Layanan dasar Bimbingan dan konseling perkembangan merupakan proses pemberian
bantuan kepada semua siswa secara sistematis melalui kegiatan-kegiatan klasikal atau kelompok.
Layanan dasar bimbingan dan konseling perkembangan bertujuan membantu siswa agar
mencapai tugas-tugas perkembangannya. Artinya, semua siswa memiliki kesempatan yang sama
untuk memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh
keterampilan dasar bagi kehidupannya. Secara ribci tujuan layanan dasar bimbingan dan
konseling perkembangan dirumuskan agar siswa:
a. Memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial
budaya, dan agama).
b. Mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat
tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya.
c. Mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya.
d. Mampu mengembangkan dirinya dalam mencapai tujuan hidupnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, para siswa diberi materi layanan yang berkaitan dengan
aspek-aspek pribadi sosial, belajar, dan kariernya. Kesemuanya itu sebagai upaya membantu
siswa dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Karena itu pemberian materi layanan
harus disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan perkembangan siswa. Dalam memberikan
layanan dasar bimbingan dan konseling perkembangan, konselor perlu kreatif untuk mencari
sumber informasi yang secara kontekstual sesuai dengan kebutuhan siswa.
Layanan dasar bimbingan dan konseling perkembangan diberikan melalui jenis layanan
pemberian informasi, dan diskusi atau sharing (brain storming). Pemberian informasi dan
diskusi ini dalam pelaksanaannya mengacu kepada panduan atau paket bimbingan dan konseling,
dan bahan-bahan lain yang relevan. layanan informasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
membekali siswa dengan pengetahuan tentang berbagai aspek kehidupan (perkembangan pribadi,
lingkungan pendidikan dan pekerjaan, serta kehidupan sosial budaya) yang berguna bagi
perkembangan diri, penyesuaian diri, dan pengambilan keputusan. Sedangkan layanan diskusi
atau curah pendapat, dapat memfasilitasi para siswa untuk belajar menghargai pendapat orang
lain, bersikap respek terhadap orang lain, dan mengembangkan kepercayaan dirinya.
5. Layanan Responsif
Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada siswa yang memiliki masalah
dan kebutuhan khusus yang memerlukan pertolongan konselor dengan segera.layanan responsive
bertujuan membantu siswa agar dapat memenuhi kebutuhannya, dan memecahkan masalah yang
dihadapinya, baik berupa hambatan atau kegagalan dalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya.
Bimbingan dan konseling tergantung kepada masalah atau kebutuhan siswa. Kebutuhan
siswa berkaitan dengan keinginan mereka untuk memahami tentang sesuatu hal, karena
dipandang penting bagi perkembangan dirinya yang positif. Kebutuhan itu seperti keinginan
mereka untuk memperoleh informasi tentang:
a Pemahaman dan penerimaan diri dan lingkungan
b Bahayanya pergaulan bebas, obat-obat terlarang, minuman keras, narkotika, ecstasy, dan putau.
c Cara mengatasi kesulitan belajar
d Cara memilih program studi yang cocok dengan kemampuan dan minat serta kariernya di masa
depan.
Adapun masalah siswa berkaitan dengan berbagai hal yang dialami atau dirasakan
mengganggu kenyamanan hidupnya atau menghambat perkembangan dirinya yang positif,
karena tidak terpenuhi kebutuhannya, atau gagal dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.
Masalah siswa itu pada umumnya tidak mudah untuk diketahui secara langsung, namun dapat
dipahami dari gejala-gejala perilaku yang ditampilkannya.
Masalah-masalah (gejala masalah) yang mungkin dialami siswa, diantaranya:
a Merasa cemas terhadap postur tubuhnya
b Merasa cems dalam meghadapi masa depan
c Merasa rendah diri
d Berperilaku impulsif (kekanak-kanakan)
e Kurang mampu memilih dan membuat keputusan
f Membolos dari sekolah
g Malas belajar
h Memiliki kebiasaan belajar yang negative
i Kurang bisa bergaul
Untuk memahami karakteristik dan kebutuhan serta masalah siswa, konselor hendaknya
menganalisis data siswa yang diperoleh melalui:
a Inventori tugas-tugas perkembangan/ITP
b Presensi siswa
c Wawancara
d Observasi
e Sosiometri
f Daftar nilai atau leger siswa
g Psikotes
h Catatan khusus yang dibuat guru mata pelajaran atau wali kelas
Melihat materi dan tujuan layanan responsif, maka fungsinya tidak seluruhnya kuratif,
tetapi bisaa juga berfungsi preventif, dan bisa dilakukan dengan secara individu maupun
kelompok.
6. Layanan Perencanaan Individual
Layanan perencanaan individual diartikan sebagai proses bantuan kepada siswa agar
mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa
depannya berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman
akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
Layanan perencanaan individual bertujuan untuk membantu siswa agar:
a Memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya
b Mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya,
baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karier.
c Dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang telah
dirumuskannya.
Materi layanan perencanaan individual berkaitan erat dengan materi yang diberikan pada
layanan dasar bimbingan dan konseling. Materi yang diberikan pada layanan dasar bimbingan
dan konseling dapat membantu siswa untuk memahami dirinya dan lingkungannya. Karena
materi bimbingan dan konseling secara umum telah diberikan pada layanan dasar bimbingan dan
konseling, maka pada layanan perencanan individual kegiatan para siswa difokuskan pada upaya
menganalisis kelebihan dan kekurangan dirinya. Kegiatan ini merupakan dasar untuk
merumuskan aktivitasnya dalam rangka mengembangkan atau memperbaiki sikap, minat/cita-
cita, pemahaman, atau perilakunya. Karena itu layanan perencanaan individual berfungsi sebagai
pengembangan dan preventif.
Pelaksanaan layanan perencanaan individual dapat ditempuh melalui layanan bimbingan
kelompok (diskusi), karyawisata, atau kunjungan ke dunia industri/perusahaan.
7. Dukungan Sistem
Ketiga komponen struktur layanan yang telah dikemukakan merupakan pemberian
layanan bimbungan dan konseling kepada siswa secara langsung. Sedangkan dukungan sistem
merupakan komponen layanan yang tidak langsung, yang kegiatannya meliputi: pemberian
layanan dan kegiatan manajemen.
Pemberian layanan menyangkut: konsultasi dengan guru-guru, konsultasi/kerjasama
dengan orangtua/masyarakat, berpartisipasi dalam merencanakan kegiatan sekolah, dan
melakukan penelitian. Adapun kegiatan manajemen berkaitan dengan berbagai upaya untuk
memantapkan, memelihara dan meningkatkan mutu program dan pelaksanaan bimbingan dan
konseling melalui: pengembangan program staf, pemanfaatan sumber daya masyarakat, dan
pemgembangan penataan kebijakan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peran konselor dan fokus Bimbingan dan Konseling selalu mengalami perubahan. Hal
tersebut terlihat dari sejarah singkat yang telah dikemukakan diatas. Pengertian dari BK
Perkembangan sendiri adalah upaya pemberian bantuan kepada siswa yang dirancang dengan
memfokuskan pada kebutuhan, kekuatan, minat, dan isu-isu yang berkaitan dengan tahapan
perkembangan siswa dan merupakan bagian penting dan integral dari keseluruhan progam
pendidikan. Asumsi dasar bimbingan dan konseling perkembangan yaitu perkembangan individu
akan berlangsung dalam interaksi yang sehat antara individu dengan lingkungannya. Dan
struktur layanan BK Perkembangan diantaranya yaitu: layanan dasar, layanan responsif, layanan
perencanaan individual, dan layanan dukungan sistem.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami jelaskan pada materi Bimbingan dan Konseling
Perkembangan. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat kontruksi dari dosen
ataupun teman-teman demi memperbaiki makalah yang akan datang.

Daftar Pustaka

Santoadi, Fajar., Manajemen Bimbingan dan Konseling Komprehensif. Universitas Sanata Dharma:
Yogyakarta, 2010.
Sodik, Abror., Manajemen Bimbingan dan Konseling. Aswaja Pressindo: Yogyakarta, 2017.

Anda mungkin juga menyukai