Anda di halaman 1dari 2

KONSEP MANUSIA, RUANG & WAKTU

Ruang,waktu,&manusia merupakan 3 unsur penting kehidupan manusia. Suatu kejadian/peristiwa


yang berkaitan dengan manusia dapat diamati berdasarkan dimensi ruang, dimensi waktu, & dimensi
manusia.

Waktu(dimensi temporal) memiliki 2 makna yakni makna denotatif & konotatif. Secara denotatif
merupakan satu kesatuan detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, abad dan seterusnya. Sedangkan
secara konotatif waktu sebagai suatu konsep. Berdasarkan dimensi waktu, suatu peristiwa merupakan
suatu proses. Yaitu peristiwa tersebut mengalami perubahan sejalan dengan waktu. Waktu itu ada &
akan terus berjalan (continuity). Waktu dapat dimanfaatkan oleh setiap orang yang memiliki kesadaran
bahwa waktu terus berjalan. Jadi hanya manusia yang dapat memanfaatkan waktu yang dapat
mengalami perubahan kearah yang lebih baik.

Ruang(dimensi spasial) merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa, baik alam maupun sosial
& peristiwa sejarah dalam proses perjalanan waktu. Dalam dimensi ruang akan berlangsung berbagai
peristiwa pada waktu bersamaan.

Manusia adalah pelaku pada peristiwa. Manusia adalah menjadi objek & subjek peristiwa. Setiap
peristiwa akan membawa pengaruh terhadap perubahan pada dimensi manusia, baik sebagai objek
mauoun subjek. Perubahan yang diharapkan adalah perubahan yang lebih baik, oleh karena itu perlu
kesadaran manusiadalam memaknai setiap peristiwa.

LANGKAH-LANGKAH PENULISAN SEJARAH


Ada empat langkah dalam penelitian dan penulisan sejarah, yaitu pertama pengumpulan data
(heuristik), kedua pengolahan data (kritik sumber), ketiga interpretasi, dan keempat historiografi.

Langkah pertama, pengumpulan data atau heuristik, adalah upaya mencari dan menemukan jejak,
bekas, atau bukti yang disebut sebagai sumber. Sumber dalam hal ini terdiri atas sumber primer dan
sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber yang berasal dari jejak, bekas, atau bukti yang secara
langsung ditinggalkan atau direkam oleh pelaku sendiri atau pihak lain pada saat peristiwa terjadi,
seperti catatan harian, notulen rapat, memoar, laporan kejadian, dan arsip-arsip lainnya. Sedangkan
sumber sekunder adalah sumber yang tidak secara langsung merupakan jejak, bekas, atau bukti yang
ditinggalkan oleh pelaku atau pihak lain pada saat peristiwa terjadi.

Langkah kedua, kritik sumber (pengolahan data) adalah upaya memastikan bahwa data yang diperoleh
melalui langkah heuristik (langkah pertama) benar-benar valid, penting, relevan, dan lolos seleksi.

Langkah ketiga, interprestasi, adalah upaya menentukan perspektif, memberikan penjelasan dan
penafsiran terhadap fakta-fakta serta menghubungkan antara satu fakta dengan fakta lainnya. Dalam
kaitan dengan interpretasi inilah yang memungkinkan terjadinya bermacam-macam versi dalam
pengisahan suatu peristiwa atau penulisan sejarah.
Langkah keempat, historiograf, adalah upaya menuliskan data yang telah ditingkatkan menjadi fakta,
kemudian diinterpretasi dan direkonstruksi dengan menghubungkan antara satu dengan lainnnya,
sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh, sistematis, dan informatif.

Sebagai hasil akhir laporan penelitian dan penulisan sejarah, misalnya tentang Muhammadiyah
Sulawesi Selatan tentulah berupa buku sejarah yang di dalamnya termuat secara lengkap dan sistematis
segala seluk-beluk, semua aktivitas, dan keseluruhan proses dinamika perkembangan Muhammadiyah
sejak awal berdirinya hingga penggalan sejarah yang ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai