Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator yang sensitif
untuk mengetahui derajat kesehatan suatu negara bahkan untuk mengukur tingkat
Kematian Maternal / Ibu (AKM) terdapat Angka Kematian Perinatal (AKP) yang
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) di negara-negara maju saat ini menganggap
Angka Kematian Perinatal (AKP) merupakan parameter yang lebih baik dan lebih
peka untuk menilai kualitas pelayanan kebidanan. Hal ini mengingat kesehatan dan
keselamatan janin dalam rahim sangat tergantung pada keadaan serta kesempurnaan
bekerjanya sistem dalam tubuh ibu yang mempunyai fungsi untuk menumbuhkan
hasil konsepsi dari mudigah menjadi janin cukup bulan (Anonim, 2008).
Kematian perinatal (perinatal mortality) adalah jumlah bayi lahir mati dan
kematian bayi dalam tujuh hari pertama sesudah lahir (early neonatal) yang terjadi
dari masa kehamilan ibu 28 minggu atau lebih. Adapun angka kematian perinatal
adalah jumlah lahir mati (umur kehamilan ibu 28 minggu) ditambah jumlah kematian
neonatal dini (umur bayi 0 – 7 hari) per jumlah kelahiran hidup pada tahun yang
WHO melaporkan bahwa setiap hari lebih dari 7.200 kasus bayi lahir mati.
1
hingga sedang. World Health Organisation (WHO) mencatat negara kaya tidak
luput dari kasus ini, dengan catatan satu bayi mati dari 320 kelahiran. Angka lahir
mati terendah dua per seribu kelahiran hidup, ditemukan di Finlandia, diikuti
Pakistan, diikuti oleh Nigeria, Bangladesh, Djibouti dan Senegal (Anonim, 2009).
Saat ini Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tergolong tinggi.
Pada tahun 2010 jumlah Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu 31 per 1.000 kelahiran
hidup (Human Development Report, 2010). Berdasarkan hasil survei lainnya, yaitu
Riset Kesehatan Dasar Depkes 2007, kematian bayi baru lahir (neonatus) merupakan
penyumbang kematian terbesar pada tingginya angka kematian bayi (AKB). Setiap
tahun sekitar 20 bayi per 1.000 kelahiran hidup terenggut nyawanya dalam rentang
waktu 0-12 hari pasca kelahirannya (Depkes RI, 2007). Selaras dengan target
penurunan AKB di Indonesia dari rata-rata 36 meninggal per 1.000 kelahiran hidup
menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup pada 2015 (Depkes RI, 2007).
(Infant Mortality Rate) menurun dari 39 per 1.000 kelahiran pada tahun 2001
menjadi 36 per 1.000 kelahiran pada tahun 2003 atau mengalami penurunan sebesar
7,6 %. Angka Kematian Bayi tersebut masih diatas rata-rata nasional yaitu sebanyak
31 per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2005 jumlah bayi lahir mati sebanyak 365
kasus, kematian bayi sebanyak 721 kasus dan jumlah kelahiran hidup sebesar 60.329
jiwa.
2
Jumlah kematian bayi yang dilaporkan di Kabupaten Muna tahun 2007
sebesar 84 dari 6.035 kelahiran hidup atau AKB sebesar 13,9 per seribu kelahiran
hidup (Profil Kesehatan Kabupaten Muna 2007). Pada tahun 2009 jumlah kematian
bayi sebesar 82 dari 5232 kelahiran hidup, sedangkan jumlah bayi lahir mati pada
tahun 2009 berjumlah 85 kasus. Pada tahun 2010 jumlah bayi lahir mati yang
Berdasarkan data yang diambil dari buku register pasien diruang bersalin
RSUD Kabupaten Muna pada periode 2010 - 2011 didapatkan 47 ibu hamil yang
mengalami kasus bayi lahir mati atau juga dikenal dengan istilah Kematian Janin
Dalam Rahim. Dari 47 kasus tersebut didapatkan sebagian besar dialami oleh ibu
yang melahirkan anak pertama dan anak yang lebih dari 3. Selain itu, berdasarkan
catatan didalam register pasien didapatkan ibu yang mengalami kematian janin
antenatal, maka demikian kompleks dan pentingnya upaya pemecahan masalah yang
perlu mendapat perhatian dari berbagai institusi terkait bekerjasama dengan petugas
(Wiknjosastro,2008).
3
Berdasarkan uraian dan data-data di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang Analisis Faktor Risiko Kematian Janin Dalam Rahim di Ruang
B. Rumusan Masalah
1. Adakah risiko paritas ibu terhadap kejadian Kematian Janin Dalam Rahim di
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui risiko paritas ibu terhadap kejadian Kematian Janin Dalam
2010 – 2011.
4
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
penelitian selanjutnya.